Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN

SOSIALISASI PELAKSANAAN FOGGING/PENGASAPAN


14 APRIL 2022

I. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam tiga dekade terakhir meningkat
insidennya di berbagai belahan dunia terutama daerah tropis dan sub tropis. DBD
banyak ditemukan di wilayah urban dan semi urban. Penyakit ini ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes yang mengandung virus dengue.
DBD diperkirakan akan cenderung meningkat dan meluas sebarannya oleh
karena vektor penular DBD tersebar luas baik di tempat pemukiman maupun di tempat
umum. Selain itu juga oleh karena kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan
urbanisasi yang semakin meningkat terutama sejak tiga dekade terakhir.
Dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit menular yang disebabkan
oleh vektor nyamuk, perlu dilakukan upaya pengendalian vektor guna mewujudkan
kondisi yang sesuai dengan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan. Salah satu upaya pengendalian vektor yang dapat dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan adalah melalui metode kimia dengan cara
fogging/pengasapan.

II. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Surat Edaran Nomor HK.02.02/I/840/2022 tentang Pelaksanaan
Fogging/Pengasapan
2. Surat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan R.I tanggal 8 April 2022 Nomor : SR.02.06/C.V/4832/2022 perihal
Sosialisasi Pelaksanaan Fogging/Pengasapan

III. PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Fogging/Pengasapan ini dilaksanakan pada
Hari Kamis, Tanggal 14 April 2022 dari Pukul 09.00 sampai 12.00 WIB. Kegiatan
dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom meeting. Kegiatan dibuka oleh Ibu
Endang Budi Hastuti dari Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan. Pada
kesempatan ini Beliau mengingatkan kembali bahwa berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan disebutkan bahwa 70%
penyakit menular tersebut adalah penyakit tular vektor dan zoonotik, sehingga berbagai
upaya terus dilakukan untuk pengendaliannya baik dengan metode fisik/mekanik,
biologi, kimiawi serta metode pengendalian vektor terpadu. Pada kesempatan ini akan
disosialisasikan pengendalian nyamuk dewasa dengan cara pengasapan/fogging.
Hal-hal yang disampaikan pada kegiatan ini secara ringkas meliputi :
1. Materi Alat-Alat Pengendalian Vektor yang disampaikan oleh Bapak Eldo Deo.
Secara umum jenis alat pengendalian vector dapat dibedakan menjadi 2 yaitu alat
pengabutan panas (thermal fogging) dan alat pengabutan dingin ( cold fogging/ultra
low volume). Pada kesempatan ini lebih menitikberatkan pembahasan pada thermal
fogging. Yang dimaksud dengan mesin pengkabutan panas (thermal fogging) adalah
mesin penyembur insektisida dalam bentuk asap system pulsa jet model jinjing, yang
terbentuk dari evaporasi bahan pembawa (minyak tanah/solar) akibat panas yang
dihasilkan oleh pembakaran. Komponen alat terdiri dari tangka bahan bakar, tangka
insektisida, resonator dan komponen penunjang lainnya. Fungsi alat digunakan
untuk membunuh nyamuk dewasa untuk memutuskan penularan penyakit yang
ditularkan oleh nyamuk. Hal lain yang juga dijelaskan adalah bahwa setiap alat
memiliki spesifikasi, manual book dan tata cara perawatan.
2. Materi kedua tentang Pelaksanaan Fogging/Pengasapan dijelaskan oleh Dr. Suwito,
SKM, M.Kes selaku Koordinator Pokja Pengendalian Vektor. Materi ini menjelaskan
latar belakang diterbitkannya Surat Edaran Dirjen P2P, Kemenkes R.I Nomor :
HK.02.02/I/840/2020 tanggal 7 Februari 2022 bahwa tujuan fogging adalah untuk
membunuh nyamuk dewasa sehingga tidak menularkan pathogen penyakit pada
manusia. Maksud dan tujuan Surat Edaran ini adalah memberikan kejelasan bagi
petugas Kesehatan dan pihak terkait lainnya dalam melaksanakan pengendalian
vector nyamuk melalui fogging/pengasapan di wilayah kerja atau lingkungannya.

Fogging dilakukan atas dasar hasil monitoring kepadatan populasi vector dan/dan
atau kasus penyakit. Fogging atau pengasapan dapat dilakukan dengan sasaran
nyamuk Aedes (vector dengue, chikungunya, zika) nyamuk culex (vector Japanese
Encephalitis) dan nyamuk Anopheles (vector malaria). Fogging untuk masing-masing
vector dapat dilakukan dengan memperhatikan syarat dan kriteria yang sudah
ditetapkan. Pelaksanaan fogging/pengasapan terdiri ats unsur pemerintah dan
swasta. Unsur pemerintah terdiri atas Dinas Kesehatan, Puskesmas, Kantor
Kesehatan Pelabuhan dan instansi pemerintah lainnya yang menyelenggarakan
fungsi pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit. Sementara itu, unsur
swasta terdiri atas perusahaan pengendali vector dan binatang pembawa penyakit,
swadaya masyarakat yang bekerja sama dengan puskesmas atau dinas Kesehatan
dan swadaya masyarakat yang bekerja sama dengan pest control. Fogging yang
dilakukan oleh swasta wajib dilaporkan kepada puskesmas atau dinas Kesehatan
setempat yang meliputi lokasi fogging, luasan area fogging, serta jenis dan golongan
insektisida yang digunakan. Pelaksanaan fogging harus tetap disertai dengan upaya
pengendalian jentik/larva. Insektisida yang digunakan dalam pelaksanaan fogging
harus sesuai dengan jenis nyamuk yang menjadi target atau sasaran.

IV. PENUTUP
Demikianlah Sosialisasi Pelaksanaan Fogging /Pengasapan ini kami laporkan.

Manggar, April 2022

Pelaksana

1. Dini Wahyuni, SKM (19780612 ……………………………………………


200501 2 009)
2. Gunawan Setiyadi, A.Md,Kep ……………………………………………
(19770828 200604 1 006)
…………………………………………….
3. Happy Ida Irawan, SKM
(19850106 200604 1 004)

Mengetahui
Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Supeni, SKM
NIP 19720320 199103 2 001

DOKUMENTASI KEGIATAN
SOSIALISASI PELAKSANAAN FOGGING/PENGASAPAN
14 APRIL 2022

Anda mungkin juga menyukai