Reaksi
Nitrasi banyak digunakan dalam industri, seperti industri bahan peledak, pengolahan kelapa
sawit, pengolahan plastik dan lain – lain.
A. Definisi Nitrasi
Nitrasi diartikan sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya
gugus nitro pada suatu senyawa. Biasanya dilakukan dengan campuran asam sulfat dan
asam nitrat atau yang biasa disebut dengan mixed acid . Guna asam asam sulfat dalam
nitrasi ini adalah sebagai zat penarik air (pada reaksi nitrasi akan terbentuk air),
sehingga reaksi berlangsung sampai berakhir. Nitrasi merupakan reaksi isotermis, yaitu
reaksi yang menghasikan zat – zat yang dapat meledak. Saat proses nitrasi, gugus nitro
akan menggantikan atom monovalen atau beberapa group atom. Pada reaksi nitrasi,
gugus nitro dapat berikatan dengan atom yang berbeda, yaitu :
a. Gugus nitro yang berikatan dengan atom Karbon (C) akan membentuk senyawa
nitroaromatik atau nitroparafinik.
b. Gugus nitro yang berikatan dengan atom Oksigen (O) akan membentuk senyawa
nitrat ester c.
c. Gugus nitro yang berikatan dengan ataom Nitrogen (N) akan membentuk senyawa
nitramin.
Contoh :
1. Parafin: RH
Nitrasi parafin menghasilkan senyawa nitro-parafin.pada umunya hasil yang
diperoleh berupa campuran. Ada senyawa seyawa bukan nitro , misalnya alkohol,
aldehid dan olefin. Campuran senyawa hasil nitrasi parafin ini biasanya digunakan
sebagai pelarut. Reaksi nitrasi parafin pada umumnya dilaksanakan dalam fase gas.
2. Olefin : RCH=CH2
Senyawa penitrasi yang digunakan biasanya adalah Nitrogen dioksida.
Penambahan udara juga dilakukan untuk mengoksidasi senyawa nitrat oksida
menjadi dioksida. Produk mula-mula adalah dinitroparafin dan nitronitrit. Senyawa
nitronitrit yang tidak stabil akan dioksidasi dengan bantuan udara menjadi senyawa
yang lebih stabil, yaitu nitronitrat. Nitronitrit yang tersisa akan dikonversi menjadi
nitroalkohol.
Nitrasi olefin mengikuti reaksi adisi. Reaksi nitrasi olefin umunya dilakukan
dalam fase gas. Hasil nitrasi olefin akan berupa senyawa nitro alkohol. Apabila
nitrasi dilanjutkan, akan diperoleh hasil nitrasi yang bermacam –macam, karena
dalam senyawa nitro alkohol itu terdapat gugus fungsional –NO2.
Senyawa aromatik yang biasa di nitrasi antara lain: benzena dan turunannya,
naftalen dan turunannya. Senyawa nitrasi aromatik umuya dilaksanakan dalam fase
cair. Hasil yang terkenal dalam kelompok ini ; trinitro toluen (TNT).
4. Alkohol : R-OH
5. Senyawa nitrogen
Amid : RCONH2
Imid : RCONHR1
D. Zat-zat penitrasi
Pemakaiannya dapat dalam bentuk cair berasap ( konsentrasi tinggi, ada NC2
bebas), cair pekat maupun larutan asam nktrat dalam air. Dapat pula dalam bentuk
gas/uap.
Asam nitrit (HNO2) atau nitrogen dioksida (NO2) dapat menghambat reaksi
(inhibitor), dan dapat juga mempercepat reaksi (katalis). Efek mengsihambat terjadi
ketika nitrasi terjadi pada senyawa yang tidak memiliki gugus pengaktivasi, yang
reaksinya menggunakan medium asam nitrat kuat atau mixed acid. Pada media
tersebut asam nitrit akan membentuk ion nitrosil (NO+).
Ion nitrosil yang terbentuk akan mengurangi konsentrasi ion nitril sehingga
menurunkan laju reaksinya. Efek mempercepat reaksi terjadi pada nitrasi substrat
reaktif seperti anisol atau dimetianilina, yang reaksinya menggunakan asam nitrat
lemah (konsentrasi ion nitril rendah). Efek katalitik muncul karena pembentukan
senyawa nitroso yang teroksidasi menjadi senyawa nitro.
Ion nitrosil bersifat lebih lemah daripada ion nitril, sehingga ion tersebut
hanya dapat bereaksi dengan senyawa aromatik yang sangat reaktif seperti anisol
atau dimetilanilina. Syarat yang harus terpenuhi agar asam nitrit bisa menyebabkan
reaksi katalitik adalah :
a. Substrat yang digunakan harus cukup reaktif, sehingga ion nitrosil bisa
menyerang dengan mudah.
b. Media reaksi harus memiliki konsentrasi ion nitril yang rendah, sehingga ion
nitrosil dapat berkompetisi dengan ion nitril secarasetara untuk berikatan
dengan substrat
Zat pengolah ini dipakai apabilareaksi nitrasi dilakuka dalam fase cair. Zat
penyerap air yang digunakan dapat berupa asam sulfat. Campuran antara asam
sulfat dan asam nitrat disebut asam campuran.
Untuk mendapatkan gugus (NO2+), diperlukan suatu asam lain sebagai donor
proton (H+), sekaligus sebagai katalisator.
H2SO4
H3COOH
H3PO4
Mekanisme reaksi untuk mendapatkan gugus nitro
Hasil nitrasi parafin : campuran nitro parafin ( nitro metana, nitro etana, 2nitro
propana, 2nitro butane), alkohol, aldehid dan olefin.
Nitrasi dalam fase cair akan berjalan sampai hasil dinitro dan trinitro, mengikuti
reaksi ion, sedang nitrasi dalam fase gas akan terjadi pemecahan rantai , mengikuti
mekanisme reaksi radikal bebas.
Pada nitrasi fase cair dengan asam campuran , adanya asam sulfat , anhidrid
asam asetat dan lain lain zat pengikat air. Bertugas untuk membantu mempercepat
pembentukan ion nitril (NO2+), yang menyerang senyawa yang mudah membentuk
ion.
Reaksi Fasa Liquid, Reaksi ini tidak begitu banyak dilakukan karena yield
yang dihasilkan sedikit, konversi yang terjadi rendah, dan munculnya reaksi-reaksi
samping yang tidak diinginkan. Prinsip nitrasi liquid ini adalah pergantian atom
hidrogen dengan gugus nitro. Reaksi ini berjalan relatif lambat karena kelarutan
antara senyawa parafin dan medium nitrasi rendah. Karena titik didih parafin yang
lebih tinggi, hidrokarbon bercabang banyak dapat dinitrasi pada temperatur yang
tinggi dan reaksi berjalan lebih cepat daripada hidrokarbon yang memiliki berat
molekul kecil. Mononitroparafin yang pertama kali terbentuk bersifat lebih larut
pada asam nitrat daripada hidrokarbon, sehingga reaksi akan terus berlanjut dan
menghasilkan polinitroparafin. Hasil lainnya adalah produk oksidasi berupa asam
lemak, alkohol, dan oksida karbon. Ketika parafin bercabang banyak pada fasa
liquid dinitrasi dengan asam nitrat pada fasa vapor, reaksi akan berjalan lancar pada
temperatur yang rendah. Pencampuran reaktan dicapai dengan cara mengalirkan
asam nitrat melalui kumparan yang terhubung dengan senyawa parafin liquid.
Liquid parafin dijaga temperaturnya agar tetap diatas 121oC (titik didih maksimum
dari 65-70% asam nitrat), sedangkan uap asam yang terbentuk didifusikan melalui
plat berpori dan membentuk gelembung. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil
nitrasi n-dodekana pada suhu 180-190oC dengan menggunakan prosedur yang
sama.
Reaksi Fasa Gas Tidak seperti nitrasi aromatik yang mudah diserang oleh
reagen elektrofilik seperti ion nitril, senyawa parafin memiliki sifat inert kepada
reagen tersebut. Senyawa parafin sangat rentan diserang oleh atom tertentu dan
radikal bebas. Pada reaksi nitrasi senyawa parafin, ciri-ciri yang terjadi adalah :
Umumnya nitrasi propana dilakukan pada fase gas, pada suhu yang agak tinggi
yaitu 410 oC, dibawah tekanan 115- 175 psi. Hasil nitrasi propana ini , disamping
senyawa nitro, juga terdapat senyawa aldehid , keton, alkohol, asam karboksilat ,
olefin , nitro olefin dan kadang kadang polimer.
Pada suhu tinggi (410oC) tersebut , asam nitrat akan pecah menjadi radikal
bebas lebih mudah daripada pecahnya propana menjadi radikal bebas CH3 dan
C2H5. Pada nitrasi propana ini akan banyak timbul panas , dan harus dihilangkan,
agarsuhu tidak terus menerus naik. Penghilangan panas dilakukan dengan jalan
asam nitrat yang masuk reaktor masih dalam keadaan cair, sehingga panas diserap
pada penguapan asam nitrat.
4. Nitrasi olefin
Sebagai zat penetrasi adalah nitrogen dioksid. Pada nitrasi olefin, udara
ditambahkan untuk mengoksidasi nitrogen monoksida yang ada. Hasil nitrasi olefin
ini mula mula adalah dinitro parafin dan nitronitrit. Nitronitrit tersebut tidak stabil,
sebagian akan teroksidasi oleh udara menjadi nitronitrat . apabbila nitronitrit diolah
degan air atau alkohol akan terbentuk nitroalkohol.
Untuk memisahkan hasil reaksi yang diperoleh dalam nitrasi olefin ini
dilakukan distilasi / fraksinasi.
5. Nitrasi gliserol
Reaksi dijalankan dalam fase cair, mengikuti mekanisme reaksi ion. Sebagai zat
pengolah dipakai asam campuran yaitu asam nitrat dan asam sulfat. Reaksi nitrasi
gliserol tidak dilakukan pada suhu tinggi , karena senyawa hasil ( gliserol trinitrat)
mudah terurai dan mudah meledak bila suhu tinggi, sehigga reaksi ini harus
dilaksanakan pada suhu yang rendah . karena reaksi dijalankan pada suhu yang
rendah, pereaksi yang dpakai harus kuat . asam campuran cocok untuk tugas
ini.Asam sulfat didalam asam campuran bertugas untuk mengikat air yang
terbentuk , sehingga nilai DNA asam campuran harus besar . disamping itu asam
nitrat yang dipakai harus cukup jumlah dan konsentrasinya dan nilai R juga haarus
besar. Alat : reaktor tangki berpengaduk , dilengkapi jacket pendingin.
R besar : 2 – 4,7
6. Nitrasi selulosa
Proses nitrasi dilakukan dalam fase cairHasilnya berupa selulosa nitrat , yang
merupakan bahan peledak , reaksi dijalankan pada suhu rendah, karena hasil mudah
meledak . hasil berupa serbuk . sebagai bahan penetrasi adalah asam campuran.
NDA :4–7
R besar : 2- 6
b. Nitrasi toluen
Nitrasi toluen dilakukan dalam fase cair , dengan zat penetrasi dapat
berupaasam campuran . Proses nitrasi berlangsung 3 tahap, masing masing
tahap memerlukan kodisi operasi yang berbeda.
c. Nitrasi klorobenzene
d. Nitrasi naftalen
Hasil beta akan diperoleh lebih banyak dari alpa, bila suhu reaksi tinggi
dan waktu lama.
e. Nitrasi asetanilida
Kondisi operasi : suhu opersi lebih rendah dari 5oC, zat penetrasi dengan
NDA besar dan R juga besar. Suhu rendah terutama dimaksudkan agar
ssenyawa-senyawa yang ada tidak mengalami hidrolisa.
Disamping suhu harus rendah , NDA harus besar untuk mengikat air
hasil nitrasi , agar tidak terjadi hidrolisa tersebut.
a. Produk Hasil Reaksi Nitrasi
Nitrogliserin
Nitrogliserin pertama kali ditemukan pada tahun 1846 oleh Sobrero, akan tetapi
baru tahun 1860-an nitrogliserin mulai digunakan sebagai bahan peledak ketika
Immanuel dan Alfred Nobel berhasil mengembangkan metode mengenai penggunaan
nitrogliserin sebagai bahan peledak dengan cukup aman. Alfred Nobel mengadopsi
penemuan nitrogliserin dan lebih mengembangkannya sebagai bahan peledak . Setahun
kemudian dia membangun Pabrik bahan peledak Alfred Nobel & Co. Di Krümmel
Geesthacht dekat Hamburg Jerman , yang fokus dalam ekspor campuran nitrogliserin
cair dan mesiu atau disebut “Blasting Oil”. Tahun-tahun berikutnya Alfred Nobel
berhasil mengembangkan bahan peledak nitrogliserin yang lebih maju, seperti dinamit
pada tahun 1868.
Sifat fisik :
Sifat kimia :
H2SO4
Dalam reaksi tersebut, katalis H2SO4 berfungsi untuk pembentukan gugus nitro
dari asam nitrat untuk menghasilkan nitro gliserin. Sebenarnya lebih tepat jika
dinamakan gliserin trinitrat , merupakan bahan peledak.
Reaksi peledakan :
40-50 % HNO3
50-60 % H2SO4
Nitro nobel injector proses Alat dalam proses ini adalah sebuah injektor yang
dipakai untuk mencampur gliserol dengan pre- cooled nitration acid (asam penitrasi
yang telah didinginkan). Aliran asam yang lewat injektor akan menimbulkan
kevakuman , hingga gliserin akan tertarik masuk.
3. Biazzi continous proces:
Biazzi continous proces Biazzi continous adalah proses terbaru dalam produksi
nitrogliserin. Perlengkapannya terdiri atas nitrator, separator dan pencuci berpengaduk.
Sebagian unit alatnya terbuat dari stainless steel, untuk mencegah penimbunan
nitrogliserin. (Kirk dan Othmer, 1996).
Pada proses pembuatan nitrogliserin keamanan merupakan hal yang paling utama.
Hal ini mengingat sifat dasar nitrogliserin yang mudah meledak . Sehingga pada hal
perancangan industry pembuatan nitrogliserin digunakan proses Biazzi . Hal ini
dikarenakan proses berlangsung pada suhu rendah (15oC ) baik reactor maupun proses
pemisahan.
PT Dahana (persero)
Explosives Manufacturing
2. Pabrik Detonator
3. Pabrik DANFO
4. Gudang Berikat
5. Pabrik Shapedcharges
Tahap pertama, campuran sulfur dan asam nitrat akan menyebabkan reaksi
dengan toluen menjadi 2 mononitrotoluens (MTN) dengan komposisi (%) ortho 59,
meta 4 dan para 37. Tahap kedua, menggunakan reagent yang sama,
mononitrotoluens akan terkonversi menjadi dinitrotoluenes (DNT) dengan
mengontrol konsentrasi asam, menjaga pembentukan dari trinitrotoulene.
Nitrasi kedua dengan umpan bahan organic berisi mononitro dan beberapa
asam dan air. Beroperasi pada suhu 65OC. Limbah yang dihasilkan dikirim untuk
diolah kembali pada nitrasi pertama. Hasil nitrasi kedua dinetralkan dengan coustic
soda dan iar didalam kolom scrubbing dan diakhir proses ini terpishkan
dinitrotoluene dengan limbah hasil pencucian.
Nitrat (garam dari asam nitrat) sejak zaman dulu dibutuhkan banyak sebagai
bahan baku serbuk mesiu. Namun, persediaannya terbatas, dan kalium nitrat yang
ada secara alami adalah bahan baku utama yang tersedia. Di abad 19 ketika skala
perang menjadi besar, kebutuhan nitrat menjadi membesar, dan kalium nitrat yang
ada secara alami tidak dapat memenuhi permintaan.
Selain itu, nitrat diperlukan sebagai bahan baku pupuk buatan. Di akhir
pertengahan abad 19 kimiawan Jerman Justus von Liebig (1803-1873)
membuktikan kefektifan dan pentingnya pupuk buatan. Masalah yang menghalangi
pemakaian bear-besaran pupuk buatan adalah harganya yang tinggi, khususnya
pupuk nitrogen.
E. Kesimpulan
Nitrasi merupakan pembentukan satu atau lebih gugusan –NO2 (nitro) kedalam
suatu senyawa. Salahsatu kegunaan senyawa nitro yaitu digunakan sebagai bahan
peledak karena dalam reaksi peruraiannya memberikan perubahan volume yang sangat
besar dalam waktu sangat singkat/mendadak. Proses nitrasi dapat diaplikasikan dalam
industri bahan peledak, seperti nitrogliserin untuk tujuan militer ( dibuat propellant)
dalam Perang Dunia I & II, untuk kegiatan teknik sipil ( pembangunan jalan raya pada
landscape berbukit / berbatu ), untuk kegiatan pertambangan ( dibuat dinamit dengan
detonator sumbu tali atau waktu ) yang dibentuk silinder memudahkan untuk
dimasukan ke dalam lubang. Beberapa macam proses pembuatan nitrogliserin, yaitu :
Schmid-Meissner continous process, Nitro nobel injector proses dan Biazzi continous
process. Reaktor dijaga agar pada suhu tidak lebih dari 18oC karena reaksi berlangsung
eksoterm dan dikhawatirkan akan memicu ledakan.
MAKALAH TENTANG REAKSI NITRASI