Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 3

DWI APRIANTI
DELA FEBIANA
EDELIA SUCI ATI
PENGERTIAN POLA PANGAN HARAPAN

Pangan merupakan salah satu kebutuan manusia yang mendasar, dianggap strategis
dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis. Terpenuhinya
pangan secara kualitas dan kuantitas merupakan hal yang sangat penting sebagai
landasan bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam jangka panjang.

Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau kelompok-
kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik absolut maupun
relatif terhadap total energi baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi pangan,
yang mampu mencakupi kebutuhan dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama dan cita rasa (Depkes RI, 2005).
KONSEP POLA PANGAN HARAPAN
Pola Pangan Harapan adalah susunan beragam pangan atau kelompok pangan yang
didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara absolut maupun relatif terhadap
total energi baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi pangan, yang mampu
mencukupi kebutuhan dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi,
budaya, agama dan cita rasa.

PPH mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran untuk hidup sehat,


aktif dan produktif. Dengan pendekatan PPH dapat dinilai mutu pangan
berdasarkan skor pangan dari 9 bahan pangan. Ketersediaan pangan sepanjang
waktu, dalam jumlah yang cukup dan hanya terjangkau sangat menentukan di
tingkat rumah tangga. Selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan
berpengaruh pada komposisi konsumsi pangan (Depkes RI, 2010).
TUJUAN DAN KEGUNAAN POLA PANGAN HARAPAN
TUJUAN
a.) Mengetahui secara mendetail tentang tingkat ketersediaan pangan dari produksi
lokal.
b.) Mengetahui kesenjangan tingkat mutu gizi dan keragaman konsumsi pangan
pada tingkat ketersediaan dengan memperhatikan keseimbangan gizi yang didukung
oleh cita rasa, daya terima masyarakat, kualitas dan daya beli.

KEGUNAAN
a.) Sebagai instrumen sedeerhana menilai situasi ketersediaan dan konsumsi
pangan berupa jumlah dan komposisi menurut jenis pangan secara agrerat.
b.) Sebagai basis untuk perhitungan skor Pola Pangan Harapan yang digunakan
sebagai indikator mutu gizi pangan dan keragaman konsumsi pangan baik pada
tingkat ketersediaan maupun tingkat konsumsi.
c.) Untuk perencanaan konsumsi dan ketersediaan pangan.
PENERAPAN POLA PANGAN HARAPAN
Berdasarkan kesepakatan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998 yang
menggunakan bobot ( rating ) FAO RAPA (1989) yang terus disempurnakan menjadi
Pola Pangan Harapan ( PPH ) tahun 2020 disepakati bahwa skor mutu pangan yang
ideal untuk hidup sehat bagi penduduk Indonesia adalah 100.

Pemerintah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat. Tercapainya penganekaragaman diukur melalui
pencapaian nilai, komposisi pola pangan dan gizi seimbang, dengan indikator yang
ada saat ini adalah Pola Pangan Harapan.

Anda mungkin juga menyukai