TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN SANTUNAN KEMATIAN
BAGI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
DALAM PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 2020
MENTERI KESEHATAN,
4
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR : HK.02.02/MENKES/ /2020
PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN
SANTUNAN KEMATIAN BAGI SUMBER DAYA
MANUSIA KESEHATAN DALAM PENANGANA
N CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO
sebagai pandemik dan Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menyatakan COVID-19 sebagai
kedaruratan kesehatan masyarakat yang wajib dilakukan upaya
penanggulangan. Penyebaran COVID-19 di Indonesia saat ini sudah semakin
meningkat dan meluas lintas wilayah dan lintas negara yang diiringi dengan
jumlah kasus dan/atau jumlah kematian. Peningkatan tersebut berdampak
pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, serta
kesejahteraan masyarakat di Indonesia, sehingga diperlukan strategi dan
upaya yang komprehensif dalam percepatan penanganan COVID-19.
C. Sasaran
SDM Kesehatan dalam penanganan COVID-19 yang berhak memperoleh
insentif adalah SDM Kesehatan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Satuan
Kerja (Satker) atau fasilitas kesehatan dimana SDM Kesehatan tersebut
ditugaskan untuk memberikan pelayanan penanggulangan COVID-19. SDM
Kesehatan tersebut dapat berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)
maupun tenaga kontrak, relawan, dokter yang sedang melaksanakan Program
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), dokter internsip, serta SDM Kesehatan
yang sedang melaksanakan penugasan khusus seperti Nusantara Sehat
Individu (NSI) dan Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS) yang ditugaskan di
fasilitas kesehatan milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Swasta yang
telah ditetapkan sebagai fasilitas kesehatan untuk pelayanan dan
penanggulangan COVID-19.
8
BAB II
KLASIFIKASI ZONA RESIKO DAN SDM KESEHATAN PADA FASILITAS
KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN COVID-19
A. Rumah Sakit
A.1. Rumah Sakit Rujukan COVID-19
Zonasi Berbasis Resiko
9
Jenis dan jumlah SDM Kesehatan yang bekerja pada area berdasarkan zonasi
risiko keterpaparan dapat mengacu pada contoh tabel diatas, dan harus
disesuaikan dengan beban kerja di masing-masing area menurut zonasi
dimaksud. Setiap SDM Kesehatan dapat bekerja di zona manapun sesuai
dengan beban kerja. Jenis dan jumlah SDM Kesehatan harus ditetapkan
dengan Surat Keputusan (SK) Pimpinan RS yang diterbitkan setiap bulan.
Jenis dan jumlah SDM Kesehatan yang bekerja pada area berdasarkan zonasi
risiko keterpaparan dapat mengacu pada contoh tabel diatas, dan harus
disesuaikan dengan beban kerja di masing-masing area menurut zonasi
dimaksud. Setiap SDM Kesehatan dapat bekerja di zona manapun sesuai
dengan beban kerja. Jenis dan jumlah SDM Kesehatan harus ditetapkan
dengan Surat Keputusan (SK) Pimpinan RS yang diterbitkan setiap bulan.
B. KKP
Zonasi Berbasis Resiko
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Petugas Petugas yang melakukan Pengamatan Petugas
karantina yang pengamatan langsung penumpang pendukung
12
Jenis SDM Kesehatan di KKP dapat mengacu kepada tabel diatas, namun
jumlahnya dapat disesuaikan dengan beban kerja di masing-masing area
menurut zonasi dimaksud. Jenis dan jumlah SDM Kesehatan harus ditetapkan
dengan Surat Keputusan (SK) Kepala KKP yang diterbitkan setiap bulan.
BESARAN INSENTIF
NO KATEGORI KKP BOBOT KERJA
SETIAP SDM
1 KKP KELAS I BATAM
2 KKP KELAS I DENPASAR
3 KKP KELAS I MAKASSAR
4 KKP KELAS I MEDAN
5 KKP KELAS I SOEKARNO HATTA
III 1
6 KKP KELAS I SURABAYA
7 KKP KELAS I TANJUNG PRIOK
8 KKP KELAS II TANJUNG BALAI KARIMUN
9 KKP KELAS II TANJUNG PINANG
10 KKP KELAS II SEMARANG
11 KKP KELAS II AMBON
12 KKP KELAS II BALIKPAPAN
13 KKP KELAS II BANDUNG Persentase Zonasi x
14 KKP KELAS II BANJARMASIN Bobot x Besaran
15 KKP KELAS II BANTEN Insentif Maksimal (Rp)
16 KKP KELAS II CILACAP
17 KKP KELAS II JAYAPURA
18 KKP KELAS II KENDARI
19 II KKP KELAS II MANADO 0,75
20 KKP KELAS II MATARAM
21 KKP KELAS II PADANG
22 KKP KELAS II PALEMBANG
23 KKP KELAS II PANJANG
24 KKP KELAS II PEKANBARU
25 KKP KELAS II PONTIANAK
26 KKP KELAS II PROBOLINGGO
27 KKP KELAS II SAMARINDA
13
Contoh 1:
Perawat yang melakukan melakukan evakuasi kasus yang dicurigai, karena
sudah menampakkan gejala di zona merah dan wilayah kerjanya berada pada
kategori 2, maka besaran insentifnya sebagai berikut:
C. Laboratorium
14
Contoh 1:
Petugas tim pemeriksan sample yang melakukan melakukan pemeriksaan
langsung pada sample terduga COVID-19 di zona merah dan wilayah kerjanya
berada pada kategori 2, maka besaran insentif sebagai berikut :
15
D. Dinas Kesehatan
Jenis dan jumlah SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan dapat mengacu kepada
tabel diatas, namun dapat disesuaikan dengan beban kerja di masing-masing
area menurut zonasi dimaksud. Jenis dan jumlah SDM Kesehatan harus
ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Kesehatan yang
diterbitkan setiap bulan.
Contoh:
Perawat yang melakukan pelayanan di zona merah, dan dinas kesehatan
berada pada kategori 2, maka besaran insentif sebagai berikut :
E. Puskesmas
17
Jenis dan jumlah SDM Kesehatan di Puskesmas dapat mengacu kepada tabel
diatas, namun dapat disesuaikan dengan beban kerja di masing-masing area
menurut zonasi dimaksud. Jenis dan jumlah SDM Kesehatan harus ditetapkan
18
Contoh 1:
Petugas dokter yang melakukan pelayanan di zona merah dan puskesmas
berada pada kategori 1, maka besaran insentif sebagai berikut :
Contoh 2:
Pengemudi ambulance yang melakukan pelayanan di zona oranye dan
puskesmas berada pada kategori 3, maka besaran insentif sebagai berikut :
Dokter 2
SANGAT Pengambilan spesimen
TINGGI (darah atau swab)
Perawat 4
Petugas lab 1
Melakukan pemeriksaan
Dokter 2
rapid tes.
Tata laksana kasus Perawat 4
Pelayanan Rujukan kasus
Supir Ambulans 1
ke RS
Melakukan pemantauan
TINGGI dan analisis kasus ILI dan
pneumonia dan ISPA
Berat Pekarya (cleansing
1
Desinfeksi APD yang service)
digunakan petugas
Desinfeksi peralatan dan
lingkungan Klinik
Pelayanan pendaftaran
Dokter 2
dan rekam medis
Petugas triage Perawat 4
Edukasi pasien untuk
isolasi diri di rumah
Melakukan Penyelidikan
Epidemiologi
SEDANG Mengidentifikasi kontak
erat yang berasal dari Petugas administrasi 1
masyarakat maupun
petugas kesehatan
Melakukan pemantauan
kesehatan PDP, ODP dan
OTG yang isolasi di
rumah
Notifikasi kasus ke
RENDAH Dokter 2
Dinkes dalam 1x24 jam
20
Mencatat dan
melaporkan hasil
Perawat 4
pemantauan kontak
secara rutin
Berkoordinasi dengan
puskesmas/ dinkes
setempat terkait
pemantauan kontak erat
berkoordinasi dengan
Dinkes setempat terkait
pengiriman specimen
Melakukan komunikasi
risiko termasuk
penyebarluasan media
KIE Petugas administrasi 1
Melakukan pemantauan
terhadap pelaku
perjalanan dari
wilayah/negara
terjangkit selama 14 hari
sejak kedatangan ke
wilayah berdasarkan
informasi dari Dinkes
setempat (menunjukkan
HAC)
Klinik Utama
JENIS KEGIATAN TERKAIT JUMLAH
ZONASI JENIS SDM
PELAYANAN COVID19 SDM*)
dokter SpPK
Pengambilan spesimen (darah 1
SANGAT atau swab) Dokter 1
TINGGI Petugas lab 1
dokter SpR 1
Radiologi
Radiographer 1
Melakukan pemeriksaan rapid
dokter SpP
tes. 1
Tata laksana kasus dokter SpPD 1
Tindakan dokter SpTHT 1
TINGGI
Pelayanan Rujukan kasus ke RS dokter SpM 1
Melakukan pemantauan dan
analisis kasus ILI dan dokter SpOG 1
pneumonia dan ISPA Berat
21
dokter SpB 1
dokter SpA 1
dokter (IGD) 1
Desinfeksi peralatan dan
Perawat 4
lingkungan Klinik
Pekarya (cleaning
service) 1
supir ambulans 1
Pelayanan pendaftaran dan
Dokter
rekam medis 2
Petugas triage Perawat 4
Edukasi pasien untuk isolasi
diri di rumah
Melakukan Penyelidikan
SEDANG Epidemiologi
Mengidentifikasi kontak erat
Petugas administrasi 1
yang berasal dari masyarakat
maupun petugas kesehatan
Melakukan pemantauan
kesehatan PDP, ODP dan OTG
yang isolasi di rumah
Notifikasi kasus ke Dinkes
Dokter
dalam 1x24 jam 2
Mencatat dan melaporkan
hasil pemantauan kontak Perawat
secara rutin 4
Berkoordinasi dengan
puskesmas/ dinkes setempat
RENDAH terkait pemantauan kontak
erat
berkoordinasi dengan Dinkes
Petugas administrasi 1
setempat terkait pengiriman
specimen
Melakukan komunikasi risiko
termasuk penyebarluasan
media KIE
22
Melakukan pemantauan
terhadap pelaku perjalanan
dari wilayah/negara terjangkit
selama 14 hari sejak
kedatangan ke wilayah
berdasarkan informasi dari
Dinkes setempat
(menunjukkan HAC)
berkoordinasi dengan RS
rujukan
Jenis dan jumlah SDM Kesehatan yang bekerja pada area berdasarkan zonasi
risiko keterpaparan dapat mengacu pada tabel diatas dan ditetapkan oleh
masing-masing pimpinan klinik. Jenis dan jumlah SDM Kesehatan tersebut
harus disesuaikan dengan beban kerja di masing-masing area menurut zonasi
dimaksud.
BAB III
MEKANISME PEMBAYARAN INSENTIF DAN SANTUNAN KEMATIAN
*)Catatan :
Mempertimbangkan saat ini dalam masa darurat COVID-19, maka pengiriman dokumen
dapat dilakukan dalam bentuk soft file yang di scan dan dikirim dengan email resmi
institusi.
BAB IV
PENUTUP
Saat ini Indonesia dalam kondisi tanggap darurat bencana non alam
pandemik COVID-19. Upaya melindungi masyarakat, baik berupa pencegahan,
penanganan dan pengendalian COVID-19 telah dilakukan. Berbagai sumber
daya di optimalkan, termasuk memobilisasi SDMK dalam upaya memberikan
penanganan COVID-19 secara maksimal pada fasiltas pelayanan kesehatan. Pe
mberian Insentif dan santunan kematian Bagi SDMK Dalam Penanganan
COVID-19 merupakan bentuk apresiasi dan keberpihakan terhadap SDMK
sebagai ujung tombak penanganan COVID-19 guna memenuhi asas keadilan
dalam sistem kompensasi.
Pedoman ini diharapkan dapat mendukung upaya penanganan kasus
COVID-19 di Indonesia serta mampu meningkatkan motivasi bagi SDMK dalam
memberikan penanganan COVID-19. Pemberlakuan pedoman ini memerlukan
peran serta, kerjasama dan komitmen dari banyak pihak mulai dari
Pemerintah di seluruh tingkatan administrasi, swasta dan seluruh elemen
masyarakat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga insentif
dan santunan kematian dapat tersalurkan secara optimal sesuai pedoman dan
peraturan yang berlaku. Dengan adanya kerjasama dan sinergi dari berbagai
pihak diharapkan pandemik COVID-19 segera teratasi.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd