Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EKONOMI PANGAN DAN GIZI


“Pola Pangan Harapan ”

Dosen Pembimbing

Disusun oleh :
Annisa Aprilianti P0 5130218005
Dimas Adiwijaya P0 5130218010
Popi Oktaviani P0 5130218035

KEMETRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN


KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU JURUSAN GIZI PRODI SARJANA
TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA 2020
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................


1.2 Tujuan Makalah.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

2.1 Pengertian Pola Pangan Harapan.............................................................................


2.2 Cara Perhitungan.....................................................................................................
2.3 Bahan Pola Pangan Harapan....................................................................................
2.4 Bobot setiap kelompok pangan................................................................................
2.5 Pola Pangan Harapan di Provinsi Bengkulu............................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “POLA PANGAN HARAPAN” ini tepat waktu. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Ekologi Pangan dan Gizi. Dalam penyusunan
makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, namun kami juga
berharap bahwa dalam pembahasan makalah ini juga dapat bermanfaat bagi para pembaca.Oleh
karena itu mengharapkan keritik dan saran yang membangun dari pembaca agar lebih baik dalam
penyusunan makalah kedepannya.

Bengkulu, 1 Oktober 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan merupakan kebutuhan manusia sehingga ketersediaan pangan bagi
masyarakat harus selalu terjamin. Dalam perkembangan peradaban masyarakat untuk
memenuhi kualitas hidup yang maju, mandiri, dalam suasana tenteram serta sejahtera
lahir dan batin semakin dituntut penyediaan pangan yang cukup, berkualitas dan merata.
Undang-undang Pangan Nomor 7/1996 mengamanatkan bahwa pangan merupakan salah
satu kebutuhan pokok yang pemenuhannya bagian dari hak asasi manusia (Depkes RI,
2005).
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau kelompok
pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara absolut maupun relatif
terhadap total energi baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi pangan, yang mampu
mencukupi kebutuhan dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya,
agama dan cita rasa (Depkes RI, 2005).
Pola Pangan Harapan mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran untuk
hidup sehat, aktif dan produktif berdasarkan skor pangan dari 9 bahan pangan.
Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau
sangat menentukan tingkat konsumsi pangan di tingkat rumah tangga. Selanjutnya pola
konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh pada komposisi konsumsi pangan
(Depkes RI, 2005).
Pola Pangan Harapan (PPH) menjadi salah satu indikator dalam pencapaian
ketahanan pangan. Dalam konteks tujuan penyediaan pangan yang cukup dan bermutu
bagi pemenuhan kebutuhan gizi penduduk, FAO-RAPA telah merekomendasikan
pendekatan PPH dan skor PPH sebagai instrumen penetapan target dan evaluasi
pembangunan pangan bagi perbaikan gizi masyarakat di suatu negara atau daerah.
Dengan PPH sebagai acuan diharapkan tercapai dua tujuan utama yaitu untuk
meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan dan untuk mengurangi ketergantungan
konsumsi pangan pada salah satu jenis atau kelompok pangan. Melalui kedua tujuan
utama tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, diharapkan pola konsumsi
masyarakat dapat memberikan kontribusi pada terwujudnya ketahanan pangan di
Indonesia.

1.2 Tujuan Makalah


a. Mengetahui yang dimaksud dengan pola pangan harapan.
b. Mengetahui cara perhitungan pola pangan harapan.
c. Mengetahui bahan pola pangan harapan dan bobot setiap kelompok pangan.
d. Mengetahui pola pangan harapan di Provinsi Bengkulu.

 
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pola Pangan Harapan


Pola  Pangan  Harapan  (PPH)  merupakan  susunan  beragam  pangan  atau  kelo
mpok  pangan yang didasarkan pada sumbangan energinya baik secara absolute maupun
relatif terhadap total energi penyediaan atau konsumsi pangan yang mampu
mencukupi kebutuhan konsumsi pangan penduduk baik kuantitas, kualitas maupun
keragamannya dengan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya dan cita rasa. Pola Pangan
Harapan (PPH) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan
komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan biasanya digunakan untuk
perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah.
Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern adalah beragam
pangan atau kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energi terhadap total
energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola
ketersediaan dan atau konsumsi pangan yang mampu mencukupi kebutuhan konsumsi
pangan penduduk secara kualitas, kuantitas maupun keragamannya, dengan
mempertimbangkan aspek-aspek sosial ekonomi, budaya, agama dan cita rasa.
Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan jenis dan jumlah kelompok pangan utama
yang dianjurkan untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi. Pola
Pangan Harapan (PPH) dapat digunakan sebagai ukuran keseimbangan dan
keanekaragaman pangan dengan terpenuhi kebutuhan energi dari berbagai kelompok
pangan. Sesuai Pola Pangan Harapan (PPH), secara implisit kebut uhan zat gizi juga
terpenuhi kecuali untuk zat gizi yang sangat defisit dalam suatu kelompok pangan. Oleh
karena itu skor pola konsumsi pangan mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan
tingkat keragaman konsumsi pangan.
Dalam aplikasinya Pola Pangan Harapan (PPH) dikenal dengan pola konsumsi
pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman atau dikenal dengan istilah
menu B2SA. Dengan terpenuhinya kebutuhan energi dari berbagai kelompok pangan
sesuai dengan PPH maka secara implisit kebutuhan zat gizi lainnya juga terpenuhi. Oleh
karena itu skor PPH mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat keragaman
konsumsi pangan. Sesuai dengan kegunaannya, makanan dikelompokkan dalam tiga
kelompok yaitu makanan sebagai sumber zat tenaga, zat pembangunan dan zat pengatur.
Oleh karena itu pangan yang dikonsumsi sehari-hari harus dapat memenuhi fungsi
makanan tersebut. Semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dapat diperoleh dengan
mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam dalam jumlah yang cukup dan seimbang.
Hal ini disebabkan karena tidak ada satu jenis bahan makanan yang dapat menyediakan
zat gizi secara lengkap. Dengan terpenuhinya kebutuhan energi dari berbagai kelompok
pangan sesuai PPH maka secara implisit kebutuhan zat gizi lainnya juga terpenuhi.
Untuk tingkat Nasional telah disepakati susunan Pola Pangan Harapan (PPH)
berdasarkan hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) VIII tahun 2004
sebagai acuan dalam pembagunan pangan dan gizi. Angka Kecukupan Energi (AKE) di
tingkat konsumsi sebesar 2.000 Kkal/kap/hari, dan 2.200 Kkal/kap/hari di tingkat
ketersediaan. Sedangkan Angka Kecukupan Protein (AKP) di tingkat konsumsi adalah
sebesar 52 gram/kap/hari, dan 57 gram/kap/hari di tingkat ketersediaan.

2.2 Cara Perhitungan


Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui diantaranya yaitu:
a. Menghitung energi dan zat gizi
Energi dihitung dari total energi yang dikonsumsi dari masing-masing bahan
pangan. Pada cell energi pada sheet PPH diketik = SUM (data energi setiap golongan
bahan pangan pada sheet konsumsi). Selanjutnya dihitung jumlah total energi untuk
semua golongan bahan pangan dengan cara ketik = SUM (data energi setiap golongan
bahan pangan dari padi-padian sampai yang lainnya).
b. Menghitung % energi dan zat gizi
Menghitung persentase nergi energy energy adalah dengan membagi energy
setiap golongan dengan energy total untuk semua golongan. Caranya adalah dengan
mengetik = cell setiap golongan / cell  total energi 100.
c. Menghitung % angka kecukupan energy dan zat gizi
Untuk menghitung persentase Angka Kecukupan Energi adalah dengan
membandingkan persentase energy energy dengan angka kecukupan energy (2000
kkal) dikali 100. Untuk rumus formulanya dapat ditulis dengan mengetik = cell  %
energy / 2000*100.
d. Menghitung skor AKE
Untuk menghitung skor angka kecukupan energi (AKE) adalah dengan
mamasukkan kolom bobot untuk setiap golongan pangan terlebih dahulu. Bobot
menggambarkan kontribusi setiap golongan bahan pangan
dalam menyumbangkan energi. Misalnya untuk golongan padi-padian bobotnya
adalah 0.5, umbi-umbian 0.5 panga hewani 2.0 dan seterusnya. Selanjutnya adalah
menghitung skor aktual energi setiap golongan bahan pangan yaitu dengan
mengalikan persentase AKE setiap golongan bahan pangan dengan bobot
setiapgolongan bahan pangan.
2.3 Bahan Pola Pangan Harapan
Data konsumsi pangan aktual berdasarkan hasil Susenas tahun 2011, terlebih
dahulu dikelompokkan sesuai dengan pengelompokkan yang ada di dalam Pola Pangan
Harapan. Pengelompokkan tersebut disederhanakan menjadi 9 kelompok bahan pangan
yaitu kelompok:
Kelompok Bahan Pangan

Padi-padian Beras, jagung, terigu

Umbi-umbian Ubi Kayu, Ubi Jalar, kentang, talas, sagu dan umbi lainnya.

Pangan Hewani Daging, telur, susu, ikan

Minyak dan Minyak kelapa, minyak lainnya (minyak goreng, minyak


Lemak jagung, margarin)

Buah/Biji Kelapa, kenari, kemiri, jambu mete dan coklat


berminyak

Kacang- Kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah dan


kacangan kacang lainnya.

Gula Gula pasir, gula aren, gula merah, gula kelapa.

Sayur dan Buah Semua jenis sayuran dan buah-buahan

Lain – lain Bumbu-bumbuan, makanan dan minuman yang


mengandung alkohol, teh, kopi, sirup, dll.

Data yang didapat sesuai dengan pengelompokkan tersebut selanjutnya


dibandingkan antara skor konsumsi pangan aktual dengan sasaran PPH Nasional dan
dilakukan analisis secara deskriptif.

2.4 Bobot setiap kelompok pangan


Bedasarkan data yang dijelaskan diatas selanjutnya akan dibandingkan antara skor
konsumsi pangan aktual dengan skor sasaran pola konsumsi pangan tahun 2011 dan
sasaran PPH Nasional apakah sudah sesuai atau belum dengan susunan pola konsumsi
pangan yang diharapkan, dan selanjutnya dilakukan analisa secara deskriptif. Dengan
PPH tidak hanya pemenuhan kecukupan gizi yang diketahui tetapi sekaligus juga
mempertimbangkan keseimbangan gizi yang didukung oleh cita rasa, daya cerna, daya
terima masyarakat, kuantitas dan kemampuan daya beli. Dengan pendekatan PPH ini
dapat dinilai mutu pangan penduduk berdasarkan skor pangan. Semakin tinggi skor
pangan maka semakin beragam dan semakin baik komposisinya (BKP, 2005).
2.5 Pola Pangan Harapan di Provinsi Bengkulu
Tahapan awal penyusunan Pola Pangan Harapan Provinsi Bengkulu dilaksanakan
dengan menghitung skor mutu pangan berdasarkan data konsumsi pangan (Susenas 2009)
yang digunakan sebagai tahun dasar perhitungan sehingga sasaran skor mutu pangan
PPH, jumlah pangan yang dikonsumsi (gram/kap/hari), jumlah energi yang dikonsumsi
(Kkal/kap/hari), dan persentase Angka Kecukupan Gizi/Energi (% AKG/AKE) dapat
diprediksi melalui perhitungan interpolasi linier.
Dari hasil evaluasi, perhitungan dan beberapa pertimbangan lainnya berdasarkan
data susenas tahun 2009 sebagai data dasar, maka konsumsi pangan penduduk provinsi
Bengkulu sesuai dengan susunan PPH Nasional diprediksi akan dicapai pada tahun 2025
yaitu sebesar 2000 kkal/kap/hari untuk konsumsi kalori dan skor mutu pangan sebesar
100, dimana setiap tahunnya diharapkan skor mutu pangan meningkat sebesar 1,5 sesuai
dengan hasil perhitungan dengan menggunakan interpolasi linier. Disamping itu Pola
Pangan Harapan Provinsi Bengkulu diukur berdasarkan kandungan energi dan bobot
(rating) masing-masing bahan pangan.
Berikut dapat dilihat sasaran susunan Pola Pangan Harapan (PPH) Provinsi
Bengkulu Tahun 2011 sebagai berikut:
Pola Pangan Harapan Provinsi Bengkulu Tahun 2011

No Kelompok Berat Energi % AKE Skor


. Pangan/ (gr/Kap/Hr) (Kkal/Kap/Hr) PPH

Jenis Pangan

1. Padi-padian 328,0 1.255,4 62,8 25,0

2. Umbi-umbian 37,6 42,8 2,1 1,0

3. Pangan Hewani 87,4 149,1 7,5 14,9

4. Minyak dan 23,4 206,2 10,3 5,0


Lemak

5. Buah/biji 14,9 80,7 4,0 1,0


berminyak

6. Kacang-kacangan 14,5 41,0 2,1 4,1

7. Gula 23,8 84,7 4,2 2,1

8. Sayur dan buah 205,2 90,7 4,5 22,7

9. Lain-lain 30,2 33,9 1,7 0,0

Jumlah - 1.984,6 99,2 75,8

Sumber : Susenas 2009, BPS; diolah BKP Provinsi

Tabel tersebut menunjukkan bahwa sasaran konsumsi energi tahun 2011 adalah
1.984,4 Kkal/Kap/hari yang berasal dari 9 (sembilan) kelompok bahan pangan dengan
persentase Angka Kecukupan Energi 99,2 % dan capaian skor PPH 75,8 sehingga sasaran
tahun demi tahun sampai pada tahun 2025 diharapkan akan tercapai konsumsi energi
sebesar 2.000 Kkal/Kap/hari dengan skor Pola Pangan Harapan sebesar 100.

Berikut ini sasaran/Proyeksi kebutuhan konsumsi Pangan menurut kelompok


Pangan Provinsi Bengkulu Tahun 2011.
Proyeksi Kebutuhan Konsumsi Pangan Provinsi Bengkulu Tahun 2011

Kelompok Pangan/ Proyeksi Kebutuhan Konsumsi Pangan


No
Jenis Pangan (gr/Kap/Hr) (Kg/kap/hari) (Ton/tahun)

1. Padi-padian 328,0 119,7 204.254

2. Umbi-umbian 37,6 13,7 26.055

3. Pangan Hewani 87,4 31,9 57.444

4. Minyak dan Lemak 23,4 8,5 14.790

5. Buah/biji berminyak 14,9 5,4 9.146

6. Kacang-kacangan 14,5 5,3 10.081

7. Gula 23,8 8,7 15.266

8. Sayur dan buah 205,2 74,9 130.435

9. Lain-lain 30,2 11,0 18.352

Sumber : Susenas 2009, BPS; diolah BKP Provinsi

Situasi Konsumsi dan Keragaman Pangan Aktual Penduduk Provinsi Bengkulu


Tahun 2011.

Situasi Konsumsi dan Keragaman Aktual Provinsi Bengkulu Tahun 2011

Kelompok
Pangan/ Konsumsi Energi %  A Protein % Skor
No
(gram) (Kalori) KE (gram) Protein PPH
Jenis Pangan

1. Padi-padian 301,6 1.177 58,8 27,1 52,1 25,0

2. Umbi-umbian 29,6 30 1,5 0,3 0,6 0,7


3. Pangan Hewani 95,5 160 8,0 15,1 29,1 16,0

Minyak dan
4. 23,2 208 10,4 0,0 0,1 5,0
Lemak

Buah/biji
5. 13,6 73 3,7 0,7 1,4 1,0
berminyak

Kacang-
6. 12,5 34 1,7 3,3 6,3 3,4
kacangan

7. Gula 22,8 82 4,1 0,0 0,0 2,0

8. Sayur dan buah 203,1 83 4,2 3,3 6,3 20,9

9. Lain-lain 58,1 35 1,7 1,7 3,2 0,0

Total 1.880 94,0 51,6 99,3 74,0

Sumber : Susenas 2011, BPS; diolah BKP Provinsi

Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 9 kelompok bahan pangan
yang dikonsumsi oleh penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2011 menunjukkan rata-rata
konsumsi energi adalah 1.880 Kkal/kap/hari atau sebesar 94,0 % dari AKE (2.000
Kkal/Kap/hari), dan konsumsi protein sebesar 51,6 gram/kap/hari atau 99,3 % dari angka
Kebutuhan Protein (52 gram/kap/hari), sedangkan skor PPH yang dicapai adalah 74,0.

Skor aktual PPH yang dicapai pada tahun 2011 adalah 74,0 lebih rendah dari
target skor yang harus dicapai pada tahun 2011 yaitu 75,8. Hal ini menyebabkan tingkat
keragaman konsumsi dan mutu pangan penduduk Provinsi Bengkulu relatif masih
rendah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut.
a. Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan jenis dan jumlah kelompok pangan utama
yang dianjurkan untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi.
b. Cara menentukan atau cara perhitungan PPH dapat diawali dengan menghitung energi
dan zat gizi, kemudian menghitung presentasenya, mengitung presentase angka
kecukupan energi dan zat gizi, dan menghitung skor AKE.
c. Skor pola konsumsi pangan mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat
keragaman konsumsi pangan. Kehadiran konsep PPH dan skor PPH tidak lepas dari
kelemahan metodologis yaitu bahwa proporsi kalori dalam PPH perlu
diadaptasi sesuai kondisi/pola pangan masing-masing negara dan sistem skor yang
dikembangkan oleh tim FAO-RAPA belum divalidasi.
d. Sasaran konsumsi energi Provinsi Bengkulu tahun 2011 adalah 1.984,4
Kkal/Kap/hari. Sasaran tahun 2025 diharapkan tercapai konsumsi energi sebesar
2.000 Kkal/Kap/hari dengan skor Pola Pangan Harapan sebesar 100.

3.2 Saran
Semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dapat diperoleh dengan mengkonsumsi
pangan yang beraneka ragam dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Hal ini
disebabkan karena tidak ada satu jenis bahan makanan yang dapat menyediakan zat gizi
secara lengkap. Dengan terpenuhinya kebutuhan energi dari berbagai kelompok pangan
sesuai PPH maka secara implisit kebutuhan zat gizi lainnya juga terpenuhi. Semakin
tinggi skor pangan maka semakin beragam dan semakin baik komposisinya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bkpprovinsibengkulu.net/downlot.php?file=BUKU%20PPH%20TAHUN
%202012.pdf  (Diakses pada hari rabu tanggal 12 Mei 2015)

https://www.scribd.com/doc/67703674/Pola-Pangan-Harapan (Diakses pada hari rabu tanggal 12


Mei 2015)

http://eprints.ums.ac.id/2805/2/J300050011.pdf (Diakses pada hari rabu tanggal 13 Mei 2015)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25514/5/Chapter%20I.pdf (Diakses pada hari


rabu tanggal 13 Mei 2015)
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=63775&ftyp=potongan&potonga
n=S2-2013-323346-chapter1.pdf (Diakses pada hari rabu tanggal 13 Mei 2015)

Anda mungkin juga menyukai