496-500
HASIL
Salah satu terapi EBN yang digunakan oleh peneliti adalah terapi SEFT. Terapi SEFT ini ditujukan
untuk mengurangi tingkat kecemasan sehingga pasien dapat merasakan rileks. Pengukuran
tingkat kecemasan pada pasien ini menggunakan kuisoner HRS-A.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti kepada Tn.S berusia 63 tahun berjenis
kelamin laki-laki dengan sirosis hepatis didapatkan hasil bahwa tingkat kecemasan pasien
menurun setelah diberikan terapi SEFT. Kecemasan pasien diukur menggunakan instrumen HRS-
A didapatkan hasil tingkat kecemasan skor 25 (kecemasan sedang) selanjutnya diberikan terapi
atau intervensi SEFT selama 15 menit kemudian tingkat kecemasan diukur kembali menggunakan
HRS-A dan diperoleh skor 20 (kecemasan ringan) setelah 30 menit pemberian terapi SEFT.
498
hormon stres yaitu kortisol. Kortisol menit peneliti mengukur kembali tingkat
berperan sebagai penekan sintesis protein, kecemasan menggunakan HRS-A
termasuk menekan imunoglobin, didapatkan bahwa tingkat kecemasan
menurunkan populasi eosinofil, basofil, menurun menjadi skor 20 (kecemasan
limfosit dan makrofag dalam darah tepi. sedang). Pada pasien ini terjadi penurunan 5
Kadar kortisol yang tinggi di dalam darah gejala yaitu gejala di pencernaanya
dapat menimbulkan atropi jaringan limfosit (konstipasi) menjadi (tidak konstipasi),
dalam tymus, limfa dan kelenjar limfe gejala somatik fisik sensorik (merasa lemas)
akibatnya daya tahan tubuh akan semakin menjadi (tidak lemas) dan gejala tingkah laku
turun (Dewi & Fauziah, 2017). saat wawancara (jari gemetar, wajah
Penelitian Zainuddin (2019), mengatakan tegang) menjadi (jari tidak gemetar, wajah
bahwa ketika seseorang dalam keadaan rileks tidak tegang).
cemas kemudian dilakukan tapping pada Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
titik meridiannya maka terjadi penurunan Prabowo (2019), bahwa penerapan terapi
aktivitas gelombang otak (amygdala). Efek SEFT dapat dilakukan satu kali pemberian
relaksasi pada Terapi SEFT dapat terapi dalam waktu 5-10 menit dapat
menurunkan tingkat kecemasan karena menurunkan tingkat kecemasan sebesar
membantu pasien dalam menetralisir dan 6,54 skor, dari skor 86,20 menjadi skor 79,66
melepaskan beban emosional (pikiran- karena dalam penelitian ini ketika telah
pikiran negatif) yang bersumber baik dalam selesai dilakukan tindakan tidak diberikan
dirinya sendiri maupun yang berasal dari waktu untuk istirahat akan tetapi langsung
lingkungannya dan dengan mengucapkan di ukur kembali tingkat kecemasannya.
doa disertai pikiran positif bahwa apapun Pengukuran tingkat kecemasan pada
yang dihadapi, rasa sakit yang dialami akan penelitian Prabowo (2019), menggunakan
diikhlaskan dan dipasrahkan kuesioner State Trait Anxiety Inventory
kesembuhannya pada Allah SWT. Sehingga (STAI). Dalam penelitian ini terdapat
dengan terapi SEFT ini aliran energi tubuh persamaan dan perbedaan dari penelitian
yang terhambat (blocking) dapat berjalan sebelumnya, adapun persamaannya yaitu
dengan normal dan seimbang serta pemberian terapi dilakukan satu kali
bahwasanya spiritual power juga berperan pemberian dan perbedaanya yaitu pada
penting terhadap kesehatan (Dewi & Fauzia, penelitian sebelumnya, terapi SEFT
2017). dilakukan selama 5-10 menit dan didapatkan
Pada penelitian ini, sebelum dilakukan terapi hasil penurunan tingkat kecemasan 6,54
peneliti mengukur tingkat kecemasan pasien skor, dari skor 86,20 menjadi skor 79,66
menggunakan HRS-A didapatkan hasil skor diukur menggunakan kuesioner State Trait
25 (kecemasan sedang). Sesudah di ukur Anxiety Inventory (STAI). Sedangkan pada
tingkat kecemasan pasien, peneliti penelititian ini dilakukan evaluasi selama 30
memberikan penerapan terapi SEFT kepada menit didapatkan hasil penurunan tingkat
pasien satu kali terapi dalam waktu 15 kecemasan 5 skor, dari skor 25 menjadi skor
menit). Pada 5 menit pertama peneliti 20 diukur menggunakan kuesioner HRS-A.
memberikan penjelasan mengenai Dengan terapi SEFT membuat pasien bisa
pengertian, manfaat dan pelaksanaan terapi menerima persoalan yang mengganggu
SEFT, selanjutnya pasien stabilitas emosi. Ketika pasien tersebut
mendemonstrasikan terapi SEFT dalam kondisi pikiran, emosi, sikap, kesadaran dan
waktu 10 menit. Setelah selesai melakukan doa-doanya berdamai maka akan sangat
terapi SEFT pasien diberikan waktu untuk berpengaruh bagi kesembuhannya
beristirahat terlebih dahulu selama 30 menit (Zainuddin, 2019). Intervensi SEFT dapat
agar pasien lebih tenang dan lebih rileks. menjadi sarana untuk meningkatkan rasa
Kemudian setelah beristirahat selama 30 nyaman pasien sirosis hepatis, khususnya
499
nyaman secara psikospiritual. Dimana rasa https://journal.pkpm.ac.id/index.php/JS
nyaman tersebut merupakan bagian H diakses pada 3 Juni 2022.
perawatan yang penting dalam proses Nurjanah, D S., Chodijah, S., Nurhazizah, A.
keperawatan. Kenyamanan juga merupakan 2022. Terapi Seft (Spiritual Emotional
nilai dasar yang menjadikan tujuan Freedom Technique Untuk Melepaskan
keperawatan pada setiap waktu. Emosi Negatif Pada Remaja). Bandung:
Fakultas Ushuluddin
KESIMPULAN DAN SARAN Pamungkas. 2018. Dukungan Sosial Serta
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat Dampak-Dampak Psikologis dan Sosial
disimpulkan bahwa penerapan terapi SEFT yang Dialami oleh Penderita Sirosis.
mampu menurunkan tingkat kecemasan Skripsi. Universitas Satya Wacana
pada pasien sirosis hepatis. Terbukti dengan Salatiga.
hasil implementasi sebelum diberikan terapi Prabowo, R D. 2019. Efektivitas Terapi
SEFT tingkat kecemasan pasien adalah skor Spiritual Emotional Freedom Technique
25 (kecemasan sedang) sedangkan setelah (SEFT) Terhadap Tingkat Kecemasan
diberikan terapi SEFT tingkat kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Bedah Jantung.
menurun menjadi skor 20 (kecemasan Indonesian Journal Of Health
ringan). Penelitian selanjutnya dapat Development. 1 (2) September, pp. 11-18.
menerapkan intervensi selama 5-10 menit Septiani, L.D & Siregar,T. 2022. Terapi
dalam waktu lebih dari satu hari guna Spiritual Emotional Freedom Technique
mendapatkan efek yang lebih baik dengan (SEFT) untuk Mengatasi Stres Kerja
jumlah responden yang lebih banyak. Perawat. Sukoharjo: Pradina Pustaka
Grub.
DAFTAR PUSTAKA Shari W W., Suryani., Emaliyawati E. 2014.
Dewi, I.P & Fauziah, D. 2017. Pengaruh Terapi Terapi Komplomenter Pada Penurunan
SEFT Terhadap Penurunan Tingkat Tingkat Kecemasan Pasien Yang Akan
Kecemasan Pada Para Pengguna NAPZA. Menjalani Intervensi Koroner Perkutan
Jurnal Keperawatan Muhammadiah. 2 (2), (IKP) Telaah Literatur. Jurnal BIMIKI. 2 (2)
pp.135-150 Januari-Juni, pp 37-45.
Kurniawati, E. 2022. The Effects Of Spiritual Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017. Standar
Emotional Freedom Technique (SEFT) on Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi
Psychospiritual Comfort Level in Patients dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta :
With Hepatic Cirrhosis. Journal Of Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Sciences And Health (JSH). 2 (1). Wijaya, Andra S & Putri, Yessie M. 2013.
Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha
Medika
Zainuddin. 2019. Spiritual Emotional
Freedom Technique (SEFT) for
Healing+Success+Happines+Greatness.
Jakarta: Afzan Publishing
500