Anda di halaman 1dari 9

Transisi gizi

celine,dea,manadi
Transisi gizi merupakan pergeseran pola konsumsi
makanan dan pengeluaran kalori yang seiring dengan
perubahan demografi, ekonomi dan epidemiologi,
Menurut Popkin transisi demografi dan transisi
epidemiologi merupakan 2 hal yang mengawali
terjadinya transisi gizi. Selain dua hal tersebut transisi
gizi juga berkaitan erat dengan perubahan pola
makan dan aktivitas fisik. Keadaan dunia yang memicu
kejadian transisi gizi dapat dilihat dari peningkatan
angka obesitas dan kelebihan gizi. Ketika malnutrisi
masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Asia dan
Afrika Timur, obesitas ikut meningkat dan menjadi suatu masalah
sehingga menyebabkan terjadinya masalah beban gizi ganda
Transisi gizi merupakan suatu pergeseran pola konsumsi
makanan dan pengeluaran kalori yang seiring dengan perubahan

“ demografi, ekonomi dan epidemiologi (Popkin, 2003). Menurut


Popkin transisi demografi dan transisi epidemiologi merupakan 2
hal yang mengawali terjadinya transisi gizi. Selain dua hal
tersebut transisi gizi juga berkaitan erat dengan perubahan pola
makan dan aktivitas fisik. Keadaan dunia yang memicu kejadian
transisi gizi dapat dilihat dari peningkatan angka obesitas dan
kelebihan gizi (Popkin, 2003, Ahmed et al., 1998). Ketika malnutrisi
masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Asia dan
Afrika Timur, obesitas ikut meningkat dan menjadi suatu masalah
sehingga menyebabkan terjadinya masalah beban gizi ganda
Permasalahan yang memicu transisi gizi antara lain
meningkatnya angka obesitas dan kelebihan gizi disisi lain
semakin menurunya angka kekurangan gizi dan stunting.
Prevalensi stunting di Indonesia menurut riskesdas pada tahun
2018 sebesar 30,8%, dan perevalensi ini mengalami penurunan
dari tahun 2013 sebesar 37,2%.
Transisi epidemiologi merupakan perubahan distribusi dan faktor-faktor penyebab terkait yang melahirkan
masalah epidemiologi yang baru. Keadaan transisi epidemiologi ini ditandai dengan perubahan pola
frekuensi penyakit.Transisiepidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola
kesehatandan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensipenyakit
infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidakmenular) justru semakin
meningkat.

5
1. Sejarah Transisi Epidemiologi
Teori transisi epidemiologi sendiri pertama kali dikeluarkan oleh seorang pakar
Demografi Abdoel Omran pada tahun 1971. Pada saat itu ia mengamati
perkembangan kesehatan di negara industri sejak abad 18. Dia kemudian menuliskan
sebuah teori bahwa ada 3 fase transisi epidemiologis yaitu :
a.The age of pestilence and famine, yang ditandai dengan tingginya mortalitas
b. The age of receding pandemics, era di mana angka harapan hidup mulai meningkat
antara 30-50 dan
c. The age of degenerative and man-made disease, fase dimana penyakit infeksi mulai
turun namun penyakit degeneratif mulai meningkat .
morbiditas, sehingga mendorong upaya peningkatan quality of life.
Selain itu, Omran juga membuat revisi model transisi
epidemiologis untuk negara berkembang dengan
mengganti fase ketiganya menjadi “The age of triple health
burden” yang ditandai dengan 3 hal yaitu:
a. Masalah kesehatan klasik yang belum terselesaikan (infeksi
penyakit menular),
b. Munculnya problem kesehatan baru dan
c. Pelayanan kesehatan yang tertinggal (Lagging),

Makanan sehat dan bergizi akan memberikan zat gizi yang


dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsi tubuh dengan
normal. Pemilihan bahan makanan dan makanan yang
tidak baik mengakibatkan tubuh kekurangan zat-zat gizi
esensial tertentu.
C. PENYEBAB TERJADINYAA TRANSISI GIZI
Masalah transisi gizi terjadi karena banyak hal yang tidak bisa
terkontrol lagi. Misalnya seperti urbanisasi, pertumbuhan
ekonomi, perkembangan teknologi, perubahan pola kerja,
transportasi maupun proses pengolahan makanan.
Terjadinya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi antara lain daya beli masyarakat yang
rendah, ketersediaan pangan, kurangnya pengetahuan
tentang gizi dan makanan serta pola konsumsi makan yang
tidak seimbang. Transisi gizi menyebabkan terjadinya
masalah gizi ganda. Di satu pihak, masih banyak anak
yang kekurangan gizi., namun di lain pihak prevalensi gizi
lebih (kegemukan) semakin meningkat .
Thanks!
9

Anda mungkin juga menyukai