Anda di halaman 1dari 22

Pada Makalah ini akan dibahas salah satu reaksi yaitu reaksi nitrasi.

Reaksi
Nitrasi banyak digunakan dalam industri, seperti industri bahan peledak, pengolahan kelapa
sawit, pengolahan plastik dan lain – lain.

A. Definisi Nitrasi
Nitrasi diartikan sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya
gugus nitro pada suatu senyawa. Biasanya dilakukan dengan campuran asam sulfat dan
asam nitrat atau yang biasa disebut dengan mixed acid . Guna asam asam sulfat dalam
nitrasi ini adalah sebagai zat penarik air (pada reaksi nitrasi akan terbentuk air),
sehingga reaksi berlangsung sampai berakhir. Nitrasi merupakan reaksi isotermis, yaitu
reaksi yang menghasikan zat – zat yang dapat meledak. Saat proses nitrasi, gugus nitro
akan menggantikan atom monovalen atau beberapa group atom. Pada reaksi nitrasi,
gugus nitro dapat berikatan dengan atom yang berbeda, yaitu :
a. Gugus nitro yang berikatan dengan atom Karbon (C) akan membentuk senyawa
nitroaromatik atau nitroparafinik.
b. Gugus nitro yang berikatan dengan atom Oksigen (O) akan membentuk senyawa
nitrat ester c.
c. Gugus nitro yang berikatan dengan ataom Nitrogen (N) akan membentuk senyawa
nitramin.

Terbentuknya ikatan dapat karena :

1) Reaksi peggantian gugus :


 H : Hidrogen
 Cl : Khlor
 SO3H : Sulfonat
Penggantian H paling banyak dialam nitrasi
2) Reaksi adisi pada ikatan rangkap
3) Reaksi pengusiran

B. Pemakaian nitrasi dalam industri

Pemakaian nitrasi dalam industri antara lain dalam industri :

1. Zat pelarut, zat pewarna, bahan peledak senyawa nitro


2. Bahan peledak senyawa nitrat : gliseril nitrat , selulosa nitrat
3. Bahan peledak senyawa nitramin.

Senyawa nitro digunakan sebagai bahan peledak karena dalam reaksi


peruraiannya memberikan perubahan volume yang sangat besar dalam waktu sangat
singkat/mendadak.

Contoh :

 Bahan peledak senyawa nitro : nitro gliserin


 Bahan peledak senyawa nitramin : tri-nitro-toluen

C. Zat zat yang di nitrasi

Zat yang diolah dalam nitrasi dapat berupa:

1. Parafin: RH
Nitrasi parafin menghasilkan senyawa nitro-parafin.pada umunya hasil yang
diperoleh berupa campuran. Ada senyawa seyawa bukan nitro , misalnya alkohol,
aldehid dan olefin. Campuran senyawa hasil nitrasi parafin ini biasanya digunakan
sebagai pelarut. Reaksi nitrasi parafin pada umumnya dilaksanakan dalam fase gas.
2. Olefin : RCH=CH2
Senyawa penitrasi yang digunakan biasanya adalah Nitrogen dioksida.
Penambahan udara juga dilakukan untuk mengoksidasi senyawa nitrat oksida
menjadi dioksida. Produk mula-mula adalah dinitroparafin dan nitronitrit. Senyawa
nitronitrit yang tidak stabil akan dioksidasi dengan bantuan udara menjadi senyawa
yang lebih stabil, yaitu nitronitrat. Nitronitrit yang tersisa akan dikonversi menjadi
nitroalkohol.

Nitrasi olefin mengikuti reaksi adisi. Reaksi nitrasi olefin umunya dilakukan
dalam fase gas. Hasil nitrasi olefin akan berupa senyawa nitro alkohol. Apabila
nitrasi dilanjutkan, akan diperoleh hasil nitrasi yang bermacam –macam, karena
dalam senyawa nitro alkohol itu terdapat gugus fungsional –NO2.

Reaksi dilakukan dengan penambahan olefin ke dalam nitogen dioksida


secara perlahan pasa temperatur sebesar -10 sampai +25oC. Penggunaan eter sebagai
pelarut makan meminimalisisr reaksi samping yang bersifat oksidatif. Reaksi dapat
berlangsung selama 1-2 jam. Total yield yang dihasilkan adalah sebesar 65-85%

3. Aromatik dan turunannya

Senyawa aromatik yang biasa di nitrasi antara lain: benzena dan turunannya,
naftalen dan turunannya. Senyawa nitrasi aromatik umuya dilaksanakan dalam fase
cair. Hasil yang terkenal dalam kelompok ini ; trinitro toluen (TNT).

4. Alkohol : R-OH

Termasuk dalam kelompok ini dapat berupa alkohol (terutama gliserol),


mau dapat berupa karbohidrat ( terutama selulosa).

5. Senyawa nitrogen

Termasuk dalam kelompok ini adalah:

 Amid : RCONH2
 Imid : RCONHR1

D. Zat-zat penitrasi

Sebagai zat pengolah dalam nitrasi dapat berupa:

1) Asam nitrat ; NH3

Pemakaiannya dapat dalam bentuk cair berasap ( konsentrasi tinggi, ada NC2
bebas), cair pekat maupun larutan asam nktrat dalam air. Dapat pula dalam bentuk
gas/uap.

Efek Asam Nitrit pada Nitrasi

Asam nitrit (HNO2) atau nitrogen dioksida (NO2) dapat menghambat reaksi
(inhibitor), dan dapat juga mempercepat reaksi (katalis). Efek mengsihambat terjadi
ketika nitrasi terjadi pada senyawa yang tidak memiliki gugus pengaktivasi, yang
reaksinya menggunakan medium asam nitrat kuat atau mixed acid. Pada media
tersebut asam nitrit akan membentuk ion nitrosil (NO+).
Ion nitrosil yang terbentuk akan mengurangi konsentrasi ion nitril sehingga
menurunkan laju reaksinya. Efek mempercepat reaksi terjadi pada nitrasi substrat
reaktif seperti anisol atau dimetianilina, yang reaksinya menggunakan asam nitrat
lemah (konsentrasi ion nitril rendah). Efek katalitik muncul karena pembentukan
senyawa nitroso yang teroksidasi menjadi senyawa nitro.

Ion nitrosil bersifat lebih lemah daripada ion nitril, sehingga ion tersebut
hanya dapat bereaksi dengan senyawa aromatik yang sangat reaktif seperti anisol
atau dimetilanilina. Syarat yang harus terpenuhi agar asam nitrit bisa menyebabkan
reaksi katalitik adalah :

a. Substrat yang digunakan harus cukup reaktif, sehingga ion nitrosil bisa
menyerang dengan mudah.
b. Media reaksi harus memiliki konsentrasi ion nitril yang rendah, sehingga ion
nitrosil dapat berkompetisi dengan ion nitril secarasetara untuk berikatan
dengan substrat

2) Oksid nitrogen ; N2O5 (nitrogen pentoksia) atau N2O4 (nitrogen pentaoksida)

Zat pengolah ini dipakai dalam nitrasi dalam fase gas

3) Campuran asam nitrat dengan zat penyerap air

Zat pengolah ini dipakai apabilareaksi nitrasi dilakuka dalam fase cair. Zat
penyerap air yang digunakan dapat berupa asam sulfat. Campuran antara asam
sulfat dan asam nitrat disebut asam campuran.

Untuk mendapatkan gugus (NO2+), diperlukan suatu asam lain sebagai donor
proton (H+), sekaligus sebagai katalisator.

Asam asam tersebut antara lain:

 H2SO4
 H3COOH
 H3PO4
Mekanisme reaksi untuk mendapatkan gugus nitro

 HNO3 + 2H2SO4 → NO2+ + H3O+ + 2H2SO4-


 N2O5 + 3H2SO4 → NO2+ + H3O+ + 3HSO4-
 N2O4 + 3H2SO4 → NO2+ + 2NO- + H3 O + 3HSO4-

Mekanisme reaksi nitrasi

 HNO3 + 2H2SO4 → NO2+ + H3O+ + 2H2SO4-


 RH + NO2+ → RHNO2+
 RHNO2+ + HSO4- → RNO2 + H2SO4

a. Nitrasi dalam industri


1. Nitrasi parafin

Hasil nitrasi parafin : campuran nitro parafin ( nitro metana, nitro etana, 2nitro
propana, 2nitro butane), alkohol, aldehid dan olefin.

Nitrasi dalam fase cair akan berjalan sampai hasil dinitro dan trinitro, mengikuti
reaksi ion, sedang nitrasi dalam fase gas akan terjadi pemecahan rantai , mengikuti
mekanisme reaksi radikal bebas.

Pada nitrasi fase cair dengan asam campuran , adanya asam sulfat , anhidrid
asam asetat dan lain lain zat pengikat air. Bertugas untuk membantu mempercepat
pembentukan ion nitril (NO2+), yang menyerang senyawa yang mudah membentuk
ion.

Reaksi nitrasi sangat ekotermis sehingga digunakan reaktor yang dapat


mengatasi transfer panas, reaktor yang digunakan adalah fixed bed reactor ( nitrator
adiabatic).
Suhu yang tinggi menjadikan NO2+ berubah menjadi radikal bebas yang sangat
reaktif, sehingga proses nitrasi menghasilkan bermacam macam produk.

Reaksi Fasa Liquid, Reaksi ini tidak begitu banyak dilakukan karena yield
yang dihasilkan sedikit, konversi yang terjadi rendah, dan munculnya reaksi-reaksi
samping yang tidak diinginkan. Prinsip nitrasi liquid ini adalah pergantian atom
hidrogen dengan gugus nitro. Reaksi ini berjalan relatif lambat karena kelarutan
antara senyawa parafin dan medium nitrasi rendah. Karena titik didih parafin yang
lebih tinggi, hidrokarbon bercabang banyak dapat dinitrasi pada temperatur yang
tinggi dan reaksi berjalan lebih cepat daripada hidrokarbon yang memiliki berat
molekul kecil. Mononitroparafin yang pertama kali terbentuk bersifat lebih larut
pada asam nitrat daripada hidrokarbon, sehingga reaksi akan terus berlanjut dan
menghasilkan polinitroparafin. Hasil lainnya adalah produk oksidasi berupa asam
lemak, alkohol, dan oksida karbon. Ketika parafin bercabang banyak pada fasa
liquid dinitrasi dengan asam nitrat pada fasa vapor, reaksi akan berjalan lancar pada
temperatur yang rendah. Pencampuran reaktan dicapai dengan cara mengalirkan
asam nitrat melalui kumparan yang terhubung dengan senyawa parafin liquid.
Liquid parafin dijaga temperaturnya agar tetap diatas 121oC (titik didih maksimum
dari 65-70% asam nitrat), sedangkan uap asam yang terbentuk didifusikan melalui
plat berpori dan membentuk gelembung. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil
nitrasi n-dodekana pada suhu 180-190oC dengan menggunakan prosedur yang
sama.

Reaksi Fasa Gas Tidak seperti nitrasi aromatik yang mudah diserang oleh
reagen elektrofilik seperti ion nitril, senyawa parafin memiliki sifat inert kepada
reagen tersebut. Senyawa parafin sangat rentan diserang oleh atom tertentu dan
radikal bebas. Pada reaksi nitrasi senyawa parafin, ciri-ciri yang terjadi adalah :

a. Terdapat temperatur optimum dimana didapatkan yield tertinggi.


b. Penambahan oksigen meningkatkan yi e l d berdasarkan asam nitrat tetapi juga
menaikkan oksidasi butana.
2. Oksinitrasi
Oksinitrasi adalah reaksi yang terjadi antara benzena dan sekitar 50% asam nitrat
yang mengandung 0,2 molar merkuri nitrat. Hasil dari reaksi tersebut adalah 85%
dinitrofenol dan asam picric.

Mula-mula benzena akan dikonversi menjdi fenilmerkuri nitrat yang


kemudian akan direaksikan dengan nitrogen dioksida untuk membentuk
nitrosobenzena. Nitrosobenzena yang dihasilkan dapat bereaksi dengan dua cara.
Pada asam nitrat (<50%), nitrosobenzena akan bereaksi dengan nitrogen oksida dan
menghasilkan fenilazodium nitrat. Garam diazonium yang terbentuk dari reaksi
selanjutnya akan dikonversi menjadi fenol dengan bantuan air, yang kemudian
akan dinitrasi dan menjadi produk akhir. Pada asam nitrat (>50%), nitrosobenzena
dikonversi secara langsung menjadi p-nitrofenol tanpa melalui pembentukan
senyawa diazonium. P-nitrofenol yang terbentuk kemudia dinitrasi dan
menghasilkan dinitrofenol dan asam picric.
3. Nitrasi propane

Propana C3H8, merupakan parafin yang mempunyai rantai C pendek, seperti


halnya parafin lain apabila dinitrasi akan memberikan hasil yang bermacam macam.

Umumnya nitrasi propana dilakukan pada fase gas, pada suhu yang agak tinggi
yaitu 410 oC, dibawah tekanan 115- 175 psi. Hasil nitrasi propana ini , disamping
senyawa nitro, juga terdapat senyawa aldehid , keton, alkohol, asam karboksilat ,
olefin , nitro olefin dan kadang kadang polimer.

Pada suhu tinggi (410oC) tersebut , asam nitrat akan pecah menjadi radikal
bebas lebih mudah daripada pecahnya propana menjadi radikal bebas CH3 dan

C2H5. Pada nitrasi propana ini akan banyak timbul panas , dan harus dihilangkan,
agarsuhu tidak terus menerus naik. Penghilangan panas dilakukan dengan jalan
asam nitrat yang masuk reaktor masih dalam keadaan cair, sehingga panas diserap
pada penguapan asam nitrat.

(*Nitrometan, *Nitroetan,*1-nitropropana,*2-nitropropana, *Aldehide, *Keton,


*Alkohol, *Nitrolefin,*Propana sisa, *Nitrogen oksi, *Air).

Hasil nitrasi propana yang berupa campuran , kemudian dipisahkan dengan


adsorben . Pelarut yang digunakan merupakan salah satu fraksi hasil nitrasi propan.
Dengan penyerapan ini hanya sisa propan dan nitrogen oksid yang lolos. Gas sisa
penyerapan itu dikirim kembali ke seksi bahan baku setelah nitrogen oksid dibentuk
kembali menjadi asam nitrasi , dengan oksidasi dan hidrasi.

4. Nitrasi olefin

Sebagai zat penetrasi adalah nitrogen dioksid. Pada nitrasi olefin, udara
ditambahkan untuk mengoksidasi nitrogen monoksida yang ada. Hasil nitrasi olefin
ini mula mula adalah dinitro parafin dan nitronitrit. Nitronitrit tersebut tidak stabil,
sebagian akan teroksidasi oleh udara menjadi nitronitrat . apabbila nitronitrit diolah
degan air atau alkohol akan terbentuk nitroalkohol.

Reaksi nitrasi olefin dilaksanakan dengan jalan menambah olefin kedalam


nitrogen dioksid pada suhu -10o sampai 25oC. Untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya oksidasi nitronitrit menjadi nitronitrat, dapat digunakan eter sebagai
pelarut. Reaksi nitrasi olefin lebih lambat dari nitrasi olefin yang rantainya lebih
panjang.

Untuk memisahkan hasil reaksi yang diperoleh dalam nitrasi olefin ini
dilakukan distilasi / fraksinasi.

5. Nitrasi gliserol

Gliserol merupakan senyawa yang mempunyai 3 gugus hidroksil . apabila


gliserol diinitrasi sempurna . Ketiga gugus fungsionil hidroksil akan tergantungkan
menjadi gugus nitrat.

Reaksi dijalankan dalam fase cair, mengikuti mekanisme reaksi ion. Sebagai zat
pengolah dipakai asam campuran yaitu asam nitrat dan asam sulfat. Reaksi nitrasi
gliserol tidak dilakukan pada suhu tinggi , karena senyawa hasil ( gliserol trinitrat)
mudah terurai dan mudah meledak bila suhu tinggi, sehigga reaksi ini harus
dilaksanakan pada suhu yang rendah . karena reaksi dijalankan pada suhu yang
rendah, pereaksi yang dpakai harus kuat . asam campuran cocok untuk tugas
ini.Asam sulfat didalam asam campuran bertugas untuk mengikat air yang
terbentuk , sehingga nilai DNA asam campuran harus besar . disamping itu asam
nitrat yang dipakai harus cukup jumlah dan konsentrasinya dan nilai R juga haarus
besar. Alat : reaktor tangki berpengaduk , dilengkapi jacket pendingin.

Kondisi operasi : suhu rendah : 10- 15oC.

NDA besar :4-7

R besar : 2 – 4,7

6. Nitrasi selulosa

Proses nitrasi dilakukan dalam fase cairHasilnya berupa selulosa nitrat , yang
merupakan bahan peledak , reaksi dijalankan pada suhu rendah, karena hasil mudah
meledak . hasil berupa serbuk . sebagai bahan penetrasi adalah asam campuran.

Kondisi operasi : suhu rendah : 10 -30oC

NDA :4–7

R besar : 2- 6

7. Nitrasi senyawa aromatik


a. Nitrasi benzene

Zat penetrasi yaitu asam campuran . hasil yangdiperoleh adalah


nitrobenzene, yang memiliki sifat mudah meledak, walaupun tidak sekuat
gliseril tri nitrat.

Alat : reaktor tangki berpengaduk yang dilengkapi pendingin

Kodisi operasi : suhu rendah, 60oC

NDA besar dan R besar

Pemisahan hasil nitrasi nitrobenzene

Setelah proses nitrasi, akan diperoleh hasil campuran . nitrobenzen dan


asam campuran tidak saling melarutkan , sehingga dapat dipisahkan dengan
settler.
Hasil nitrobezene kemudian dicuci dengan air dan dinetralkan dari sisa
asam campuran dengan menggunakan natrium karbonat. Dilajutkan dengan
pemanasan untuk mengusir air pencuci yag masih terdapat dalam nitrobenzene.

b. Nitrasi toluen

Nitrasi toluen dilakukan dalam fase cair , dengan zat penetrasi dapat
berupaasam campuran . Proses nitrasi berlangsung 3 tahap, masing masing
tahap memerlukan kodisi operasi yang berbeda.

c. Nitrasi klorobenzene

Kereaktifan klorobenzene lebih rendah dari kereaktifan benzene , karena


gugus fungsionil yang sudah dipunyai mempunyai sifat induksi -1, mesomeri
+M. Sedang gugus yang akan masuk NO2 mempunyai sifat induksi -1 juga.
Karena itu zat penetrasi untuk klorobenzen harus lebih kuat dari zat penetrasi
benzene. Masuknya gugus NO2 ke klorobenzene akan mengambil tempat para.

d. Nitrasi naftalen

Nitrasi naftalen memerlukan asam sulfat untuk mengikat air yang


terjadi, maka sebagai zat penetrasi dipakai asam campuran . asam campuran
yang dipakai dengan NDA : 2 dan R : 1,0

Hasil beta akan diperoleh lebih banyak dari alpa, bila suhu reaksi tinggi
dan waktu lama.

e. Nitrasi asetanilida
Kondisi operasi : suhu opersi lebih rendah dari 5oC, zat penetrasi dengan
NDA besar dan R juga besar. Suhu rendah terutama dimaksudkan agar
ssenyawa-senyawa yang ada tidak mengalami hidrolisa.

Disamping suhu harus rendah , NDA harus besar untuk mengikat air
hasil nitrasi , agar tidak terjadi hidrolisa tersebut.
a. Produk Hasil Reaksi Nitrasi

Nitrogliserin

Nitrogliserin pertama kali ditemukan pada tahun 1846 oleh Sobrero, akan tetapi
baru tahun 1860-an nitrogliserin mulai digunakan sebagai bahan peledak ketika
Immanuel dan Alfred Nobel berhasil mengembangkan metode mengenai penggunaan
nitrogliserin sebagai bahan peledak dengan cukup aman. Alfred Nobel mengadopsi
penemuan nitrogliserin dan lebih mengembangkannya sebagai bahan peledak . Setahun
kemudian dia membangun Pabrik bahan peledak Alfred Nobel & Co. Di Krümmel
Geesthacht dekat Hamburg Jerman , yang fokus dalam ekspor campuran nitrogliserin
cair dan mesiu atau disebut “Blasting Oil”. Tahun-tahun berikutnya Alfred Nobel
berhasil mengembangkan bahan peledak nitrogliserin yang lebih maju, seperti dinamit
pada tahun 1868.

Penggunaan nitrogliserin secara luas

Penggunaan secara luas sebagai peledak untuk tujuan militer ( dibuat


propellant) dalam Perang Dunia I & II, untuk kegiatan teknik sipil ( pembangunan jalan
raya pada landscape berbukit / berbatu ), untuk kegiatan pertambangan ( dibuat dinamit
dengan detonator sumbu tali atau waktu ) yang dibentuk silinder memudahkan untuk
dimasukan ke dalam lubang. Selain itu, dapat digunakan sebagai obat jantung (
mengobati angina) , setelah penemuan bahwa dengan nitrogliserin untuk mengurangi
Angina Pectoris dan menurunkan tekanan darah. Amyl nitrit dapat meringankan nyeri
dada. Dokter William Murrell melakukan uji coba Beliau mulai mengobati pasien
dengan dosis rendah pada tahun 1878. Penggunaan nama “ Glyceryl Trinitrate ” atau “
Trinitrin ” digunakan di dunia medis untuk menghindari kekhawatiran pasien. Angina
pectoris terjadi karena tidak memadainya aliran darah dan oksigen ke jantung yang
dibutuhkan untuk produksi energi. Cara kerja nitrogliserin yaitu dengan menvasodilasi
pelebaran pembuluh darah arteri. Nitrogliserin akan dikonversi menjadi nitrat oksida di
dalam tubuh oleh mitokondria aldehida dehidrogenase dan oksida nitrat adalah
vasodilator alami.
Sifat Nitrogliserin

Sifat fisik :

Rumus Molekul : C3H5(ONO2)3

Berat Molekul : 227 g/ gmol

Bentuk : cair Titik didih : 218oC

Titik leleh : 13oC

Densitas (15 oC) : 1,6 g/cm 3

Suhu kritis : 407 oC

Tekanan kritis : 29,61 atm

ΔHf (25 oC) : -270,90 kJ/mo

Sifat kimia :

Reaksi gliserin dengan asam nitrat, katalis H2SO4

3HNO3 + C3H5(OH)3 → C3H5(ONO2 )3 + 3 H2O

H2SO4

Dalam reaksi tersebut, katalis H2SO4 berfungsi untuk pembentukan gugus nitro
dari asam nitrat untuk menghasilkan nitro gliserin. Sebenarnya lebih tepat jika
dinamakan gliserin trinitrat , merupakan bahan peledak.

Reaksi peledakan :

C3H5(ONO2)3 → 3/2 N2 + 3 CO2 + 5/2 H2O ( uap ) + 1/4 O2 cair gas.


Karena perubahan dari zat cair menjadi gas yang terjadi begitu cepat , maka timbul
tekanan dan temperatur yang sangat tinggi sehingga menimbulkan peledakan.
Proses Produksi

Nitrogliserin dapat dibuat dengan mereaksikan gliserin (gliserol) dengan asam


nitrat (HNO3). Reaksi ini merupakan reaksi esterifikasi, yaitu reaksi antara alkohol dan
asam, seperti terlihat dalam reaksi dibawah ini.
Perhitungan teoritis yang didasarkan atas persamaan reaksi di atas menunjukkan
bahwa bila 100 g gliserin ditambahkan pada 205,5 9 HNO3 akan menghasilkan 246,5
9 nitrogliserin. Pada saat yang sarna juga akan terbentuk 58,7 g air. Pada prakteknya,
hasil ini tidak pernah diperoleh, karena nitrasi gliserin, seperti halnya pada reaksi
esterifikasi lainnya, merupakan reaksi "reversible", artinya nitrogliserin yang terbentuk
dapat terhidrolisis kembali menjadi gliserin.
Untuk menggeser kesetimbangan ke arah kanan diperlukan asam nitrat berlebih.
Semakin tinggi konsentrasi asam, semakin besar derajat nitrasi dan semakin tinggi
nitrogliserin yang dihasilkan. Akan tetapi kelebihan asam nitrat tidak boleh terlalu
besar, karena gliserin hanya sedikit larut dalam asam yang digunakan dan hal ini
menyebabkan berkurangnya produk yang dihasilkan. Bila 10 g gliserin dicampur
dengan 100 g asam nitrat 99% pada temperatur di bawah suhu kamar, kemudian
diencerkan dengan 300 cc air , akan dihasilkan 20,72 g nitrogliserin yang mengandung
sebagian kecil nitrogliserin. Hal ini berkisar sekitar 84% dari hasil teoritis. Kandungan
nitrogliserin akan semakin tinggi, yaitu 3 kali kandungan nitrogliserin, bila 10 gliserin
dicampur dengan 50 9 asam nitrat 99%. Hal ini jelas tidak ekonomis, karena disamping
hasilnya yang rendah juga sangat sulit untuk memperoleh asam nitrat 99%. Pada saat
ini, asam yang umum digunakan sebagai nitrating agent adalah campuran asam nitrat
dan asam sulfat dengan perbandingan sebagai berikut:

40-50 % HNO3
50-60 % H2SO4

Perbandingan asam/gliserin harus dijaga sedemikian rupa sehingga jumlah


asam berlebih (kira-kira 20%) dari asam yang seharusnya dibutuhkan menurut
perhitungan teoritis. Umumnya perbandingan berat antara 3m/gliserin adalah 5,5-6,5.
Asam yang tersisa setelah reaksi tidak boleh digunakan lagi sebagai nitrating agent atau
disimpan. Hal ini karena besar kemungkinan nitrogliserin masih terdapat dalam asam
tersebut dan dapat menyebabkan bahaya ledakan.
Cara pengadukan adalah satu faktor utama yang harus diperhatikan, selain tentu
saja pengadukan yang kurang baik akan menghasilkan hasil yang rendah. Yang harus
diperhatikan dalam pengadukan adalah semua bagian harus teraduk,tidak boleh ada
bagian dalam reaktor yang tidak teraduk, yang menyebabkan terakumulasikannya
panas yang tidak terkontrol dan bisa menimbulkan resiko ledakan.
Selain bahan peledak, nitrogliserin juga digunakan sebagai obat untuk
meredakan rasa sakit dan mengurangi frekuensi serangan angina pektoris. Tablet
nitrogliserin biasa larut di bawah lidah dalam 20 detik dan meredakan sakit dalam 3
menit. Nitrogliserin dapat dibuat dengan mereaksikan gliserin dengan asam nitrat, ada
beberapa jenis bahan peledak dapat dibuat dengan menggunakan asam nitrat:seperti
reaksi pembentukan trinitrotoluena ini terbentuk dari reaksi asam nitrat dengan toluena.
Proses Produksi Nitrogliserin berdasarkan reaksi kimia dihasilkan dengan
mereksikan gliserin ( gliserol ) dengan asam nitrat. Namun ada beberapa macam proses
pembuatan nitrogliserin .

1. Schmid-Meissner continous process


2. Nitro nobel injector proses
3. Biazzi continous process

Berikut ini penjelasannya :

1. Schmid-Meissner continous process

Schmid-Meissner continous process Scmid-meissner adalah proses pertama


dalam pembuatan nitrogliserin. Prosesnya meliputi nitrasi, pemisahan dan pemurnian
nitrogen secara netralisasi dan pencucian. ( Vuono , 1984).

2. Nitro nobel injector proses:

Nitro nobel injector proses Alat dalam proses ini adalah sebuah injektor yang
dipakai untuk mencampur gliserol dengan pre- cooled nitration acid (asam penitrasi
yang telah didinginkan). Aliran asam yang lewat injektor akan menimbulkan
kevakuman , hingga gliserin akan tertarik masuk.
3. Biazzi continous proces:

Biazzi continous proces Biazzi continous adalah proses terbaru dalam produksi
nitrogliserin. Perlengkapannya terdiri atas nitrator, separator dan pencuci berpengaduk.
Sebagian unit alatnya terbuat dari stainless steel, untuk mencegah penimbunan
nitrogliserin. (Kirk dan Othmer, 1996).

Pada proses pembuatan nitrogliserin keamanan merupakan hal yang paling utama.
Hal ini mengingat sifat dasar nitrogliserin yang mudah meledak . Sehingga pada hal
perancangan industry pembuatan nitrogliserin digunakan proses Biazzi . Hal ini
dikarenakan proses berlangsung pada suhu rendah (15oC ) baik reactor maupun proses
pemisahan.

b. Industri di Indonesia yang Menggunakan Produk Reaksi Nitrasi

PT Dahana (persero)

PT Dahana (persero) adalah perusahaan milik negara yang berkecimpung


dibidang industri bahan peledak. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang
merupakan industri strategis Indonesia. Sejak 2002, Dahana melakukan reposisi usaha
dengan menitikberatkan pada tiga lini usaha yaitu Pemboran dan Peledakan, produksi
bahan peledak serta layanan terkait lainnya. Lini usaha tersebut digolongkan sebagai
berikut :

Drilling dan Blasting

Explosives Manufacturing

Jasa Terkait Lainnya (Other related services)

Dalam mendukung layanan operasinya, Dahana didukung dengan fasilitas produksi


mutakhir. Pabrik-pabrik tersebut menjadi bagian penting kesuksesan layanan operasi
PT Dahana di lapangan terutama dalam menjamin kelangsungan suplay bahan peledak.
1. Pabrik Emulsi

Dahana memiliki pabrik bahan peledak jenis emulsi di Tasikmalaya. Pabrik


yang memproduksi jenis bahan peledak cartridge emulsion ini memiliki kapasitas
produksi 2.000/ton/shift.

2. Pabrik Detonator

Pabrik electric detonator bekerjasama dengan PT Pindad. Dengan kapasitas


1.500.000 pcs/tahun, pabrik yang berlokasi di Turen, Malang didirikan untuk
mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri. Produk yang dihasilkan dari
pabrik ini antara lain, plain detonator, instaneous detonator, dan delay detonator,
saat ini sedang dikembangkan seismic detonator.

3. Pabrik DANFO

Pabrik DANFO berlokasi di Subang Jawa Barat memiliki kapasitas


produksi 5.000 ton/shift/tahun.

4. Gudang Berikat

Dahana telah mendapatkan izin sebagai Penyelenggara Gudang Berikat


(PGB) dan merangkap Pengusaha Pada Gudang Berikat (PPBG) berlokasi di Jl.
Subang Cikamurang, Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang,
Jawa Barat, dan memiliki luas 3.600 m2 yang terdiri atas 3 buah gudang berikat
masing-masing untuk bahan peledak AN, detonator, dan accessories.

5. Pabrik Shapedcharges

Shaped charges merupakan bahan peledak untuk perforasi di Sektor Minyak


dan Gas. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 500.000 pcs/tahun.

c. Kegunaan proses nitrasi


a. Bahan peledak yang beruoa senyawa nitrat misalnya : gliseril trinitrat dan selulosa
nitrat.
b. Sebagai senyawa antara untuk pembuatan amina yang disentesa dengan proses
reduksi senyawa nitro. Misalnya Nitrobenzena direduksi menjadi anilin yang
merupakan bahan baku zat warna.
c. Bahan pengoksidasi misalnya : Nitrobenzena

d. Aplikasi Reaksi Nitrasi


a. Nitrasi toluene menjadi dinitrotoluenes

Ada 2 langkah untuk metode ini yaitu

Tahap pertama, campuran sulfur dan asam nitrat akan menyebabkan reaksi
dengan toluen menjadi 2 mononitrotoluens (MTN) dengan komposisi (%) ortho 59,
meta 4 dan para 37. Tahap kedua, menggunakan reagent yang sama,
mononitrotoluens akan terkonversi menjadi dinitrotoluenes (DNT) dengan
mengontrol konsentrasi asam, menjaga pembentukan dari trinitrotoulene.

Nitrasi pertama yaitu menggerakkan reaktor dengan pendinginan sistem


baik didalam maupun diluar. Umpan terdiri dari toluen dan campuran nitrat dan
asam sulfuric, air dan dinitrotoluene.

Pendinginan sistem dilakukan pada lingkungan 50OC. Produksi limbah


reaktor adalah encer dengan kondungan asam sulfric 74%, asam nitrat dan satu dan
dua bahan campuran.

Nitrasi kedua dengan umpan bahan organic berisi mononitro dan beberapa
asam dan air. Beroperasi pada suhu 65OC. Limbah yang dihasilkan dikirim untuk
diolah kembali pada nitrasi pertama. Hasil nitrasi kedua dinetralkan dengan coustic
soda dan iar didalam kolom scrubbing dan diakhir proses ini terpishkan
dinitrotoluene dengan limbah hasil pencucian.

b. Reduksi dinitrotoluene menjadi tolylene diamine

Menggunakan katalis hidrogen dengan presence Raney Nickel, menjaga


suspensi pada reaksi menengah dengan menggunakan metanol sebagai bahan
pelarut.

c. Posgenasi diamine menjadi tolylene diisocyanate

reaksi totylene diamine dengan phosgene ada 2 langkah.


1) Prosesnya sangat cepat, menggunakan tempat yang temperaturnya rendah (0-
30OC).
2) Prosesnya lebih lambat, pada suhu 170OC.

Konversi tolylene diamine ke tolylene diisocynate mengalami 80 %. Sedangkan


20% nya merupakan residu.

Phosgen adalah reaksi klorin berlebih dengan karon monoksida sehingga


diperoleh charcoal yang aktif, ini trejadi pada temperatur 50OC.

d. Amonia dan asam nitrat

Nitrat (garam dari asam nitrat) sejak zaman dulu dibutuhkan banyak sebagai
bahan baku serbuk mesiu. Namun, persediaannya terbatas, dan kalium nitrat yang
ada secara alami adalah bahan baku utama yang tersedia. Di abad 19 ketika skala
perang menjadi besar, kebutuhan nitrat menjadi membesar, dan kalium nitrat yang
ada secara alami tidak dapat memenuhi permintaan.

Selain itu, nitrat diperlukan sebagai bahan baku pupuk buatan. Di akhir
pertengahan abad 19 kimiawan Jerman Justus von Liebig (1803-1873)
membuktikan kefektifan dan pentingnya pupuk buatan. Masalah yang menghalangi
pemakaian bear-besaran pupuk buatan adalah harganya yang tinggi, khususnya
pupuk nitrogen.

Di akhir abad 19, fisikawan Inggris William Crookes (1832-1919) meramalkan


peningkatan jumlah makanan yang diproduksi tidak dapat mengejar peningkatan
populasi dunia dan dunia akan berakhir menjadi katastropi.

Situasi semacam memicu ilmuwan untuk menyelidiki fiksasi nitrogen


artifisial atau menemukan proses untuk mengubah nitrogen yang tidak terbatas
persediaanya di udara menjadi senyawa yang dapat digunakan. Jelas diperlukan
cara untuk melakukan fiksasi dalam skala besar. Jadi, percobaannya harus dimulai
di skala laboratorium untuk dapat diperbesar ke skala pabrik.

Fiksasi nitrogen berhasil dilakukan oleh kimiawan Jerman Fritz Haber


(1868-1934) dan insinyur kimia Jerman, yang bekerja untuk BASF, Carl Bosch
(1874-1940)??ersamaan reaksi untuk
proses Haber-Bosch sangat sederhana, tetapi secara teknis terdapat berbagai
kesukaran. Prosesnya dielaborasi sehingga reaksi eksoterm ini akan berlangsung ke
sisi kanan dengan mulus.

N2 + 3H2 –> 2NH3 + 22,1 kkal (11.11)

Dalam praktek, beberapa modifikasi dibuat. Misalnya, rasio molar nitrogen


: hidrogen bukan 1:3, tetapi 1:3.3. Kondisi reaksi yang dipilih adalah 300°C pada
500 atm. Hidrogen digunakan berlebih pada tekanan tinggi sehingga
kesetimbangannya bergeser ke kanan. Karena reaksinya eksoterm, reaksi ini lebih
baik dilakukan pada temperatur yang lebih rendah sesuai dengan azas Le Chatelier.
Di pihak lain, laju reaksi akan terlalu rendah pada temperatur rendah. Jadi suhunya
dibuat agak tinggi ( yakni, dengan tetap mempertimbangkan agar dekomposisi NH3
tidak terjadi). Katalis yang dibuat dari besi digunakan dengan ekstensif.

Proses Haber-Bosch menjadi terkenal sebagai contoh pertama teori


kesetimbangan diaplikasikan dalam produksi. Di satu sisi fiksasi nitrogen dengan
proses Haber-Bosch membawa banyak manfaat karena kemudahan mendapat
pupuk. Di sisi lain amonia berarti bahan baku mesiu dapayt diperoleh dengan
mudah pula.

Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat HNO3 adalah okidasi


amonia di udara. Dalam proses ini, amonia dicampur dengan udara berlebih, dan
campurannya dipanaskan sampai temperatur tinggi dengan katalis platina. Amonia
akan diubah menjadi nitrogen oksida NO, yang kemudian dioksidasi lebih lanjut di
udara menjadi nitrogen dioksida NO2. Nitrogen dioksida direaksikan dengan air
menghasilkan asam nitrat. Metoda ini dikembangkan oleh Ostwald, kimiawan yang
banyak memberikan kimia katalis, dan disebut proses Ostwald.

E. Kesimpulan

Nitrasi merupakan pembentukan satu atau lebih gugusan –NO2 (nitro) kedalam
suatu senyawa. Salahsatu kegunaan senyawa nitro yaitu digunakan sebagai bahan
peledak karena dalam reaksi peruraiannya memberikan perubahan volume yang sangat
besar dalam waktu sangat singkat/mendadak. Proses nitrasi dapat diaplikasikan dalam
industri bahan peledak, seperti nitrogliserin untuk tujuan militer ( dibuat propellant)
dalam Perang Dunia I & II, untuk kegiatan teknik sipil ( pembangunan jalan raya pada
landscape berbukit / berbatu ), untuk kegiatan pertambangan ( dibuat dinamit dengan
detonator sumbu tali atau waktu ) yang dibentuk silinder memudahkan untuk
dimasukan ke dalam lubang. Beberapa macam proses pembuatan nitrogliserin, yaitu :
Schmid-Meissner continous process, Nitro nobel injector proses dan Biazzi continous
process. Reaktor dijaga agar pada suhu tidak lebih dari 18oC karena reaksi berlangsung
eksoterm dan dikhawatirkan akan memicu ledakan.
MAKALAH TENTANG REAKSI NITRASI

Oleh : Reka Mariam


2014430023

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai