Anda di halaman 1dari 24

-

UPTD PUSKESMAS TAKALAL


KECAMATAN MASRIORIWAW
KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2023
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Undang Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada BAB
XIIKesehatan Kerja pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya kesehatan
kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidupsehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Pekerja dalam ayat tersebut termasuk tenaga kesehatan dan non kesehatan
yang bekerja di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Poskesdes.
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dasar
merupakan ujung tombak terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Puskesmas berfungsi sebagai pusat pembangunan wilayah berwawasan
kesehatan, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, pusat pelayanan
kesehatan masyarakat primer dan pusat pemberdayaan masyarakat. Sebagai
unit pelayanan kesehatan memiliki berbagai potensi bahaya yang berpengaruh
buruk pada tenagakesehatan dan non kesehatan yang bekerja di Puskesmas,
pasien, pengunjung dan masyarakat disekitarnya. Potensi bahaya tersebut
meliputi golongan fisik, kimia, biologi, ergonomik dan psikososial. Khususnya
golongan biologi merupakan bahaya potensi yang paling sering menyebabkan
gangguan kesehatan di Puskesmas.
Potensi bahaya golongan biologis tersebut antara lain virus,
bakteri,jamur, protozoa, parasit, hewan pengerat. Virus dan bakteri merupakan
potensi bahaya yang paling sering mengancam pada petugas Puskesmas. Hal
tersebut terkait dengan masih tingginya prevalensi berbagai penyakit yang
disebabkannya yakni TB Paru, Hepatitis B,Hepatitis C,dan HIV/AIDS yang
dapat menular dari pasien ke petugas Puskesmas selama menjalankan
pekerjaan. Penyakit-penyakit tersebutdigolongkan dalam penyakit akibat kerja.
Prevalensi TB pada kelompok yang pernah didiagnosis tertinggi adalah
Papua sebesar 1,441% diikuti Banten sebesar 1,282%dan Sulawesi Utara
sebesar 1,221% sedangkan prevalensi terendah pada provinsi Lampung
sebesar 0,27% diikuti Bali 0,306% dan DI Yogyakarta 0,311%. Pada tahun
2010
Pada.tahun 2000, WHO mencatat kasus infeksi akibat tusukan jarum
yang terkontaminasi virus yang diperkirakan mengakibatkan:
a. terinfeksi virus Hepatitis B sebanyak 21 juta (32% dari semua infeksi
baru),
b. terinfeksi virus Hepatitis C sebanyak 2 juta (40% dari semua infeksi
baru),
c. terinfeksi HIV sebanyak 260 ribu (5% dari seluruh infeksi baru).
Di Indonesia,jumlah penderita Hepatitis B dan C diperkirakan mencapai
30 juta orang. Sekitar 15 juta orang dari penderita Hepatitis B dan C berpotensi
menderita chronic liver diseases.Indonesia sendiri digolongkan ke dalam
kelompok daerahdengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas
menengah sampai tinggi. Dari total sebanyak 5.870 kasus Hepatitis di
Indonesia berdasarkan hasil pendataan tahap pertama yang dilakukan Oktober
2007 hingga 9 September 2008, 40% di antaranya berasal dari pengguna
jarum suntik.
Permasalahan kesehatan yang juga menjadi potensial risiko pada
petugas Puskesmas saat ini berdasarkan kasus dengan menggunakan case
rate AIDS dengan membandingkan jumlah kasus kumulatif terhadap jumlah
penduduk menurut provinsi tahun 2010 menunjukkan propinsi papua sebesar
173,69 diikuti oleh Bali 49,16 dan DKI 44,74 per 100.000 penduduk.
Mengingat potensi bahaya yang tinggi bagi petugas Puskesmas,
sehingga diperlukan Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di Puskesmas yang diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan
terhadap perlindungan kesehatan petugas Puskesmas khususnya petugas
kesehatan yaitu mulai dari kegiatan promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif.
Salah satu teknik pengelolaan risiko penularan penyakit di Puskesmas
adalah dengan penerapan standard precaution.

B.Tujuan
1.Umum
Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif
untuk petugas Puskesmas,pasien,pengunjung/ pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar Puskesmas.
2. Khusus
a. Terbentuknya kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab
kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Puskesmas
b. Teridentifikasinya potensi bahaya/risiko dan cara
c. pengendaliannya
d. Tersusunnya rencana kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Puskesmas
e. Terlaksananya kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Puskesmas yang paripurna
f. Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Puskesmas
C. Ruang Lingkup
1. Pengenalan potensi bahaya di Puskesmas dan masalah kesehatan
yang ditimbulkannya.
2. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
Puskesmas
3. Standard Precaution di Puskesmas
4. Indikator keberhasilan

D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 74,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara·Republik Indonesia Nomor 5063);
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara.Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1223);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1423);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 308);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 Tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
857);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2018 tentang
Aplikasi Sarana, Prasarana Dan Alat Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1012);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 tentang
Keselamatan, Kesehatan Kerja Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 19);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 68);
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 272);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Puskesmas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 999);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1335);
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022 tentang
Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Dokter Gigi,Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat,Rumah
Sakit, Laboratorium Kesehatan, Dan Unit Transfusi Darah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1054);
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan,
Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Mandiri
Dokter Gigi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun,2022 Nomor 1207);
BAB II
PENGENALAN POTENSI BAHAYA DI PUSKESMAS DAN
MASALAH KESEHATAN YANG DITIMBULKANNYA

A. Potensi Bahaya
Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya yang
beragam terhadap kesehatan. Potensi bahaya tersebut terdapat disetiap
ruangan baik di dalam maupun di luar gedung yang dapat timbul dari
lingkungan tempat kerja, proses kerja, cara kerja, alat dan bahan kerja
yang dapat menimbulkan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Kerja(KK).
Tujuan pengenalan potensi bahaya di Puskesmas dan masalah
kesehatan yang ditimbulkannya adalah agar petugasPuskesmas dapat
melakukan pengendalian risiko dengan benar sehingga terhindar dari
berbagai masalah kesehatan yang diakibatkan dari pekerjaannya (PAK
dan KAK).
Potensi bahaya di Puskesmas dapat di kelompokkan sebagaiberikut:
1. Potensi bahaya umum yaitu potensi bahaya yang sama terdapat di
setiap ruangan seperti tabel di bawah ini:
No Potensi Masalah Kesehatan/
Jenis Bahaya
. Bahaya Kecelakaan Kerja
1 Fisik PencahayaanSuhu/ Gangguan
kelembabanVentilas mataKepanasan.
i kedinginan
·Stress
·Pengap
2 Biologi Lalat,kecoa,tikus, Diare, Pes.
nyamuk,kucing
Malaria,Demam

Berdarah,Typhoid,TORCH
3 Ergonomi Gangguan
rl Muskuloskeletal

.Posisi Duduk te al
lama(>6 jam)
· Posisi berdiri (> 4 j
ua

m)
No Potensi Masalah Kesehatan/
Bahaya Jenis Bahaya
. Kecelakaan Kerja
4 Psikososial Hubungan
sesamapetugas/int StresKerja
erpersonal.Beban Kelelahan
kerja·Shift Stres kerja
kerja · Stres kerja
· Kesejahteraan
5 Sanitasi ·Sampah non Pencemaran
medis·Air bersih lingkungan,
Jamban penularan
penyakitInfeksi
6 GayaHidup Pola Gangguan
makan·Olahraga giziPenyakit
·Merokok tidakmenular
Perilaku kerja Gangguan paruPAK,KAK

7 Kontruksib Bangunan
angunan Kecelakaan
(dinding,tangga,la akibattertimpa,tersand
ntai,atap)·Pintu ung,terpeleset
masuk/keluar·Tata Terbentur,
tertabrakKenyamananter
letak ganggu
ruanganUkuran Terbentur,
kenyamanan
ruanganListrik:
terganggu
Kabel
terkelupasInstala Luka setrum
si yang Luka bakar,
tidakstandar kebakaran
Hubungan
aruspendek. Kebakaran
Beban Kebakaran
listrikberlebihan
2. Potensi bahaya khusus yaitu potensi bahaya spesifik yang terdapat di
ruang tertentu antara lain:

Lokasi Je Bahaya
Potensi Masalah Keschatan
ni
Bahaya Dan Kecelakaan Kerja
s
Poli Umum B
e
n
d
.Kecelakaan a tajam, Tertusuk,lersayat,
a
kerja edis cidera
l

m
Biologi M organis
i me,
c bakteri
r
o
( Penularan infeksi
v Hepatitis B,C.HI,
i
infeksi bakteri,TB,
r
Cacar air, Influenza.
u
s
d
l
l
)
Kimia D
e
si
nfektan,
M ·Gangguan SSP
uri
e
r
k
Ergonomi P i janggal
· Muskuloskeletal
o
si Disorder
Poli Gigi B
e
n

Kecelakaan d a Tajam, Tertusuk,tersayat


kerja A Medis cedera

t
Fisik G ran.
e
singan
t ·Renauld Syndrome.
a gangguan
K pendengaran.
e
bi
Kimia M urigam,t Gangguan SSP.
e , Ginjal, dermatitis.
r kforetil
k ,in
a
m
a
l
s
i
l
i
k
a
c
h
l
o
r
Biologi B eri, Virus Infeksi bakteri,
a Hepatitis B, Hepatitis
kt C. HIV/AIDS
·Ergonomi
P ·Muskuloskeletaldi
sorder
o
s
i
M
e si
n jangga
l,ggen
b ggamla
e ng/tit
r if
u
r
e
p
e
.Beke
rja yang
.Psikososial m Stres kerja
oton
on

Poli KIAKB B
e
n
d a tajam,
·Fisik A ·Tertusuk, tersayat
medis.
l
a
t
· Kimia .Desi
m
nfektan, Dermatitis,gangguan
e
uri SSP
r
k
Biologi Vi ,bakter
ru i,r
s C,HIVIAIDS, Infeksi
ja jamur
m
u
Ergonomi ·Posi si janggal ·Muskuloskeletal
· Psikososial ·Beba n kerja. · Stres kerja
RuangTindak ·Ben
an
d
a tajam,
· Fisik A ·Tertusuk, tersayat
medis
la
t
D
· Kimla e nfektan · Dermatitis
s
Biologi ·Virus , bakteri, .Hepatitis B, Hepatitis
bakteri
·Ergonomi ·Posi si janggal Muskuloskeletal
S
it
u
a si gawat
Psikososial .Stres kerja
d ratan
a
r
u
Ruang UGD Benda
taj
Fisik am, Tertusuk,tersayat
Alat
medis
Dermatitis.gangguan
.Kimia Desinfektan
SSP
Biologi Virus,Bakteri, Hepatitis B,Hepatitis
C.HIV/AIDS,Infeksi
bakteri
·Ergonomi · Posisi janggal ·Muskuloskeletal
·Situasi gawat
Psikososial darurat Stres kerja
RuangPersali Fisik Benda tajam,
nan Alat medis ·Tertusuk,tersayat
Desinfektan Dermatitis,gangguan
Kimia
SSP
Biologi Virus,bakteri, Hepatitis B,Hepatitis
jamur C.HIV/AIDS,Infeksi
jamur
· Ergonomi ·Posisi janggal · Muskuloskeletal
Situasi gawat
Psikososial Stres kerja
daruratan
Laborato-rium Benda tajam, Tersayat,lertusuk,
Fisik Alat medis, Api kebakaran
Desinfektan. Dermatitis,
Kimia
reagen keracunan

Biologi Virus.Bakteri. Hepatitis B. C. HIV


Spora, Jamur. Infeksi jamur/
Parasit bakteri/parasit
· Ergonomi Posisi janggal, Muskuloskeletal
statis,visual
acuity
Psikososial ·Beban kerja ·Stres
Apotik Fisik Pencahayaan. Tersayat,tertusuk,
ventilasi kebakaran
Kimia Debu obat. Dermatitis,
desinfektan, keracunan
larutan
Biologi Bakteri,spora, Hepatitis B, C. HIV
parasit Infeksi jamur/
bakteri/parasit
·Ergonomi .Posisi janggal. .Muskuloskeletal
gerakan
berulang.
angkat angkut
· Psikososial ·Kerja monoton · Stres Kerja
RuangKonsult ·Fisik Tata .Kecelakaan kerja.
asi letak
tersandung,
ruanga
n tersenggol
.Duduk lama,
.Ergonomi .Muskuloskeletal
posisi statis
.Psikososial .Hubung nden .Stres Kerja
petuga
s gan
pasien
Gudang Obat .Fisik Suhu. Kelelahan,
kelem an, tertimpabarang/tump
babru ukanobat
angan erl
tsemp alu
it
Kimia .Desinfekt an, Dermatitis,
laruta keracunan obat
n,b ahan
obat

Jam ekto
r
ur, V · Infeksi jamur.Pes.
Biologi ecoa
(Tiku Typhoid
s, K )
· ngku
Ergonomi · Muskuloskeletal
t
Angkat a
.Psikososial .Beban ke rja · Stres Kerja
Gudang Alat .Fisik Benda
taala
Terluka,
jam,
t is,s
kecelakaan,kel
medru
angan empi elahan
kelem t,ba
basuh n/
u,pen
cahak yaan
omput ,r:
e
Virus, .Hepatitis B, Hepatitis
Biologi kteri
Ba C. Infeksi bakteri
Angka ngku Muskulosketetal
· Ergonomi
ta t Disorder
· Fisik · Kelelahan, tertusuk,
Loket
Suh em- tersayat
u/ enda
kel
bab
an,
bta
jam
- Kimia Debu Dermatitis, Iritasi
mata
·Virus,
.Biologi kteri .Infeksi virus/bakteri
Ba
ngga
· Ergonomi ·Posisi ja .Muskuloskeletal
l
·Hubung
an
·Psikososial .Stres Kerja
petug
as
RuangAdminis Fisik Kele
trasi mbak ban
ompu ,r. ·Kelelahan
tepe mata,mata
ncah yaa
atat n, kering.kelelaha
a rua n mata,benturan
leta ng
k
·

.Ergonomi Duduk la ma · Muskuloskeletal


(>6ja
m)
.Psikososial .Beban k rja · Stres Kerja
Ruang Rapat .Fisik · Kelelahan,ke
Kele ban
,r.
lelahan.mata
mbak
ompu yaa ,benturan
tepe n,
ncah rua
atat ng
a
leta
Dudu ma
k la Gangguan
· Ergonomi musculoskeletal
(>6ja
m)
RuangPeraw Fisik .Bend Luka
atan a jam sayat,lukatusuk,kel
taala elahan
t
medve ,is
ntila .ba
si,ke
lemba n/
suhu, 1ya
- an
penca
ha
.Kimia Desin tan. Dermatitis,
fek gangguan
merku SSP
ri
Biologi Virus, kteri,
pora Hepatitis B. Hepatitis
Ba C.HIV/AIDS,Infeksi
Jam bakteri/jamur/spora
ur,S
·Posisi ·Muskuloskeletal
jan ggal,
Ergonomi angk gkut
at an

Beba

Psikososial n ke rja, .Stres Kerja


Shift
kerja
Toilet Fisik Rua mpi Gangguan
ng musculoskeletal,peng
t,a ap, terpeleset
ske
lem n,y
bab aan
ven ,
til
asi
,pe
nca
hal
ant
ai
lic
in
-
arasi
· Biologi · Infeksi Bakteri/parasit
Bakteri, t
P
.Psikososial Per Kecelakaan
ila akan
kum ak
eng
gun
klo
set
tid
ben
ar
Dapur .Fisik Kel ban Dehidrasi,
emb / gangguanpenglihata
asu as, n,irilasimata,terp
hu yaa eleset,kebakaran,
pan n,n kelelahan
pen ,as
cah .
ala
nta
i
lic
ita
bun
g
gve
nti
las
i
Kimia Debu .Dermatitis,batuk
Biologi Bakt Infeksi bakteri/virus
eri,y
irus,
keco
lat,
a,la
tikus, ing
ku
Angk Gangguan
.Ergonomi ngkut
at a musculoskeletal
Ruang Kelem
CucilLound ·Fisik ban Kelelahan
ba
ry Dermatitis
.Kimia ·Larutan, sabu
pemu n,
(klori
tih
desin n),
fek tan
Virus,
B Infeksi virus,Bakteri,
Biologi kteri,
Jamu Jamur
r,
Kerja
mo noton,
·Ergonomi .Muskuloskeletal
angk ngkut
at-a
Beba
Psikososial nk erja ·Stres kerja
RuangSterili Fisik Bend ·Tertusuk, tergores,
sasi
a ta Kelelahan
jam,
alat
med is.
suhu as
pa
Kimia Debu Iritasi,batuk,sesak
Virus,
B akteri Infeksi
· Biologi
, Virus/Bakteri/Jamur
jamur

Psikososial Hubu Stres kerja


ng an
petug
as
pemb dengan
eli
Sistem ·Kimia Dermatitis,
Pembuangan .Limbah
Air Limbah keracunan dll
Virus,
· Biologi akteri · Typhoid, Diare
B
Sistem Fisik Kebisi an Gangguan
AlrBersih/ ng pendengaran
ompa
SAB mesin
p
Laruta
n
Kimia .Dermatitis
desinf
ek tan
3. Potensi Masalah Kesehatan Kerja di Luar Gedung
Potensi masalah kesehatan kerja di luar gedung dapat dilihat pada
contoh berikut

Masalah Kesehatan/
No Jenis Kegiatan aya
Potensi Bah Kecelakaan Kerja
1 PuskesmasKelili KendaraanP Kecelakaantransporta
ng eralatan dis siInfeksi(Hepatitis,
mePusling, suk HIV.dll)
tertujarum Stress kerja
sunlikGang
guanpsikos
osial
2 Taman Biologi sit, Cacingan,infeksibakt
(Parabakter eri
i)Kimia Keracunan,gangguan
(Pupuk) pencernaan

3 Kunjungan rumah Kendaraan


(PHN/Gizi/UKS/ Tertusuk KecelakaantransportasiI
Surveillans) nfeksi
jarum (Hepatitis.HIV,dll),PAK
suntik
4 ·Kendara
UKBM anPeralat Kecelakaantransporta
(Posyandu, an siInfeksi
metertusu (Hepatitis,HIV,dil),
PosUKK,Pos k dis,
Lansia,dll) PAK
jarumsunt
ik
5 Fogging Larutan
organofosfa Gangguan
(Pengasapan) pernapasan,Keracunan,
t
Lukabakar
BAB III
PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
DI PUSKESMAS

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Puskesmas dapat dilaksanakan


melalui beberapa tahap yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
dan tahap pengawasan, pemantauan dan evaluasi.

A. TAHAP PERENCANAAN

1. Komitmen dan Kebijakan K3 Puskesmas


Komitmen melaksanakan K3 di Puskesmas merupakan
kesepakatan seluruh pegawai Puskesmas. Hasil dari
komitmen. dituangkan dalam bentuk kebijakan tertulis
Puskesmas untuk pelaksanaan K3. Keberhasilan pelaksanaan
K3 di Puskesmas sangat dipengaruhi oleh dukungan kebijakan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengingat bahwa Puskesmas
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Komitmen pelaksanaan K3 di Puskesmas diwujudkan dalam bentuk
penandatanġanan kesepakatan oleh seluruh pegawai Puskesmas
setelah dilakukan sosialisasi oleh Kepala Puskesmas pada saat
lokakarya mini. Kebijakan K3 di Puskesmas dituangkan dalam bentuk
Surat Keputusan Kepala Puskesmas yang berisikan, tentang ruang
lingkup pelaksanaan K3 di Puskesmas.

2. Pembentukan Tim K3 di Puskesmas


Pembentukan tim K3 di Puskesmas ditetapkan melalui Surat
Keputusan Kepala Puskesmas yang menyangkut susunan organisasi,
tugas dan tanggung jawab setiap
pegawai. susunan organisasi inti tim K3 di Puskesmas minimal
terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Penanggung Jawab Pelayanan
Kesehatan Kerja, Penanggung Jawab Sarana Prasarana. Tim K3
di Puskesmas melibatkanseluruh koordinator ruangan dengan
latar belakang pendidikan kesehatan yang berbeda seperti
dokter, dokter gigi, perawat, bidan, ahli gizi, sanitarian, asisten
apoteker dan penyuluh kesehatan.
Tugas Tim K3 di Puskemas yakni memberikan rekomendasi
dan pertimbangan kepada kepala Puskesmas dan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota mengenai masalah-
masalah yang berkaitan denganK3 dan membuat program
K3 di Puskesmas.
Fungsi dari Tim K3 ini mengumpulkan dan menganalisa
seluruh data:dan menginformasikan permasalah K3 di
Puskesmas, membantu kepala Puskesmas dan Dinas
Kesèhatan Kabupaten/Kota melakukan upaya promosi 'K3,
koreksi, pelatihan dan penelitian kecil tentang K3 di
Puskesmas, melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan program K3. Semua pegawai Puskesmas
terlibat dalam pelaksanaan K3 di Puskesmas.

3. Perencanaan K3 di Puskesmas
Setelah adanya komitmen dan terbentuknya tim K3 di
Puskesmas, bersama Kepala Puskemas membuat rencana
kerja K3 di Puskesmas.
Dalam perencanaan K3 Puskesmas Tim sebelumnya
melakukan identifikasi atau Mapping potensi bahaya
setiapruang di Puskesmas yakni administrasi, ruang
pelayanan kesehatan dan ruangan lainnya serta tempat-
tempat lain
yang ada di lingkungan Puskesmas seperti sumur, tempat
pembuangan sampah, garasi dari berbagai golongan bahaya
potensial dibandingkan dengan perencanaan yang ada.

B. TAHAP PELAKSANAAN
1. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP),
rambu,petunjuk K3
Agar pelaksanaan kegiatan K3 di Puskesmas berjalan sesuai
dengan standar perlu disusun SOP meliputi: SOP cara
kerja/pelayanan, SOP pengelolaan alat, SOP penggunaan
APD, SOP pengelolaan limbah,dll.
2. Pembudayaan K3 melalui pemanfaatan SOP,
Sosialisasi SOP yang telah disusun pada seluruh jajaran
petugas Puskesmas sesuai dengan tempat kerjanya.
3. Penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana yang
mendukung dan menunjang pelaksanaan K3 di Puskesmas.
4. Pelayanan kesehatan kerja dan tanggap darurat,
Pelayanan kesehatan kerja merupakan pelayanan kesehatan
berupa pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan
khusus untuk petugas kesehatan yang paling berisiko di
Puskesmas seperti petugas Poli IGD dan laboratorium. Pelayanan
kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan pengobatan dan
perawatan pada petugas Puskemas yang menderita sakit termasuk
peningkatan kesehatan fisik dan mental.
Mapping lingkungan tempat kerja (area yang dianggap berisiko dan
berbahaya),
Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap darurat, membuat
rambu-rambu jalan keluar evakuasi apabilaterjadi bencana.
5. Pengelolaan alat berupa kegiatan penyediaan dan pemeliharaan
peralatan Puskesmas agar layak digunakandengan selalu di kalibrasi dan
sertifikasi.
6. Pengelolaan limbah dilakukan seperti penyediaan fasilitasuntuk
penanganan dan pengelolaan limbah padat, cair dan gas, pengelolaan
limbah medis dan non medis.
7. Peningkatan kemampuan sumber daya
Merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan bagi petugas Puskesmas dalam bekerja yang sehat dan
aman antara lain dengan mengirim pegawai Puskesmas mengikuti
pelatihan tentang pencegahan infeksi, pelatihan tentang
penatalaksanaan alat.
8. Penyediaan dukungansarana dan prasaranaK3 yang
mendukungpelaksanaan kegiatanK3 di Puskesmas dengan menyediakan
alat K3 secara sederhana (APAR,APD,antiseptik, vaksin dll.)
9. Monitoring dan evaluasi yaitu kegiatan pemantaun yang berkaitan
dengan tujuan dan sasaran K3 dengan melakukan inspeksi dan pengujian
sesuai dengan objeknya sehingga perlu dilakukan identifikasi potensi
bahaya di setiap ruang administrasi, ruang pelayanan kesehatan dan
ruangan lainnya serta tempat-tempat lain yang ada di lingkungan
Puskesmas seperti sumur, tempat pembuangan sampah, garasi dari
berbagai golongan
Pengawasan dilakukan

perencanaan.

Pemantauan dilakukan terhadap kepatuhan SOP,


penggunaan APD, penyediaan kebutuhan sarana dan
prasarana, pelayanan kesehatan kerja dan tanggap
darurat, pengelolaan alat, pengelolaan limbah,
peningkatan kemampuan sumber daya, penyediaan
dukungan sarana dan prasarana K3 (Alat Pemadam Api
Ringan/APAR, APD), penilaian risiko (lama pajanan,
frekuensi, durasi, intensitas). Bentuk pemantauan
dilakuan dengan menggunakan instrumen sehingga
didapatkan data pemantauan berkala sesuai dengan
pelaksanaan kerio
BAB IV
PENUTUP

Pedoman Kesehatan dan keselamatan kerja pada UPTD Puskesmas Takalal


merupakan upaya dalam peningkatan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas
Takalala yang dijadikan pedoman dan acuan dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan kerja pada UPTD Puskesmas
Takalala yang tertuang menjadi pedoman penyusunan pelaksanaan kegiatan,
penguatan peran steakholder dalam pelaksanaan pencegahan dan peanggulangn
terjadinya kecelakaan kerja pad UPTD Puskesmas Takalala.
Dengan tersusunnyaPedoman ini diharapkan nantinya palaksanaan
pelaksanaan pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja dapat berkelanjutan dan
berkesinambungan sehingga arah pembangunan kesehatan lebih jelas sesuai Visi
dan Misi yang telah disusun.

Ditetapkan di: Takalala


Pada tanggal: 25 Januari 2022
KEPALA UPTD PUSKESMAS TAKALALA

AINUDDIN,S.Kep.Ns
:Pembina
NIP :197309191993031007

Anda mungkin juga menyukai