Anda di halaman 1dari 66

FORMULASI SEDIAAN GEL HANDSANITIZER DARI

EKSTRAK DAUN BIDARA ARAB ( Ziziphus spina- chisti L)


DALAM UPAYA PENCEHAGAN COVID 19

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Untuk mencapai gelar Ahli Madya Farmasi (A.md.Farm)

Oleh :
LASTIUR SIMANJUNTAK
17101053

AKADEMI FARMASI AL-FATAH


YAYASAN ALFATHAH
BENGKULU
2020
ii
iii
Motto Hidup

 “Setiap orang pernah memiliki hari- hari yang berat, punya kesalahan dan
hal-hal yang di sesali
Ampunilah....lupakanlah............dan pulihkanlah

 “Setiap usaha dan karyamu hari ini,bawalah dalam doa, agar


Tuhan menyempurnakan”
 “Lakukan yang terbaik, bersikap yang baik, maka kau akan
menjadi orang yang terbaik”
 “Jangan menunda-nunda untuk melakukan suatu pekerjaan
karena tidak ada yang tau apakah kita dapat bertemu hari esok
atau tidak”

iv
Persembahan

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas
berkatnya lah saya bisa bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis
Ilmiah ini kupersembahkan untuk:
 Kedua orang tuaku terutama Mama ercinta D.Simarmata dan bapak
saya A. Simanjuntak yang selalu mendoakan saya .yang selalu memberi
semangat, dukungan baik moral maupun materi, terima kasih atas
perjuangannya selama ini yang tanpa mengeluh selalu mencukupi
kebutuhan anak-anaknya berkat doa dan harapan kalianlah gelar Ahli
Madya Farmasi dapat saya raih.
 Teruntuk adik-adikku: Adi Simanjuntak, Dani Kristian Simanjuntak ,
dan Bagas yunus tama Simanjuntak yang senangtiasa mendoakan
kakak,memberikan kakak semangat dan selalu support kakak sampai
saat ini.
 Teruntuk Saudara-saudara ku,yang tidak bisa aku sebutkan satu
persatu. Aku ucapakan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya atas
semangat yang selalu kalian berikan kepada ku.
 Kepada pembimbing I saya Ibu Luky Dharmayanti,M.Farm., Apt dan
Pembimbing 2 saya Ibu Nurwani Purnama Aji ,M.Far,Apt., terima
kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan masukan yang
bermanfaat dari pembuatan proposal sampai ke pembuatan Karya Tulis
Ilmiah hingga selesai dengan baik
 Dan teruntuk kawan seperjuanganku yaitu “GENG PARSILI”
terimaksih aku terimakasih kepada kalian yang selalu menjadi teman
bahkan udah aku anggap seperti saudara-saudaraku.yah walaupun
terkadang kita sering selisih paham.aku bangga bisa kenal sama kalian

v
bahkan sampai detik ini kalian tetep yang terbaik buatku.akuberharap
persahabatan kita jangan sampai disini saja yaaa..
 Kawan-kawan seperjuangan khususnya kelas C2, terima kasih atas
keseruan dan kekonyolan selama 3 tahun ini, meskipun kita berbeda dari
segi keyakinan, selera, dan perbedaan lainnya tapi kita tetap bisa
menjadi keluarga selama 3 tahun ini
 Almamater tercinta

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal Karya Tulis Ilmiah yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md.Farm) Akademi Farmasi Al

fathah Bengkulu, dengan judul “Formulasi Sediaan Handsanitazier Gel Dari

Ektrak Bidara Arab (Ziziphus spina-chisti L)” ini tepat pada waktu yang

telah ditentukan.

Dalam proses penulisan proposal karya tulis ilmiah ini tak lepas dari peran

penting berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Luky Dharmayanti, M.Farm., Apt selaku pembimbing I yang telah

membantu dengan segenap tenaga, fikiran, motivasi, dorongan, nasehat, saran

dan waktu dalam membimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ibu Nurwani Purnama Aji, M.Farm., Apt Selaku pembimbing II yang telah

membantu dengan segenap tenaga, fikiran, motivasi, dorongan, nasehat, saran

dan waktu dalam membimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ibu Sari Yanti, M.Farm., Apt selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan nasehat dan dukungan selama menjalani proses perkuliahan.

4. Ibu Devi Novia, M.Farm.,Apt selaku penguji yang telah banyak membantu,

memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan proposal ini.

5. Bapak Drs.Joko Triyono, Apt.,MM selaku ketua Yayasan Al Fathah Bengkulu.

vii
6. Ibu Densi Selpia Sopianti M.Farm.,Apt selaku Direktur Akademi Farmasi Al-

Fatah Bengkulu.

7. Kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat, kasih sayang dan

dorongan baik material maupunlisan, serta banyak doa disetiap sujud sholatnya

kepada penulis.

8. Para dosen dan staf karyawan Akademi Farmasi Al fathah Bengkulu yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan

di Akademi Farmasi Al Fatah Bengkulu.

9. Teman-teman seperjuangan Akademi Farmasi Al Fatah Bengkulu khususnya

kelas C2 yang telah berjuang bersama hampir 3 tahun ini.

Penulis menyadari dari karya tulis ilmiah yang penulis susun ini masih

banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis

Ilmiah yang penulis susun ini bermanfaat untuk pengembangan Ilmu

Pengetahuan.

Bengkulu, Juli 2020

Penuli

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

INTISARI ....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Batasan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.4 Tujuan penelitian ................................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................. 3
1.5.1 Bagi Akademik .......................................................................... 3
1.5.2 Peneliti Lanjutan ....................................................................... 4
1.5.3 Bagi Masyarakat ........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 5

2.1 Kajian Teori........................................................................................ 5

2.1.1 Tanaman Bidara Arab ............................................................... 5

2.1.2 Ekstraksi .................................................................................... 9

ix
2.1.3Kulit............................................................................................ 12

2.1.4 Gel ............................................................................................. 14

2.1.5 Antiseptik .................................................................................. 18

2.1.6 Uji Sifat Fisik ............................................................................ 19

2.1.7 Monografi Bahan....................................................................... 20

2.2 Kerangka Konsep ............................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 23

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 23


3.1.1 Tempat Penelitian .................................................................. 23
3.1.2 Waktu Penelitian .................................................................... 23
3.2 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................. 23
3.2.1 Alat Penelitian ........................................................................ 23
3.2.2 Bahan Penelitian ..................................................................... 23
3.3 Pengambilan Sampel ............................................................................. 23
3.4 Prosedur Kerja Penelitian ..................................................................... 24
3.3.1. Formulasi Sediaan .................................................................... 24
3.3.2. Prosedur Pembuatan Handsanitizer ......................................... 24
3.3.3. Evaluasi Sediaan Handsanitizer ............................................... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 27

4.1 HASIL.................................................................................................... 26

4.1.1 Hasil dan Pembahasan Evaluasi Gel Handsanitizer .................... 27

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 35

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 35

5.2. Saran ..................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 36

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Alur Jalan Penelitian formulasi Sediaan .......................................... 40


Lampiran 2 : Skema Prosedur Kerja Pembuatan Gel Handsanitizer .................... 41
Lampiran 3 : Perhirungan Bahan .......................................................................... 43
Lampiran 4 :Alat Pembuatan Gel .......................................................................... 44
Lampiran 5 : Bahan Pembuatan Gel ..................................................................... 46
Lampiran 6 : Cara Kerja Pembuatan Gel Handsanirizer ...................................... 47
Lampiran 7: Evaluasi Sediaan ............................................................................... 48
Lampiran 8 : Perhitungan Viskositas .................................................................... 49
Lampiran 9 : Kemasan Gel Handsanitizer ............................................................ 52

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Rancangan Formula Gel Handsanitizer ................................................. 24


Tabel 2 : Hasil Organoleptis Gel Ekstrak Daun Bidara Arab .............................. 27
Tabel 3 : Hasil Uji Homogenitas Gel Ekstrak Daun Bidara Arab ....................... 29
Tabel 4 : Hasil Uji pH Gel Ekstrak Daun Bidara Arab ......................................... 30
Tabel 5 : Hasil Uji Daya Sebar Gel Ekstrak Daun Bidara Arab ........................... 31
Tabel 6 : Hasil Uji Viskositas Gel Ekstrak Daun Bidara Arab ............................ 32

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Tanaman Bidara Arab ........................................................................ 5


Gambar 2 : Kerangka Kimia Dasar Flavonoid ...................................................... 7
Gambar 3 : Kerangka Saponin .............................................................................. 8
Gambar 4 : Lapisan Kulit ...................................................................................... 12
Gambar 5 : Kerangka Konsep ............................................................................... 22
Gambar 6 : Grafik Hasil Uji pH ............................................................................ 30
Gambar 7 : Grafik Hasil Uji Daya Sebar .............................................................. 32
Gambar 8 : Grafik Hasil Uji Viskositas ................................................................ 33

xiii
INTISARI
Tumbuhan Bidara Arab merupakan tumbuhan dari suku Rhamnaceae.
Tanaman Bidara Arab ( Ziziphusspina-cristiL ) memiliki banyak manfaat
memiliki kandungan fenolat dan flavonoid serta saponin yang kaya akan manfaat,
berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk membuat sediaan Gel
handsanitizier dari estrak Daun Bidara Arab ( Ziziphusspina-cristiL ) salah satu
upaya untuk mengurangi pemakaian bahan kimia berupa alkohol dan triklosan
yang terkandung dalam produk antiseptik handsanitizierdengan menggunakan
estrak tanaman yang ada di alam yang mengandung sifat antibakteri.
Formulasi sediaan gel dari estrak daun Bidara Arab sebagaai zat aktif dan
Na.CMC sebagai bahan dasar formulasi, kemudian dibuat gel formula I,II,III
dengan konsentrasi estrak daun Bidara Arab masing-masing 0,1 %, 1 %, 1,5 %.
Homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan viskositas. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu berupa tabel dan grafik.
Hasil dan evaluasi keempat formula pada variasi konsentrasi ekstrak
menunjukkan bahwa ekstrak daun Bidara Arab dapat dibuat dalam bentuk sediaan
gel dan variasi konsentrasi ekstrak dapat mempengaruhi bentuk sifat fisik sediaan
gel seperti warna, daya sebar, pH, dan viskositas.

Kata Kunci : Ekstrak Bidara Arab, Gel handsanitizier, Evaluasi Sediaan


Daftar Acuan : 1995- 2017

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Menjaga kebersihan adalah hal wajib yang harus selalu dilakukan oleh

siapapun dan kapanpun. Salah satunya yang terpenting adalah menjaga kebersihan

tangan, pasalnya tangan adalah bagian tubuh yang sangat rentan dan dapat dengan

mudah menjadi tempat bersarangnya virus, dan bakteri. Dampak yang

ditimbulkan akibat kebiasaan tidak menjaga kebersihan tangan bisa berskala

ringan hingga berat akibat terserang virus dan bakteri. Dan penyebarannya sendiri

dapat terjadi lewat tangan, seperti flu, diare, hepatitis, H1N1 hingga berakibat

virus corona (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

Indonesia sedang mengalami kejadiaan yang luar biasa yaitu Covid

19.dan untuk penanganan salah satunya seperti dengan menggunakan Antiseptik

misalnya Handsanitazier seperti pada saat ini dan bisa di bawa ke mana-

mana.Cara pemakainnya adalah dengan diteteskan pada telapak tangan, kemudian

diratakan pada permukaan tangan tanpa dibilas dengan air (Sari dan Isadiartuti,

2006).

Mencuci tangan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam

upaya untuk menjaga agar tubuh terhindar dari penyakit, khususnya infeksi yang

disebabkan oleh mikroorganisme. Namun kadang keberadaan sabun dan air tidak

sesuai dengan yang dinginkan. Sehingga membuat masyarakat malas untuk

mencuci tangan saat ingin makan dan minum bila sedang beraktifitas diluar. Salah

1
2

satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan sebelum makan

dan minum dengan menggunakan gel antiseptik tangan (handsanitizer) sebagai

alternatif praktis menggantikan sabun dan air untuk mencuci tangan (Kementrian

Kesehatan RI, 2011).

Salah satu upaya untuk mengurangi pemakaian bahan kimia berupa

alkohol dan triklosan yang terkandung dalam produk antiseptik handsanitizer,

maka dilakukan inovasi produk antiseptik handsanitizer dengan menggunakan

ekstrak tanaman yang ada di alam yang mengandung sifat antibakteri,.Kandungan

daun di ketahui mengandung berbagai metabolit sekunder seperti Alkoloi

,Flavonoid, Saponin, Tanin (Asgarpanah, J., & Haghighat, E., 2012).

Dari berbagai tanaman obat yang ada, Bidara Arab (Ziziphus spina-

chistiL.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat memiliki

kandungan fenolat dan flavonoid yang kaya akan manfaat. Senyawa fenolat

adalah senyawa yang mempunyai sebuah cincin aromatik dengan satu atau lebih

gugus hidroksi, senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari

tumbuhan yang memiiliki ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu

atau lebih gugus hidroksil (Harbon, 1987). Dalam tubuh senyawa fenolat kaya

akan manfaat biologis antara lain antioksidan, antiinflamasi, antimikrob, antifungi

dan mencegah timbulnya tumor (Prior, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk membuat sediaan

Gel handsanitizier dari ekstrak Daun Bidara Arab (Ziziphus spina-chisti L) karena

handsanitazier begitu banyak di butuhkan pada keadaan pada saat ini dan bisa di

bawa kemana-mana secara praktis dan sebagai salah satu pencegahan covid 19
3

1.2 Batasan Masalah

a) Sampel yang di gunakan pada penelitian ini adalah ekstrak daun bidara

arab (Ziziphus spina-chisti L)

b) Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi ekstrak daun bidara arab pada

sediaan fisik Handsanitizier

1.3 Rumusan Masalah

a) Apakah ekstrak daun bidara arab dapat di formulasikan sediaan Gel

Handsanitizier ?

b) Apakah variasi konsentrasi ekstrak daun bidara arab dapat

mempengaruhi sifat fisik Gel Handsanitizier?

1.4 Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui apakah Ektrak Bidara Arab (Ziziphus spina-chisti L)

dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan gel handsanitizer.

b) Untuk mengetahui pada konsentrasi berapa Ekstrak Daun Bidara Arab

dapat di lihat dalam bentuk Gel Handsanitizier.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitiaan yang dilakukan sebagai berikut:

1.5.1 Bagi akademik

Membantu perkembangan ilmu pengetahuan dalam kajian keilmuan dan

perkembangan teknologi dan referensi untuk melakukan penelitian bagi

mahasiswa/mahasiswi selanjutnya.
4

1.5.2 Bagi Peneliti Lanjutan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dan menambah

wawasan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

manfaatkan Ektrak Bidara Arab (Ziziphus spina-chisti L)

1.5.3 Bagi Instansi/ Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemenfaatan Daun

Bidara Arab,sebagai tanaman obat untuk terapi alternatif dalam pembuatan

Handsanitizier
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Tanaman Bidara Arab

Gambar 1. Tanaman daun Bidara Arab (Allan, 2012)

a) Klasifikasi Tanaman Bidara Arab (Ziziphusspina-cristi L)

Kingdom : Plantae

Divisi : Mognoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rosales

Family :Rhamnaceae

Genus :Ziziphus

Spesies :Ziziphusspina-cristiL

5
6

b) Morfologi tumbuhan

Tanaman ini merupakan salah satu semak atau pohon berduri dan tinggi

mencapai 15 m, diameter batang mencapai 40cm. Kulit batang berwarna

abu-abu gelap atau hitam, pecah-pecah tidak beraturan. Panjang daun 4-7

cm dengan lebar 2-5 cm. Tangkai daun memiliki bulu dan pada pinggiran

daun terdapat gigi yang sangat halus. Bidara laut juga mempunyai buah

berbji satu, bulat sperti bulat telur, ukuran kira-kira 6x4 cm, dan berwarna

kekuningan sampai kemerahan (Backer dan Brink, 1965)

c) Kandungan kimia dalam Bidara Arab

Tanaman bidara memiliki tiga kandungan kimia yaitu polifenol, saponin

dan tannin (Chang 2002).” Senyawa kimia yang terkandung pada tanaman

bidara yang digunakan sebagai pengobatan antara lain: alkaloid, fenol,

flavanoid, dan terpenoid” (Adzu dkk, 2001)

Tanaman Bidara (Ziziphus spina-christi L.) memiliki banyak

manfaat karena mengandung fenolat dan flavonoid. Menurut (Harbon

2017) mengatakan, senyawa fenolat adalah senyawa yang mempunyai

sebuah cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksi, senyawa

yang berasal dari tumbuhan yang memiliki ciri sama, yaitu cincin aromatic

yang mengandung satu atau lebih gugus hidroksil.

Kandungan fenolat pada tanaman bidara kaya akan mafaat biologis

antara lain: antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, antifungi dan

mencegah timbulnya tumor (Prior, 2003). Khasiat bidara untuk melindungi

sel DNA manusia yang disebabkan oleh kerusakan dari radiasi actinic diuji
7

menggunakan alat tes kontrol dimodifikasi oleh Regentec, spin dari

perusahaan riset dari Universitas Nottingham (Abdel-Galil F.M, 1991).

a. Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang tersebar luas di

alam. Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan

senyawa C6-C3-C6 yang artinya kerangka karbonya terdiri atas

dua gugus C6 (cincin benzene terdistribusi) di sambungkan oleh

rantai alifatik tiga karbon (Robinson ,1995)

Gambar 2. Kerangka dasar flavonoid (Robinson,1995)


Fungsi flavonoid pada tumbuhan adalah untuk mengaturproses

fotosintesis, zat mikroba, antivirus, dan antiinsektisida. Flavonoid

dihasilkan oleh jaringan tumbuhan sebagai respon terhadap infeksi atau

luka yang kemudian berfungsi menghambat fungi yang menyerangnya.

Pereaksi yang biasa digunakan untuk flavonoid adalah HCl pekat yang

akan merubah warna sampel menjadi merahatau jingga jika sampel

mengandung flavonoid (Kristanti, dkk.).


8

b. saponin

Saponin berasal dari bahasa latin sapo yang berarti sabun, karena

sifatnya sama seperti sabun.“Sampel yang mengandung saponin akan

menghasilkan busa yang bertahan selama 10 menit apabila direaksikan

dengan asam klorida 1 M (Raden, 2017). “Dua jenis saponin yang dikenal

yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid.

Aglikonya disebut sapogenin, diperoleh dengan hidrolisis dalam asam atau

menggunakan enzim (Robinson dkk 1995).

Gambar 3. Kerangka saponin (Robinson,1995)


c. Tanin

Tannin merupakan salah satu senyawa metabolik sekunder yang

terdapat pada tanaman. Tannin merupakan senyawa aktif metabolit

sekunder yang memiliki beberapa khasiat yaitu sebagai anti diare dan anti

oksidan.( liberty,dkk 2012).

d) Manfaat Tanaman Bidara

Manfaat dari tanaman bidara (Ziziphus spina-christi L.) yaitu untuk

mengobati (bisul),gangguan hati, demam, asma, luka, bengkak, dan diare

Selain itu tanaman bidara juga bisa berguna sebagai antiinflamasi


9

(meredakan peradangan, serta nyeri), antimikroba (sebagai antibiotik),

mencegah timbulnya penyakit tumor, antifungi antioksidan (Arbonnier,

2000).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Najafi, 2013)

menyebutkan bahwa “ekstrak metanol dan etanol daun bidara memiliki

aktivitas antioksidan. Ekstrak metanol daun bidara memiliki aktivitas

antibakteri antitumor, dan antikanker. Manfaat dari tanaman bidara

(Ziziphus spina-christi L.) yaitu untuk mengobati (bisul), gangguan hati,

demam, asma, luka, bengkak, dan diare. Selain itu tanaman bidara juga

bisa berguna sebagai antiinflamasi (meredakan peradangan, serta nyeri),

antimikroba (sebagai antibiotik), mencegah timbulnya penyakit tumor,

antifungi (mencegah jamur), antioksidan (menegah penuaan)

2.1.2. Ektraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat

larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair.

Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan

kedalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan lain-lain. Dengan

diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah

pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM, 2000).

Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria antara lain murah

dan mudah diperoleh, netral, tidak mudah menguap, tidak mudah terbakar,

dan tidak mempengaruhi zat berkhasiat. Untuk penyarian ini, Farmakope


10

Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah air, etanol, dan

eter.

Etanol dipertimbangkan sebagai cairan penyari karena lebih selektif

dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, netral,

absorbsinya baik.Etanol (70% volume) sangat efektif dalam menghasilkan

jumlah bahan aktif yang oftimal, dimana bahan balas hanya sedikit ikut

kedalam cairan pengekstrak (Ditjen POM, 2000).

Macam-macam ekstraksi menurut Ditjen POM (2000), yaitu:

a. Cara Dingin

1. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan

mengggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokkan atau atau

pengadukan pada temperatur ruangan(kamar). Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang

mengandung zat aktif yang akan larut, karena adanya perbedaan

konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan diluar sel maka

larutan terpekat didesak keluar

2. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna perkolasi sebenarnya terus menerus sampai diperoleh ekstrak

(perkolat).
11

b. Cara Panas

1. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif

konstan dengan adanya pendingin balik.

2. Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang

selalu baru dan yang umunya dilakukan dengan alat khusus sehingga

terjadi ekstrak kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan

adanya pendingin balik.

3. Digesti

Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada

temperatur lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum

dilakukan pada temperatur 40-50°C.

4. Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air

pada temperatur 90ºC selama 15 menit.

5. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur

sampai titik didih air,yakni 90º-100°C selama 30 menit.

2.1.3.Kulit

Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup tubuh dan

melindung tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Lapisan kulit dasarnya
12

sama disemua bagian tubuh, kecuali ditelapak tangan, telapak kaki, dan

bibir. Kulit mempunyai ketebalan yang bervariasi, mulai dari 0,5 mm

sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m2 dan berat sekitar 4 kg

tanpa lemak dan 10 kg dengan lemak.

Gambar 4. Lapisan kulit


a. Kulit terdiri atas tiga lapisan antara lain:

1. Lapisan Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang mempunyai ketebalan

bervariasi antara 50 µm-1,5 mm, tersusun dari 15-25 sel. Epidermis

terbentuk dari lima lapisan sel epithelial squamosal, dianatanya yang

paling umum adalah keratinosit. Keratinosit dalah sel-sel yang

bertanggung jawab untuk pembentukan keratin, protein struktural dari

kulit, rambut, dan kuku. Sel-sel ini diyakini terlibat dalam proses imun

dengan pertama kali melepaskan immunoglobulin A dan kemudian

Interlekiun-1n yang memicu pengakitifan sel-sel T.

Epidermis berfungsi sebagai penghalang terpenting dari hilangnya air,

elektrolit, dan atau nutrient tubuh, serta menahan masuknya senyawa asing

dari luar.Lapisan epidermis terdiri dari non-viable epidermis dan viable


13

epidermis.Secara anatomi, lapisan epidermis terdiri dari 5 lapisan utama

yang susunannya lebih dikenal dengan istilah „‟strata‟ (Isriany Ismail,

2013: 26-27).

Lapisan ini terdiri dari lima lapisan yaitu:

a. Stratum basal atau sratum Germinativum

b. Stratum Lusidum

c. Stratum Granulasum (Lapisan korneum)

d. Stratum Spinosum/Stratummalpighi

e. Stratum Korneum (Lapisan tanduk)

2. Lapisan Kedua (Dermis)

Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih

tebal dari epidermis. Terdiri dari lapisan elastic dan fibrosa padat dengan

elemen-elemen selular dan folikel rambut (Djuanda 2007).

3. Hipodermis (Subkutan)

Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat

longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat,

besar, dengan inti terdesak ke pinggir karena sitoplasma lemak yang

bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan

yang lainnya oleh trabekula dan vibrosa. Lapisan sel lemak disebut

panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Dilapisan ini

terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan saluran getah bening.

Tebal jaringan lemak tidak sama, bergantung pada lokasi, di abdomen 3


14

cm, sedangkan didaerah kelopak mata dan penis sangat tipis. Lemak ini

juga berfungsi sebagai bantalan.

2.1.4. Gel

1. Pengertian Sediaan Gel

Gel merupakan salah satu bentuk sediaan topikal sistem semipadat terdiri

dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul

organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel juga merupakan suatu

sistem semipadat dimana pergerakan dari medium pendispersi terbatas oleh

jalinan tiga dimensi dari partikel atau molekul dari fase terdispersi (Gennaro,

2001).

Bentuk sediaan gel yang bersifat hidrofilik memiliki daya sebar yang

baik, memungkinkan pemakaian pada bagian yang berambut dan pelepasan

obatnya baik. Keunggulan kedua bentuk sediaan tersebut dibanding sediaan

lain adalah memiliki daya absorbsi baik, mudah larut dengan air, mudah

diaplikasikan, tidak mengiritasi pada bagian yang diaplikasikan (Anwar,

2012).

2. Jenis-jenis gel

a. Berdasarkan jumlah fasenya

Gel dibedakan menjadi gel fase tunggal dan gel fase ganda. Gel

tunggal merupakan gel yang banyak digunakan dalam farmasi dan

kosmetik karena berbentuk semipadat, tingkat kejernihan tinggi, mudah

diaplikasikan dan mudah dihilangkan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari

bahan pembentuk gel seperti tragakan, gelatin, metil selulosa, Na


15

karboksimetil selulosa, Na-alginat, carbomer, dan polivinil alcohol. Gel

fase ganda adalah gel yang massanya terdiri dari jaringan partikel kecil

yang terpisah. Contoh gel fase ganda adalah bentonit magma, gel

aluminium hidroksida, gel aluminium fosfat, gel aluminium karbonat

(Saifullah dan Kuswahyuning, 2008).

b. Berdasarkan karakterikstik cairan gel

Gel dibedakan menjadi gel hidrofobik dan gel hidrifilik. Basis gel

hidrofobik (oleogel) umumnya mengandung paraffin cair dan polietilen

atau minyak lemak dengan bahan pembentuk gel koloidal silica atau

aluminium atau zinc sabun. Basis gel hidrofilik (hidrogel) umumnya terdiri

atas air, gliserol, atau propilenglikol dengan bahan pembentuk gel seperti

tragakan, starch, turunan selulosa, polomer karboksivinil, dan magnesium-

aluminium silikat (Saifullah dan Kuswahyuning, 2008).

c. Berdasarkan bahan pembentuk gel

Gel dibedakan menjadi gel organic dan gel organik. Gel anorganik

biasanya berupa gel fase ganda, misalnya gel aluminium hidroksida dan

bentonit magma. Gel organic biasanya berupa gel fase tunggal dan

mengandung polomer sintetik maupun alami sebagai bahan pembentuk

gel, mjsalnya karbopol, tragakan (Saifullah dan Kuswahyuning, 2008).

3. Komposisi Gel

a. Pengembang (gelling agent)


16

Pengembang merupakan bagian terpenting dari gel. Kebanyakan dari

sistem tersebut berfungsi dalam media air, contohnya Na.CMC, gelatin

(Hendriati,L.,2013).

b. Penahan lembab (Humektan)

Penahan lembab berfungsi sebagai pembuat lunak dan bertujuan untuk

mencegah kehilangan air, contohnya gliserin.

c. Pengawet

Gel memiliki kandungan air yang banyak. Sehingga dibutuhkan

penambahan pengawet untuk mencegah terjadinya kontaminasi

pembusukan bakterial. Pengawet yang paling tepat adalah penggunaan

metil paraben 0.0075% dan propil paraben 0,25% (Voight, 1995).

d. Pelarut

Pelarut merupakan suatu zat untuk melarutkan zat farmasi lain atau suatu

obat dalam preparat larutan.

4. Keuntungan Gel

Sediaan gel mempunyai keuntungan diantaranya tidak lengket, mudah

mengering, dan membentuk lapisan film yang tipis sehingga mudah

dicuci.Na-CMC juga dapat menghasilkan gel yang netral, jernih, tidak

berwarna, stabil pada PH 3-11. Mempunyai resistensi yang baik, terhadap

serangan mikroba, dan memberikan kekuatan film yang baik, bila

mengering pada kulit (Suardi, dkk., 2008).

5. Kekurangan Gel
17

Harus menggunakan zat aktif yang larut dalam air, sangat mudah hilang

apabila sedang berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat

menyebabkan iritasi, dan harganya relatif mahal.

6. Evaluasi Gel

a) Pengujian organoleptik, pengamatan dilihat secara langsung, bentuk,

warna, dan bau gel yang dibuat. Gel biasanya bening, dengan konsisten

setengah padat.

b) Pengujian homogenitas, pengujian homogenitas dilakukan dengan cara

sampel gel dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain

yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan

tidak terlihat adanya butiran kasar.

c) Pengujian pH, penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan

pH universal.

d) Penguji daya sebar, uji daya sebar dilakukan untuk menjamin

pemerataan gel saat diaplikasikan pada kulit yang dilakukan segera

setelah gel dibuat. Gel ditimbang sebanyak 0,5 gram kemudian

diletakkan ditengah kaca bulat berskala. Diatas gel diletakkan kaca

bulat lain atau bahan transparan lain dan pemberat sehingga berat kaca

bulat dan pemberat, 50, 100, 200 gram, didiamkan 1 menit, kemudian

dicatat diameter penyebarannya. Daya sebar gel yang baik antara 5-7

cm (Garget al, 2002).


18

2.1.5. Antiseptik

Antiseptik adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau

mencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya merupakan sediaan yang

digunakan pada jaringan hidup (Levinson, 2008).

Beberapa antiseptik merupakan germisida, yaitu mampu membunuh

mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan

mikroba tersebut (Anonim, 2011).

Selain itu, antiseptik juga dapat digunakan untuk disinfeksi tangan menjadi

pengganti atau menyempurnakan membasuh tangan dengan air. Tenaga medis

dan paramedis harus melakukan disinfeksi tangan dengan antiseptik sebelum

dan sesudah melakukan tindakkan medis. Disinfeksi mulut dan tenggorokkan

obat kumur antiseptik dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi

mulut dan tenggorokkan (Anonim, 2011).

Ciri-ciri antiseptik yang ideal yaitu:

a. Aktivitas germisid tinggi

b. Bersifat letal terhadap mikroorganisme

c. Kerjanya cepat dan tahan lama

d. Tegangan permukaan yang rendah untuk pemakaian topikal

e. Indeks terapi tinggi

f. Tidak memberikan efek sistemik bila diberikan secara topikal

g. Tidak meransang terjadinya reaksi alergi

h. Tidak diabsorpsi (Morison, 2003).


19

2.1.6. Uji sifat fisik

1. Uji organoleptik

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada

proses pengivndraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-

psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat

benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari

benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation)

jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Pengukuran terhadap nilai

terhadap nilai / tingkat kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran

subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian subyektif karena

hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh pelaku atau yang

melakukan pengukuran (Soekarto, Soewarno. 1981).

2. Pengukuran pH

Nilai pH menunjukan derajat keasaman suatu bahan. Nilai pH

idealnya sama dengan pH kulit atau tempat pemakaian. Hal ini bertujuan

untuk menghindari iritasi. Ph normal kulit manusia berkisar 4,5-6,5

(Ansel, 2012).

3. Uji daya Sebar

Uji daya sebar dilakukan dengan cara sejumlah zat tertentu diletakkan

diatas kaca yang berskala. Bagian atas ditutup dengan diberi kaca yang

sama dan ditingkatkan bebannya, dengan diberi rentang waktu 1-2 menit.

Diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, sampai


20

sediaan berhenti menyebar, daya sebar yang baik antara 5-7 cm. (Widodo,

2013).

4. Uji daya lengket

Uji daya lengket ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui

seberapa lama waktu pelengketan gel handsanitizier Bidara Arab pada

permukaan kulit sehingga zat aktif dalam sediaan terabsorbsi. Semakin lama

gel melekat pada kulit maka efek yang di timbulkan juga semakin besar

menyebar permukaan kulit (Ansel ,1989).

2.1.7. Monografi Bahan

a. Gliserin

RRumus molekul : (C2H4OH)3-


Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga
kuning pucat, bau lemah mirip amoniak,
higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalm air dan etanol (95%) P,
larut dalam kloroform P
Khasiat : Zat tambahan

b. Aquadest

Rumus molekul : C8H8O3


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa.
Khasiat : Pelarut
21

c. Nipagin
Rumus molekul : C8H8O3
Pemerian : Serbuk hablur halus, hamper tidak berbau,
tidak mempunyai rasa, agak membakar di
ikuti tasa kebal.
Pemerian : Larut dalam 500 air,dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian Etanol (95%)p
dan dalam 3 bagian aseston p,mudah larut
dalam eter p.
Khasiat : Zat tambahan dan pengawet

d. Natrium CMC (Natrium Carboxyl Metyl Celulosum)


Digunakan sebagai pengembang dengan konsentrasi 3-6%
(Anonim, 2009).

Sinonim : Natrium Karboxyl Metil Selulosa


Pemberian :Berbau atau tidak berbau higroskopik,
putih atau putih kuning gading, tidak berbau
22

2.1Kerangka Konsep

Ektrak Bidara Arab Formulasi Gel


(Ziziphus spina-christi.L) Handsanitizier

Uji Sifat Fisik


 Uji Organoleptis
 Uji Homogenitas
 Uji pH
 Uji Daya Sebar
 Uji Viskositas

Gambar 5. Kerangka konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Bulan Juli di Laboratorium Farmasetika

Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu.

3.1.2Waktu pelaksanaan

Penelitian ini di lakukan pada bulan Mei 2020 sampai dengan Juni 2020

3.2.Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gelas ukur, Beaker glass,

mikropipet, PH meter, pipet volume, lemari pendingin, penangas air, oven, dan

seperangkat alat uji daya lengket.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah Ekstrak Daun Bidara Arab (Ziziphus spina-

christi.L),Na-CMC, gliserin, aquadest, Etanol 96%, nipagin, Essen Apple.

3.3. Pengambilan sampel

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak bidara arab

(Ziziphus spina-christi.L) (Redo Putra Wijaya,2020)

23
24

3.4.Prosedur Kerja Penelitian

3.3.1. Formulasi gel hansanitizer

Formulasi gel handsanitazier Ektrak Bidara Arab.

Tabel 1. Rancangan Formula Gel Handsanitizer


Konsentrasi % b/b .
Nama zat F0 F1 F2 F3 Khasiat

Ektrak Bidara Arab 0 0,5 1 1,5 Zat aktif


(Ziziphus spina-cristi L)
Na-CMC 3 3 3 3 Gelling agent
Gliserin 10 10 10 10 Zat tambahan
Etanol 10 10 10 Q.s Pelembab
Essen Apple Q.s Q.s Q.s Q,s Pengharum
Aquades ad 100 100 100 100 Pembawa
Nipagin 0,1 0,1 0,1 Q.s Pengawet

3.3.2. Prosedur pembuatan gel handsanitizer

Na CMC di timbang 2 gram dengan air panas 20 mL aduk cepat sampai

berbentuk basis gel. Nipagin di timbang sebanyak 0,1 gram dan di larutkan dalam

aquadest sebanyak 5 mL, masukkan kedalam lumpang, di aduk sampai homogen.

Gliserin sebanyak 10 mL di tambahkan ke dalam lumpang di aduk ad

homogen.ekstrak daun bidara arab di timbang sebanyak 0,5 gram di larutkan ke

dalam aquadest sbanyak 77,4 mL dan di aduk sampai larut .Ekstrak yang sudah

larut di masukkan kedalam lumpang,di campur sampai homogen dan gerus

sampai berebntuk gel.(Yogesthinaga, 2016)

3.3.3. Evaluasi sediaan gel

a) Uji organoleptik

Pengamatan dilihat secara langsung, bentuk, warna, dan bau dari

gel yang dibuat (Sholichah, 2019).


25

b) Uji homogenitas

Uji Homogenitas yaitu 1 gram gel dioleskan merata pada kaca

bening, kemudian kaca tersebut diarahkan kearah cahaya, tidak boleh

terlihat adanya bahan padat (Lestari, 2002).

c) Uji pH

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH

meter. Dengan cara gel sebanyak 0,5 gram diencerkan dengan 5 ml

aquadest, kemudian di cek pH nya dengan melihat perubahan warna

pada pH meter tersebut (Supomo et al, 2015).

d) Uji daya sebar

Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan gel saat di

aplikasikan pada kulit yang dilakukan segera setelah gel dibuat. Gel

ditimbang sebanyak 0,5 gram kemudian diletakkan ditengah kaca

bulat berskala. Diatas gel dilakukan kaca bulat lain atau bahan

transparan lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat,

50, 100, 150 gram, didiamkan 1 menit, kemudian dicatat diameter

penyebarannya. Daya sebar gel yang baik antara 5-7 cm ( Garget al,

2002 ).

e) Uji viskositas

Uji viskositas di lakukan untuk mengetahui kekentalan sediaan gel

handsanitizier ekstrak bidara arab. Alat yang di gunakan untuk

mengukur viskositas adalah viskometer brookfield LV. Gel di

masukkan kedalam wadah kemudiaan di pasang spindel ukuran 4 ke


26

alat viskometer dan rotor di jalankan dengan kecepatan 30 rpm.

Setelah kecepatan menunjukkan angka yang stabil, hasilnya kemudian

dikalikan dengan faktor (200) (Nabela, 2017) .


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

4.1.1.Hasil Evaluasi Gel Handsanitizer Ekstrak Daun Bidara Arab (Ziziphus


spina-chisti.L))

a. Organoleptis

Uji organoleptis merupakan pengujian yang di lakukan secara kasat mata


atau pengamatan secara langsung untuk mendeskripsikan sediaan tersebut. Uji
organoleptis meliputi bentuk, warna, dan bau dari sediaan yang di
hasilkan.sediaan dari ekstrak daun bidara arab ini menunjukkan bentuk
kental/pekat, warna hijau kehitaman dan bau memiliki bau khas bidara arab.
Tujuan dari uji organoleptis yaitu untuk mengetahui apakah terdapat perubahan
secara organoleptis pada sediaan gel handsanitizier ekstrak daun bidara arab
selama 4 minggu.

Tabel II. Hasil organoleptis gel ekstrak daun bidara arab

Minggu ke
No Formulasi Organoleptis
I II III IV
Warna Putih Putih Putih Putih
1 F0 Bau KB KB KB KB
Konsistensi Kental Kental Kental Kental
Warna Coklat tua Coklat tua Coklat tua Coklat tua
2 F1 Bau KEB KEB KEB KEB
Konsistensi Kental Kental Kental Kental
Warna Coklat tua Coklat tua Coklat tua Coklat tua
3 F2 Bau KEK KEK KEK KEK
Konsistensi Kental Kental Kental Kental
Warna Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
4 F3 Bau KEK KEK KEK KEK
Konsistensi Kental Kental Kental Kental

27
28

Keterangan:
F0 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 0%
F1 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 0,5%
F2 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 1%
F3 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 1,5%
KB : Khas Basis Na. CMC
KEB : Khas ekstrak Bidara
CT : coklat tua

Dari penelitian yang di lakukan, di ketahui bahwa ke 3 formula tersebut

berdasarkan uji sifat fisik memiliki perbedaan, hal ini di sebabkan karena ekstrak

daun bidara arab yang di gunakkan memiliki konsistensi yang berbeda. Pada hasil

pengujian masing-masing formula menunjukkan tidak terjadi perubahan bentuk,

konsisntensi, warna, dan bau yang bermakna pada sediaan gel handsanitizier

ekstrak daun bidara arab selama penyimpanan suhu kamar 4 minggu. Sehingga

dapat di simpulkan bahwa ketiga formula tersebut stabil. Pengujian

b. Homogenitas.

Uji homogenitas ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui homogenitas

gel handsanitizier ekstrak daun bidara arab dengan melihat keseragaman partikel

dalam sediaan tersebut. Ketiga formula sediaan handsanitizier ekstrak daun bidara

arab memiliki susunan yang homogen di tandai dengan tidak ada bagian yang

tercampurkan dengan baik selama 4 minggu penyimpanan. Dengan demikian,

semua sediaan gel mempunyai homogenitas yang baik dan memenuhi persyaratan

farmakope edisi III, yaitu jika gel di oleskan pada sekeping kaca atau bahan
29

transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang homogen yang

dapat dilihat dengan tidak adanya partikel yang bergrombol dan menyebar secara

merata.

Tabel III Hasil uji homogenitas ekstrak daun bidara arab

Minggu ke
NO Formulasi
I II III IV
1 F0 Homogen Homogen Homogen Homogen
2 F1 Homogen Homogen Homogen Homogen
3 F2 Homogen Homogen Homogen Homogen
4 F3 Homogen Homogen Homogen Homogen
Keterangan:
F0 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 0%
F1 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 0,5%
F2 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 1%
F3 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 1,5%

Hasil uji homogenitas antar formula ini dapat di simpulkan bahwa tidak

terdapat perbedaan dari homogenitas sediaan gel handsanitizier ekstrak daun

bidara arab karena tidak terdapat pertikel- partikel kecil dari sediaan tersebut.

Dengan demikian dapat di ketahui bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak tidak

berpengaruh terhadap homogenitas.

c. Uji pH

Pemeriksaan pH merupakan salah satu dari uji secara kimia dalam

menentukan kestabilan sediaan gel selama penyimpanan. Kestabilan pH selama

penyimpanan harus di perhatikan. Nilai pH sediaan yang akan di terima oleh kulit

yakni 6-8 (Emma,et al., 2014) pengujian pH di lakukan dan untuk mengetahui

stabilitas pH tiap formula gel yang di buat sesuai atau tidak dengan pH kulit,
30

karena apabila tidak sesuai dengan pH kulit maka akan dapat mengakibatkan

iritasi apabila terlalu asam, dan dapat mengakibatkan kulit bersisik bila terlalu

basa ( Anief,1987).

Tabel IV. Hasil uji pH ekstrak daun bidara arab

Minggu ke
NO Formulasi
I II III IV
1 F0 4,1 4,9 5.7 6,1
2 F1 3,9 4,7 5,5 5,8
3 F2 4,0 4,8 5,0 5,8
4 F3 4,3 4,7 5,5 6,1

8
6 Minggu 1

4 Minggu 2

2 Minggu 3

0 Minggu 4
F0 F1 F2 F3

Gambar 6. Grafik Hasil Uji pH


Keterangan:
F0: Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun bidara arab 0%
F1: Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun bidara arab0,5%
F2: Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun bidara arab 1%
F3: Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun bidara arab 1,5%

Dari hasil pengujian pH yang di lakukan selama 4 minggu di ketahui bahwa

nilai pH yang di peroleh dari 3 formulasi tersebut masih berada pada rentang pH

4,5-6,5. Sediaan yang di terima oleh kulit, sehinggga dapat di pastikan bahwa gel

yang di hasilkan memiliki rentang pH yang tergolong aman karena mendekati pH

netral.
31

d. Uji daya sebar.

Pengujian daya sebar di lakukan untuk mengetahui kemampuan gel

handsanitizier ekstrak daun bidara arab menyebar pada permukaan kulit. Sediaan

setengah padat di harapkan mampu menyebar dengan mudah pada tempat

pemberian, tanpa ada tekanan berarti. Semakin mudah di oleskan pada permukaan

kontak zat berkhasiat dengan kulit akan semakin besar dan absorbasi obatnya

akan semakin optimal pula.

Tabel V. Hasil hasil uji daya sebar ekstrak daun bidara arab

Berat Rata-rata Daya Sebar Minggu ke-


Formula
Beban (gr) 1 2 3
50 1,8 1,5 1,2
F0 100 1,9 1,6 1,3
200 1,9 1,6 1,3
50 3 2,7 2,5
F1 100 3,2 2,9 2,7
200 3,3 3 2,8
50 5,8 5,6 5,3
F2 100 6 5,9 5,6
200 6,7 6,4 6,2
50 6 5,8 5,6
F3 100 6,2 6 5,8
200 6,5 6,3 6,1

Keterangan:
F0 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 0%
F1 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 0,5%
F2 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 1%
F3 : Formulasi gel handsanitizier dengan ekstrak daun Bidara Arab 1,5%
32

F0
F1
F2
50 100 200 50 100 200 50 100 200
F3
gram gram gram gram gram gram gram gram gram
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3

Gambar 7. Grafik Hasil Uji Daya Sebar

Syarat daya sebar untuk sediaan topikal adalah sekitar 5-7 cm (ulaean 2012),

namun pada penelitian ini daya sebar yang di dapatkan di bawah dari syarat yang

di tentukan ( Tabel V) dengan perbedaan yang signifikan antara masing-masing

formula yang di mana F2 dan F3 memenuhi syarat daya sebar dari masing-masing

berat beban yang di amati selama 3 minggu

Dari ketiga formula dapat di lihat bahwa adanya perbedaan konsentrasi

ekstrak yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan daya sebar sediaan gel

handsanitizier antar formula, dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka

penyebaran semakin tinggi.

e. Uji viskositas

Uji viskositas di tujukkan agar pada saat pengaplikasikan gel terasa

nyaman di kulit, karena viskositas yang terlalu kental akan menyebabkan

sediaan sulit keluar dari wadah dan aplikasinya pada tangan (Cristian, 2016) .

Viskositas sediaan diuji menggunakan viskometer brookfield yang menggunakan

spindel no 4 dengan kecepatan spindel 30 rpm selama 3 menit.


33

Tabel VI. Hasil Uji Viskositas Handsanitizier ekstrak daun bidara arab

Pengamatan minggu ke-


Formulasi
1 2 3
F0 25 poice 26 poice 24 poice
F1 26 poice 26 poice 18 poice
F2 20 poice 20 poice 16 poice
F3 52 poice 12 poice 12 poice

Keterangan :
F0 : Lotion dengan konsentrasi minyak sereh wangi 0%
F1 : Lotion dengan konsentrasi minyak sereh wangi 0,5%
F2 : Lotion dengan konsentrasi minyak sereh wangi 1%
F3 : Lotion dengan konsentrasi minyak sereh wangi 1,5%

Dari tabel uji viskositas dapat dibuat diagram batang sebagai berikut :

Uji Viskositas
200
Viskositas (Poise)

150
100 Minggu 0

50 Minggu 1

0 Minggu 2
F0 F1 F2 F3
Formula

Gambar 8. Grafik Hasil Uji Viskositas

Berdasarkan gambar grafik di atas menunjukkan bahwa hasil uji viskositas

berada di bawah standar viskositas normal, karena viskositas standar (Poise)

Menurut Hartimurti (2016) yaitu berkisar 2000-4000 Poise. Hasil viskositas atau

tingkat kekentalan gel handsanitizer rendah, kemungkinan bisa di sebabkan faktor

non-teknis yang memakan waktu 3 minggu, sehingga kekentalan mengalami

sedikit cair.
34

Dari setiap perlakuan menunjukkan hasil viskositas yang berbeda, hasil

viskositas terendah terdapat pada perlakuan dengan nilai viskositas sebesar 12

poise sedangkan tertinggi terdapat pada perlakuan dengan nilai viskositas sebesar

52 poise
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak daun bidara arab ( Ziziphus spina-chisti L ) dapat diformulasikan

dalam bentuk sediaan gel.

2. Variasi konsentrasi kadar ekstrak daun bidara arab dapat mempengaruhi

sifat fisik gel seperti organolepstis menjadi hijau, daya sebar yang

memiliki perbedaan diameter daya sebar masing-masing, pH mengalami

kenaikan dan Viskositas tingkat kekentalan gel Handsnitizer rendah.

Serta ada beberapa cenderung tidak stabil selama penyimpanan dari

keempat formula tersebut.

35
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Formularium Nasional, Edisi II, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia.
Anonim, 2011, Mengenal Antiseptik, dr.Salma
Abdel dan gail F.M , 1991. Dasar Dasar Kimia fisik dalam Ilmu Farmasetik, In
Yoshita (Ed) .Jakarta :UI Pres

Adzul., Dyer, D., Shinder, A. dan Shinder, F 2001. Formulasi Sediaan Gel
Handsanitizer Dengan Bahan Aktif Triloksan 0,5 % Dan 1%.Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,2 (1) ,1-14

Allan, Alin. E. 2012, Ziziphus spina christi “christi‟s Thorn” : In vitro Callus and
Cell Culture, Qualitative Analysis of Secondary Metabolites and
Bioassay. Palestine Polytechnic. University Deanship of Higher Studies
and Scientific Research

Anief, M ., 1987 .Ilmu Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Ansel. 1989 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, (Keempat Ed) . Jakarta: UI


Press

Anwar. 2012 . Perawatan Badan, Kulit, dan Rambut. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arbonier, 2012, Media Pendidikan pengertian, pengembangan dan


pemanfaatannya, Depok: Rajawali pers.

Asgarpanah,J.,& Haghighat, E., 2012 . Analisa Senyawa Flavonoid Hasil


Fraksinasi Ekstrak Diklorometana Daun Keluwih (Artocarpus
camansi). Chem.Prog,6 (2),50-55.

Banker & Brink, 1965 Modern Pharmaceutics Drugs and the Pharmaceutical
Science’(7 ed) . New York : Marcel Dekker Inc

Chang, 2002 . Martin Farmasi Fisila Dan Ilmu Farmasetika, diterjemahkan oleh
Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB (5 ed) .Jakarta :Buku
Kedokteran EGC

Chistian, E., 2016 Optimasi Formula sediaan Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri
Jeruk Bergamot dengan Humektan Gliserin dan Gelling Agent
Carbopol. Jakarta :UI Press

Djuanda, 2007 . Spreading of Semisolid Formulation :An Update. Journal


Pharmaceutical Technology, 20(2), 84-102

36
37

Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta; Departemen Kesehatan RI. Hal: 5-13, 34-35.

Emma., Iskandarsyah, dan Praptiwi. 2014, Formulasi Sediaan Masker gel


Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Biji Belinjo, Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Padjajaran, Bandung.

Garget., Aggarwal, D., Garg, S. dan Sigla, A,K, 2002 Perbandingan Angka
Kuman Pada Cuci Tangan dengan Beberapa Bahan Sebagai
Standarisasi Kerja di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia. Jurnal Logika .5(1),pp.26-31

Gennaro, 2001 .Budidaya Tanaman Obat dan Rempah USU press Medan

Harbon, 2017 . Metode Fitokimia. Terbitan ke-II. a.b .Kosasih Padmawinata.


Penerbit ITB .Bandung

Hartimurti, 2016, Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan Metode


Bola Jatuh Berbasis Sensor Optocoupler dan Sistem Akuisisinya pada
Komputer, Jurnal Natur Indonesia, Vol. 14, No.3, ISSN. 1410 9379.

Hendrianti, 2013. Formulasi Sediaan Gel Dispersi Padat Ibuprofen: Studi Geling
Angent dan Senyawa Peningka. Ilmiah Manuntung; 3; 96-105.

Isriany, Ismail 2013 . Formulasi dan Uji Aktifitas Gel Antijerawat Ekstrak Umbi
Baku ( Crinum asiaticum L ) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Secara InVitro .Jurnal lmiah Kefarmasiaan ,2(2),18-26.

Levinson, 2008, Efficacybof Alcohol-Based Gels Comprated with Simple Hand


Wash and Hygienic Hand Disinfecton, Journal of Hospital
Infection,56,S13-S15

Liberty., Tranggono, Iswari, R., Latifah dan Fatmah. 2012, Penyelangaraan


Pengobatan Komplemeter- Alternatif Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Program Studi Ilmu Herbal Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Departemen Farmasi Depok

Marison, 2003, Pengaruh Jenis Basis Cms Na Terhadap Kualitas Fisik Gel
Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera L), Jurnal Ilmiah Farmasi,4 (1)

Nabela, 2017 ,Formulasi Dan Uji Sifat Fisik Gel Hand Sanitizer Dari Ekstrak
Daun Kedondong, Karya Tulis Ilmiah ,Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin:Banjarmasin

Prior, 2003, Uji Efektivitas Antimikroba Beberapa Merek Dagang Pembersih


Tangan Antiseptik , Majalah Ilmu Kefarmasiaan ,Vol.IV, No.,1-6
38

Raden, 2017. Moisturizing Alcohol Hand Gels for Surgical Hand Preparation.
AORN Journal ,2000. Vol. 71,p.584-599

Robinson, 1995 .Kandungan Organik Tumbuhan tinggi , hal 191 ,ITB Press,
Bandung

Sari, & Isadiartuti, 2006 . Studi Efektifitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak
Daun Sirih ( Piper Betle Lilin). Majalah Farmasi Indonesia 2006.17(4),
163-169.

Saifullah and Kuswahyuning, 2008, Formulasi Gel Topikal Dari Ekstrak Nerii
folium Dalam Sediaan Antijerawat, Jurnal Farmasi Indonesia 4 (4) :
210-216.

Sholichah, 2019 . Alcohol-free instant hand sanitizer reduce elementary school


illness absenteeism, Fam Med, 32(9) :633-8.

Suardi., Ginanjar, E., Retnaningrum, E., Septriani, N., Octaviani, A., Wiyati, D.
dan Rosrinda, E.2008, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Supomo., Sukawaty, Y. dan Baysar, F. 2015 .Formulasi gel hand sanitizer dari
kitosan dengan basis Natrium karboksimetil selulosa, Prosiding
Seminar Nasional Kimia 2014, Kaltim

Soekarto,Soewarno 1981, Farmasi Fisik: Dasar-dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu


Farmasetik, edisi 3., UI Press, Jakarta.

Ulaean 2016, Farmasi Fisik. Edisi Ketiga, Jilid kedua, UI Press, Jakarta.

Voight, 1995 . Hygien and health : systematic review of handwashing practices


worldwide and update of health effects, Trop Med Int Health,
19(8):906-16

Widodo, 2013. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta :PT


Gramedia Pustaka Utama

Yogesthinaga, 2016. Optimasi Gelling Agent Carbopol Dan Humektan Propilen


Glikol Dalam Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Binahong
(Anredera cordifolia (Ten) Steenis), Skripsi
39

A
40

N
Lampiran 1. Alur jalannya penelitian formulasi Gel Handsanitizer Ekstrak Daun
Bidara Arab (Ziziphus spina-chistiL)

Rancangan Formula

Pembuatan Gel Ekstrak Daun Bidara Arab

Evaluasi Gel:
Gel 1. Uji organoleptis
2. Uji Homogenitas
3. Uji Daya Sebar
4. Uji pH
5. Uji Viskositas
Analisis Data

Kesimpulan
41

Lampiran 2. Skema Prosedur Kerja Pembuatan Gel Ekstrak Daun Bidara Arab

Siapkan Alat Dan Bahan

Timbang Semua Bahan ,Sesuai


Perhitungan

Kembangkan Na Cmc Dengan Air Panas

Larutkan Nipagin Dengan Air Panas

Masukkan Gliserin ke dalam lumpang


Gerus dan Tambahkan Nipagin Ad
Homogen Hingga Berbentu Basis Gel

Tambahkan ekstrak Daun Bidara Arab


Sedikit demi Sedikit Kedalam Basis
Gel,Gerus Ad Homogen
42

Masukkan Kedalam Wadah Tertutup Rapat


Dan Lakukan Evaluasi
Lampiran 3. Perhitungan Bahan

Perhitungan Bahan

No F0 Perhitungan

1. Na Cmc 2 /10 x 100 = 2 Gram

2. Gliserin 10 /10 x 100 =10 Gram

3. Etanol 10/10 x 100 = 10 mL

4. Nipagin 0,1 / 10 x 100 = 0,1 Gram

5. Air 100 -(2+ 10 + 10 + 0,1 )

. 100 – 22,1

=77,9 mL

1. Ekstrak daun Bidara 0,5 /10 x 100 = 0,5 Gram

2. Na Cmc 2 /10 x 100 = 2 Gram

3. Gliserin 10 /10 x 100 =10 Gram

4. Etanol 10 /10 x 100 = 10 mL

5. Nipagin 0,1 / 10 x 100 = 0,1 Gram

6. Air 100 - (0,5 +2+ 10 + 10 + 0,1 )

. 100 – 22,6

=77,4 mL
43

1. Ekstrak daun Bidara 1 /10 x 100 = 1 Gram

2. Na Cmc 2 /10 x 100 = 2 Gram

3. 10 /10 x 100 =10 Gram

4. Gliserin 10 /10 x 100 = 10 mL

5. Etanol 0,1 / 10 x 100 = 0,1 Gram

6. Nipagin 100 - (1 +2+ 10 + 10 + 0,1 )

. Air 100 – 23,1

=76, 9mL

1. Ekstrak daun Bidara 1,5 /10 x 100 = 1,5 Gram

2. Na Cmc 2 /10 x 100 = 2 Gram

3. Gliserin 10 /10 x 100 =10 Gram

4. Etanol 10 /10 x 100 = 10 mL

5. Nipagin 0,1 / 10 x 100 = 0,1 Gram

6. Air 100 - (1,5 +2+ 10 + 10 + 0,1 )

. 100 – 23,6

=76, 4mL
44

Lampiran 4. Alat Pembuatan Gel

Hot Plate Timbangan Analitik Gelas Ukur

Lumpang , Stemper Beaker Gelas Anak Timbangan Gram


45

Wadah Kaca Arloji pH Universal

Sudip, Spatula,
Sendok Tandu, Lem, Pot Obat Gunting dan
Pipet Tetes, kertas Perkamen
tipex
46

Lampiran 5. Bahan Pembuatan Gel

Na CMC Nipagin Gliserin

Aquadest Ekstrak Daun


Bidara
47

Lampiran 6. Cara Kerja Pembuatan Gel

Pengembangan Na Penambahan Gliserin


CMC

Penambahan Nipagin
Penambahan Zat Aktif
48

Penambahan Sisa Air Hasil Sediaan

Lampiran 7. Gambar Evaluasi

Uji Organoleptis Uji Homogenitas Uji PH


49

Uji Daya Sebar Uji Viskositas

Lampiran 8. Perhitungan Viskositas


No F0 Perhitungan

1. Spindel : 4

2. Rpm : 20

3. Konversi : 100
= = 25 poise
4. Skala : 25

1 Spindel : 4

2 Rpm : 20
= = 26 poise
3 Konversi : 100

4 Skala : 26

1 Spindel : 4

2 Rpm : 20
= = 24 poise
3 Konversi : 100

4 Skala : 24

No F1 Perhitungan
50

1. Spindel : 4

2. Rpm : 20

3. Konversi : 100

4. Skala : 26 = = 26 poise

1 Spindel : 4

2 Rpm : 20

3 Konversi : 100 = = 26 poise


4 Skala : 26

1 Spindel : 4

2 Rpm : 20 = = 18 poise
3 Konversi : 100

4 Skala : 18

No F2 Perhitungan

1. Spindel : 4

2. Rpm : 20

3. Konversi : 200

4. Skala : 1
= = 20 poise

1 Spindel : 4

2 Rpm : 10

3 Konversi : 200 = = 20 poise


4 Skala : 1
51

1 Spindel : 2

2 Rpm : 10

3 Konversi : 400 = = 16 poise

4 Skala : 4

No F3 Perhitungan

1. Spindel : 3

2. Rpm : 2

3. Konversi : 200

4. Skala : 26 = = 52 poise

1 Spindel : 2

2 Rpm : 5

3 Konversi : 400 = = 12 poise

4 Skala : 3

1 Spindel : 2

2 Rpm : 5 = = 12 poise

3 Konversi : 400

4 Skala : 3
52

Lampiran 9 . Kemasan Gel Handsanitizer Ekstrak Daun Bidara Arab

Anda mungkin juga menyukai