I. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam tiga dekade terakhir meningkat
insidennya di berbagai belahan dunia terutama daerah tropis dan sub tropis. DBD
banyak ditemukan di wilayah urban dan semi urban. Penyakit ini ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes yang mengandung virus dengue.
DBD diperkirakan akan cenderung meningkat dan meluas sebarannya oleh
karena vektor penular DBD tersebar luas baik di tempat pemukiman maupun di tempat
umum. Selain itu juga oleh karena kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan
urbanisasi yang semakin meningkat terutama sejak tiga dekade terakhir.
Dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit menular yang disebabkan
oleh vektor nyamuk, perlu dilakukan upaya pengendalian vektor guna mewujudkan
kondisi yang sesuai dengan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan. Salah satu upaya pengendalian vektor yang dapat dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan adalah melalui metode kimia dengan cara
fogging/pengasapan.
Fogging dilakukan atas dasar hasil monitoring kepadatan populasi vector dan/dan
atau kasus penyakit. Fogging atau pengasapan dapat dilakukan dengan sasaran
nyamuk Aedes (vector dengue, chikungunya, zika) nyamuk culex (vector Japanese
Encephalitis) dan nyamuk Anopheles (vector malaria). Fogging untuk masing-masing
vector dapat dilakukan dengan memperhatikan syarat dan kriteria yang sudah
ditetapkan. Pelaksanaan fogging/pengasapan terdiri ats unsur pemerintah dan
swasta. Unsur pemerintah terdiri atas Dinas Kesehatan, Puskesmas, Kantor
Kesehatan Pelabuhan dan instansi pemerintah lainnya yang menyelenggarakan
fungsi pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit. Sementara itu, unsur
swasta terdiri atas perusahaan pengendali vector dan binatang pembawa penyakit,
swadaya masyarakat yang bekerja sama dengan puskesmas atau dinas Kesehatan
dan swadaya masyarakat yang bekerja sama dengan pest control. Fogging yang
dilakukan oleh swasta wajib dilaporkan kepada puskesmas atau dinas Kesehatan
setempat yang meliputi lokasi fogging, luasan area fogging, serta jenis dan golongan
insektisida yang digunakan. Pelaksanaan fogging harus tetap disertai dengan upaya
pengendalian jentik/larva. Insektisida yang digunakan dalam pelaksanaan fogging
harus sesuai dengan jenis nyamuk yang menjadi target atau sasaran.
IV. PENUTUP
Demikianlah Sosialisasi Pelaksanaan Fogging /Pengasapan ini kami laporkan.
Pelaksana
Mengetahui
Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Supeni, SKM
NIP 19720320 199103 2 001
DOKUMENTASI KEGIATAN
SOSIALISASI PELAKSANAAN FOGGING/PENGASAPAN
14 APRIL 2022