Anda di halaman 1dari 3

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tembakau
Tembakau (Nicotiana tabacum L.) termasuk dalam tanaman industri dengan
nilai perekonomian yang tinggi di Indonesia. Selain sumber pendapatan petani,
tembakau secara tidak langsung juga mampu menunjang penyerapan tenaga kerja
dan sumber pemasukan negara melalui cukai produk rokok. Tembakau merupakan
komoditi penting dalam perekonomian Indonesia, karena memberikan pendapatan
Negara dari cukai tembakau rata-rata 43 trilyun/tahun. Produksi tembakau Virginia
dalam negeri mencapai 59.385 ton/tahun, dengan jumlah impor 20.317 ton/tahun
(Kuswanto, 2007). Untuk memenuhi kebutuhan tembakau dalam negeri serta
menguntungkan petani diperlukan tembakau yang berkualitas dan produktivitasnya
tinggi.
Kandugan kimia daun tembakau terdiri dari senyawa statis, senyawa
dinamis, dan senyawa nitrogen. Senyawa statis adalah senyawa yang relatif stabil
atau tidak mudah mengalami perubahan selama proses pengolahan, contohnya abu,
serat kasar, pentosa, pektin, senyawa larut dalam eter, tanin, dan asam oksalat.
Senyawa dinamis merupakan senyawa yang mudah berubah selama proses
pengolahan, contohnya karbohidrat dan asam organik. Selain itu, terdapat senyawa
nitrogen, contohnya protein, asam amino, nitrat, dan alkohol.
Pada tanaman tembakau, daun biasanya diolah menjadi bahan utama
pembuatan rokok dan asap cair tembakau sedangkan batang tembakau dapat
dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan asap cair. Batang tembakau
berbentuk agak bulat, lunak tetapi kuat, makin ke ujung makin kecil. Ruas batang
mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, dan batang tanaman tidak bercabang
atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun juga tumbuh
tunas ketiak daun, dengan diameter batang 5 cm. Fungsi dari batang adalah tempat
tumbuh daun dan organ lainnya, tempat jalan pengangkutan zat hara dari akar ke
daun, dan sebagai jalan menyalurkan zat hasil asimilasi ke seluruh bagian tanaman
(Hanum, 2008).
2.2 Asap Cair Tembakau
Asap cair merupakan salah satu hasil pirolisis tanaman atau kayu pada suhu
sekitar 400o C. Asap cair dari batang tembakau mengandung senyawa keton, asam
dan beberapa senyawa aromatik (Suhendi & Purwono, 2012). Pemurnian asap cair
batang tembakau diproses dengan metode distilasi bertingkat , dengan suhu berbeda
pada masing-masing proses distilasi. Suhu mempengaruhi sifat asap cair yang
dihasilkan, hal ini berpengaruh pada pH, total asam, berat jenis, dan kenampakan
produk asap cair. Pada umumnya pH asap cair berkisar 6,2 sampai dengan 8,6, total
asam antara 0,077% sampai dengan 0,635%, bobot jenis antara 1,0069 g/mL sampai
dengan 1,0116 g/mL dan kejernihan hasil distilasi pada asap cair berwarna coklat
kemerahan, kuning pucat, kuning dan kuning agak bening (Mustaqim, 2006).
Secara umum pemurnian asap cair dari limbah batang tembakau
menggunakan arang aktif hanya dapat menurunkan kadar fenol namun total asam
relatif tidak mengalami penurunan begitu juga dengan nikotin. Kandungan nikotin
tidak mengalami penurunan disebabkan nikotin tidak memiliki gugus aktif yang
mampu diadsorb oleh arang aktif, sehingga tetap tertinggal dalam asap cair (Rukmi
& Purnama, 2004).

Dapus

Kuswanto. 2007. Teknologi Pemrosesan Pengemasan dan Penyimpanan Benih.


Kanisius. Yogyakarta.

Hanum, Chairani.2008. Teknik Budidaya Tanaman. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Suhendi, E., & Purwono, S. (2012). Pirolisis Limbah Batang Daun Tembakau.
Tesis. Teknik Kimia. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Mustaqim. (2006). Pengaruh Suhu Distilasi Terhadap Sifat Asap Cair Batang
Tembakau (Nicotiana tabacum). Skripsi. Program Studi Teknologi Industri
Pertanian. Universitas Trunojoyo Madura. Bangkalan.
Rukmi, K. S. A., & Purnama, D. (2004). Pemurnian asap cair tembakau
menggunakan arang aktif. Agrosains, 17(4).

Anda mungkin juga menyukai