Oleh:
DARMINA
NIM: 2011.IB.0062
2014
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
A. Identitas Diri
1. Nama : DARMINA
2. NIM : 2011.1B.0062
4. Agama : Islam
2. Pekerjaan : Tani/Tani
C. Pendidikan
KATA PENGANTAR
iv
v
Penulis
DAFTAR ISI
v
vi
INTISARI
Darmina (2011.IB.0062) Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan Pada Ny F P1A0 Masa Nifas Hari Ke-3 dengan Anemia Berat di
viii
ix
Ruang Nifas RSUD Kabupaten Muna Tanggal 4 s.d. 7 Mei 2014 Dibawah
Bimbingan Ibu Fitria Ningsih dan bapak Dina Asminatalia.
Latar Belakang : Baik di Negara maju dan Negara berkembang seseorang di katakan
anemia bila kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 10gr%, disebut anemia berat dan
bila kurang dari 6 gr%, disebut anemia gravis. Wanita tidak dapat hamil bila tidak
mempunyai nilai normal hemoglobin 12-15 gr% dan hematokrit 35-54%. Penyakit
anemia yang menyerang ibu hamil, berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan, dan
saat masa nifas.
Tujuan Penilitian Terlaksananya Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. F dengan
Anemia Berat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tanggal 4 s.d. 7 Mei
2014 dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan
pendokumentasian.
Metode Telaah : Studi kasus ini menggunakan metode Studi Kepustakaan, Studi
Kasus, Studi Dokumentasi dan Diskusi.
Hasil Penilitian : Setelah mendapatkan asuhan selama 3 hari, dari tanggal 4 sampai
7 Mei 2014 didapatkan hasil keadaan umum ibu baik dan kesadaran kompesmentis,
tanda-tanda vital yaitu Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80 kali/ menit, Suhu 36,5
0
C dan Pernapasan 20 kali/ menit, konjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterus,
wajah dan ekstermitas tidak pucat serta kadat Hb Ny. F meningkat menj adi 7,0 gr/dl.
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas atau puerperium dimulai dari 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan paska persalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi
upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang
sebagai perdarahan pasca persalinan. Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat
sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin. Hal ini dapat menurunkan
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada
laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia didefinisikan sebagai kadar hemoglobin
kurang dari 13,5 gr/100ml dan pada wanita sebagai kadar hemoglobin kurang dari
walaupun upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sudah banyak
dilakukan tetapi hasilnya belum optimal. Sebab utama lambatnya penurunan angka
kematian ibu, antara lain terlalu banyaknya kegiatan yang dilaksanakan dengan
1
2
sumber daya yang terbatas dan belum optimalnya kualitas pelayanan yang di sediakan
tiga tertinggi untuk kematian ibu di Negara ASEAN. Angka kematian ibu di
Indonesia mencapai 9.900 orang dari 4,5 juta keseluruhan kelahiran pada tahun 2012.
bila kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 10gr%, disebut anemia berat dan bila kurang
dari 6 gr%, disebut anemia gravis. Wanita tidak dapat hamil bila tidak mempunyai
nilai normal hemoglobin 12-15 gr% dan hematokrit 35-54%. Penyakit anemia yang
menyerang ibu hamil, berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan, dan saat masa
nifas.
Diberbagai Negara paling sedikit dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan, proporsinya berkisar antara 10% sampai dengan 60%. Menurut WHO
40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan
dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perempuan bertahan hidup setelah mengalami perdarahan pasca salin. Namun akibat
perdarahan tersebut pasien akan menderita kekurangan darah yang berat (anemia
berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan terutama pada
Data khusus yang diperoleh dari Medical Record (Rekam Medis) di kantor
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, pada tahun 2011 dari bulan Januari sampai
Desember tercatat jumlah ibu nifas berkisar 5.704 orang, yang beresiko tinggi
mengalami komplikasi masa nifas berkisar 1.224 ( 21,45% ) orang. Pada tahun 2012
dari bulan Januari sampai Desember tercatat jumlah ibu nifas berkisar 6.012 orang,
yang beresiko tinggi mengalami komplikasi masa nifas berkisar 1.263 ( 21% ) orang
dan pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai Desember jumlah ibu nifas berkisar
5.936 orang, yang beresiko tinggi mepngalami komplikasi masa nifas berkisar 1.276
(21,49% ) orang.
Data di RSUD Kabupaten Muna di ruangan Delima pada tahun 2011 dari
orang dan yang anemia pada masa nifas sekitar 19 ( 61,29% ) orang , pada tahun
2012 dari bulan Januari sampai Desember yang mengalami anemia berjumlah 66
orang dan yang anemia pada masa nifas sebeanyak 31 (41,96% ) orang, tahun 2013
dari bulan Januari sampai Desember yang mengalami anemia berjumlah 61 orang
dengan yang anemia pada masa nifas berjumlah 37 ( 60,65% ) orang dan pada tahun
2014 dari bulan Januari sampai April yang mengalami anemia berjumlah 42 orang
Berdasarkan data yang ada, maka penulis terdorong untuk mengambil studi
Postpartum Patologi Pada Ny. F PIA0 Postpartum Hari Ke-3 dengan Anemia berat
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tanggal 4 s.d. 7 Mei 2014.
4
Ruang lingkup pembahasan karya tulis ilmiah ini adalah Manajemen dan
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. F dengan Anemia Berat
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tanggal 4 s.d. 7 Mei 2014.
C. Tujuan Telaah
1. Tujuan Umum
Terlaksananya Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. F dengan Anemia Berat
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tanggal 4 s.d. 7 Mei 2014
pendokumentasian.
2. Tujuan Khusus
data yang meliputi data subyektif dan obyektif terhadap Ny. F dengan
Anemia Berat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tanggal 4 s.d. 7
Mei 2014.
aktual, dan kemungkinan yang dapat terjadi terhadap Ny. F dengan Anemia
Berat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tanggal 4 s.d. 7 Mei
2014.
penanganan segera terhadap Ibu Nifas pada Ny. F dengan Anemia Berat di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tanggal 4 s.d. 7 Mei 2014.
terhadap Ibu Nifas pada Ny. F dengan Anemia Berat di Rumah Sakit Umum
efisien terhadap Ibu Nifas pada Ny. F dengan Anemia Berat di Rumah Sakit
pada Ny. F dengan Anemia Berat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
dengan Anemia Berat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tanggal
D. Manfaat Telaah
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam
dijadikan acuan.
2. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata dalam asuhan
3. Bagi Profesi
Untuk menambah informasi bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan kepada nifas dengan anemia berat sesuai dengan manajemen
4. Bagi Institusi
kebidanan pada ibu nifas khususnya dengan anemia berat dan memberikan KIE
b. Pendidikan
kualitas pendidikan khususnya asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia
berat.
E. Metode Telaah
Dalam penyusunan studi kasus ini, berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan
dengan praktek dan pengalaman, penulis memerlukan data yang objektif dan relevan
dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa dalam pemecahan masalah. Untuk itu
1. Studi Kepustakaan
Bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang teoritis
mengarahkan kita dalam menciptakan pemahaman yang tepat tentang kasus yang
dibahas.
7
2. Studi Kasus
metode:
a. Wawancara
b. Observasi
Observasi meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami dan
c. Pemeriksaan Fisik
auskultasi.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ini di lakukan untuk menunjang hasil pengkajian data dan hasil
3. Studi Dokumentasi
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber
dari catatan dokter, bidan maupun sumber lain yang menunjang yaitu hasil
pemeriksaan diagnostik.
8
4. Diskusi
Penulis mengadakan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan yang
Studi Kasus.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran pengetahuan umum tentang Studi Kasus ini,
yang terdiri dari lima bab sebagai titik tolak pembahasan. Dalam karya tulis ini dapat
1. Bab I Pendahuluan
Tinjauan pustaka berisi tentang telaah pustaka dan konsep manajemen kebidanan,
a. Telaah Pustaka yang berisi tentang masa nifas meliputi pengertian masa nifas,
tahapan masa nifas, fisiologi masa nifas, kebutuhan dasar masa nifas, laktasi,
deteksi dini pada masa nifas, kebijakan pemerintah pada masa nifas, peran dan
tanggung jawab bidan pada masa nifas. Anemia berisi tentang pengertian
anemia postpartum.
9
manajemen.
dokumentasi.
Studi kasus berisi tentang manajemen yang meliputi identifikasi data dasar,
perkembangan.
4. Bab IV Pembahasan
Pembahasan menjelaskan tentang hasil telaah yang dilakukan pada sasaran lalu
membandingkannya dengan teori yang ada. Penjelasan harus dibuat bukan hanya
jika hasil telaah tidak sesuai dengan teori, bahkan jika sesuaipun harus dibuat
demikian. Penjelasan mengapa hasil telaah yang dilakukan seperti itu, dapat
5. Bab V Penutup
6. Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Masa Nifas
1) Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-
yang normal. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi
2) Masa nifas atau puerperium dimulai dari 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan paska persalinan
harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi,
(Sarwono, 2010).
10
11
3) Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dengan lengkap
4) Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
5) Masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
2011).
sebelum hamil.
3) Remote puerperium merupakan waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
kembali dalam keadaan sempurna terutama apabila ibu selama hamil dan
c. Laktasi
sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian
pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak
terdiri atas haid, kehamilan, persalinan, menyususi dan penyapihan. Jika semua
2009).
a) Refleks Prolaktin.
b) Refleks Letdown.
dari organ tersebut. Kontraksi dari sel akan peperas air susu yang telah
terbuat keluar dari alveoli dan menuju ke sistem duktus dan selanjutnya
stelah lahir
(3) ASI mengandung komposisi yang tepat, yaitu terdiri dari proporsi
yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan
(4) Mengirang kejadian karies dentis, dimana insiden karies dentis pada
bayi yang mendapat susu formul jauh lebih tinggi dibanding yang
mendapatkan ASI.
(5) Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara
(7) ASI meningkatkan kecerdasan pada bayi, lemak pada ASI adalah
sel otak.
2011).
b) Bagi Ibu
(3) Aspek penurunan berat badan, ibu yang menyususi eksklusif lebih
hamil.
15
c) Bagi Negara, ASI berguna sebagai aspek ekonomi, aspek psikologi, dan
aspek kemudahan
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein laktose dan
garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu, sebagai
makan utama bagi bayi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 stadium yaitu:
a) Kolostrum
Kolostrum adalah air susu yang pertama keluar. Kolostrum disekresi oleh
protein,mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan anti bodi
yang tinggi dari pada ASI matur. Selain itu, kolostrum masih
adalah immunoglobulin (IgG, IgA, dan IgM), yang digunakan sebagai zat
anti bodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan
parasit (Marmi,2010).
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
c) ASI matur
bisa dipisahkan. Di bawah ini bisa kita lihat perbedaan komposisi antara
kolostrum, ASI transisi dan ASI matur, yang disajikan pada tabel 1.
Air susu yang mengalir pertama kali atau saat 5 menit pertama
kandungan randah lemak dn tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.
Air susu berubah menjadi hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi.
Hindmilk membuat bayi akan akan cepat kenyang, dengan demikian bayi
(Marmi,2012).
17
Duduk dengan posisi santai dan tegak menggunakan kursi pendek agar
(2) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi dengan posisi
(3) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari
dengan cara menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi
mulut bayi
(5) Stelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
diganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi: jari
kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu
e) Menyendawakan bayi
menyendawakan bayi:
(2) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
(3) Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu lalu usap-
Berikut ini merupakan aturan waktu dan bentuk asuhan yang wajib
diberiakan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas yang disajikan pada tabel
2.
Selama masa nifas, paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan
untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir. Kunjungan tersebut untuk
20
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga tentang
istirahat.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
dan bayi.
postpartum. Asuhan kebidanan pada masa nifas merupakan hal yang sangat
penting, karena periode ini merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya.
Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain:
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
2. Anemia
a. Pengertian Anemia
didefinisikan senagai kadar Ht, kensentrasi Hb, atau hitung eritrosit dibawah
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal. Anemia merupakan salah satu kelainan darah
yang umumnya terjadi ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh
menjadi terlalu rendah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena
(Elizabeth,2008).
hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia,
lebih sering disebut sebagai kurang darah, kadar sel darah merah
zat besi, asam folat, vitamin B12, tetapi yang sering terjadi adalah anemia
hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia
lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb)
dibawah nilai normal. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan
oleh kurangnya zat besi dalam tubuh. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain kurangnya asupan zat besi dan
protein dari makanan, adanya gangguan absorpsi usus, perdarahan akut maupun
kronis dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak
menyimpulkan bahwa anemia adalah suatu keadaan atau kondisi dimana dalam
darah terjadi penurunan kadar hemoglobin atau sel darah merah di bawah nilai
normal.
b. Klasifikasi Anemia.
1) Jika sel darah merah lebih kecil dari biasanya, ini disebut anemia mikrositik.
Penyebab utama dari jenis ini defisiensi besi (besi tingkat rendah) anemia
2) Jika ukuran sel darah merah normal dalam ukuran (tetapi rendah dalam
3) Jika sel darah merah lebih besar dari normal, maka disebut anemia
makrositik. Penyebab utama dari jenis ini adalah anemia pernisiosa dan
sedang jika Hb 7-8 gr/dl, disebut anemia berat atau bila kurang dari 6 gr/dl
disebut anemia gravis. Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal 12-15 gr/dl
2 kali pada trimester 1 dan 1 kali pada trimester terakhir( Ashari, 2010).
26
hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit pada dasarnya yang
penyakit dasarnya.
lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Bila kadar Hb < 7 gr/dl maka
Menurut Atika (2011), anemia terdiri atas 2 jenis yaitu anemia ringan
1) Anemia Ringan
napas, palpitasi (rasa jantung balab atau pemukulan tidak teratur) dan
tampak pucat
2) Anemia Berat
Frekuensi pernapasan cepat; Pucat dan kulit dingin; kulit kuning disebut
jaudince jika anemia karena kerusakan sel darah merah; murmur jantung;
penyebab limpa dengan penyebab anemia tertentu; nyeri dada; pusing atau
energi; sakit kepala; tidak bisa berkonsentrasi; sesak napas; nyeri dada serta
pingsan (Proverawati,2011).
anemia pada orang lain mungkin merasa: capek, mudah kelelahan, tampak
pucat, terjadi palpitasi/berdebar (rasa balab jantung) dan menjadi sesak napas.
Perlu dicatat bahwa jika anemia sudah berjalan lama (anemia kronis), tubuh
dapat menyesuaikan diri dengan kadar oksigen rendah dan mungkin individu
d. Penyebab Anemia.
Anemia dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi tiga mekanisme utama tubuh
(AIDS).
2) Kehilangan Darah
lambung atau usus mengurangi penyerapan zat besi, vitamin B12, atau asam
folat.
e. Komplikasi Anemia
kadar hemoglobin terlalu rendah, proses ini dapat terganggu, sehingga tubuh
Masih banyak lagi komplikasi yang dapat terjadi, akan tetapi semua itu
berdasarkan tingkat atau jenis anemia yang dialami. Seperti anemia defisiensi
tubuh dan sel epitel. Oleh karena itu, kurangnya B12 dapat menyebabkan
yang mungkin terjadi: rambut yang mulai memuti, peningkatan warna kulit
besi, biasanya tidak ada komplikasi. Namun. Anemia defisiensi besi mungkin
f. Penatalaksanaan Anemia
mungkin termasuk:
1) Tranfusi darah
tubuh
darah merah
4) Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral
lainnya.
klien:
30
2) Pengobatan yang dapat diberikan pada anemia defisiensi asam folat yaitu
suplemen asam folat per oral atau intravena. Dan diet juga yang terdiri dari
penyebab kekurangan zat besi harus ditemukan dan dibeikan suplemen zat
besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama
banyak literatur menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu
Kadar Hb <7 g/dl atau kadar hematokrit <20 %, Kadar Hb >7 g/dl dengan
3. Anemia Postpartum
lemah dan kurang bertenaga. Anemia terjadi jika kadar hemoglobin dalam
31
darah rendah. Hemoglobin adalah zat pembawa oksigen dalam sel darah merah.
10g. Ini merupakan masalah yang umum dalam bidang kebidanan. Meskipun
biasanya berkisar 11-12 g/dl sebelum melahirkan. Hal ini diperburuk dengan
kehilangan darah saat melahirkan dan pada masa nifas (Dewi, 2012).
oleh intake zat besi yang tidak cukup serta kehilangan darah selama
terhambat.
2) Patofisiologi
d) Intak kurang misalnya kualitas menu jelek atau muntah terus (Silviana,
2012).
anemia dan faktor risiko maternal. Wanita muda yang sehat dapat
yang membantu tubuh anda menciptakan lebih banyak sel darah merah.
1. Pengertian
pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun
bagi klien maupun tenaga kesehatan. Proses ini mengraikan bagaimana perilaku
yang diharapkan dari pemberian asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri
1) Suhu Badan
Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 oC sesudah partus dapat naik
0,5 oC dari keadan normal, tetapi tidak melebihi 38,0 oC sesudah 12 jam
pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu
2) Nadi
partus dapat terjadi bradikardi. Bila terdapat takikardi sedangkan badan tidak
panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada vitium kordis pada
penderita. Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibanding dengan
3) Tekanan Darah
disebabkan adanya perdarahan. Tekana darah tinggi pada masa nifas dapat
4) Pernapasan
nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal maka pernapasan juga akan
5) Hemokonsentrasi
Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt
antara sirkulasi ibu dan plasenta. Setelah melahirkan shunt akan hilang
dengan sendirinya dan tiba-tiba. Volume darah pada ibu relative akan
2011).
6) Perkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari masa nifas. Hal ini merupakan salah
Kondisi ini akan kembali normal setelah 4 minggu masa nifas. Pada awal
masa nifas kandung kemih mengalami oedema, kongesti, dan hipotonik. Hal
ini disebabkan karena adanya overdistensi pada saat kala II persalinan dan
7) Involusi Uterus
gram. Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uteri
sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus,
warna dan jumlah lochea. Ukuran uterus akan mengecil seperti sebelum
8) Lochea
berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina
lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, disajikan pada tabel 6.
37
Berikut ini akan diuraikan komplikasi yang dapat terjadi pada masa nifas
meliputi:
1) Perdarahan Pervaginam
menjadi 2 yaitu hemorargi post partum primer yang terjadi dalam 24 jam
setelah persalinan dan hemorargi post partum sekunder yang terjadi setelah
komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinaria, payudara dan
Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas dan denyut nadi cepat.
Gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada
Hal ini berhubungan dengan poin di atas, yang mana pembengkakan pada
bagian wajah dan ekstermitas merupakan salah satu dari beberapa gejala dan
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih
berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh episiotomi yang
6) Kelainan Payudara
a) Bendungan ASI
nyeri yang cukup hebat dan disertai dengan kenaikan suhu (Wulandari,
2011).
b) Mastitis
saja sepanjang periode menyusui, akan tetapi paling sering terjadi antara
c) Abses Payudara
Puting susu lecet terjadi karena trauma pada puting susu saat menyusui,
selain itu dapat pula terjadi karena retak dan pembentukan celah-celah.
Retakan pada puting susu dapat sembuh sendiri dalam waktu 48 jam
(Yanti, 2011).
menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi sebagai akibat air susu jarang
yang dikeluarkan, adanya penekanan saluran air susu dari luar dan
makan, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang.
Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat, susu, kopi atau teh
9) Merasa Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri Bayinya dan Dirinya
Sendiri
yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal
masa nifas kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah
(Marmi, 2011).
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan
susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan gizi sebagai berikut:
41
2) Ambulasi
dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu postpartum
Ambulasi dini tidak dianjurkan bagi ibu nifas dengan penyulit seperti
(Yanti, 2011).
42
3) Eliminasi
normal bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat
Lakukan katerisasi apabila kandung kemih penuh dan sulit berkemih (Yanti,
2011).
4) Kebersihan Diri
5) Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan
oleh ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
involusi uterus, depresi, ketidak mampuan merawat bayi serta anemia yang
6) Seksual
nifas, hubungan seksual juga dapat berkurang. Hal ini disebabkan oleh
7) Senam Nifas
Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan bentuk
tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara latihan senam nifas.
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
masa nifas. Asuhan kebidanan pada masa nifas merupakan hal yang sangat
penting, karena periode ini merupakan masa kritis bagi ibu maupun bayinya.
Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain:
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
Dari pemikiran dan tindakan saja, melainkan juga perilaku pada setiap
langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai (Asrinah,
2010).
pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Ke tujuh langkah terdiri
dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala situasi. Setiap
langkah, dapat dipecah/dirubah untuk sebagai batas tugas dan kewajiban, dan ini
sangat bervariasi sesuai dengan kondisi klien saat itu. Langkah-langkah tersebut
sebagai berikut:
45
Dalam mengumpulkan data subjektif dan data objektif yang perlu dikaji yaitu:
Hal yang perlu dikaji pada ibu nifas meliputi identitas ibu dan
suami, keluhan yang dirasakan ibu saat ini, adakah kesulitan atau gangguan
kecil atau buang air besar, kebutuhan istirahat dan mobilisasi, selanjutnya
Obat atau suplemen yang dikonsumsi saat ini misalnya tablet besi, kemudian
penerimaan terhadap peran baru sebagai orang tua termasuk suasana hati
dirumah (dilakukan ibu sendiri atau dibantu oleh orang tua/mertua). Dikaji
Keluhan utama yang ditemui pada kasus ibu di masa nifas dengan
anemia berat yaitu menurut Proferawati (2011) yaitu tekanan darah rendah
frekuensi pernapasan rendah, pucat dan kulit dingin, kulit kuning, nyeri
dada, sakit kepala, tidak bias berkonsentrasi, sesak napas, nyeri dada serta
pingsan.
46
atau masalah, dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
keguguran, jumlah hari masa nifas disertai masalah yang dialami pasien.
Diagnosa yang dapat terjadi pada masa nifas menurut Yanti (2011) meliputi
perdarahan pervaginam, infeksi masa nifas, sakit kepala, nyeri epigastrik dan
rasa sakit waktu berkemih, kelainan payudara, bendungan asi, mastitis, abses
payudara, puting susu lecet, saluran susu tersumbat, kehilangan nafsu makan
dalam waktu yang lama, rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan pada kaki,
merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.
47
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
potensial terjadi karena kelanjutan dari diagnosa aktual yang tidak ditangani
dengan baik.
emergency pada pasien dengan mastitis dimana bidan tidak harus bertindak
pengumpulan data pada kasus anemia berat yaitu perlu dilakukan kolaborasi
Informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan
48
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien, atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka
pemberian zat besi secara oral atau parental ( suntik ), tranfusi darah dan
sel darah merah. Suplemen besi merupakan pilihan tepat bagi wanita hamil
kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
dokter, dan masih tetap terlibat dalam penatalaksanaan perawatan klien yang
rencana asuhan.
49
Pada langkah ini, dilakukan evaluasi guna menilai efektifitas dari asuhan yang
a. Definisi Dokumentasi
atau semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang
berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis.
Metode 4 langkah yang di sebut SOAP ini di hasilkan dari proses pemikiran
asuhan pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan informasi yang
50
b. Unsur-unsur Dokumentasi
meliputi 7 langkah. Agar orang lain mengetahui apa yang telah dilaksanakan
perlunya intervensi segera oleh bidan atau dokter, konsultasi kolaborasi dan
BAB III
STUDI KASUS
kebidanan yang dimulai dari pengumpulan data dasar hingga pendokumetasian. Pada
tanggal 01 Mei 2014 Ny. F dirujuk oleh bidan kordinator Lasalepa tepatnya pada
jam 23.00 wita dengan indikasi hipertensi. Pada tanggal 2 Mei 2014 ibu melahirkan
secara SC tepat pada jam 07.30. 1 hari pasca SC ibu mengalami perdarahan karena
atonia uteri. Pada tanggal 2 Mei 2014 ibu merasa pusing, cepat lelah dan mata
A. Manajemen
a. Identitas Istri/Suami
5) Pendidikan : SMK / SD
7) Pernikahan ke :I/I
9) Alamat : DesaLabunti
1) Keluhan Utama:
51
52
Ibu mengatakan merasa pusing, cepat lelah, dan mata berkunang-kunang, serta
jantungnya berdebar-debar.
Pada tanggal 3 Mei 2014 setelah melahirkan tanggal 2 Mei 2014 ibu mengalami
Mei 2014, sifat keluhan menetap serta mempengaruh fungsi tubuh yaitu
mengganggu karena ibu mengeluh pusing dan cepat lelah. Adapun Usaha ibu
ada pengeluaran darah dari jalan lahir. ASI-nya sudah keluar bila dipencet
a) Ibu tidak pernah mengalami penyakit kronik seperti hipertensi, malaria, DM,
jantung, TBC
b) Ibu tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan dan tidak pernah
hepatitis B, TBC
diabetes mellitus
53
6) Riwayat Reproduksi
a) Riwayat haid
hari, durasi haid 7 hari, perlangsungan normal dan tidak ada gangguan haid.
b) Riwayat obstetric
Tidak ada.
(2)Riwayat kehamilan
dilakukan 4 kali selama hamil pada bidan setempat dan tidak pernah
hamil tidak pernah mengalami pengeluaran darah dari jalan lahir. Dan
alasan sering mual sehabis mengkonsumsi tablet Fe. Selama hamil ibu
(3)Riwayat Persalinan
Ibu di SC dengan indikasi CPD + IUGR pada tanggal 2 Mei 2014 jam
07.30 wita. Berat bayi lahir 1800 gram dan panjang badan 49 cm.
c) Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit tumor dan tidak ada riwayat
d) Riwayat KB
a) Pola Nutrisi
meliputi nasi, ikan, sayur, buah dan kadang susu, frekuensi makan 3 x
b) Kebutuhan Eliminasi
Ibu mengatakan BAK dan BAB tidak ada gangguan dan ibu telah BAK
c) Pola Istrahat/tidur
Ibu mengatakan tidur siang/istrahat siang 1 jam dan tidur malam/ istrahat
malam 8 jam.
dialaminya.
d) Personal Hygiene
menggosok gigi dan mulut 2x sehari menggosok gigi setelah sarapan dan
sabun mandi, genitalia dibersihkan setiap kali mandi dan setiap kali
selesai buang air besar/buang air kecil, pakaian diganti setiap kali selesai
mandi dan setiap kali kotor serta kuku tangan dan kaki dipotong setiap
kali panjang.
dan mandi.
c. Data Psikologis
Ibu berharap agar bayinya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, serta
d. Data Spiritual
2) Ibu belum melakukan sholat setelah melahirkan (masih dalam masa nifas)
e. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu 36,5oC dan Pernapasan 26
x / menit.
3) LILA: 23 cm
a) Kepala
b) Wajah
c) Mata
Konjungtiva tampak pucat, sklera tampak putih dan kelopak mata sembab.
d) Hidung
e) Telinga
Tidak ada serumen dan secret, dan tidak ada pembengkakan di belakang
telinga
57
Bibir lembab, tampak pucat, tidak ada sariawan, bersih, tidak ada karies
g) Payudara
Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, hyperpigmentasi pada areola
mammae, payudara tampak membesar, tidak ada benjolan dan tidak ada
h) Abdomen
Tampak striae livide dan linea nigra, TFU 3 jari bawah pusat, tidak ada
nyeri tekan, tampak luka operasi, dan tonus otot perut kendor, serta verban
telah diganti.
Tidak ada varices, tidak luka bekas jahitan, tidak ada oedema,tampak
pengeluaran darah dan lochia rubra, tidak ada hemoroid, terpasang kateter.
Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, tidak ada varices dan human sign
sebelah kanan serta pada kuku jari tangan dan kaki tampak pucat.
k) Kulit
5) Pemeriksaan penunjang :
Lab: gol. Darah O, Hb : pada tanggal 3 Mei 2014 4,6 gr/dl, Leukosit (WBC) :
maka dapat dirumuskan sebuah diagnosa. Adapun diagnosa yang dapat penulis
pada Ny.F yaitu, PIA0, postpartum hari ke tiga anemia berat dengan masalah
a. PIA0
1) Dasar
a) Data Subyektif:
keguguran.
b) Data Obyektif:
Pada pemeriksaan abdomen tampak linea nigra serta tonus otot perut
kendor.
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut linea nigra (Sarwono, 2009).
Tonus otot perut kendor terjadi karena sudah pernah mengalami peregangan
1) Dasar
a) Data Subyektif:
b) Data Obyektif:
hari. Pada hari ke dua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah
pusat. Pada hari ke 3-4 tinggi fundusuteri 2 cm di bawah pusat. Pada hari 5-7
Lochia rubra pada hari 1 sampai hari ke 4 masa postpartum. Cairan yang
keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium
(Wulandari,2011).
60
c. Anemia berat
1) Dasar
a) Data Subyektif:
mata berkunang-kunang
b) Data Objektif:
Keadaan umum ibu tampak lemah, kulit tampak pucat dan kuning
Frekuensi pernapasan cepat, Pucat dan kulit dingin; kulit kuning disebut
jaudince jika anemia karena kerusakan sel darah merah, pusing atau
energi, sakit kepala; tidak bisa berkonsentrasi, sesak napas; nyeri dada
b) Tanda dan gejala anemia yaitu kelopak mata pucat, sering kelelahan,
sering mual, sakit kepala, ujung jari pucat, sesak napas, denyut jantung
(Zafran,2011).
61
d. Cepat lelah
1) Dasar Subyektif
a) Data
mata berkunang-kunang.
b) Data Obyektif
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika
kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi lebih rendah. Hal ini
organ tubuh. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya oksigen dalam tubuh (Atika
Proferawati).
62
Jika anemia yang dialami ibu tidak segera teratasi secara tepat maka keadaan yang
dialami ibu dapat berlanjut pada terjadinya infeksi post partum. Untuk lebih lanjut,
1) Dasar
a) Data subyektif:
berkurang.
b) Data obyektif:
Keadaan umum ibu lemah, porsi makan tidak dihabiskan dan LILA 23
cm.
secara plasenta ataupun melalui aliran darah atau cairan amnion. Faktor
Sukarni,2013).
lebih lanjut. Adapun rencana asuhannya yaitu melakukan kolaborasi dengan dokter
63
dalam pemberian obat-obatan berupa tablet Fe 10 tablet dosis 1x1, cefadroxil 500
mg dosis 2x1, dan Obdamin dengan dosis 1x1 serta pemeriksaan laboratorium.
Rencana tindakan segera yaitu dengan melakukan tranfusi darah pada Ny.F .
penanganan yang lebih lanjut terhadap Ny. F denga rencana asuhan sebagai
berikut:
a. Tujuan:
b. Kriteria
uteri (TFU) turun 1 cm setiap hari sampai uterus kembali sampai seperti
(4)Pernapasan : 16 24 x/menit.
3) Tidak terjadi infeksi, ditandai dengan suhu badan ibu tidak meningkat dan
c. Rencana Tindakan
1) Umum
jumlah cairan yang keluar dari tubuh ibu. Dan juga untuk
dengan ikhlas.
Rasional: Ibu akan merasa aman bila berada didekat / disamping orang
pada klien
2) Anemia Berat
berupa tablet Fe 10 tablet dosis 1x1, cefadroxil 500 mg dosis 2x1, dan
Rasional: ibu nifas dengan penyulit seperti anemia berat tidak dianjurkan
Rasional: Agar ibu dapat mempersiapkan dirinya untuk tranfusi darah pada
esok hari.
Rasional: Agar ibu dapat melakukan tranfusi esok hari sehingga anemia ibu
3) Edukasi
(1)Beri KIE pada ibu tentang gizi ibu nifas dengan anemia
konsumsi.
(2)Gizi ibu masa nifas dengan anemia berat yaitu mengkonsumsi makanan
Rasional: Untuk mengatasi anemia berat ibu melalui makana yang ibu
(3)Makan makanan yang kaya akan serat serta perbanyak minum air putih
2,5 3 liter/hari.
67
Rasional: Makanan yang kaya akan serat dapat mempermudah ibu untuk
Rasional: Gizi pada ibu menyusui sangat penting bagi kesehatan ibu dan
(6)Memandikan pasien
maka perlu dilaksanakanya asuhan yang telah tercantum dalam rencana asuhan.
a. Umum
Hasil: Keadaan umum ibu lemah, Tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 88
Hasil: Jumlah cairan yang masuk 500 cc dan jumlah urin yang keluar 260 cc.
b. Anemia Berat
berupa tablet Fe 10 tablet dosis 1x1, cefadroxil 500 mg dosis 2x1, dan
Hasil : Obat telah diresepkan dan akan diberikan setelah makan malam.
c. Edukasi
1) Memberikan KIE pada ibu tentang gizi ibu nifas dengan anemia
tersebut.
3) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat dan perbanyak minum air
protein, lemak, vitamin, mineral, air putih, susu khusus ibu menyusui jika
ada
untuk mengetahui berhasil dan tidaknya asuhan yang dilakukan maka perlu
b. Tanda-tanda vital :
2) Nadi : 88 x/menit
3) Suhu : 36,50C
4) Pernapasan : 26 x/menit
c. Tidak terdapat tanda tanda infeksi yang ditandai dengan suhu badan ibu
d. Involusio uterus berlangsung dengan normal yang ditandai dengan TFU 3 jari
bawah pusat, uterus berkontraksi dengan baik yaitu teraba keras dan bundar,
f. BAK dengan terpasang kateter jumlah urine yang keluar 260 cc, dan BAB 1
B. Pendokumentasian
Ny. F ibu nifas dengan anemia berat, maka penulis akan merangkum manajemen
tersebut dalam 4 langkah pendokumentasian yang dikenal dengan SOAP, untuk lebih
1. Data Subyektif ( S )
Ibu mengatakan:
a. Melahirkan anak pertama secara SC pada tanggal 2 Mei 2014 jam 07.30 dan
2. Data Obyektif ( O )
a. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu 36,50C dan Pernapasan 26
x / menit.
c. LILA: 23 cm
1) Wajah
2) Mata
4) Payudara
Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, hyperpigmentasi pada areola
mammae, payudara tampak membesar, tidak ada benjolan dan tidak ada
5) Abdomen
Tampak linea nigra dan striae livide, TFU 3 jari bawah pusat, tidak ada
nyeri tekan, tanpak luka operasi, dan tonus otot perut kendor serta verban
telah diganti.
Tidak ada varices, tidak luka bekas jahitan, tidak ada oedema,tampak
pengeluaran darah dan lochia rubra tidak ada hemoroid, kateter terpasang.
Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, tidak ada varices dan humansign
tangan sebelah kanan, kuku jari jari tangan dan kaki tampak pucat.
8) Kulit
9) Pemeriksaan penunjang :
Lab: gol. Darah O, Hb : pada tanggal 3 Mei 2014 4,6 gr/dl, Leukosit
3. Assesment(A)
PI A0 post partum hari ke tiga anemia berat dengan masalah cepat lelah potensial
terjadinya infeksi post partum serta dilakukan kolaborasi dengan dokter Obgin
73
darah.
4. Planning (P)
a. Umum
Hasil: Keadaan umum ibu lemah, Tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 88
Hasil: jumlah cairan yang masuk 500 cc dan jumlah urin yang keluar 260
cc.
b. Anemia Berat
1) Menindaklanjuti kolaborasi denga dokter tentang pemberian obat-obatan
berupa tablet Fe 10 tablet dosis 1x1, cefadroxil 500 mg dosis 2x1, dan
c. Edukasi
1) Memberikan KIE pada ibu tentang gizi ibu nifas dengan anemia
tersebut.
3) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat dan perbanyak minum air
protein, lemak, vitamin, mineral, air putih, susu khusus ibu menyusui jika
ada
75
5. Follow Up
a. Keadaan umum ibu mulai membaik, ditandai dengan ibu sudah tidak mengeluh
pusing.
a) Kontraksi uterus baik ditandai dengan uterus teraba bundar dan keras.
d. Tidak ada tanda-tanda infeksi yaitu lochia berbau busuk, suhu badan ibu tinggi
e. Tranfusi berjalan dengan baik tanpa ada efek alergi, seperti: kulit bentol-bentol
C. Catatan Perkembangan
1. Hari Pertama
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan:
b. Data Obyektif
2) Tanda tanda vital Tekanan darah 110/60 mmHg, Nadi 80 x / menit, Suhu
8) Ekstermitas atas dan bawah, tidak ada oedema pada punggung tangan dan
c. Assesment (A)
F PIA0 post partum hari ke empat dengan anemia berat, potensial terjadinya
infeksi post partum serta dilakukan kolaborasi dengan dokter Obgin dalam
d. Planning
77
5) Menganjurkan pada ibu agar tetap mengkonsumsi obat yang telah diberikan
dengan teratur.
genitalia.
Hasil: ibu bersedia menjaga kebersihan tubuhnya dan pakaian dalam ibu
telah diganti.
Hasil: Jumlah cairan yang masuk 800 cc dan jumlah output 270 cc.
terpasang.
Hasil: tranfusi telah dilakukan pada jam 12.00 Wita dan selesai pada jam
12.45 Wita.
e. Follow Up
1) Keadaan umum ibu mulai membaik, ditandai dengan ibu sudah tidak
a) Kontraksi uterus baik ditandai dengan uterus teraba bundar dan keras.
4) Tidak ada tanda-tanda infeksi yaitu lochia berbau busuk, suhu badan ibu
tinggi
2. Hari Kedua
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan:
b. Data Obyektif
2) Tanda tanda Vital : Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80 x/ menit, Suhu
c. Assesment
bendungan ASI, serta dilakukan kolaborasi dengan dokter Obgin dalam rencana
tranfusi darah.
80
d. Planning
Hasil: keadaan umum ibu masih lemah, dengan Tekanan darah 120/80
dengan teratur
hangat
Hasil: ASI ibu telah dipompa dan paydara ibu pembengkakannya menurun.
genitalia
81
Hasil: Ibu bersedia menjaga kebersihan tubuhnya dan pakayan dalam ibu
telah diganti.
Hasil: jumlah cairan yang masuk 900 cc dan jumlah output 500 cc.
terpasang.
Hasil: tranfusi telah dilakukan pada jam 12.40 Witadan selesai pada jam
13.10 Wita.
e. Follow Up
1) Keadaan umum ibu mulai membaik, ditandai dengan ibu sudah tidak
baik ditandai dengan uterus teraba bundar dan keras, pertengahan pusat dan
4) Tidak ada tanda-tanda infeksi yaitu lochia berbau busuk, suhu badan ibu
tinggi.
3. Hari Ketiga
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah merasakan baikan dan tidak merasakan pusing serta
b. Data Obyektif
2) Tanda tanda Vital: Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu
c. Assesment
d. Planning
Hasil: keadaan umum ibu masih lemah, dengan tekanan darah 120/80 mmHg,
Hasil: Ibu mengatakan sudah merasakan baikan, tidak merasakan pusing, sakit
lembek.
4) Menganjurkan pada ibu agar tetap mengkonsumsi obat yang telah diberikan
dengan teratur
genitalia
Hasil: ibu bersedia menjaga kebersihan tubuhnya dan pakayan dalam ibu telah
diganti.
terpasang.
Hasil: tranfusi telah dilakukan pada jam 12.45 Wita dan selesai pada jam
13.25 Wita.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan munguraikan studi kasus yang telah dipilih oleh
sampai dengan evaluasi. Selain itu, penulis akan menguraikan tentang ada dan
tidaknya kesenjangan antara teori yang ada dengan praktek yang penulis temukan
dilapangan.
Pelaksanaan asuhan kebidanan Ny. F PIA0 Post partum Hari Ke-3 dengan
anemia berat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tanggal 4 s.d. 7 Mei
2014, walaupun ada beberapa kondisi yang tidak sesuai dengan teori yang penulis
peroleh.
dan analisa data atau fakta yang dikumpulkan dari beberapa data subyektif dan
fisik, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Pengkajian ini dibuat teliti dan
yang ada dan akhirnya dapat diberikan asuhan kebidanan terhadap masalah
tersebut.
85
86
darah 90/60 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu 36,50C dan Pernapasan 26 x/menit.
Serta pada pemeriksaan fisik wajah, konjungtiva, tangan dan kaki tampak pucat.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan Leb, dan didapatkan hasil: golongan darah
O, Hb : 4,6 gr/dl, leukosit (WBC) : 23.400 mm3, LED/BBS : 120/- mm/1 jam.
kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada
penderita anemia, lebih sering disebut sebagai kurang darah, kadar sel darah merah
besi, asam folat, vitamin B12, tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena
seseorang dapat mencakup: denyut jantung cepat; tekanan darah rendah; frekuensi
pernapasan cepat; Pucat dan kulit dingin; kulit kuning disebut jaudince jika anemia
karena kerusakan sel darah merah; mur-mur jantung; penyebab limpa dengan
anemia tertentu; nyeri dada; pusing atau kepala terasa ringan(terutama berdiri
tanda dan gejala yang ditemukan pada kasus Ny. F menunjukkan antara tinjauan
kebutuhan. Menurut Rukiyah (2010) gejala-gejala dari anemia dapat berupa kepala
lemah, lelah, disphagia. Bila kadar Hb < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-
seseorang dapat mencakup: denyut jantung cepat; tekanan darah rendah; frekuensi
pernapasan cepat; Pucat dan kulit dingin; kulit kuning disebut jaudince jika anemia
karena kerusakan sel darah merah; mur-mur jantung; penyebab limpa dengan
anemia tertentu; nyeri dada; pusing atau kepala terasa ringan(terutama berdiri
anemia defisiensi zat besi. Diagnosa kebidanan yang penulis tegakkan berdasarkan
hasil pemeriksaan adalah Ny. F PIA0 dengan anemia berat. Dimana di dapatkan
kadar Hb Ny. F 4,6 gr/dl. Sehingga antara diagnosa kasus dan telaah pustaka tidak
berat sesuai dengan tanda dan gejala anemia berat pada telaah pustaka.
Perlukaan jalan lahir sudah dapat dipastikan terjadi pada setiap persalinan
yang akan menjadi jalan masuknya bakteri yang bersifat komensal dan menjadi
88
infeksius. Infeksi pada masa nifas adalah terjadinya peradangan pada alat-alat
genitalia yang diakibatkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam tubuh pada saat
bahwa faktor predisposisi infeksi pada masa nifas salah satunya keadaan yang
dapat menurunkan keadaan umum yaitu perdarahan antepartum dan post partum,
wajah atau ekstremitas, demam, muntah, rasa sakit saat berkemih, payudara
bidan dan juga pada pemeriksaan fisik penulis mendapatkan hasil pengukuran
LILA Ny. F sebesar 23 cm. Ini menandakan ibu mengalami malnutrisi. Diagnosa
potensial yang penulis tegakkan berdasarkan kasus yang dialami Ny. F adalah
Infeksi post partum. Sehingga antara diagnosa potensial kasus Ny. F dengan telaah
infeksi post partum yang diakibatkan oleh anemia, maka perlu dilakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin Ny. F dan didapatkan kadar Hb Ny. F sebesar 4,6
89
gr/dl. Dan juga pemberian obat-obatan, berupa tablet Fe 10 tablet dosis 1x1,
literatur menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih
(Sarwono, 2010).
2013).
Dan pada akhirnya antara penanganan segera yang dilakukan pada Ny. F
E. Rencana Asuhan
Pada kasus Ny. F dengan anemia berat rencana tindakan yang akan
Cefadroxil 500 mg dosis 2x1, dan Obdamin dengan dosis 1x1, pemeriksaan kadar
yaitu pemberian suplemen zat besi serta diet makanan yang kaya akan zat besi
seperti daging maupun sayuran berwarna hijau. Dan juga perlu dilakukan tranfusi
darah, dimana syarat dilakukannya tranfusi darah pada pasien dengan kadar Hb
<7 gr/dl atau kadar hematokrit <20 % dan Kadar Hb >7 gr/dl dengan gejala klinis:
penanganan ibu dalam masa nifas dimana bertujuan agar masa nifas ibu berjalan
menganjurkan makan makanan yang kaya akan serat serta perbanyak minum air
putih 2,5 3 liter/hari; gizi ibu menyusui, yaitu makan makanan yang
mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan susu khusus ibu
yang cukup dan memberikan support mental kepada ibu. Sehingga rencana asuhan
yang dibuat penulis untuk penanganan anemia pada Ny. F memiki kesamaan
F. Pelaksanaan
penulis. Dalam kasus diberikan terapi tablet besi, pelaksanaan tranfusi darah,
defisiensi zat besi yang menyebabkan terjadinya anemia berat yaitu dengan
ssmemberikan suplemen zat besi serta diet makanan yang tinggi kandungan zat
besi salah satunya sayuran berwarna hijau. Dan bagi pasien dengan kadar Hb yang
rendah, perlu dilakukan tranfusi darah untuk mengurangi gejala anemianya (Atika
Proverawati,2011).
G. Evaluasi
2014 didapatkan hasil keadaan umum ibu baik dan kesadaran kompesmentis,
tanda-tanda vital yaitu Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80 kali/ menit, Suhu
36,5 0C dan Pernapasan 20 kali/ menit, konjungtiva merah muda dan sklera tidak
ikterus, wajah dan ekstermitas tidak pucat serta kadat Hb Ny. F meningkat menj
Pada bab pembahasan ini mulai dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa
sampai dengan evaluasi tidak ada kesenjangan yang berarti dan semua
permasalahan teratasi.
92
BAB V
Pada tahap akhir pembuatan studi kasus pada Ny. F dengan anemia berat,
penulis dapat menyimpulkan dan beberapa saran untuk lebih meningkatkan asuhan
kebidanan khususnya pada ibu nifas dengan anemia berat yang penulis ambil di
A. Kesimpulan
manajemen menurut Varney pada ibu nifas dengan anemia berat maka penulis dapat
dengan keluhan badan lemas, pusing, mata berkunang kunang, dan data obyktif
diperoleh dari pemeriksaan fisik dan data penunjang yang diperoleh hasil
2. Interprestasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan akurat
sehingga didapatka diagnosa PI A0, post partum hari ke tiga dengan anemia berat
yang disertai masalah yang dialami Ny. F adalah kepala pusing, badan lemas, dan
3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. F dengan anemia berat akan menjadi infeksi
post partum, namun tidak terjadi pada Ny. F dikarenakan pasien cepat
93
94
4. Antisipasi pada Ny. F dengan anemia berat yang dilakukan pemberian makanan
5. Rencana tindakan pada Ny. F adalah sesuai dengan kebutuhan pasien yaitu
6. Pelaksanaan pada ibu nifas dengan anemia berat adalah dilaksanakan sesuai
7. Evaluasi pada ibu nifas dengan anemia berat setelah diberikan asuhan selama 3
hari diperoleh hasil KU ibu baik , kepala tidak pusing, badan tidak lemas, dan
8. Pembahasan pada asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia berat tidak
B. Saran
1. Agar karya tulis ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menambah
2. Dengan adanya karya tulis ini kita dapat melihat betapah pentingnya Fungsi
3. Dengan adanya karya tulis ini para pembaca khususnya mahasiswa dapat
patologi
dengan anemia berat sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat dan
anemia, khususnya pada masa nifas dan angka kematian ibu dapat berkurang.
5. Sehingga dengan adanya karya tulis ini, bila benar-benar terjadi anemia berat
pada masa nifas (anemia post partum) dapat memberikan penanganan secara
Asrinah, dkk, (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Astuti, Hutari Puji. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I ( Kehamilan).
Yogyakarta, Rohima Press.
93
PEMERINTAHAN KABUPATEN MUNA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jl. Sultan Hasanudin No. 6 Raha Telp. (0403) 2521220 2521328 Raha
93611
SURAT KETERANGAN
Nama : DARMINA
NIM : 2011.IB.0062
sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Demikian surat keterangan ini, untuk dapat
93
94