Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi

Okra berasal dari Afrika Barat dengan taksonomi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Abelmoschus

Spesies : Abelmoschus esculentus L.

Okra termasuk suku kapas-kapasan (malvaceae), berkerabat dengan

kembang sepatu dan pulutan. Nama ilmiahnya Abelmoschus esculentus atau

Hibiscus esculentus. Tanaman ini biasa digunakan sebagai sayuran. Tanaman okra

atau yang lebih dikenal kacang arab, sebenarnya diduga berasal dari Asia

Tenggara, bahkan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Tanaman ini tersebar ke berbagai daerah tropik dan subtropik seperti

India.

Tanaman okra (Abelmoschus esculentus L.) telah tersebar dan dibudidayakan di

daratan Afrika, Amerika, Eropa dan Asia. Distribusi tanaman okra hampir

tersebar diseluruh belahan bumi yang memiliki iklim tropis dan sub tropis.

Indonesia merupakan salah satu pusat keragaman okra budidaya maupu liar yang

terbanyak. Terdapat banyak sekal varietas okra, namun secara umum yang banyak

dikenal adalah okra hijau dan okra merah. Penamaan tersebut didasarkan pada

warna buah okra.


Okra dapat ditanam di berbagai macam tanah yang memiliki drainase yang

baik, tanah geluh pasir paling bagus. Suhu udara diantara 27-30 °C mendukung

pertumbuhan yang cepat dan sehat. Benih okra tidak akan berkecambah jika suhu

tanah dibawah suhu 17 °C. Benih perlu direndam air selama 24 jam sebelum

ditanam. Tanaman tumbuh dengan baik di bedengan yang tingginya 20-30 cm

(Luther, 2012).

Tanaman okra di Indonesia ditanam sejak tahun 1877 terutama di

Kalimantan Barat. Tanaman ini diusahakan oleh petani tionghoa sebagai sayuran

yang sangat disukai terutama untuk kebutuhan keluarga sehari-hari, pasar

swalayan, rumah makan, restoran dan hotel. Dapat juga menjadi koomoditas non

migas yang potensial, sehinggga tanaman ini mempunyai peluang bisnis yang

mendatangkan keuntungan yang besar bagi petani. Bagian yang dibuat sayur

adalah buahnya (buah muda). Buah tersebut banyak mengandung lender sehingga

baik dijadikan sup. Buah okra muda mengandung kadar air 85,70 % ; protein 8,30

% ; lemak 2,05 % ; karohidrat 1,4 % dan kalori per 100 gr (Nadira, 2009).

Okra menyediakan banyak nutrisi yang dibutuhkan, hampir setengahnya

berupa solube fiber dalam bentuk lendir dan peptin yang dapat membantu

menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi risiko penyakit jantung. Sisanya

adalah inoslube fiber yang dapat membantu menjaga kondisi kesehatan (Adetuyi,

2011).

Saat ini tanaman okra mulai banyak dibudidayakan di Indonesia. Selama

ini tanaman sayur okra banyak diambil buah mudanya yang berbentuk silindris

meruncing untuk sayur. Bahkan di beberapa negara seperti India, Srilanka,


Jepang, Filiphina, Saudi Arabia dan Eropa, masakan buah okra ini sangat popular

(Ministy of Environment and Forest, 2009).

Tanaman okra memiliki karakteristik pertumbuhan secara indeterninasi.

Proses pembungaan selalu terjadi secara berkesinambungan tergantung atas

kondsi biotik dan abiotik stress. Tanaman ini hampir selalu memunculkan bunga

satu atau dua bulan setelah proses penanaman. Buahnya berbentuk seperti kapsul

dan tumbuh eengan cepat setelah melalui proses pembungaan. Pertambahan

maksimal dari panjang, lebar dan diameter buah berada di kisaran antara 4 sampai

6 hari setelah proses pembungaan. Pada fase ini buah tersebut sudah dapat diambil

untuk dikonsumsi. Buah okra dipanen ketika telah matang, tetapi sebelum mulai

mengering. Secara umum produksi fiber didalam buah berawal sejak hari ke 6

berdasarkan formasi buah dan mengalami kenaikan kandungan fiber mulai hari ke

9 saat diobservasi. Tanaman okra akan terus berbunga hingga berbuah dalam

waktu yang tidak dapat ditentukan, tergantung varietasnya, musim dan keadaan

tanah. Dapat diketahui bahwa pemanenan yang biasa dilakukan secara terus

menerus menstimulasi tanaman untuk terus berbuah, buah yang dihasilkan akan

sangat banyak sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan proses panen

setiap hari pada wilayah dengan iklim di mana dapat mendukung pertumbuhan

tanaman secara maksimal (Ministy of Environment and Forest, 2009).

Polong okra matang secara berurutan mulai dari yang terletak di pangkal

tanaman dan berlanjut hngga memncapai pucuk tanaman. Setelah kering, polong

cenderung pecah disepanjang garis buah. Benih dari polong yang pecah bisa rusak

karena terkena hujan atau jatuh ke tanah. Itu sebabnya okra perlu dipanen
secepatnya setelah matang seukuran S dan sebelum pecah. Polong okra sangat

mudah dibelah dengan tangan atau dengan pisau yang tajam (Luther, 2012).

Anda mungkin juga menyukai