Anda di halaman 1dari 31

Masalah Gizi di Indonesia

Gizi : st proses organisme


menggunakan makanan yg dikonsumsi
scr normal melalui proses digesti,
absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yg
tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi dr
organ-organ, serta menghasilkan energi
WHO th. 2004 Gizi kurang:5.119.935 balita
dari 17.984.224 balita
Masalah Gizi kurang disebabkan :
Penyebab langsung Makanan dan peny.
Penyebab tdk langsung Ketahanan
pangan kel, pola pengasuhan anak, Pel kes
dan lingk kurang
Masalah gigi makro: masalah yg utamanya
disebabkan kekurangan/ketidakseimbangan
asupan energi dan protein
Kwashiorkor: bila ada pd kaki, wajah
membulat dan sembab
Marasmus: wajah sangat kurus, muka
seperti org tua, perut cekung, kulit keriput
Gizi mikro: khususnya kurang Vit A, Anemi
Gizi Besi dan Gangguan Akibat Kurang
Yodium (Gaky)
Defesiensi Seng
Akibat def seng sbb:
Gangguan pertumbuhan
Gangguan thd kekebalan tubuh
(immunologi)
Gangguan nafsu makan
Gangguan sistem reproduksi
Gangguan pencernaan (terjadi diare pd
seseorang)
Gangguan kulit (dermatitis, alopecia)
Gangguan sistem saraf
Akibat2 def. seng diatas untuk derajat dan
menifestasinya tergantung dari umur si
penderita
Adapun faktor penyebab dr kekurangan/def
seng adalah sbb:
 Kurangnya asupan seng dlm makanan
 Kebutuhan yg meningkat
 Peningkatan kehilangan
 Gangguan penggunaan
 Gangguan penyerapan
Kelompok risiko thd def seng sbb:
• Bayi dan balita
• Remaja
• Wanita hamil dan menyusui
• Lansia
• BBLR(Berat Badan Lahir Rendah)
• Bayi dan anak kurang Gizi
Program Penanggulangan def Seng
o Suplementasi
o Fortifikasi
o Diversifikasi/Modifikasi
Obesitas/kegemukan/gizi lebih
Kriteria obesitas pd anak dan remaja sbb :
• BMI berkorelasi kuat dengan kelebihan
lemak
• BMI pd anak berkorelasi BMI dewasa
• Anak laki2 dengan BMI > 75 percentil
mempunyai risiko mortalitas dr semua
penyebab,atherisclerosis, CHD (jantung
koroner), cerebravovaskular disease
( peny kardiovaskular)
Pencegahan yg dapat dilakukan untuk
obesitas yg terpenting adalah perubahan
gaya hidup dengan cara berolah raga dan
diet
Penanggulangan obesitas dibedakan
menjadi dua yaitu pada orang dewasa dan
pada anak2atau remaja
Penanggulangan Obesitas pada anak-anak
dan Remaja serta Orang Desawa
N0 Klasifikasi Penanggulangannya

1 Anak-anak dan - School Based program


Remaja - Behavioral Change
- Penanganan problem
psikologis
2 Dewasa - Pengaturan diet
- Olah raga
- Pemberian obat/hanya
sebagai penunjang
Osteoporosis
Akibat Osteoporosis adalah sbb:
• Patah tulang yg sering terjadi pada
pergelangan tangan, sendi panggul dan
vertebrate
Faktor Penyebab Osteoporosis
Adapun yg menjadi penyebab dari
Osteoporosis adalah sbb:
• Kurangnya asupan kalsium, pada masa
pertumbuhan maupun masa dewasa sam
pai usia 35 th
• Kurangnya aktifitas fisik pd lansia
. Wanita menopause (kurang estrogen)
• Kurang Vit D
• Kurang asupan magnesium (mengaktifkan
enzim yg penting dalam pembentukan tu-
lang)
• Pengaruh obat-obatan, rokok dan alkohol
Kebutuhan Nutrien dan kelompok Risiko
Tinggi
Nutrien yg penting untuk pembentukan
massa tulang selama pada anak dan
remaja adalah sbb:
• Kalsium
• Vit D
• Magnesium
• Mangan
• Vit A
Kelompok Risiko Tinggi
Adapun yg menjadi risiko tinggi untuk
terkena osteoporosis adalah sbb:
• Wanita menopause (Wanita Tua)
• Lansia (Lanjut Usia)
Penanggulangan osteoporosis:
• Meningkatkan asupan kalsium
• Suplementasi vit. D/cukup terpapar sinar
matahari
• O R yg cukup dan mencegah jatuh
Gizi Kurang
Faktor penyebab gizi kurang adalah sbb:
o Akses terhadap pangan rendah
o Makanan bumil kurang kalori dan protein,
atau terserang penyakit
o Bayi baru lahir tidak diberi kolesterum
o Bayi sudah diberi MP ASI sebelum usia 4-
6 bulan
o Pemberian makanan padat pd bayi terlalu
lambat
o Anak dibawah umur < 2 tahun, kurang
diberi makanan atau densitas energi
kurang
o Makanan tidak mempunyai zat gizi mikro
yg cukup
o Penanganan diare yg tidak benar
o Makanan kotor/terkontaminasi
o Kemiskinan, kurang pendidikan dan
ketrampilan
o Krisis ekonomi
Kelompok Resiko Gizi Kurang
Adapun kelompok risiko gizi kurang yg
Berisiko adalah sbb:
• Bayi dan balita (anak-anak)
• Ibu hamil
Gejala dan akibat
Gejala yg bisa dikenali apabila bayi dan
balita mengalami gizi kurang sbb:
 Berat badan anak akan kurus dan kurang
 Tinggi badan yg tidak sesuai dengan grafik
pertumbuhan dan anak tumbuh lambat
Program penanggulangan gizi kurang
adalah sbb:
 Mainstream gizi pada kebijakan dan
program pembangunan
 Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi
 Melindungi konsumen dengan
meningkatkan kualitas dan keamanan
pangan
 Mencegah dan menanggulangi penyakit
infeksi
 Mempromosikan ASI eksklusif
 Memperhatikan golongan rentan
 Mencegah dan menanggulangi
kekurangan gizi mikro
 Mempromosikan pola hidup sehat
 Surveilands gizi
Gizi Buruk
Penyebab Gizi Buruk adalah sbb:
1. Penyebab Langsung
Kurangnya jumlah dan kualitas makanan
yg dikomsumsi, menderita penyakit
infeksi, cacat bawaan dan menderita
penyakit kanker. Anak yg mendapat
makanan cukup baik tetapi sering
diserang atau demam akhirnya menderita
kurang gizi
2. Penyebab tidak langsung adalah sbb:

 Kemiskinan
 Pendidikan rendah
 Ketersediaan pangan dan kesempatan
kerja
Faktor Risiko Gizi Buruk
Adapun faktor risiko terjadinya gizi buruk
adalah usia 1 – 5 tahun atau pada bayi dan
balita
Klasifikasi Gizi Buruk
Gizi buruk mrp status kondisi seseorang
yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di
bawah standar rata-rata
Gizi buruk dibagi menjadi 3 bagian yakni
Gizi buruk karena kekurangan protein
Kwashiorkor
Karena kekurangan karbohidrat atau kalori
Marasmus
Dan kekurangan kedua-duanya
Gizi buruk biasanya terjadi pd anak balita
dan ditampakkan oleh membusungnya perut
(busung lapar)
Gizi buruk adalah suatu kondisi dimana
seseorang dinyatakan kekurangan zat gizi,
atau dengan ungkapan lain status gizinya
berada dibawah standard rata-rata
Zat gizi yg dimaksud dapat berupa
protein,karbihidrat dan kalori
Gizi buruk (severe malnuitrition) adalah
Suatu istilah teknis yg umumnya dipakai
o/ kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran
Marasmus
adalah gangguan gizi karena kekurangan
karbohidrat
Gejala yg timbul diantaranya:
 Muka seperti orang tua
 Tidak terlihat lemak dan otot di bawah
kulit
(kelihatan tulang dibawah kulit)
 Rambut mudah patah dan kemerahan
 Gangguan kulit
 Gangguan pencernaan (sering diare)
 Pembesaran hati
Menurut Depkes th 2000 gejala pd
marasmus adalah sbb:
a. Anak tampak sangat kurus karena
hilangnya sebagian besar lemak dan otot-
ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Iga gambang dan perut cekung
d. Otot paha mengendor (baggy pant)
e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat
makan anak masih terasa lapar
Kwashiorkor
Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak
yang gemuk (suger baby), bilamana dietnya
mengandung cukup energi disamping
kekurangan protein, walaupun di bagian
tubuh lainnya, terutama di pantatnya terlihat
adanya atrofi. Tampak sangat kurus dan
atau edema pd kedua punggung kaki sp
seluruh tubuh
Gejala pd penderita Kwashiorkor ad sbb:
a) Perubahan status mental : cengeng,
rewel, kadang apatis
b) Rambut tipis kemerahan sp warna rambut
jagung dan mudah dicabut, pd peny
kwashiorkor yg lanjut dapat terlihat
rambut kepala kusam
c) Wajah membulat dan sembab
d) Pandangan mata anak sayu
e) Pembesaran hati, hati yg membesar dgn
mudah dapat diraba dan terasa kenyal
pada rabaan permukaan licin dan pinggir
tajam
f. Kelainna kulit berupa bercak merah muda
yg meluas dan berubah menjadi
kehitaman dan terkelupas
Marasmik kwashiorkor
Menurut Depkes th 2000 gambaran klinis
mrp campuran dari bbrp gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus
Kategori status gizi
Kategori status gizi diperlukan untuk
mengetahui manfaat status gizi si anak dan
balita
Menurut Wiku Adisasmito, 2007
mengkategorikan status gizi anak sbb:
1. Berat badan/Umur (BB/U)
+ Gizi lebih : > 2.0 baku WHO-NCHS
+ Gizi baik : -2.0 SD s/d 2 SD
+ Gizi kurang : <-2.0 SD
+ Gizi buruk : 3.0 SD
2. Tinggi Badan/Umur (TB/U)
+ Normal : -2.0 SD baku WHO NCHS
+ Pendek/Stunted : <-2.0
TB/U mrp hal yg dapat digunakan untuk
mengetahui indeks status gizi pada populasi
karena mrp estimasi keadaan pada yg telah
lalu. Sedangkan stunting rate terdapat pada
anak dibawah usia enam bulan dan ini
menunjukkan bahwa kebutuhan pada usia 4
s/d 6 bulan masih dapat dipenuhi dengan
menggunakan air susu ibu (ASI). Gangguan
pertumbuhan atau stunting terjadi pada
3. Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB)
+ gemuk : > 2.0 SD baku WHO NCHS
+ Normal : -2.0 SD s/d + 2.0 SD
+ Kurus : < -2.0 SD
+ Sangat Kurus : <-3.0 SD
BB/TB mrp indikator yg lebih baik untuk
proses nutrisi yg sdg terjadi pd anak yg
menunjukkan status gizi pd saat sedang
berlangsung atau pd saat ini.
BB/TB juga bermanfaat untuk mengevaluasi
st program intervensi karena lebih sensitif

Anda mungkin juga menyukai