Anda di halaman 1dari 14

PERATURAN MENTRI KESEHATAN NO.

9 TAHUN 2020
TENTANG PEDOMAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA
BESAR DALAM RANGKA PERCEPATAN PENANGANAN
CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

ANMALL MUHAMMAD DZULKIFLI A 181 005


ANNISA HANIEFAH A 181 006
AUBREY BIANCANITTA A 181 007 FIRDA
RAMDIANI A 181 015
INDRI FEBRYANTI A 181 019
LUTHFIA NURUL HUDA A 181 022
NABILA DWI PUTRI RAMADHANTY A 181 026
SARI INDRIYANI A 181 040
SITI ZAHRA SEPTI A 181 041

KELOMOK 4
REGULER PAGI A
01 03

TANGGAPAN MENGENAI PMK


PENDAHULUAN BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG
02 04

PMK NO 9 TAHUN 2020 PENDAPAT MENGENAI


PMK NO 9 TAHUN 2020

D
D
D
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh
P WHO sebagai pandemic dan Pemerintah Indonesia berdasarkan
E Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
N (COVID-19).
D
A Dalam rangka upaya penanggulangan dilakukan
penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan sebagaimana telah
H diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
U Kekarantinaan Kesehatan.
L
Penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan merupakan
U tanggung jawab bersama pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah
A sebagai bentuk perlindungan terhadap kesehatan masyarakat dari
N penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat sehingga
wabah dan kedaruratan kesehatan masyarakat COVID-19 dapat
segera diatasi.
Dalam penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan di wilayah,
Indonesia telah mengambil kebijakan untuk melaksanakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang pada prinsipnya dilaksanakan untuk
menekan penyebaran COVID-19 semakin meluas, yang didasarkan pada
pertimbangan epidemiologis, besarnya ancaman, efektifitas, dukungan
sumber daya, teknis operasional, pertimbangan ekonomi, sosial, budaya,
dan keamanan.

Kebijakan tersebut dalam bentuk Peraturan Pemerintah Nomor 21


Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam
Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) mengatur bahwa Menteri Kesehatan menetapkan PSBB
berdasarkan usul gubernur/bupati/walikota atau Ketua Pelaksana Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),
dengan kriteria yang ditetapkan.
PMK NOMOR 9 TAHUN 2020 TENTANG
PEDOMAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR DALAM RANGKA
PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease
2019 (COVID-I9).

Pasal 2
1. Untuk dapat ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar, suatu wilayah
provinsi/kabupaten/kota harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.jumlah kasus dan/atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar
secara signifikan dan cepat ke beberapa wilayah; dan
b.terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain.
PMK NOMOR 9 TAHUN 2020 TENTANG
PEDOMAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR DALAM RANGKA
PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019
Pasal 13
1. Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar meliputi:
a. peliburan sekolah dan tempat kerja;
b. pembatasan kegiatan keagamaan;
c. pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum;
d. pembatasan kegiatan sosial dan budaya;
e. pembatasan moda transportasi; dan
f. pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.

7. Pembatasan tempat atau fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada


ayat dikecualikan untuk:
a. supermarket, minimarket, pasar, toko atau tempat penjualan
obat-obatan dan peralatan medis kebutuhan pangan, barang
kebutuhan pokok, barang penting, bahan bakar minyak, gas,
dan energi;
b. fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas lain dalam rangka
pemenuhan pelayanan kesehatan; dan
c. tempat atau fasilitas umum untuk pemenuhan kebutuhan dasar
penduduk lainnya termasuk kegiatan olah raga.
PMK NOMOR 9 TAHUN 2020 TENTANG
PEDOMAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR DALAM RANGKA
PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019

Pasal 13
10. Pembatasan moda transportasi dikecualikan untuk:
a. moda transpotasi penumpang baik umum atau pribadi dengan memperhatikan jumlah
penumpang dan menjaga jarak antar penumpang; dan
b. moda transpotasi barang dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk.

PSBB ini berdampak pada pembatasan ruang gerak semua masyarakat di wilayah tersebut,
sehingga penanggulangan COVID-19 dalam situasi kedaruratan kesehatan masyarakat dapat berjalan
efektif dan tetap mengedepankan keselamatan dan kepentingan masyarakat baik di tingkat nasional
maupun daerah. Diperlukan pedoman pelaksanaan PSBB yang mengatur teknis pelaksanaannya.
Mengingat selama masa pandemi COVID-19 ini kemungkinan banyak orang yang sudah terinfeksi
maupun ada yang belum terdeteksi, atau sedang dalam masa inkubasi, maka untuk mencegah
meluasnya penyebaran di suatu wilayah melalui kontak perorangan perlu adanya PSBB di wilayah
tersebut.
Tanggapan Mengenai PMK No.9 Tahun 2020
Pendapat kami setuju mengenai adanya PMK No.09 Tahun 2020 ini
berdasarkan pertimbangan dari beberapa undang-undang di Indonesia
Pasal 1
11.Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA pembatasan kegiatan tertentu penduduk
NOMOR 6 TAHUN 2018 dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi
TENTANG penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian
KEKARANTINAAN KESEHATAN rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi.
Pasal 59
3. Pembatasan Sosial Berskala Besar
sebagaimana
Pasal 1 dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
2. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat adalah meliputi:
kejadian kesehatan masyarakat yang a. peliburan sekolah dan tempat kerja;
bersifat luar biasa dengan ditandai b. pembatasan kegiatan keagamaan;
penyebaran penyakit menular dan/atau dan/atau
kejadian yang disebabkan oleh radiasi c. pembatasan kegiatan di tempat atau
nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi fasilitas umum.
kimia, bioterorisme, dan pangan yang 4. Penyelenggaraan Pembatasan Sosial
menimbulkan bahaya kesehatan dan Berskala Besar
berpotensi menyebar lintas wilayah atau berkoordinasi dan bekerja sama dengan
lintas negara. berbagai
pihak terkait sesuai dengan ketentuan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN
PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR
Bagian Kesatu
Penyakit Menular
Pasal 152
1. Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab melakukan upaya pencegahan,
pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular serta akibat yang ditimbulkannya.
2. Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan untuk melindungi masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat
dan/atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit menular.
3. Upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan penyakit menular sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi individu atau masyarakat.

Pasal 157
1. Pencegahan penularan penyakit menular wajib dilakukan oleh masyarakat termasuk penderita penyakit
menular melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Dalam pelaksanaan penanggulangan penyakit menular, tenaga kesehatan yang berwenang dapat memeriksa
tempat-tempat yang dicurigai berkembangnya vektor dan sumber penyakit lain.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyakit menular sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1984
TENTANG WABAH PENYAKIT MENULAR

Pasal 1 Pasal 5 Pasal 6

a. Wabah penyakit menular yang selanjutnya 1. Upaya penanggulangan wabah 1. Upaya penanggulangan wabah
disebut wabah adalah kejadian meliputi: sebagaimana dimaksud dalam
berjangkitnya suatu penyakit menular 2. a. penyelidikan epidemiologis; Pasal 5 ayat (1) dilakukan
dalam masyarakat yang jumlah 3. b. pemeriksaan, pengobatan, dengan mengikutsertakan
penderitanya meningkat secara nyata perawatan, dan isolasi penderita, masyarakat secara aktif.
melebihi dari pada keadaan yang lazim termasuk tindakan karantina;
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat 4. c. pencegahan dan pengebalan;
menimbulkan malapetaka. 5. d. pemusnahan penyebab penyakit;
b. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, 6. e. penanganan jenazah akibat wabah;
tumbuhan, dan benda-benda yang 7. f. penyuluhan kepada masyarakat;
mengandung dan/atau tercemar bibit 8. g. upaya penanggulangan lainnya.
penyakit, serta yang dapat menimbulkan
wabah.
PERATURAN GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2020
TENTANG PELAKSANAAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR DALAM PENANGANAN
CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Pasal 18

6. Angkutan roda dua berbasis aplikasi dibatasi penggunaannya hanya untuk pengangkutan
barang.
Kami setuju dengan PMK ini karena dengan Covid 19 ini sudah menjadi pandemik dunia dan penyebarannya
dengan mudah dari orang ke orang, dikarenakan banyak masyarakat Indonesia tidak peduli dengan himbauan
pemerintah untuk social distancing maka dengan adanya peraturan ini bisa meminimalisir interaksi dengan orang
banyak.

Pada Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menyatakan COVID-19 sebagai kedaruratan kesehatan
masyarakat yang wajib dilakukan upaya penanggulangan, dengan adanya PMK ini dan kita mentaati PMK ini
saja kita sudah melakukan upaya penanggulangan untuk menghentikan mata rantai Covid-19. Namun pemerintah
harus tegas dan kompak dalam menjalankan peraturan ini kepada masyarakat agar upaya dalam penanggulangan
Covid 19 bisa dilakukan secara maksimal.

Serta dilakukan edukasi kembali mengenai virus corona ini agar masyarakata bisa
lebih paham dan sadar. Pemerintah juga harus memperhatikan ekonomi masyarakatnya
dalam menjalankan PMK ini karena tidak semua masyarakat mendapatkan penghasilan
yang sama, sehingga masyarakat yang mendapatkan penghasilan perharinya ini perlu
diperhatikan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, karena pada
sebagian masyarakat bila tidak bekerja dalam satu hari bisa saja tidak bisa memenuhi
kebutuhann hidupnya. Sehingga masyarakat bisa sadar bisa menjaga jarak atau
melakukan social distancing ini dengan sebaik-baiknya sebagaimana dengan peraturan
yang telah pemerintah buat karna virus ini cepat menyebar.
Kekurangan di PMK
No 9 Tahun 2020
Kekurangan pada peraturan diindonesia tidak ada yang mengatur mengenai
sanksi yang melanggar pada pmk ini, karena sanksi diatur dalam undang-undang
dan pada undang-undang diatas tidak ada yang mengatur tentang masalah ini,
serta kegiatan social distancing atau pmk ini karna akan berdampak pada
perekonomian masyarakat, dan kurang merata adanya penjamin kebutuhan hidup
masyarakat dari pemerintah pusat/daerah (Seperti pedagang, keluarga menengah
kebawah,ojol dsb). Di daerah jakarta pun melarang ojek daring untuk membawa
penumpang hanya boleh membawa barang saja. Banyak sekali driver ojek daring
yang mengeluh karena menurun pendapatannya akibat tidak boleh membawa
penumpang. Selain itu orang kerja yang tidak mempunyai kendaraan pribadi dan
yang biasa menggunakan ojek daring tidak bisa lagi. Dan ketidakmerataan atau
terealisasinya PSSB ini pada semua daerah di Indonesia, baru dilakukan pada
daerah tertentu yang telah memenuhi syarat kriteria untuk dilakukan PSSB ini.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai