Oleh :
Erfiana
NIM : 2013.IB.0062
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab. Muna
LEMBAR PENGESAHAN
ii
Karya Tulis Ilmiah telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kab. Muna
RIWAYAT HIDUP
iii
A.IDENTITAS
1. Nama : Erfiana
2. Nim : PSW. 2013. IB. 0062
3. Tempat/ tanggal lahir : Kondongia, 27 Desember 1994
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Muna/Indonesia
6. Alamat : Desa Kombungo, Kecamatan Lasalepa
B.PENDIDIKAN
1. SD : SD Negeri 11 Lambiku Tahun 2007
2. SMP : SMP Negeri 1 Napabalano Tahun 2010
3. SMA : SMA Negeri 1 Napabalano Tahun 2013
4. Sejak tahun 2013 mengikuti pendidikan D III Kebidanan di Akademi Kebidanan
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji syukur kepada Sang
Maha Pencipta Allah SWT, karena hanya rahmat dan ridho-Nya sehingga Karya Tulis
iv
Ilmiah ini dengan judul Identifikasi Alasan Ibu Hamil Dalam Pemilihan Penolong
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tiada henti penulis
haturkan kepada Rosdiana, S.ST selaku pembimbing I dan Umi Kulsum, S.ST selaku
pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati, penulis
1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten
Muna.
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Paramata
4. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten
Muna yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan
mendidik, membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang yang begitu tulus,
serta doa restu dan pengorbanan yang tiada henti-hentinya hingga penulis dapat
Wa Ode Narsi, Rahman, Rahim, Saira, Nurma yang telah mendukung penulis dengan
v
6. Sahabat-sahabatku Siti Fatimah , Hasti, Sri , Herianti, Ila dan Yuli yang berbagi
suka duka atas kebersamaan kalian selama menyelesaikan pendidikan ini. Seluruh
temanku tingkat III dan semua pihak sebutkan satu persatu yang telah membantu dan
Kabupaten Muna.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari
segi materi maupun penulisannya. Penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan.......................................................................................... iii
Riwayat Hidup.................................................................................................. iv
Kata Pengantar.................................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................... viii
Daftar Tabel...................................................................................................... x
Intisari............................................................................................................... xi
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1
vi
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 5
Bab II TinjauanPustaka............................................................................... 6
A. Telaah Pustaka............................................................................... 6
1.. Kehamilan................................................................................. 6
2.. Abortus..................................................................................... 14
3.. Abortus Inkomplit..................................................................... 19
4.. Faktor-faktor yang Mempengruhi Abortus Inkokplit............... 21
B..Landasan Teori.............................................................................. 27
C..Kerangka Konsep......................................................................... 30
D. Pertanyaan Penelitan.................................................................... 30
Bab III Metode Penelitian.............................................................................. 31
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................... 31
B. Subjek Penelitian........................................................................... 31
C. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 32
D. Identifikasi Variabel Penelitian...................................................... 32
E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional................................... 32
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 34
G. Cara Analisis Data......................................................................... 34
H. Rencana Penelitian......................................................................... 35
BAB IV Pembahasan...................................................................................... 36
A.Hasil Penelitian............................................................................. 36
B. Pembahasan................................................................................. 41
BAB V Kesimpulan dan Saran.................................................................... 47
A.Kesimpulan.................................................................................... 47
B. Saran............................................................................................ 47
DaftarPustaka................................................................................................. 48
Lampiran-lampiran
vii
DAFTAR TABEL
viii
INTISARI
Hasil Penelitian: Berdasarkan jarak rumah ibu dengan tenpat penolong persalinan yang >500
m sebesar 21, (67,7%). sedangkan < 500 m sebesar 10 (32,2%), pengalaman sebelumnya yang
puas 28, (87,1%). Sedangkan yang kurang puas sebesar 3, (12,9%) dan biaya persalinan mahal
sebesar 18 (58,1%), sedangkan yang mengatakan murah sebesar 13, (41,9%).
Kesimpulan: Jarak rumah ibu dengan tenpat penolong persalinan yang >500 m sebesar ,
(67,7%). sedangkan < 500 m sebesar (32,2%).berdasarkan pengalaman sebelumnya yang puas
(87,1%). Sedangkan yang kurang puas sebesar (12,9%), biaya persalinan mahal sebesar
(58,1%). sedangkan yang mengatakan murah sebesar (41,9%).
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara
tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu, laporan dari daerah
yang diterima Kementrian Kesehatan menunjukan jumlah ibu yang meninggal karena
kehamilan dan pada persalinan pada 2013 sebanyak 519 (Anonim, 2015).
Angka kematian ibu di Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu lima tahun
terakhir menunjukan trend menurun yakni dari tahun 2011 terdapat 342 AKI/100.000
KH, tahun 2012 sebanyak 277, tahun 2013 sebanyak 240 dan tahun 2014 sebanyak 205.
Bila dibandingkan dengan target MDGS 2015 yaitu sebanyak 105 AKI/100.000 KH
(Anonim, 2014).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna dalam tiga tahun
terakhir bahwa angka kematian ibu hamil tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebanyak
4 orang, tahun 2014 sebanyak 1 orang, dan pada tahun 2015 sebanyak 2 orang
Cakupan pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lasalepa tahun
2013 dengan sasaran 5936 orang cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar
5514 dan oleh tenaga non kesehatan sebesar 422. Pada tahun 2014 sasaran ibu bersalin
1
2
berjumlah 5674 orang pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
adalah 5397 orang dan dukun adalah 277 orang. ada tahun 2015 sasaran ibu bersalin
berjumlah 4276 orang pertolongan persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan
adalah 4096 orang dan dukun adalah 180 orang. Pada tahun 2016 sasaran ibu bersalin
berjumlah 106 orang pertolongan persalinan yang di tolong oleh tenaga kesehatan
berkaitan dengan fasilitas penolong persalinan sudah digunakan dengan optimal oleh
persalinan di Puskesmas bagus dan kalau ada indikasi di puskesmas peralatanya ada.
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah
penelitian ini adalah Bagaimana gambaran alasan ibu hamil dalam pemilihan penolong
persalinan 2016?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang
berbagai pihak. Adapun manfaat yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
a. Bagi peneliti, untuk penerapan ilmu pengetahuan dalam membuat karya
Kabupaten Muna.
d. Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat dijadikan gambaran masyarakat
khususnya bagi ibu hamil untuk mengetahui resiko pada persalinan apa bila di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Persalinan
a. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama Sembilan bulan.
Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran
komplikasi baik pada ibu maupun janin,di susul dengan pengeluaran plasenta
perubahan pada serfiks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
2011).
1) Kala 1 dimulai dari saat persalinan dimulai sampai pembukaan lengkap (10
cm). Proses ini berlangsung antara 18-24 jam terbagi dalam dua fase, yaitu
fase laten (8 jam) serviks membuka tiga cm dan fase aktif (7 jam) serviks
membuka dari empat sampai sepuluh cm, kontraksi lebih kuat dan sering
Proses ini biasanya berlangsung dua jam pada primi satu jam pada multipara.
3) Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
4) Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post
sendiri dan adanya faktor-faktor yang berperan dalam persalinan seperti kekuatan
mendorong janin keluar (power) yang meliputi adanya his (kontraksi uterus),
kontraksi otot-otot dinding perut dari kontraksi dinding diafragma Faktor janin
jalan lahirpun sangat berperan .sehingga pada waktu persalinan akan terjadi
ciri khas oksitosin ialah hasil pemberiannya tampak dalam waktu singkat. Oleh
karena itu tidak ada gunanya untuk memberikan oksitosin hanya diberikan dalam
beberapa jam saja, kalau ternyata tidak ada kemajuan persalinan. Indikasi
c. Persalinan buatan adalah bila proses persalinan spontan dan anjuran tidak dapat
dilakukan atau atas adanya indikasi sehingga proses persalinan dengan bantuan
7
tenaga dari luar salah satunya adalah secsio secarea. Indikasi untuk persalinan
buatan seperti pada plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit,
rupture uteri mengancam, partus lama, distosia serviks, preklamsia dan hipertensi
d. Persalinan normal
Persalinan dan kelahiran adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir normal dengan presentase belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
3. Penolong Persalinan
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari ibu (JNPK-KR, 2007 Penolong pesalinan merupakan
persalinan bersih dan aman dan meningkatan pelayanan obstetric esensial dan
persalinan adalah suatu bentuk pelayanan terhadap persalinan ibu melahirkan yang
dilakukan oleh penolong persalinan baik oleh tenakes seperti dokter dan bidan atau
a. Bidan
untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
dalam bimbingan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan nifas dan
asuhan kepada bayi baru lahir (prenatal care). Asuhan ini termasuk tindakan
pencegahan deteksi kondisi abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan
medic dan melaksanakan tindakan kedaruratan dimana tidak ada tenaga bantuan
medik. Dia mempunyai tugas penting dalam pendidikan dan konseling, tidak
hanya untuk klien tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat (Aniskristi, 2011)
Pada saat ini, ada dua jenis bidan, yaitu mereka yang mendapat
pendidikan khusus selama tiga tahun dan perawat yang kemudian di didik
selama satu tahun mengenai kebidanan dan disebut sebagai perawat bidan.
Salah satu tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah
BPS (Bidan Praktek Swasta) Menurut Journal Aniskristi (2011) BPS adalah satu
akan lebih baik apabila ada pengaturan yang jelas dan transparans, sehingga
(swasta).
yang sehat sebelum melahirkan. Cara kerja mereka yang ideal adalah
kebutuhan fisik, social dan emosional yang unik dari wanita yang melahirkan.
kandungan menangani wanita hamil yang sehat, demikian juga wanita hamil
yang sakit dan beresiko tinggi. Ketika mereka menangani wanita hamil yang
10
dilakukan pada wanita hamil yang sakit atau dalam keadaan kritis.
kasus patologis. Jika mereka sanggup, harus segera 15 merujuk selama pasien
sebagian kecil saja masyarakat yang dapat menikmatinya. Hal ini disebabkan
karena biaya yang terlalu mahal, jumlah yang terlalu sedikit dan penyebaran
Jyang tidak merata. Dilihat dari segi pelayanan, tenaga ahli ini sangat terbatas
c. Dukun
pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia merasa mendapat
panggilan tugas ini (Aniskristi, 2011). Menurut Journal Aniskristi (2011), jenis
2) Dukun tidak terlatih : Dukun yang belum pernah dilatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh
menimpa seorang ibu atau bayi sampai pada kematian ibu dan anak
pelayanan khususnya bagi ibu hamil sampai dengan nifas secara sabar.
bahwa mereka memiliki tarif pelayanan yang jauh lebih murah dibandingkan
kampung, akan tetapi ilmu kebidanan yang dimiliki dukun tersebut sangat
kesehatan anak maka tenaga kesehatan seperti bidan mengajak dukun untuk
bahaya dalam kehamilan dan persalinan, selain itu dapat juga mengenal
Dalam jurnal Novi Kila Firani (2015) ada berbagai macam alasan yang
a. Sedangkan ibu yang memilih bidan untuk perawatan kehamilan dan rencana
1) Keterjangkauan biaya.
3) Rasa nyaman bersalin di rumah bersalin dan tidak di rumah Sikap yang
b. Para ibu yang memilih dokter dalam perawatan kehamilan dan persalinan
2) Dengan pengalaman yang mereka miliki, para ibu merasa bahwa, dokter
c. Mereka yang menilih dukun bayi sebagai penolong persalinan dengan alasan
sebagai berikut:
yakni dengan merawat bayi sampai puput (tali pusat terlepas) dan sampai ibu
(suami, mertua, orang tua) serta tidak repot harus pergi dari rumah.
6. Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Alasan Ibu Hamil dalam Pemilih penolong
persalinan
bukanlah suatu proses yang sederhana. Ada banyak faktor yang berkontribusi dalam
14
proses pengambilan keputusan tersebut, hal ini terjadi pada perempuan yang hamil
a. Pendidikan
pengetahuan, terbukti bahwa ibu atau bapak yang berpendidikan SMA (Sekolah
Menengah Atas) ke atas lebih baik pencapiannya yaitu di atas 80% ke tenaga
kesehatan. Sedangkan kisaran antara 20-30% ibu atau bapak yang berpendidikan
memilih bersalin yang ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun). pendidikan
kerabat lainnya atau orang yang mereka tuakan. Pendidikan ibu disini
ibu hamil terhadap kemampuan dukun bayi yang dipengaruhi oleh faktor
ibu hamil dalam memilih bersalin dengan tenaga non kesehatan (dukun)
(Heny, 2015 ).
b. Jarak
Jarak rumah terhadap lokasi fasilitas pelayanan kesehatan , ada batas tertentu
sehinga orang masih mau berpergian untuk mencari pelayanan, batan ini
jangkauan masarakat kefasilitas kesehatan yang tersedia. Jarak yang terlalu jauh
jaraknya tidak terlalu jauh dari wilayah tempat tinggal mereka (Utami, 2013).
c. Biaya
si buah hati adalah biaya persalinan. Hal ini sangat penting agar si buah hati
mendapatkan jaminan perawatan yang sangat baik dari kedua orang tuanya.
Sebaiknya calon orangtua sejak dini sudah membuat persiapan dana dengan cara
hamil. Untuk itu, mulailah membuat anggaran keperluan yang dibagi dalam
16
beberapa pos biaya, misalnya biaya sebelum melahirkan dan biaya setelah
mempersiapkan hal itu. Biasanya rumah sakit memiliki paket tertentu yang
sudah termasuk biaya persalinan serta perawatan selama beberapa hari pasca
asuransi yang di ikuti. Cari tahu berapa dana penggantiannya atau kelas
perawatan yang bisa digunakan, juga prosedur klaim dan lampiran dokumen
terbesar (misalnya harus Caesar, dirawat di kamar kelas 1 atau VIP, NICU
Meski Anda berharap persalinan di bidan misalnya, Anda juga tetap harus
kandungan.
17
maksimal 9 bulan. Untuk itu, sebaiknya simpan dana tersebut dalam bentuk
tabungan atau deposito saja. Apabila ada dana berlebih, Harus tetap
untuk kebutuhan lain, seperti stroller, boks bayi, atau mainan, sebaiknya
dipikirkan belakangan saja. Biasanya akan ada kado dari teman-teman dan
sanak keluarga. Memanfaatkan barang estafet dari keluarga besar juga bisa
busana ketika hamil, pilihlah busana yang dapat disesuaikan dalam kondisi
busana hamil.
8) Siapkan biaya tak terduga. Hal ini dibutuhkan agar proses pengambilan
keputusan dalam proses persalinan tidak terhalangi oleh faktor finansial. ada
pun dapat mengajukan pinjaman lunak dari jauh hari kepada keluarga atau
9) Bagi calon orangtua yang memang memiliki budget persalinan yang terbatas
dibentuk khusus oleh pemerintah untuk mengurangi angka kematian ibu dan
bayinya. Anda juga bisa meminta bantuan pihak desa atau pemerintah daerah
program dan fasilitas Jaminan Persalinan ini, keselamatan ibu dan bayi
sedikit akan berkurang lebih terjamin dan biaya melahirkan jauh lebih kecil.
10) Pemberian ASI atau air susu ibu secara ekslusif juga akan membantu
keuangan keluarga karena tidak perlu keluar uang untuk membeli susu
formula. Selain itu, bayi juga menjadi lebih sehat sehingga tidak sering sakit
dan mengeluarkan biaya berobat. Namun pada umumnya, usia nol bulan
sampai dua tahun merupakan usia yang memerlukan perhatian lebih karena
bayi rentan mengalami sakit. Oleh karena itu, asuransi kesehatan dengan
manfaat rawat jalan akan dapat bermanfaat. Terlebih jika mendapat fasilitas
persepsi yang positif tentang persalinan oleh dukun dan persepsi yang positif
lihatnya bila ibu hamil merasa ada ancaman kesehatan terhadap diri dan
bainya maka ibu akan mencari petugas kesehatan /bidan sebagai penolong
hambatan .bila se orang ibu hamil yakni akan manfaat persalinan dengan
19
B. Landasan Teori
Pemilihan penolong selama masa kehamilan ,persalinan, dan masa nifas bukanlah
suatu proses yang sederhana. Ada banyak faktor yang berkontribusi dalam proses
pengambilan keputusan tersebut, hal ini terjadi pada perempuan yang hamil ataupun ibu
yang melahirkan.
a. Jarak
rumah terhadap lokasi fasilitas pelayanan kesehatan , ada batas tertentu sehinga
orang masih mau berpergian untuk mencari pelayanan, batan ini di pengaruhi oleh
kodisi jalan, jenis kendaraan, kemampuan untuk membayar ongkos, jalan dan berat
kesehatan yang tersedia. Jarak yang terlalu jauh dan sulit di tempuh akan
memilih tempat pelayanan kesehatan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari wilayah
b. Pengalaman Sebelumnya
tentang persalinan oleh dukun dan persepsi yang positif tentang manfaat persalinan
tersebut atau ancaman yang di lihatnya bila ibu hamil merasa ada ancaman
kesehatan terhadap diri dan bainya maka ibu akan mencari petugas kesehatan /bidan
bahwa manfaat dari perilaku yang di koremendasikan lebih besar dari segala
hambatan .bila se orang ibu hamil yakni akan manfaat persalinan dengan tenaga
di hadapi.
c. Biaya
Salah satu kesiapan yang diperlukan untuk menyambut kehadiran si buah hati
adalah biaya persalinan. Hal ini sangat penting agar si buah hati mendapatkan
jaminan perawatan yang sangat baik dari kedua orang tuanya. Sebaiknya calon
orangtua sejak dini sudah membuat persiapan dana dengan cara menabung.
Sehingga bila waktu persalinan yang ditunggu-tunggu tiba, biaya yang dibutuhkan
sudah ditangan.
C. Kerangka Konsep
Jarak
Pemilihan Penolong
Pengalaman
persalinan
Sebelumya
Biaya
Ket.:
: Variabel bebas
21
: Variabel Terikat
D. Pertanyaan Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
survey yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui alasan ibu hamil dalam
sampling artinya Seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sebagai sampel
yang berjumlah 31 orang ibu hamil. Adaun kriteria sampel tersebut sebagai berikut:
22
a. Kriteria Inklusi :Ibu mau menjadi responden, trimester III di Wilayah Kerja
Dan biaya. Sedangakan variabel dependen dalam penelitian ini adalah alasan ibu hamil
22
1. Dependen
Pemilihan Yang di maksud penolong adalah a.Tenaga Kesehatan : Kuesioner
penolong keputusan ibu untuk memilih Dokter/Bidan
persalinan. penolong persalinanya nanti. b.Tenaga nonmedis:
Independen dukun
Alasan ibu
2 hamil
a. Jarak
Jarak antara rumah ibu dengan a. Jauh : > 500 m
tempat penolong persalinan / tempat b. Dekat : 500 m Nominal
Kuesioner
bersalin
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi variabel
langsung adalah data primer yang diperoleh langsung dari kusioner di Wilayah Kerja
Puskesmas Lasalepa.
1. Pengolahan data
a. Editing adalah memeriksa kelengkapan jawaban responden dan menghitung
2. Analisis data
Data dilakukan dengan cara manuall dengan mengunakan kakulator dan
metode penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang ada
Keterangan:
P = Persentase
n = Jumlah sampel
H. Jalanya Penelitian
Jalanya penelitian yang telah di lakukan di bagi dalam beberapa tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
Mengurus Surat Pengantar dari institusi Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna
Kabupaten Muna.
2. Tahap Pelaksanaan
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Puskesmas Lasalepa
a. Letak Geografis
Letak geografis Kecamatan Lasalepa terletak di jazirah Sulawesi Tenggara
dan di bagian Utara pulau Muna sebelah Selatan garis katulistiwa yakni 4 06
kesehatan di puskesmas yaitu 10.884, yang terdiri desa Labone berjumlah 2.241,
desa Bonea berjumlah 1.863, desa Labunti berjumlah 2.281, desa Parida
1 Dokter Umum 1 0
26
2 S2 Kesehatan 0
26
3 S1 Kesmas 3 3 7
1
4. S1 Keperawatan 1 1 2
5 S1 Gizi 1 1
6 D3 Gizi 1 1
7 D3 Gigi 0
8 D3 kesling 1 1
9 D3 kebidanan 3 3 3 6 15
10 D1 Kesling 1 1
11 D3 Farmasi 1 1
12 D3 Keperawatan 6 12 13 31
13 SMA (Administrasi) 1 3 4
Jumlah 19 3 21 22 64
2 Karakterestik Responden
Melalui penelitian yang di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Lasalepa
Kabupaten Muna sejak di laksanakan pada tanggal 7 Juli s/d 12 Juli 2016 untuk
persalinan > 500 m berjumlah 21 responden (67,7 %). sedangkan < 500 m 10
responden.(32,2%).
Pada Tabel 2. Menjelaskan bahwa dari 31 responden yang puas 22 responden,
B. Pembahasan
Melalui penelitian yang di lakukan dalam rangka untuk mengetahui
Agustus Tahun 2016. maka secara terperinci hasil akan dibahas sebagai berikut:
1. Jarak
Jarak rumah terhadap lokasi fasilitas pelayanan kesehatan , ada batas tertentu
sehinga orang masih mau berpergian untuk mencari pelayanan, batan ini di
28
jangkauan masarakat kefasilitas kesehatan yang tersedia. Jarak yang terlalu jauh
jaraknya tidak terlalu jauh dari wilayah tempat tinggal mereka (Utami, 2013).
Jarak dalam hal ini akses merupakan salah satu pertimbangan untuk
customer umum dan member untuk melahirkan di RBG. Pada customer umum
dan member yang melahirkan di luar RBG jarak yang dekat (<2km) tidak
menjadi prioritas utama, dimana nilainya lebih besar daripada jarak yang
lain.Pada customer umum lebih dominan ke arah atas yaitu jarak semakin dekat,
yang berharga (Kohn,2009 dan Parson & MacLaran, 2009). Peranan penolong
sehingga bisa menaikkan kepercayaan diri atau sugesti positif, hal inijuga terkait
masyarakat yang jarak rumahnya menuju tempat dukun bayi lebih dekat
29
pelayanan kesehatan. Pada waktu memilih dukun bayi, jarak dari rumah
di rumah sendiri dengan memanggil dukun bayi Rumah dukun bayinya dekat
sehingga lebih cepat datang dari pada harus ke tempat lain yanglebih jauh.
persalinannya beralasan karena letak rumahnya yang jauh dari sarana kesehatan
memilih Dukun bayi dengan alasan mereka merupakan tetangga sendiri, sikap
mereka terhadap masyarakat lebih baik, tiap hari dijenguk, bayinya dirawat
sampai umur 40 hari, jarak dukun dari rumah lebih dekat dan kurangnya
Jalan yang akan dilalui menuju puskesmas juga tidak memadai, sehingga
memiliki risiko terhadap ibu hamil, bahkan melewati beberapa kali sungai untuk
bisa sampai ke tempat sarana kesehatan. Sebagian besar responden 35,0 % yang
30
persalinan, dan sebagian besar 87,3 % responden yang tidak terjangkau aksesnya
jarak rumahnya menuju tempat dukun bayi lebih dekat sedangkan responden
lebih banyak untuk mendapatkan pelayanan karena jaraknya yang lebih jauh.
yang tepat adalah akibat jarak yang tidak terjangkau. Jarak yang terlampau jauh
modern. Hal ini sering disebabkan oleh jarak yang terlampau jauh dan tidak
yang memilih nakes berjumlah 13 responden (61,9%) dan yang tidak memilih
Dan ibu yang memiliki jarak terjangkau sebanyak 60 orang (48,78%). dari
60 orang tersebut yang di tolong bidan sebanyak 21 orang (35%) dan yang
dan anak yang melibatkan masyarakat, sehinga masyarakat lebi memilih tenaga
2. Pengalaman Sebelumnya
yang positif tentang persalinan oleh dukun dan persepsi yang positif tentang
oleh keseriusan penyakit tersebut atau ancaman yang di lihatnya bila ibu hamil
merasa ada ancaman kesehatan terhadap diri dan bainya maka ibu akan mencari
di koremendasikan lebih besar dari segala hambatan .bila se orang ibu hamil
persalinan walaupun ada hambatan hambatan yang di hadapi, (Masita dkk 210).
yang menyebabkan rasa nyeri pada persalinan yang seharusnya tanpa rasa nyeri.
akibatnya rasa takut dapat mempunyai pengaruh tidak baik terhadap lancarnya
his dan pembukaan. Hal ini biasanya dialami oleh wanita yang mempunyai
Oleh sebab itu untuk kehamilan yang berisiko besar disarankan agar ditangani
oleh NAKES yang profesional dengan peralatan yang lebih lengkap (Agustinus
2010).
Berdasarkan hasil penelit Aira, (2012). masih terdapat sebagian kecil ibu
hamil yang memilih bersalin di rumah sendiri dan ditolong oleh paraji.
Hal ini perlu diwaspadai karena persalinan tersebut tidak aman dan dapat
kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dalam kebidanan.
sebelumnya, lebih dari sebagian besar ibu memiliki riwayat persalinan di rumah
33
dan ditolong oleh paraji. Sebagian besar ibu hamil yang memilih bersalin
masalah saat proses persalinan akan mempunyai peluang lebih besar untuk
rumah dan ditolong oleh paraji, namun untuk persalinan yang sekarang ibu
hamil tersebut sudah berencana untuk bersalin di fasilitas kesehatan dan ditolong
oleh tenaga kesehatan. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti
Menurut Aira (2010), saat ini pemilihan layanan maternal semakin sering
dibuat berdasarkan saran dari pihak profesional. Selain itu, output dari
pertolongan persalinan tersebut. jika dikaitkan dengan teori Health Belief Model
dukun dan persepsi yang positif tentang manfaat persalinan dengan tenaga
kesehatan. Sehingga bila ibu telah mempunyai persepsi yang positif, maka
ibu akan memilih tenaga kesehatan. dimana berdasarkan hasil penelit Aira
34
pada saat pretest menunjukkan bahwa sebagian besar ibu sudah memilih
bersalin di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Hal ini
merupakan pilihan yang baik bagi ibu hamil dimana sudah memilih pertolongan
persalinan yang aman. Berdasarkan hasil penelit Aira, sebagian besar ibu
hamil yang memilih bersalin di tenaga kesehatan lebih memilih bidan dari pada
tenaga kesehatan yang lain, seperti perawat dan dokter kandungan. Hal ini
Hal ini sesuai dengan hasil penelit Aira bahwa motivasi ibu hamil dan ibu
atas kemauan sendiri, dan sebagian lainnya untuk yang memanfaatkan pelayanan
terhadap pemilihan penolong dan tempat persalinan dapat terlihat pada hasil
persalinan pada pretest dengan posttest, dimana hasil posttest pada kelompok
intervensi menunjukkan data bahwa t idak ada lagi ibu hamil yang memilih
bersalin di rumah dan ditolong oleh paraji. Sementara pada kelompok kontrol
tidak terdapat perubahan ibu hamil yang awalnya memilih bersalin di rumah
sendiri dan memilih paraji. Hal ini disebabkan oleh keterpaparan ibu
memilih nakes berjumlah 3 responden (100%) dan yang tidak memilih nakes
3.Biaya
hati adalah biaya persalinan. Hal ini sangat penting agar si buah hati
mendapatkan jaminan perawatan yang sangat baik dari kedua orang tuanya.
Sebaiknya calon orangtua sejak dini sudah membuat persiapan dana dengan cara
Faktor biaya sangat berpengaruh kesiapan ibu dalam melahirkan, hal ini
saat persalinan, jumlah biaya yang harus di keluarkan, kesesuaian biaya dengan
36
harapan dan fasilitas yang diberikan, program jam persal dan kemungkinan
Tetapi ada seorang ibu yang membandingkan dengan biaya persalinan kedukun,
ibu mengatakan bila di bandingkan persalinan oleh dukun ibu berpendapat lebih
murah di dukun.
Dalam hal fasilitas yang di peroleh baik ibu yang bersalin di bidan dan
(jaminan persalinan),bahwa dari ibu yang bersalin di bidan jawaban tentang jam
persal bervariasi, ada yang ragu menjawab karena tidak tahu persis atau hanya
alain ibu tidak tahu persis karena ibu tidak ditawari dan mendapat penggantian
biaya dari jam sostek,ada yang mengatakan pernah ditawari untuk memilih
memakai jam persal atau jam sostek dan setahu ibu jam persal untuk orangyang
tidak mampu, ada yang mendengar dari temannya bahwa jampersal untuk
meringankan biaya dan tetap akan dikenai biaya tetapi tidak penuh dan ada yang
mengatakan jam persal itu tidak bayar alias gratis, (Anadkk) 2014).
biaya persalinan dan alasan kenyamanan sebagian besar ibu hamil di Kabupaten
Sebagai contoh saat ini biaya untuk kelahiran normal di kamar kelas tiga di
rumah sakit swasta sekitar Rp. 390.000,00 sedangkan biaya untuk pelayanan
mana yang memilih nakes berjumlah 11 responden, (84,6%). dan yang tidak
memilih bidan sebanyak 47 orang, (90,38%). dan yang memilih dukun hanya
5 orang, (9,61%).
ini dikarenakan pertolongan persalinan oleh bidan lebih aman dan telah memiliki
persiapan untuk penanganan awal jika terjadi suatu hal yang tidak di inginkan.
Biaya tidak lebih penting dari pada keselamatan ibu dan anak.
38
BAB V
Puskesmas Lasalepa Kabupaten Muna berdasarkan jarak rumah ibu dengan tenpat
penolong persalinan yang >500 m sebesar (67,7%). sedangkan < 500 m sebesar
(32,2%).
2. Identifikasi alasan ibu hamil dalam pemilihan penolong persalinan berdasarkan
pengalaman sebelumnya yang puas sebesar (87,1%). Sedangkan yang kurang puas
sebesar (12,9%)
39
3. Identifikasi alasan ibu hamil dalam pemilihan penolong persalinan di Wilayah Kerja
optimal serta tentang bahaya bahaya pada saat hamil dan bersalin bila di tolong oleh
tenaga kesehatan dari pihak puskesmas, serta sosialisai tentang Kartu Indonesia
Sehat (KIS).
3. Pihak puskesmas untuk mengusulkan pengadaan alat tranportasi (mobil) agar
40
memudahkan ibu ketempat pelayanan masyarakat.
40
DAFTAR PUSTAKA
Ambrawati, Eny Retna dan Rismintari Sriati. (2011). Asuhan Kebidanan Komunitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Anonim. (2014). 2. Profil Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. Diakses tanggal 17 Juli
2016.
Anonim. (2015). 1. Angka kematian Ibu Masih Tinggi Cita Cita RA Kartini Belum
Tercapai 2015. Diakses tanggal 11 Agustus 2016.
Anonim. (2015). 2. Data Angka Kematian Ibu Menurut WHO. Diakses tanggal 11
Agustus 2016.
Astuti, Ana Puji, Martha Irene Kartasurya, Ayun Sriatmi. (2014). Analisis Alasan
Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Ibu Bersalin di Kabupaten Semarang.
Diakses tanggal 20 Agustus 2016.
Firani, Nofi Kila. (2015). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan
Perilaku Ibu Dalam Memilih Penolong Persalinan. Diakses tanggal 27 juni
2016.
Mardela Aira, Putri Restuning, Widiasih Mira Trisyani. (2012). Rencana Pemilihan
Penolong dan Tempat Persalinan Ibu Hamil Setelah di Berikan Pendidikan
Kesehatan Tentang Persiapan Persalinan Aman. Diakses tanggal 20 Agustus
2016.
Masita, Novita Heni, Puita Erlin. (2013). Pemilihan Penolong Persalinan. Diakses
tanggal 11 Agustus 2016.
42
43
Saifuddin, Abdul Bari. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Setiabudi, Utami. (2013). Analisis Alasan Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Ibu
Bersalin di Kabupaten Semarang. Diakses tanggal 11 Agustus 2016.
Sugiarto, Oleh Agustinus. (2013). Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Terhadap
Pemilihan Penolong Persalinan. Diakses tanggal 20 Agustus 2016.
Tando, Naomy Marie, (2013). .Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : In Media.
Wijayanti, Heny Noor, (2015). Hubungan Tingkat Kepercayaan Ibu Hamil Terhadap
Kemampuan Dukun Bayi Dengan Pemilihan Jenis Tenaga Penolong Persalinan
di Puskesmas Bacak Kabupaten Semarang. Diakses tanggal 11 Agustus 2016.
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamt :
Nama : ERFIANA
NIM : 2013.1B.0062
Raha, 2016
Responden
(.....................................)
LEMBAR PERTANYAAN /KUISIONER
DENTIFIKASI ALASAN IBU HAMIL DALAM PEMILIHAN PENOLONG
PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LASALEPA
TAHUN 2016
Tanggal :
NO.Responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
3.Berapa jauh jarak rumah ibu dengan jarak penolong persalinan / tempat bersalin:
4. Untuk ibu dengan persalinan lebih dari I, siapa yang menolong persalinan
sebelumnya ?
5. Menurut Ibu bagaimana biaya yang harus di keluarkan untuk melakukan proses
persalinan pada bayi tersebut?
a. Relatif mura:
b. Relatif mahal:
IDENTIFIKASI ALASAN IBU HAMIL DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LASALEPA KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
PENOLONG PENGALAMAN
NO NAMA UMUR PENDID PEKERJAAN PERSALINAN JARAK SEBELUMNYA BIAYA
IKAN
BIDAN DUKUN JAUH DEKAT PUAS KURANG MAHAL MURAH
PUAS
Total 23 8 21 10 22 3 18 13