Anda di halaman 1dari 67

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN


PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BENTIRING KABUPATEN BENGKULU
TENGAH

OLEH:

NADA WULANDARI
NPM: 1726020007

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2021

i
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Nada Wulandari

Nomor Mahasiswa : 1726020007

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Lembaga : STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi merupakan hasil karya saya sendiri

menggunakan data sesuai keadaan dilapangan, dan sepanjang pengetahuan saya

dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Bengkulu, Januari 2021


Yang membuat pernyataan

Nada Wulandari

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Jika kamu Ingin di hargai, semua di mulai dari kamu.

 Bahagia itu sederhana, tinggal bagaimana kamu mensyukurinya.

 Berbuatlah baik bukan karena kamu ingin dicintai, tetapi karena

kamu memang orang baik.

 Tidak perlu membalas kejatahan seseorang dengan tanganmu

sendiri, karena Allah lebih tahu balasan apa yang tepat untuknya.

PERSEMBAHAN

Terimakasih untuk diri ku sendiri masih kuat hingga ke titik ini,

aku tahu tidak mudah untuk kita melewatinya, banyak halangan,

rintangan, belum lagi cacian dan ada saja yang merendahkan, tetapi

kita sudah bisa melewatinya dan membuktikan bahwa kita mampu

berdiri di atas kaki sendiri, dengan bahu yang kuat dan hati yang

begitu baik. Terimakasih untuk orang-orang yang selalu menyayangi

dan selalu mendukungku.

 Allah SWT

 Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya ayah

Supriyono dan Ibu Beti Winarni yang selalu mendukung dan

iii
mendoakan saya sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. Juga

untuk kedua adik saya Nando Befrianja dan Roland Dinatha Febian

Nugraha yang selalu memberi semangat, semoga kalian juga bisa

mengikuti jejak kakakmu ini dan lebih baik dari kakakmu ini.

 Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga besar baik dari

keluarga ayah dan ibu yang selalu memberikan dukungan serta

semangat.

 Skripsi ini saya persembahkan untuk seseorang yang selalu saya

sebutkan dalam doa, yang selalu menguatkan, menyemangati dan

selalu membantu saya dalam keadaan apapun.

 Skripsi ini saya persembahkan untuk prodi Kesehatan Masyarakat.

 Skripsi ini saya persembahkan untuk sahabat-sahabat saya Wanita-

wanita tangguh (Selvi, Ledi dan Riska) juga Five B (Ilham,

Yolanda, Nela dan Aisyah), juga sahabat ku yang bernama Icha

Selviani Putri yang selalu mengutkan hingga saat ini, semoga

persahabtan kita selalu terjalin baik hingga akhir hayat.

 Skripsi ini saya persembahkan untuk temen-temen di lingkungan

rumah saya, yang sering datang ke rumah dan selalu memberikan

semangat juga selalu menghibur.

iv
 Skripsi ini saya persembahkan untuk organisasi yang saya ikuti

seperti IKAMA BENTENG, HIMKEMA.

 Skripsi ini saya persembahkan untuk teman-teman Public Health

17 yang selalu memberi semangat.

 Skripsi ini saya persembahkan untuk teman-teman seangkatan dan

sealmamater.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu

Tengah”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan arahan, masukan

dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesemapatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs.H.S Effendi, MS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri

Mandiri Sakti Bengkuluu.

2. Ibu Rina Aprianti, SKM, MPH selaku ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Sekolah Tinggi ILmu Kesahatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu.

3. Bapak Drs.Dirhan, M.Kes selaku pembimbing I yang selalu meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh kesabaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan skrpsi ini dengan baik.

4. Ibu Dwi Putri S.N, SKM, MPH. selaku pembimbing II yang selalu

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh

kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skrpsi ini dengan baik.

5. Segenap Staf dan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti

Bengkulu Dan terkhusus prodi Kesmas yang telah banyak membantu penulis

dan membekali ilmu pengetahuan yang sangat bearti.

vi
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moril maupun materi

serta doa untuk keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya.

8. Untuk seseorang yang selalu mendoakan saya dan mendukung saya untuk

keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman mahasiswa/i Public Health 17 yang selalu memberikan

semangat dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari adanya

kekurangan-kekurangan baik dari segi isi materi, sistematika penulisan maupun

tat bahasa sehingga jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi

ini. Sehingga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan

dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Januari 2021


Hormat saya,

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


i
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
5
C. Tujuan .........................................................................................
5
1. Tujuan Umum ........................................................................
5
2. Tujuan Khusus .......................................................................
5
D. Manfaat .......................................................................................
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pelayanan Kesehatan...................................................................
7
1. Pengertian...............................................................................
7
2. Tujuan ....................................................................................
7
3. Jenis Pelayanan ......................................................................
8

viii
4. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ..........................................
10
5. Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan ................
12
6. Syarat Pelayanan Kesehatan...................................................
13
7. Masalah Pelayanan Kesehatan ...............................................
12
8. Jenis Layanan Kesehatan........................................................
13
B. Pengetahuan.................................................................................
17
1. Pengertian...............................................................................
17
2. Tingkat Pengetahuan..............................................................
18
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .................
20
4. Cara Memperoleh Pengetahuan .............................................
21
5. Sumber Pengetahuan..............................................................
22
6. Pengukuran Pengetahuan .......................................................
23
7. Kriteria Tingkat Pengetahuan.................................................
24

C. Sikap............................................................................................
24
1. Pengertian Sikap.....................................................................
24

ix
2. Komponen Pokok Sikap.........................................................
24
3. Tingkatan Sikap .....................................................................
26
4. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Sikap .............................
27
5. Pembentukan Sikap ...............................................................
29
6. Pengelompokan Sikap............................................................
30
7. Pengukuran Sikap..................................................................
31
D. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring Kabupaten
Bengkulu Tengah.......................................................................
32
E. Hubungan Sikap Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu
Tengah........................................................................................
33
F. Kerangka Konseptual..................................................................
34
G. Definisi Operasional....................................................................
35
H. Hipotesis......................................................................................
35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................
37
B. Jenis atau Desain Penelitian........................................................
37

x
C. Populasi dan Sampel....................................................................
37
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................
41
E. Teknik Pengolahan Data..............................................................
41
F. Teknik Analisis Data...................................................................
42

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya. Upaya kesehatan masyarakat meliputi upaya kesehatan

masyarakat esensial dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan

masyarakat esensial mencakup pelayanan promosi kesehatan, pelayanan

kesehatan lingkungan, pelayanan KIA-KB, pelayanan gizi serta pelayanan

pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya kesehatan perseorangan

tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat

darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care dan/atau rawat inap

berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes RI No

75 tahun 2014).

Pelayanan prima perlu diwujudkan dalam pelayanan kesehatan. Jika

ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan

kedudukan Puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan

kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena peranan dan kedudukan

Puskesmas di Indonesia amat unik, sebagai sarana pelayanan kesehatan primer

yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan

1
2

masyarakat sebagai upaya preventif. Tujuan utama Puskesmas adalah untuk

meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya

adalah masyarakat (Azwar, 2010).

Menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat

yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi

tingginya di wilayah kerjanya.

Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar telah terdapat di semua

kecamatan dan ditunjang oleh tiga Puskesmas Pembantu namun upaya

peningkatan belum dapat di jangkau oleh seluruh masyarakat, diperkirakan

hanya sekitar 30 % penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas dan

Puskesmas Pembantu (Kemenkes RI, 2010).

Total jumlah Puskesmas di Indonesia sampai dengan Desember 2020

adalah 10.134 puskesmas, yang terdiri dari 6.086 Puskesmas rawat inap dan

4.048 Puskesmas non rawat inap. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun

2018 yaitu sebanyak 9.993, dengan jumlah Puskesmas rawat inap sebanyak

3.623 puskesmas dan Puskesmas non rawat inap sebanyak 6.370 puskesmas

(Profil Kesehatan Indonesia, 2020).

Jumlah puskesmas di provinsi Bengkulu pada tahun 2020 sebanyak 179

puskesmas, 51 puskesmas perawatan dan 129 puskesmas non perawatan.


3

Jumlah Pustu di Provinsi Bengkulu berjumlah 285 Pustu (Profil Kesehatan

Bengkulu,2020).

Jumlah puskesmas di Kabupaten Bengkulu Tengah pada tahun 2020

sebanyak 20 Puskesmas, 4 puskesmas perawatan dan 16 puskesmas non

perawatan dengan 20 puskesmas pembantu (Dinkes Kabupaten Benteng,

2020).

Puskesmas Bentiring merupakan salah satu Puskesmas non perawatan

yang terletak di Kabupaten Bengkulu Tengah dengan wilayah kerja enam

Desa yakni Desa Taba Jambu, Dusun Baru 1, Tanjung Terdana, Margo

Mulyo, Harapan Makmur dan Pondok Kubang dengan jumlah penduduk

6.991 jiwa. Kunjungan pasien pada tahun 2020 ke Puskesmas Bentiring

sebanyak 3.256 kunjungan. Masyarakat yang memanfaatkan berobat rawat

jalan 8 orang per hari (Puskesmas Bentiring, 2020).

Menurut penelitian Junaidi (2014), ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan puskesmas Guguk Panjang.

Ketidaktahuan responden tentang manfaat puskesmas, apa saja yang dapat

diperoleh dari pelayanan kesehatan di puskesmas dan program-program serta

kegiatan apa saja yang dapat diperoleh oleh responden dalam memperoleh

pelayanan kesehatan menyebabkan mereka tidak ingin memanfaatkan

pelayanan kesehatan di puskesmas.

Menurut penelitian Fatimah (2019), adanya hubungan yang bermakna

anatara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan puskesmas Cagok.

Ketidaktahuan respon tentang puskesmas menyebabkan responden tidak ingin


4

memanfaatkan pelayanan kesehatan. Semakin banyak pengetahuan yang

didapat masyarakat maka akan semakin tinggi dalam memanfaatkan

pelayanan kesehatan.

Menurut penelitian Junaidi (2014), ada hubungan yang bermakna antara

sikap dengan pemanfaatan pelayanan puskesmas Guguk Panjang. Sikap

responden yang memiliki sikap positif akan cenderung berprilaku untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan karena didasari oleh pengetahuan.

Sebaliknya responden yang bersikap negative terhadap pemanfaatan

pelayanan maka mereka tidak akan termotivasi untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan di puskesmas karena tidak adanya pengetahuan mereka

terhadap manfaat puskesmas tersebut jadi mereka lebih cenderung tidak minat

dan tidak yakin akan memperoleh pelayanan kesehatan yang baik untuk

mereka.

Menurut penelitian Fatimah (2019), adanya hubungan yang bermakna

antara sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kagok.

Sikap individu dalam menggunakan pelayanan kesehatan tergantung kepada

pengetahuan yang dimilikinya, responden yang memiliki sikap kurang baik

tentang pemanfaatan pelayanan karena pengetahuan yang didapat masih

kurang sehingga mereka tidak yakin dan tidak memiliki minat dalam

memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemanfaatan Pelayanan


5

Kesehatan di Wilayah Kerja PUskesmas Bentiring Kecamatan Pondok

Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap

dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Bentiring Kabupaten Bengkulu Tengah?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah

pengaruh pengetahuan dan sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan

di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Tengah.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring

Kabupaten Bengkulu Tengah.

b. Untuk mengetahui gambaran sikap dengan pemanfaatan pelayanan

kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu

Tengah.

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring

Kabupaten Bengkulu Tengah.


6

d. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan pemanfaatan pelayanan

kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu

Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat maupun

memberikan sumbangan bagi pihak-pihak terkait, yang meliputi:

1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada

masyarakat akan pentingnya sarana pelayanan dibidang kesehatan

sehingga dapat lebih meningkatkan peran serta dalam bidang kesehatan.

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi serta

masukan yang bermanfaat bagi puskesmas terutama dalam penyusunan

program dan kegiatan agar dapat meningkatkan angka kunjungan dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas.

3. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Memberikan masukan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan,

khususnya bidang penelitian sebagai referensi kepustakaan.

4. Bagi Peneliti

Meningkatkan wawasan dan pengetahuan peneliti tentang

pemanfaatan pelayanan kesehatan, khususnya pemanfaatan pelayanan

kesehatan di Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Tengah,.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian

Menurut Syafarudin (2015), Pelayanan merupakan kegiatan dinamis

berupa membantu menyiapkan, menyediakan dan memproses, serta

membantu keperluan orang lain..

Menurut Levey dan Lomba dalam Syafrudin (2015), Pelayanan

kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun

masyarakat.

2. Tujuan Pelayanan Kesehatan

Menurut Agus (2014), Sistem Pelayanan Kesehatan memiliki tujuan

yaitu:

a. Promotif, yaitu pemelihara dan peningkatkan kesehatan hal-hal ini

sangat diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi.

b. Preventif, yaitu pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap

penyakit.

c. Preventif primer, yaitu terdiri dari program pendidikan, misalnya

imunisasi, penyediaan nutrisi yang baik.

d. Preventif sekunder, yaitu pengobatan penyakit tahap dini.


8

e. Preventif tersier, yaitu diagnosa penyakit, pembuatan diagnosa dan

pengobatan.

f. Kuratif, yaitu penyembuhan penyakit

g. Rehabilitasi, yaitu pemulihan dan proses pengobatan

3. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan

(Mubarak & Chayatin, 2015) :

1. Pergeseran masyarakat dan konsumen.

Hal ini sebagai akibat dari peningkatan pengetahuan dan

kesadaran konsumen terhadap peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, dan upaya pengobatan. Sebagai

masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang masalah

keschatan yang meningkat, maka mereka mempunyai

kesadaran lebih besar yang berdampak pada gaya hidup

terhadap kesehatan. Akibatnya kebutuhan masyarakat akan

pelayanann kesehatan meningkat.

2. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru

Pengembangan ilmu pengetahuan dan reknologi di sisi lain

dapat meningkatkan pelayanan kesehatan karena adanya

peralatan kedokteran yang lebih canggih dan memadai, namun

di sisi lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga

berdanmpak pada beberapa hal di antaranya adalah sebagai

berikut:
9

a) Dibutuhkan tenaga kesehatan profesional akibat

pengetahuan dan peralatan yang lebih moderm.

b) Melambungnya biaya kesehatan.

c) Meningkatnya biaya pelayanan kesehatan.

3. Isu legal dan etik

Sebagai masyarakat yang sadar terhadap haknya untuk.

mendapatkan pelayanan kesehatan dan pengobatan, isu etik dan

hukum semakin meningkat ketika masyarakat menerima

pelayanan kesehatan. Di satu pihak petugas kesehatan yang

memberikan pelayanan kurang memuaskan akibar

meningkatnya jumlah konsumen, di lain pihak konsumen

memiliki pengertian yang lebih baik mengenai masalah

kesehatannya. Pemberian pelayanan kesehatan yang kurang

memuaskan dan kurang manusiawi atau tidak sesuai harapan,

maka persoalan atau dilemma hukum dan etik akan semakin

meningkat.

4. Ekonomi

Pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan

barangkalh hanya dapar dirasakan oleh orang-orang tertentu

yang mempunyai kemampuan untuk persoalan atau dilema

hukum dan etik akan semakin meningkat. memperoleh fasilitas

pelayanan keschatan vang dibutuhkan, namun bagi klien

dengan starus ekonomi yang rendah tidak akan mampu


10

mendapatkan pelayanan kesehatan yang paripurna karena tidak

mampu menjangkau biaya pelayanan kesehatan. Akibarnya,

masyarakat enggan untuk mencari fasilitas pengobatan,

Penggunaan fasılitas pelayanan keschatan menurun akibat

biaya pelayanan yang tinggi dan tidak adanya jaminan bagi

masyarakat yang tidak mempunyai.

5. Politik

Kebjakan pemerintah dalam sistem pelayanan kesehatan

akan berpengaruh pada kebijakan pelayanan kesehatan yang

diberikan dan siapa yang menaggung. biaya pelayanan

kesehatan. Saat ini yang menjadi kabar baik bagi masyarakat

kurang mampu adalah adanya kebijakan di tiap tiap kabupaten

untuk memberikan pengobatan gratis di pusat pelayanan

kesehatan masyarakat, Namun, jangan sampai kebijakan

pengobatan gratis tersebut mengurangi mutu dari pelayanan

keschatan yang ujung-ujungnya karena tidak mendapat

keuntungan dari program tersebut.

4. Syarat Pelayanan Kesehatan

Menurut Mubarak & Chayatin (2009), menjelaskan suatu pelayanan

kesehatan harus memiliki berbagai persyaratan pokok, yaitu: persyaratan

pokok yang memberi pengaruh kepada masyarakat dalam menentukan

pilihannya terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini,

yaitu sebagai berikut:


11

a. Ketersediaan dan kesinambungan pelayanan

Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia

di masyarakat (acceptable) serta berkesinambungan (sustainable).

Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat

ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat adalah ada pada tiap

saat dibutuhkan.

b. Kewajaran dan penerimaan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat wajar

(appropriate) dan dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat.

Artinya pelayanan kesehatan tersebut dapat mengatasi masalah

kesehatan yang dihadapi, tidak bertentangan dengan adat istiadat,

kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat

tidak wajar, bukanlah suatu keadaan pelayanan kesehatan yang baik.

c. Mudah dicapai oleh masyarakat

Pengertian dicapai yang dimaksud disini terutama dari letak

sudut lokasi mudah dijangkau oleh masyarakat, sehingga distribusi

sarana kesehatan menjadi sangat penting. Jangkauan fasilitas pembantu

untuk menentukan permintaan yang efektif. Bila fasilitas mudah

dijangkau dengan menggunakan alat transportasi yang tersedia maka

fasilitas ini akan banyak dipergunakan. Tingkat pengguna di masa lalu

dan kecenderungan merupakan indikator terbaik untuk perubahan

jangka panjang dan pendek dari permintaan pada masa akan datang.
12

d. Terjangkau

Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang

terjangkau (affordable) oleh masyarakat, dimana diupayakan biaya

pelayanan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh

sebagian masyarakat saja.

e. Mutu

Mutu (kualitas) yaitu menunjukkan tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan menunjukkan

kesembuhan penyakit serta keamanan tindakan yang dapat memuaskan

para pemakai jasa pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

5. Masalah Pelayanan Kesehatan

Ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada perubahan

dalam pelayanan kesehatan. Di satu pihak mendatangkan banyak

keuntungan, yat meningkatnya mutu pelayanan yang dapat dilıhat dari

indikator menurunnya angk kesakitan, kecacatan, kematian, serta

meningkatnya usia harapan hidup rata-rata. Akan tetapi, di pihak lain

perubahan tersebut juga mendatangkan banyak permasalahan de antaranya

adalah sebagai berikut Mubarak & Chayatin (2009) :

a. Fragmented health services (terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan)

Timbulnya perkotakan dalam pelayanan kesehatan erat hubungannya

dengan munculnya spesialisası dan subspesialisasi dalam pelayanan


13

kesehatan. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah menyulitkan

masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang apabila

berkelanjutan pada gilirannya akan menyebabkan tidak rerpenuhinya

kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

b. Berubahnya sifat pelayanan kesehatan Muncul akibat pelayanan

kesehatan yang terkotak-kotak, yang pengaruhnya terutama ditemukan

pada hubungan dokter dengan klien. Sebagai akibatnya muncul

spesialisasi dan subspesialisasi, sehingga menyebabkan perhatian

penyelenggara pelayanan kesehatan tidak dapat lagi diberikan secara

menyeluruh. Perhatian tersebut hanya tertuju pada keluhan dan/atau

organ tubuh yang sakit saja.

Perubahan sifat pelayanan kesehatan makin bertambah nyata,

ketika diketahui bahwa saat ini telah banyak dipergunakan berbagai alat

kedokteran canggih, kemudia muncul ketergantungan terhadap berbagai

peralatan tersebut, sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif yang

merugikan.

6. Jenis Layanan Kesehatan

a. Puskesmas

Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah

kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan, memiliki tujuan

yaitu mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam Rencana


14

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima

Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota (Kementerian Kesehatan RI,

2016).

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya. (Permenkes No.75 Tahun

2014).

Menurut Muninjaya dalam Alamsyah (2017), Puskesmas

merupakan unit eknis pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan

kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan yang mempunyai

fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat

pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat

pertama dalam rangka pencapaian keberhasilan fungsi Puskesmas

sebagai ujung tombak pembangunan bidang kesehatan.

Menurut Notoatmodjo dalam Alamsyah (2017), Fungsi

Puskesmas dalam melaksanakan dapat mewujudkan empat misi

pembangunan kesehatan yaitu menggerakan pembangunan kecamatan

yang berwawasan pembangunan,mendorong kemandirian masyarakat

dan keluarga untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan

pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau serta memelihara dan


15

meningkatkan kesehatan individu, kelompok dan masyarakat serta

lingkungannya.

b. Tujuan Puskesmas

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No. 75

Tahun 2014):

1) Memiliki perilaku sehat meliputi kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat. Universitas Sumatera Utara

2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.

3) Hidup dalam lingkungan sehat.

4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

c. Fungsi Puskesmas

Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014, fungsi Puskemas adalah :

1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan;

4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain

terkait;
16

5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan

upaya kesehatan berbasis masyarakat;

6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

Puskesmas;

7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,

mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.

d. Program Puskesmas

Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan

tenaga maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap

Puskesmas dapat berbeda-beda. Kegiatan pokok Puskesmas yang

lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1) Kesejahteraan ibu dan Anak (KIA)

2) Keluarga Berencana

3) Usaha Peningkatan Gizi

4) Kesehatan Lingkungan

5) Pemberantasan Penyakit Menular

6) Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan

7) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

8) Usaha Kesehatan Sekolah


17

9) Kesehatan Olah Raga

10) Perawatan Kesehatan Masyarakat

11) Usaha Kesehatan Kerja

12) Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut

13) Usaha Kesehatan Jiwa

14) Kesehatan Mata

15) Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana)

16) Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan

17) Kesehatan Usia Lanjut

18) Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga

sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok

Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai

bagian dari masyarakat. Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan

dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa

(PKMD) (Kemenkes, RI, 2014).

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Menurut Notoatmodjo dalam Lestari (2015), Pengetahuan adalah

sesuatu yang dikemukakan seseorang yang merupakan hasil dari tahu, hal

ini dapat terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Sebagian penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari tingkat


18

pendidikan, informasi, sosial budaya dan agama, lingkungan, pengalaman

dan umur.

Menurut Soekanto dalam Lestari (2015), mengatakan pengetahuan

merupakan hasil dari tahu, merupakan domain yang penting dalam

membent uk tindakan seseorang (overt behaviour). Proses kognitif

meliputi ingatan, pikiran, persepst, simbo-simbol penalaran dan

pemecahan persoalan.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo dalam Lestari (2015) bahwa pengetahuan

yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang akan telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini

adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari merupakan tingkatan pengetahuan yang

paling rendah.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemapuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek suatu materi harus dapat menjelaskan,

menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.


19

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemapuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu

peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya untuk

menjabarkan suatu materi dalam struktur organisasi.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungi bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemapuan untuk menyusun formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemapuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

lain berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan criteria yang telah ada.


20

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Lestari (2015) :

a. Tingkat pendidikan, yakni upayauntukmemberikan penget ahuan

sehingga terjadi perubahan prilaku positif yang meningkat.

b. Informasi, seseorang yang mendapatkan informasi lebih banyak akan

menambah pengetahuan yang lebih luas.

c. Pengalaman, yakni sesuatu yang pernah dilakukan seseorang akan

menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersif.t informal

d. Budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi kebut uhan yang

meliputi sikap dan kepercayaan.

e. Sosial Ekonomi yakni kemampuan sescorang memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Maliono

dkk, dalam Lestari (2015), adalah :

a. Sosial ekonomi Lingkungan sosial akan mendukung tingginya

pengetahuan seseorang bila ekonomi baik, tingkat pendidikan tinggi

maka tingkat pengetahuan akan tinggi pula.

b. Kultur (budaya dan agama) Budaya sangat berpengaruh terhadap

tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan

disaring sesuai atau tidaknya dengan budaya yang ada apapun agama

yang dianut.

c. Pendidikan Semakin tinggi pendidikan maka akan mudah menerima

hal baru dan akan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.
21

d. Pengalaman Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan

individu. Pendidikan yang tinggi, maka pengalaman akan lebih luas,

sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalamanya akan

semakin banyak.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Lestari (2015), Cara memperoleh pengetahuan adalah

sebagai berikut:

a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and Error) Cara ini telah dipakai orang

sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban.

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat

berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal mtu atau

informal, ahli agama, pemegang peme rintah, dan berbagai prinsip

orang lain yang Penge menerima, mempunyai yang dikemukakan

olch orang yang menpunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu

atau membuktikan kebenarannya balk berdasarkan fakta maupun

penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadipun dapat

digunakan sebagai upaya memperolch penget ahuan dengan cara


22

mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

4) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara ini discbut

metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut

metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh

Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh

Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara unt uk melakukan

penelitian ang aleswasa ini kita dengan penelitian ilmiah.

5. Sumber Pengetahuan

Berbagai upaya yang dapat dilakukan eleh matusia untuk

memperoleh pengetahuan, Upaya-upaya serta cara- cara tersebut yang

dipergunakan dalam memperoleh yang pengetahuan yaitu Lestari (2015) :

a. Orang yang Memiliki Otoritas

Salah upaya sescorang mendapatkan pengetahuan yaitu dengan

bertanya pada orang yang memiliki otoritas atau yang dianggapnya

lebih tahu. Pada zaman moderen ini, orang yang ditempatkan memiliki

otoritas, misalnya dengan pengakuan melalui gelar, termasuk juga

dalam hal ini misalnya, hasil publikasi resmi mengena kesaksian

otoritas tersebut, seperti buku-buku atau publikasi resmi pengetahuan

lainnya.

b. Indra

Indra adalah peralatan pada diri manusia sebaga salah satu sumber

internal penget ahuan. Dalam filsafat science modern menyatakan


23

bahwa penget ahuan pada dasarnya adalah dan hanyalah pengalaman-

pengalaman konkrit terbentuk karena persepsi indra, seperti persepsi

penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pencicipan

dengan lidah.

c. Akal

Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang bias dibangun

oleh manusia tanpa harus atau tidak bias mempersepsinya dengan

indra terlebih dahulu. Pengetahuan apat diketahui dengan pasti dan

dengan sendirinya karena potensi akal.

d. Intuisi

Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi atau

pemahaman yang langsung tentang pengetahuan yang tidak

nmerupakan hasil pemikiran yang sadar atau persepsi rasa yang

langsung. Intuisi dapat berarti kesadaran tentang data-data yang

langsung dirasakan.

6. Pengukuran Pengetahuan

Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan

dengan tingkat domain diatas Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang berisi pertanyaan sesuai materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden yang disesuaikan

dengan tingkat pengetahuan yang diukur (Lestari, 2015).


24

7. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto dalam Lestari (2015), pengetahuan seseorang

dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala kualitatif, yaitu :

a. Baik : Hasil presentasi 76%-100%

b. Cukup : Hasil presentasi 56%-75%

c. Kurang : Hasil presentasi <56%

C. Sikap

1. Pengertian Sikap

Menurut Notoatmodjo dalam Lestari (2015), Sikap adalah

bagaimana pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap hal

yang terkait dengan kesehatan, sehatsakit dan factor resiko kesehatan.

Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons

stimulus atau objek sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,

perhatian dan gejala kejiwaan yang lain.

Sarwon dan Meinarno dalam Lestari (2015), bahwa sikap

merupakan kesiapa mental, yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri

seseorang, bersama dengan pengalaman individu masing-masing,

mengarahkan dan menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi.

2. Komponen Pokok Sikap

Menurut Lestari (2015), Ada 3 komponen pokok tentang sikap

yaitu kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu obyek,

kehidupan emosional dan evaluasi terhadap suatu obyck, kecenderungan

untuk bertindak (trend to be have). Ketiga komponen ini secara bersama-


25

sama membent uk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap

yang utuh ini pengat ahuan, berpikir. keyakinan, dan emosi memegang

peranan penting.

Menurut Azwar dalam Lestari (2015), struktur sikap terdiri atas

komponen yang sangat menunjang yaitu :

a. Komponen kognitif

Komponen kognitif berisi persepsi dan kepercayaan yang

dimiliki oleh individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif

ini dapat disamakan dengan pandangan (opini).

b. Komponen afektif

Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek

sikap dan menyangkut masalah cmosi. Aspek cmosional inilah yang

biasanya onitoring berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan

merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh- pengarub

yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

c. Komponen konatif

Komponen konatif merupakan komponen perilaku yang

cenderung untuk bertindak atauunt uk bereaksi terhadap sesuatu

dengan cara- cara tertentu.


26

3. Tingkatan Sikap

Menurut Lestari (2015), Sikap terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatuindikasi dari sikap,

Karenadengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau meng

diberikan Terlepas dari hal te pekerjaan itu benar atau salah adalah

berani tugas yang orang menerima ide tersebut

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjektif atau seseorang memberikan

nilai yang positif terhadap objek stimulus, dalam arti membahasnya

dengan lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi menganjurkan

orang lain merespons.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatanya ada bertanggung jawab

terhadap apa yang te diyakininya. Sescorang yang telah mengani sikap

tertentu berdasarkan keyakinannya, dia he berani mengambil resiko

bila ada orang lain ya mencemoohkan atau adanya resiko lain.


27

4. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Lestari (2015), beberapa faktor yang ikut berperan dal

membentuk sikap antara lain:

a. Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan membentuk dan

mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan

menjal salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai

tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman

yang berkaitan dengan objek psikologis. Apakah penghayatan itu

kemudian akan membentuk sikap positif ataukah negative, akan

tergantung pada berbagai faktor lain.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen

sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap

penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap

gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita

kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak

mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara

orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orangtua,

orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman

dekat,guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain- Tain.

Kencederungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.


28

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembent ukan sikap kita. Apabila kita hidup

dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi

pergaulanheteroseksual, sangat mungkin kita mempunyai sikap yang

mendukung terh masalah kebebasan pergaulan heteroseks Apabila kita

hidup dalam budaya sosial v sangat mengutamakan kehidupan

berkelompa maka sangat mungkin kita akan mempunyai sik, negative

terhadap kehidupan individualism ya mengutamakan kepentingan

perorangan.

d. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai benty media massa

mempunyai pengaruh besar dalan pembentukan opini dan kepercayaan

orang. Medi massa membawa pesan- pesan yang berisi sugest yang

dapat mengarahkan opini seseorang. Pesan pesan sugesti yang dibawa

oleh informasi tersebu apabila cukup kuat, akan member dasar afekti

dalam menilai sesuat u hal sehinggaterbentukla arah sikap tertentu.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agam sebagat suatu system

mempunyai pengaru dalam pembentukan sikap dikarenakan keduany

meletakkan dasar pengertian dan konsep mora dalam diri individu.


29

f. Pengaruh faktor emosional

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situas lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang kadang- kadang, suatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi

sebagai semacam penyaluran frustasi atau bentuk pengalihan

mekanisme pertahanan ego.

5. Pembentukan Sikap

Menurut Lestari (2015), Sikap dibentuk melalui empat macam

pembelajaran sebagai berikut :

a. Pengkondisian klasik (classical conditioning)

Proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus/

rangsang selalu diikuti oleh stimulus/ rangsang yang lain, sehingga

rangsang yang pertama menjadi suatu isyarat bagi rangsang yang

kedua.

b. Pengkondisian instrumental (instrumental conditioning)

Proses pembelajaran terjadi ketika suatu perilaku mendat

angkan hasil yang menyenangkan bagi seorang, maka perilaku tersebut

akan diulangi kembali. Sebaliknya, bila perilaku mendat angkan hasil

yang tidak menyenangkan bagi seseorang. maka perilaku tersebut tidak

akan diulangi lagi atau dihindari.

c. Belajar melalui pengamatan

Proses pembelajaran dengan cara mengamati perilaku orang

lain, kemudian dijadikan sebagai contoh untuk berperilaku serupa.


30

Banyak perilaku yang dilakukan seseorang hanya karena mengamati

perbuatan orang lain.

d. Perbandingan social (Sosial comparasion)

Proses pembelajaran dengan membandingkan orang lain untuk

mengecek apakah pandangan kita mengenai sesuatu hal adalah benar

atau salah disebut perbandingan social.

6. Pengelompokan Sikap

Sementara menurut Azwar (2013), sikap dapat dikategorikan

kedalam tiga orientasi pemikiran, yaitu :

a. Berorientasi pada respon

Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Louis Thurstone,

Rensis Likert dan Charles Osgood. Dalam pandangan mereka, sikap

adalah suatu bentuk atau reaksi perasaan. Secara lebih operasional

sikap terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak

(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) terhadap objek tersebut.

b. Berorientasi pada kesiapan respon

Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Chave, Bogardus,

LaPierre, Mead, dan Allport. Konsepsi yang mereka ajukan ternyata

lebih kompleks. Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dengan cara-cara tertentu.


31

c. Beroreintasi pada skema triadic

Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan konstelasi

komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saing

berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap

suatu. Sikap didefinisikan sebagai keteraturan tertentu dalam hal

perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan

(konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan sekitarnya.

7. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap secara ilmiah dapat diukur, dimana sikap

terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode

pengukuran sikap adalah metode Self Report dan Pengukuran Involuntary

Behavior :

a. Observasi Perilaku

Untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu kita dapat

memperhatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu

indicator sikap individu.

b. Penanyaan Langsung

Individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya

sendiri, ia akan mengungkapkan secara terbuka apa yang dirasakannya.

c. Pengungkapan Langsung

Pengungkapan secara tertulis yang dapat dilakukan dengan

menggunakan item tunggal yaitu member tanda setuju atau tidak


32

setuju, maupun menggunakan item ganda yang dirancang untuk

mengungkapkan perasaan yang berkaitan dengan suatu objek sikap.

d. Skala Sikap

Skala sikap berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai

suatu objek sikap. Dari respon subjek pada setiap pernyataan kemudian

dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang.

e. Pengukuran Terselubung

Metode pengukuran terselubung objek pengamatannya bukan

lagi perilaku tampak yang disadari atau disengaja dilakukan oleh

seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi diluar kendali

orang berangkutan (Azwar, 2013).

D. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di

Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Tengah

Menurut Penelitian Singal (2018), terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan pemanfaatan Puskesmas. Penelitian yang dilakukan di Desa Kima

Bajo dapat dilihat bahwa pengetahuan berhubungan dengan pemanfaatan

puskesmas oleh karena hanya sebagian kecil yang tidak memanfaatkan

puskesmas, karena masyarakat pada umumnya sudah dapat memperoleh

pengetahuan tentang kesehatan lewat penyuluhan kesehatan yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan di puskesmas.

Menurut Penelitian Aubi Basit (2020), ada hubungan yang bermakna

antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Ketidaktahuan

responden tentang manfaat puskesmas, apa saja yang dapat diperoleh dari
33

pelayanan kesehatan di puskesmas dan program-program serta kegiatan-

kegiatan apa saja yang dapat diperoleh oleh responden dalam memperoleh

pelayanan kesehatan menyebabkan mereka tidak ingin memanfaatkan

pelayanan kesehatan di puskesmas. Bagi responden yang memiliki

pengetahuan tinggi dan tidak memanfaatkan puskesmas disebabkan karena

adanya keyakinan bahwa mereka tidak cocok berobat ke puskesmas dan lebih

memilih pelayanan kesehatan bidan dan rumah sakit.

E. Hubungan Sikap Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah

Kerja Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Tengah

Menurut Penelitian Inggal (2018), terdapat hubungan antara sikap

dengan pemanfaatan Puskesmas. Penelitian yang dilakukan di Desa Kima

Bajo dapat dilihat bahwa sikap berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas

ini dikarenakan masyarakat merasa cocok dengan pelayanan yang ada

dipuskesmas sehingga masyarakat memilih untuk memanfaatkan puskesmas.

Puskesmas memberikan pengaruh besar bagi masyarakat untuk perbaikan

kesehatan. Masyarakat juga mendapatkan informasi tentang kesehatan

untukmeningkatkan derajat kesehatannya sehingga sikap masyarakat untuk

memanfaatkan puskesmas juga baik dan masyarakat merasa cocok dengan

pelayanan kesehatan yang ada.

Menurut Penelitian Aubi Basit (2020), ada hubungan yang bermakna

anatara sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sikap individu dalam

menggunakan pelayanan kesehatan tergantung kepada pengetahuan yang

dimilikinya, responden yang memiliki sikap kurang baik tentang pemanfaatan


34

pelayanan Puskesmas Gayamsari karena pengetahuan yang didapat masih

kurang sehingga mereka tidak yakin dan tidak memiliki minat dalam

memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Gayamsari. Responden

yang sudah pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas

Gayamsari dapat menilai pelayanan yang sudah didapatkan, dan mereka

mempunyai keputusan untuk memilih untuk tetap memanfaatkan atau tidak

memanfaatkan.

F. Kerangka Konseptual

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pengetahuan
Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan
Sikap
35

G. Definisi Operasional

Definisi Alat Skala


No Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
1. Pengetahuan Segala sesuatu Menyebarkan Kuesione Menggunakan Ordinal
atau kuesioner r skla Guttman
pengetahuan 0:kurang jika
responden jawaban benar
tentang <56%
pemanfaatan 1:Cukup jika
pelayanan jawaban benar
kesehatan 56-75%
2:baik jika
jawaban
benar>75%
2 Sikap Penilaian Menyebarkan kuesioner Menggunakan Nominal
Responden kuesioner Skala Likert
terhadap 0;Unfavourable
perasaan dan jika skor
kecendrungan jawaban
responden <median
untuk 1:Faourable jika
memanfaatka skor jawaban ≥
n pelayanan median
kesehatan
3 Pemanfaatan Keinginan Menyebarkan kuesioner Menggunakan Nominal
Pelayanan untuk kuesioner Skala Guttman
Kesehatan memanfaatka 0:tidak
n pelayanan memanfaatkan
kesehatan pelayanan
kesehatan
1:memanfaatka
n pelayanan
kesehatan

H. Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Bentiring Kabupaten Bengkulu tengah.

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Bentiring Kabupaten Bengkulu tengah.


36

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan

pemanfaatan pelayanankesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas

Bentiring Kabupaten Bengkulu tengah.

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring

Kabupaten Bengkulu tengah.


37

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Bentiring kabupaten

Bengkulu tengah. Waktu penelitian pada Bulan Maret Tahun 2021.

B. Jenis atau Desain Penelitian

Jenis penelitian ini Deskriptif adalah untuk memberikan mendeskripsi

atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel

yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melalukan analisi dan

membuat kesimpulan yang berlaku umum (Umar, 2013). Desain penelitian ini

adalah Cross Sectional yaitu merupakan jenis penelitian yang menekankan

waktu pengukuran /observasi data variable bebas dan tergantung hanya satu

kali pada satu saat, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel satu dengan variabel yang lain (Nasir, 2018).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

menurut Sugiyono dalam Nasir (2018), populasi adalah wilayah

generalisasi objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah KK

(Kartu Keluarga) yang ada di kawasan wilayah kerja Puskesmas Bentiring

37
38

Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu sebanyak

2.020 KK dan 6.991 jiwa.

2. Sampel

a. Besar Sampel

Menurut Sugiyono dalam Nasir (2018), Sampel adalah bagian

dari populasi yang diharapakn mampu mewakili populasi dalam

penelitian.peneliti harus mengambil sampel yang benar-benar

represntatif (dapat mewakili), untuk menentukan besarnya sampel

yang diambil dari populasi peneliti menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Slovin dalam Nasir (2018), dengan tingkat

kepercayaan 90% dengan jilai adalah sebagai berikut :

N
Rumus : n=
1+ Ne 2

6.991
n= 2
1+ 6.991(0,1)

6.991
n=
6. 992( 0,1)2

6.991
n=
69.92

n = 99,98 menjadi 100

Dimana :

n= Jumlah sampel

N=Populasi

e= Tingkat kesalah dalam memilih anggota sampel yang ditolelir

sebesar 10%.
39

Maka dapat disimpulkan, sampel pada penelitian ini

menggunakan 100 orang responden.

Sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari populasi target

yang akan diteliti secara langsung, kelompok ini meliputi subjek yang

memenuhi kriteria :

1) Kriteria Inklusi

Menurut Nursalam dalam Nasir (2018), Kriteria ekslusi

Merupakan penentuan sampel yang didasarkan atas karakteristik

umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau

yang akan diteliti.

Kriteria inklusi pada penelitan ini adalah penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Bentiring yang berusia 20-40 tahun.

2) Kriteria Ekslusi

Menurut Nasir (2018), kriteria ekslusi merupakan kriteria

untuk menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dari penelitian.

Menurut Riyanto (2019), terdapat keadaan yang tidak

memungkinkan dilaksanakan penelitian, terdapat keadaan lain

yang menggangu, adanya hambatan etika dan subjek menolak

dijadikan responden.

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah yang bertempat

tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring, bias diwawancarai,

tidak sedang sakit.


40

b. Teknik Sampling

Sampling merupakan cara pengambilan sampel dari populasi

dengan tujuan sampel yang diambil dapat mewakili populasi yang

akan diteliti.pada hakekatnya teknik sampling dikembangkan dengan

tujuan untuk membantu para peneliti dalam upaya untuk melakukan

generalisasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan (Nasir, 2018).

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah

Cluster Random Sampling, merupakan teknik pengambilan sampel

secara kelompok atau gugus. Kelompok yang diambil terdiri dari unit

georafis seperti desa, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya (Riyanto,

2019).

Menurut Nasir (2018), teknik sampling daerah ini sering

digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel

daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada

daerah itu secara sampling juga.

Dari uraian diatas maka didapatkan data penduduk yang tinggal

di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring :

Jumlah Jumlah
No Desa
Penduduk Sampel/Desa
1 Taba Jambu 1557 22
2 Dusun Baru I 762 11
3 Tanjung Terdana 1165 16
4 Margo Mulyo 1331 19
5 Harapan Makmur 1137 16
6 Pondok Kubang 959 14
41

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Menurut Umar (2013), data primer merupakan data yang didapat

dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari

wawancara atau dari hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh

peneliti.

2. Data Sekunder

Data Sekunder menurut Umar (2013) merupakan data primer yang

telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data

primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau

diagram-diagram.

E. Teknik Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2012), analisa data dilakukan melalui

pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu editing, coding,

entry, cleaning data dan tabulating data.:

1. Editing data

Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isi formulir atau kuesioner yang telah di isi. Dalam penelitian ini

yang dilakukan oleh peneliti adalah memeriksa kembali data responden

yang diperoleh atau dikumpulkan. Kemudian editing dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Notoatmodjo, 2012).


42

2. Coding data

Bertujuan mengidentifikasi data yang terkumpul dan memberikan

angka. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam melakukan

analisa data. Dalam penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti adalah

setelah kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean

atau coding, yakni memberikan kode pada hasil jawaban pertanyaan

masing-masing responden (Notoatmodjo, 2012).

3. Entry data

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah

melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data

agar dianalisis. Proses data dilakukan dengan cara meng-entry data dari

kuesioner ke perangkat computer (Notoatmodjo, 2012).

4. Cleaning data

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry

untuk melihat kemungkinan ada kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

kemudian dilakukan koreksi. Setelah semua data diolah, peneliti

melakukan pengecekan kembali untuk memastikan tidak ada kesalahan

kode atau ketidaklengkapan (Notoatmodjo, 2012).

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap masing-

masing variabel dari penelitian, dengan menggunakan analisis distribusi

frekuensi untuk melihat variabel independen pemanfaatan pelayanan


43

kesehatan serta variabel dependen pengetahuan dan sikap (Sugiyono,

2014).

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui interaksi

dua variabel yaitu dependen Pengetahuan dan sikap dan independen

Pemanfaatan Pelayan Kesehatan yang diduga berhubungan dengan

menggunakan Chi-square. Untuk mengetahui keeratan hubungan dengan

menggunakan uji statistic Contigency Coefficient (C) (Sugiyono, 2014).


44

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Maulana.(2014).Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta:Salemba Empat

Alamsyah, Dedi.(2017). Manajemen Pelayanan Kesehatan. Bantul: Nuha Medika.

Azwar A. (2013). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Azwar, A. (2010) Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Tangerang:


Binarupa Aksara.

Basit, Z.A & Prameswari, G.N. (2020). Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan. Higea
Journal Of Publich Health Research and Development. Vol. 4. No. 1.
2020.

Dinkes Provinsi Bengkulu. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu.


Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2020.

Dinkes Benteng. (2020). Profil Kesehatan Bengkulu Tengah : Puskesmas


Bentiring. Karang Tinggi: Dinas Kesehatan Bengkulu Tengah, 2020.

Fatimah, Siti & Indrawati, Fitri. (2019). Faktor Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
di Puskesmas. Higea Journal Of Publich Health Research and
Development. Vol. 3. No. 1. 2019.

Junaidi, H & Yunita, A. (2014). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap


Masyarakat Dengan Pemanfaatan Puskesmas Guguk Panjang Oleh
Masyarakat Kelurahan Bukik Canggang Bukittinggi. LPPM Stikes Yarsi.
2014.

Kemenkes, RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian


Kesehatan RI, 2019.

Kemenkes, RI. (2016). Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


nomor 43 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.

Kemenkes, RI. (2014) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75


Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Kemenkes, RI. (2010) Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan


RI, 2010.
45

Lestari, Titik. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian


Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Mubarak, W.I. & Chayatin, N. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika, 2009.

Nasir, A, Muhith, A & Ideputri, M.E. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan.


Yogyakarta: Nuha Medika, 2018.

Notoadmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Singgal, H.I.V, Kandou.G.D, & Rumayar, A,A. (2018). Hubungan Antara


Pengetahuan, Sikap dan Pendapatan Dengan Pemanfaatan Puskesmas
Oleh Masyarakat Desa Kima Bajo Kecamatan Wori. Jurnal Kesmas,
Vol.7. No.5, 2018.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta, 2014.

Syafrudin. (2015). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Timur: CV. Trans Info
Media, 2015.

Riyanto, Agus. (2019). Statistik Deskriptik Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika, 2019.

Umar.Husein.(2013). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:


Rajawali Pers, 2013.
L
A
M
P
I
R
A
N
LEMBAR KUESIONER

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring Kecamatan Pondok Kubang

Kabupaten Bengkulu Tengah. Tidak ada paksaan dalam mengisi kuesioner ini dan

jawaban Bapak/Ibu?Saudara/I di rahasiakan. jawaban Bapak/Ibu?Saudara/I sangat

membantu dalam penelitian ini. Indentitas responden :

1. Nama :

2. Tempat, Tanggal Lahir :

3. Jenis Kelamin :

4. Alamat :

5. Pekerjaan :

6. Penghasilan :

7. Pendidikan :

B. Pengetahuan

Petunjuk pengisian :

1. Lingkar huruf a,b,c atau d pada piliha yang menurut anda benar.

2. Jika anda salah mengisi jawaban coret jawaban yang anda anggap salah

dan lingkari jawabn yang ada jawab benar.

Peretanyaan :

1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan puskesmas?

a. Suatu sarana kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

b. Tempat pencegahan penyakit


c. Tempat berobat

d. Tempat berkonsultasi

2. Menurut anda apa tujuan dari puskesmas?

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, mengobati dan

untuk konsultasi

b. Hanya untuk berobat

c. Hanya untuk konsultasi

d. Hanya untuk pencegahan penyakit

3. Menurut anda apa manfaat dari puskesmas?

a. Hanya tempat berobat

b. Hanya tempat membeli obat

c. Tempat pelayanan kesehatan masyarakat

d. Hanya tempat berkonsultasi

4. Menurut anda apa saja program pokok puskesmas?

a. Laboraturium kesehatan, kesehatan mata, mudah dijangkau dan

bermutu

b. Memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh

c. Upaya kesehatan gigi dan mulut, mata hidung, dan telinga

d. Upaya KIA,KB, kesehatan lingkungan dan kesehatan jiwa.

5. Menurut anda apa fungsi dari Puskesmas

a. Sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan

b. Pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pemberdayaan

dan pusat pelayanan kesehatan


c. Pembangunan kesehatan lingkungan

d. Hanya tempat membeli obat

6. Menurut anda apa saja kegiatan pokok puskesmas

a. Usaha kesehatan ibu dan anak, KB dan tempat berkonsultasi

b. Usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga

c. Pusat pembangunan kesehatan masyarakat

d. Pusat pelayanan kesehatan

7. Pelayanan-pelayanan apa saja yang anda ketahui di Puskesmas

a. Pelayanan imunisasii, hamil, KB, pengobatan dan penyuluhan

b. Hanya pengobatan

c. Hanya kesehatan ibu dan anak

d. Pelayanan imunisasi

8. Siapa saja yang bias memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas

a. Semua kalangan atau masyarakat

b. Pengawai negri

c. Orang yang banyak uang

d. Untuk para pedagang dan petani

9. Menurut anda apa syarat pokok puskesmas

a. Tersedia, mudah dicapai, di daoat diterima dan wajar

b. Mudah dijangkau dan dapat membantu keperluan orang lain

c. Menyediakan dan menyiapkan pelayanan

d. Bisa mengobati
10. Menurut anda pelayanan yang baimana harus diberikan kepada pasien

yang datang ke Puskesmas

a. Pelayanan yang memenuhi standar, ramah kepada setiap pasien

yang berkunjung

b. Pelayanan yang biasa saja

c. Bersikap acuh kepada pasien yang akan datang berkunjung

d. Memberikan pelayanan yang seadanya.

11. Jenis pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas adalah:

a. Rawat jalan

b. Rawat inap

c. Perawatan

d. Non Perawatan

12. Fasilitas yang seharusnya dimiliki oleh puskesmas adalah:

a. Laboratorium sederhana

b. Apotik

c. UGD

d. Aula

13. Puskesmas diperuntukkan bagi:

a. Semua lapisan masyarakat

b. Pribumi saja

c. Pemilik kartu sehat

d. Pemilik JKN saja


14. Bila anda ke puskesmas dengan penyakit yang parah, maka sebaiknya

pihak puskesmas:

a. Menyuruh pulang karena puskesmas tidak mampu mengobati

b. Menyuruh ke dukun

c. Merujuk ke RS yang fasilitasnya lebih lengkap

d. Dibiarkan saja

15. Dalam pelayanan kesehatannya (pengobatan), puskesmas:

a. Hanya mengobati penyakit yang ringan

b. Hanya mengobati penyakit yang berat

c. Mengobati penyakit yang mampu ditangani

d. Hanya memberikan rujukan

16. Selain menangani masalah kesehatan di puskesmas, petugas puskesmas

juga biasanya datang kemana?

a. Sekolah

b. Tempat penyuluhan

c. Tempat yang ditemukan penyakit baru

d. Kerumah-rumah

17. Menurut anda puskesmas merupakan fasilitas kesehatan milik:

a. Pemerintah

b. Swasta

c. Perorangan

d. Tidak tahu
18. Bagaimana sebaiknya prosedur pelayanan puskesmas?

a. Mudah

b. Lancar

c. Cepat

d. Tidak berbelit-belit

19. Pelayanan di puskesmas waktu penyelesaiannya?

a. Terjadwal

b. Jelas

c. Pasti

d. Tuntas

20. Puskesmas yang adil merata, maksudnya?

a. Semua golongan masyarakat mulai dari atas sampai bawah

mendapatkan pelayanan yang sama

b. Cakupan atau jangkauan pelayanan puskesmas harus diusahakan

seluas mungkin dengan distribusi yang merata

c. Pengunjung puskesmas diperlakukan secara adil

d. Hanya golongan tertentu

Sumber: Skripsi, Wati, (2015).


C. Pemanfaatan

Apakah anda memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas

1. Tidak Memanfaatkan

Alsan :

2. Memanfaatkan

Alasan:

3. Pernahkah anda memeriksakan kesehatan?

a. Pernah (≤3 kali)

b. Pernah (>3 kali)

4. Apakah yang anda lakukan ketika sakit?

a. Membawanya ke pelayanan kesehatan

b. Membawanya ke dukun/ pengobata alternatif

c. Tidak dibawa kemana-mana

5. Jika salah satu anggota keluarga anda sakit, apakah anda langsung

membawanya ke puskesmas?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak
6. Apakah anda setiap membutuhkan pelayanan kesehatan berkunjung ke

a. puskesmas?

b. Ya

c. Kadang-kadang

d. Tidak

7. Sudah berapa kali anggota keluarga anda berobat ke Puskesmas dalam

a. setahun terakhir ini?

b. Sering (>3 kali)

c. Jarang (≤3 kali)

d. Tidak pernah

Sumber: Skripsi, Wati, (2015).


D. Sikap

Berikan tanda chek list(√) pada kotak yang paling sesuai menurut anda pada

kolom.

Keterangan :

SS : Bila anda menyatakan Sangat Setuju

S : Bila anda menyatakan Setuju

RR : Bila anda menyatakan Ragu-Ragu

TS : Bila anda menyatakan Tidak Setuju

STS : Bila anda menyatakan Sangat Tidak Setuju

JAWABAN
No PERNYATAAN
SS S RR TS STS
1 Pelayanan puskesmas dapat dinikmati
oleh seluruh golongan masyarakat
2 Pelayanan di puskesmas didasarkan untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah dan
mengobati
3 Obat-obatan yang tersedia di puskesmas
adalag obat generic
4 Pelayanan di puskesmas memenuhi
standar, ramah kepada setiap pasien yang
berkunjung
5 Petugas puskesmas secara berkala
memberikan penyuluhan kerumah warga
6 Lokasi puskesmas harus di pusat
keramian agar mudah di jangkau
7 Kader kesehatan di pilih
puskesmasberdasarkan kemampuan dan
kesanggupan individual
8 Ketersedian sarana di puskesmas dapat
mendorong atau memberikan semangat
kepada masyarakat untu berobat
9 Kampanye kesehatan di perlukan untuk
merubah pola hidup masyarakat
10 Masyarakat perlu dilibatkan oleh
puskesmas dalam upaya peningkatan
kesehatan lingkungan
11 Setiap jenis pelayanan harus dijelaskan
oleh petugas kepada pasien sesuai
dengan masalah kesehatannya.
12 Pelayanan puskesmas tidak hanya
terbatas pada tindakan pengobatan saja
13 Masyarakat membutuhkan pelayanan
kesehatan yang murah (gratis), cepat,
dan mudah dijangkau
14 Setiap anggota keluarga yang sakit
dianjurkan berobat ke Puskesmas.
15 Tarif Puskesmas harus dapat dijangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat
16 Pelayanan kesehatan di puskesmas
memiliki fasilitas rawat inap
17 Puskesmas sebaiknya memiliki dokter
jaga 24 jam
18 Catatan medis pengunjung puskesmas
tersimpan dengan baik
19 Pengunjung puskesmas merasa aman
berobat ke puskesmas
20 Semua golongan masyarakat mulai dari
atas sampai bawah mendapatkan
pelayanan yang sama
Sumber: Skripsi, Wati, (2015).

Anda mungkin juga menyukai