Anda di halaman 1dari 6

TUNAGRAHITA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif

Dosen Pengampu: Dr. Sugeng Purwanto

Disusun Oleh:

Singgih Ismono Jati 12601244017

Iis Mega Efendi 12601244018

Arijal Haris Martopo 12601244020

Nur Rahman A. W. A. 12601244021

Aris Bintarko 12601244022

Dexa Naufal Adib 12601244023

Fakhreza Reza R. 12601244024

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015
1. Pengertian Tunagrahita

Tunagrahita adalah suatu kondisi seseorang yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata.
Orang-orang dengan keterbelakangan mental tetap dapat mempelajari keterampilan baru,
tetapi mereka mempelajarinya lebih lambat. Keterbelakangan mental memiliki beberapa
tingkatan dari yang ringan hingga berat.

Seseorang yang mengalami keterbelakangan dibatasi menjadi dua, yaitu:

a. Kemampuan intelektual. Juga disebut IQ, yang berkaitan pada kemampuan


seseorang dalam belajar, memberi alasan, membuat keputusan, dan memecahkan
masalah.
b. Perilaku adaptif. Adalah kemampuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti mampu berkomunikasi dengan efektif, berinteraksi dengan ora lain, dan
memperhatikan seseorang.

IQ (intellectual quotient) diukur dengan tes IQ. Rata-rata IQ adalah 100. Seseorang dikatakan
cacat intelektual apabila memiliki nila IQ kurang dari 70-75.

Sedangkan untuk mengukur perilaku adaptif, seorang ahli akan meneliti kemampuan anak
dan membandingkannya dengan anak seusianya. Hal-hal yang diobservasi meliputi
bagaimana anak tersebut makan atau memakai baju; sebaik apa anak tersebut berkomunikasi
dan memahami orang lain; dan bagaimana anak tersebut berinteraksi dengan keluarga, teman,
dan anak-anak lain yang seusianya.

Cacat mental/intelektual diperkirakan mempengaruhi sekitar 1% dari populasi. Dari mereka


yang mengalami cacat mental, 85% mengalami cacat mental ringan. Hal ini menunjukkan
bahwa mereka hanya lebih lambat dari orang lain dalam mempelajari informasi atau
keterampilan baru. Dengan dukungan yang benar, sebagian besar dari mereka dapat hidup
mandiri ketika dewasa.

Gejala/Tanda Cacat Mental pada Anak

Ada banyak tanda cacat mental pada anak. Banyak tanda dapat muncul sewaktu bayi, atau
bisa saja tidak terlihat tandanya hingga anak mencapai usia sekolah. Hal itu sering tergantung
pada tingkat kecacatan. Beberapa tanda umum yang sering terlihat adalah:

 Mereka terlambat berguling, duduk, merangkak, atau berjalan


 Terlambat mampu bicara atau memiliki masalah dalam bercakap/berbicara
 Lambat dalam menguasai sesuatu seperti memakai baju atau makan sendiri
 Kepayahan dalam mengingat sesuatu
 Permasalahan kebiasaan seperti mengamuk
 Kesusahan dalam memecahkan masalah atau berpikir logis

Pada anak yang mengalami cacat mental parah, ada tanda-tanda yang menyangkut kesehatan
juga seperti kejang, gangguan mood (kecemasan, auitsme), gangguan keterampilan motorik,
masalah pengilhatan, atau masalah pendengaran.

Banyak diantar kita yang rancu membedakan antara autis dan tuna grahita. Tulisan ringkas ini
mungkin bisa menambah informasi kita untuk lebih memahami dua hal tersebut, walaupun
gejala-gejala yang diderita oleh anak autis dan tuna grahita memiliki kemiripan.

Autisme

Diklasifikasikan sebagai ketidaknormalan perkembangan neuro yang menyebabkan interaksi


sosial yang tidak normal, kemampuan komunikasi, pola kesukaan, dan pola sikap. Autisme
bisa terdeteksi pada anak berumur paling sedikit 1 tahun. Autisme empat kali lebih banyak
menyerang anak laki-laki dari pada anak perempuan.

Tanda - tanda Autisme

Tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari

Hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata

Mata yang tidak jernih atau tidak bersinar

Tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau melihat mata orang lain

Hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu saja yang dia
mainkan)

Serasa dia punya dunianya sendiri

Tidak suka berbicara dengan orang lain

Tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain


Penyebab Autisme

Penyebab Autisme sampai sekarang belum dapat ditemukan dengan pasti. Banyak sekali
pendapat yang bertentangan antara ahli yang satu dengan yang lainnya mengenai hal ini.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa terlalu banyak vaksin Hepatitis B yang termasuk
dalam MMR (Mumps, Measles dan Rubella )bisa berakibat anak mengidap penyakit autisme.
Hal ini dikarenakan vaksin ini mengandung zat pengawet Thimerosal, yang terdiri dari
Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder.

Tapi hal ini masih diperdebatkan oleh para ahli. Hal ini berdebatkan karena tidak adanya
bukti yang kuat bahwa imunisasi ini penyebab dari autisme, tetapi imunisasi ini diperkirakan
ada hubungannya dengan Autisme.

Tunagrahita

Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation). Tuna berarti
merugi. dan rahita berarti pikiran. Retardasi Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded)
berarti terbelakang mental.

Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:

Lemah fikiran ( feeble-minded)

Terbelakang mental (Mentally Retarded)

Bodoh atau dungu (Idiot)

Pandir (Imbecile)

Tolol (moron)

Oligofrenia (Oligophrenia)

Mampu Didik (Educable)

Mampu Latih (Trainable)

Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat

Mental Subnormal
Defisit Mental

Defisit Kognitif

Cacat Mental

Defisiensi Mental

Gangguan Intelektual

American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20),


mendefinisian Tunagrahita sebagai kelainan: yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah
rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes, yang muncul sebelum usia 16
tahun, yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.

Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22)
dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70
kebawah berdasarkan tes inteligensi baku. Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada
masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

Pengklasifikasian/penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut


American Association on Mental Retardation dalam Special Education in Ontario Schools (p.
100) sebagai berikut: EDUCABLE Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan
dalam akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 Sekolah dasar.

Untuk terapi autis, dikenal ada 4 metode terapi:

Terapi Perilaku

Terapi Wicara

Terapi Biomedik

Terapi Integrasi sensoris


Daftar Pustaka

http://www.webmd.com/parenting/baby/intellectual-disability-mental-retardation?page=2

Fajar, S. 2011. http://nipotowe.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=79

Anda mungkin juga menyukai