Anda di halaman 1dari 25

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L) termasuk genus Nicotinae,


serta familia Solanaceae. Spesies-spesies yang mempunyai nilai ekonomis
adalah Nicotianae Tabocum L dan Nicotianae Rustica. Pada mulanya tanaman
tembakau hanya digunakan oleh masyarakat indian hanya dalam upacara
upacara keagamaan mereka. Namun lambat laun ketika budaya barat mulai
mengenal tembakau, tanaman ini menjadi salah satu komoditas penting dalam
perdagangan dunia (Cahyono,2011).
Sebagaimana diketahui tanaman tembakau merupakan merupakan salah
satukomoditi yang strategis dari jenis tanaman semusim perkebunan.
Perantembakau bagi masyarakat cukup besar, hal ini karena aktivitas produksi
danpemasarannya melibatkan sejumlah penduduk untuk mendapatkan
pekerjaandan penghasilan.Produk tembakau yang utama diperdagangkan
adalah dauntembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan produk
bernilai tinggi,sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia berperan
dalam perekonomiannasional, yaitu sebagai salah satu sumber devisa, sumber
penerimaan pemerintah dan pajak (cukai)sumber pendapatan petani dan
lapangan kerja masyarakat (usaha tanidan pengolahan rokok).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:
1. Mahasiswa mengetahui berbagai jenis rokok
2. Mahasiswa dapat menentukan kadar nikotin pada berbagai jenis rokok
3. Mahasiswa dapat mengukur kecepatan membara
4. Mahasiswa dapat mengukur ketahanan abu dari berbagai jenis rokok
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tembakau

Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, di


mana bangsa pribumi menggunakannya dalam upacara adat dan untuk
pengobatan. Tembakau digunakan pertama kali di Amerika utara, tembakau
masuk ke Eropa melalui Spanyol (Basyir, 2011). Tembakau adalah tanaman
musiman yang tergolong dalam tanaman perkebunan. Pemanfaatan tanaman
tembakau terutama pada daunnya yaitu untuk pembuatan rokok. Tanaman
tembakau diklasifikasikan sebagai berikut (Susilowati, 2009) : Famili :
Solanaceae Sub Famili : Nicotianae Genus : Nicotianae Spesies : Nicotiana
tabacum dan Nicotiana rustica

Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica mempunyai perbedaan yang


jelas. Pada Nicotiana tabacum, daun mahkota bunganya memiliki warna merah
muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya
berbentuk lonjong pada ujung runcing, kedudukan daun pada batang tegak,
merupakan induk tembakau sigaret dan tingginya sekitar 120 cm. Adapun
Nicotianan rustica, daun mahkota bunganya berwarna kuning, bentuk bunga
seperti terompet berukuran pendek dan sedikit gelombang, bentuk daun bulat pada
ujungnya tumpul dan kedudukan daun pada batang mendatar agar terkulai.
Tembakau ini merupakan varietas induk untuk tembakau cerutu yang tingginya
sekitar 90 cm (Susilowati, 2013).

2.2 Macam – Macam Rokok

2.2.1 Cerutu
Cerutu adalah gulungan utuh yang dikeringkan atau difermentasikan yang mirip
dengan rokok, salah satu ujungnya dibakar dan dihisap oleh mulut melalui ujung
lainya. Cerutu merupakan sejenis rokok yang dibungkus atau digulung langsung
dengan daun tembakau, Cerutu terdiri dari 3 jenis tembakau, variasi yang akan
menentukan cita rasa dan karakteristik sebuah cerutu . Sebuah cerutu akan telihat
dari balutan daun terluar atau pembungkus yang berasal dari bagian perkebunan
yang luas dan penentuan atas pembungkus cerutu dapat menjelaskan karakter dan
rasa termasuk dengan warnanya yang sering dipergunakan untuk menggambarkan
cerutu secara keseluruhan (Kenkel,2010).

2.2.2 SKT (Sigaret Kretek Tangan)


Rokok yqang proses pembuatannya dengan cara dilinting dengan menggunakan
tangan dan atau alat bantu sederhana. Sigaret kretek tangan memiliki beberapa
kekurangan dan kelebihan. Kelebihan sigaret kretek tangan adalah menyerap
banyak tenaga kerja dan hasil yang diperoleh lebih padat. Sedangkan
kekurangannya adalah susah/berat untuk dihisap, hasil tidak rapi dan seragam, dan
membutuhkan proses produksi yang lama

2.2.3 SKM (Sigaret Kretek Mesin)


Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material
rokok dimasukkan dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin
pembuat rokok adalah rokok batangan (Muhammad, 2008). Sigaret kretek mesin
memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Kelebihan sigaret kretek mesin
adalah proses produksi yang cepat, rokok yang dihasilkan lebih rapi dan seragam,
harga lebih murah dan lebih mudah dihisap. Sedangkan kekurangannya adalah
tidak menyerap banyak tenaga kerja.

2.2.4 SF (Sigaret Filter)


Rokok Filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Sedangkan sigaret merupakan rokok yang pembungkusnya menggunakan kertas.
Jadi sigaret filter adalah rokok yang pembungkusnya berupa kertas dan di
pangkalnya terdapat gabus sebagai filter. Filter rokok yang terbuat dari asetat
selulosa berfungsi untuk menahan tar dan partikel rokok yang berasal dari rokok
yang dihisap, namun dalam jumlah sangat sedikit. Filter juga berfungsi untuk
mendinginkan rokoksehingga menjadi mudah dihisap (Mustikaningrum, 2010).

2.2.5 SKMFF (Sigaret Kretek Mesin Full Flavor)


Rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang
khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-lain.

2.2.6 SKMLM (Sigaret Kretek Mesin Light Mild)


Rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah.
Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas (Aditama,2010). Contoh: A
Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain.

2.3 Syarat Mutu Rokok


Tabel 1. Syarat Mutu Tembakau Rajangan

No
Kriteria Satuan Persyaratn
Test
Hama Lasioderma
A1 - Tidak ada
Hidup
A2 kapang - Tidak ada
Warna Hijau Mati
A3 - Tidak ada
Dan
Bau Tanah, Duf
A4 - Tidak ada
Dan Muf.
A5 Ketuaan Daun - Tidak ada
A6 Tingkat Kekeringan - Tidak ada
Ukuran Lebar
A7 - Tidak ada
Rajangan
Hitam berkilau Cerah sekali (Mutu I)
Coklat tua-hitam Cerah (Mutu II)
Coklat kemerahan-kehitaman Cerah
B1 Warna (Mutu III) Merah-kecoklatan Cerah
(Mutu IV) Kuning-kecoklatan Cerah
(Mutu V) Kuning-kehijauan Cukup
cerah (Mutu VI) Hijau-kekuningan
(Mutu VII)
Tebal,antep,mantap sekali, lebih
lekat,supel, mudah menggumpal
(Mutu I)Tebal,antep-mantep, lekat,
supel, mudah menggumpal, tidak
B2 Pegangan / Body
keropos (Mutu II) Tebal antep-mantep
lekat, supel, mudah menggumpal,
tidak keropos (Mutu III) Tebal, antep
mantep lekat,supel,
Segar,sangat harum,halus dan dalam
gurih sekali, manis sekali (Mutu I)
Segar,sangat harum,halus dan
dalam,mantap gurih dan manis sekali
B3 Aroma
(Mutu II) Segar,harum, halus,mantap
gurih,manis (Mutu III) Sega, harum,
kurang halus,cukup mantep,gurih ,
manis (Mutu IV)
Atas pronggolan (Mutu I) Atas
Pronggolan (Mutu II) Atas s/d Tengah
Atas pronggolan s/d tenggokan (Mutu
B4 Posisi Daun III) Tengah Atas tenggokan (Mutu IV)
Tengahan dada (Mutu V) Format-1
Tengah Bawah ampedan II (Mutu VI)
Daun Kaki ampadan I (Mutu VII)

2.4 Kandungan Rokok


Tembakau merupakan tanaman yang dapat menimbulkan adiksi karena
mengandung nikotin dan juga zat-zat karsinogen serta zat-zat beracun lainnya.
Setelah diolah menjadi suatu produk apakah rokok atau produk lain, zat-zat kimia
yang ditambahkan berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan tubuh serta
kanker. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO (Gondodiputro,
2012). Zat – zat beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain:
a. Nikotin
Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam Nikotiana
tobacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sistesisnya yang bersifat
adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan (PP RI No. 19 Tahun 2003). Formula
kimia dari nikotin adalah C10H14N2 yaitu cairan berminyak yang beracun dan
tidak berwarna atau terkadang berwarna kekuningan. Nikotin merupakan obat
perangsang yang memiliki efek berlawanan yaitu memberikan rangsangan
sekaligus menenangkan. Nikotin menyebabkan ketagihan karena dapat memicu
dopamine yaitu unsur kimia di dalam otak yang berhubungan dengan perasaan
senang (Yumaria, 2009).

b. Tar
Yang dimaksud dengan tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon
aromatika yang bersifat karsinogenik (PP RI No. 19 Tahun 2003). Tar
terbentuk selama pemanasan tembakau dan AAkadar tar yang terdapat asap
rokok inilah yang menyebabkan adanya resiko kanker (Sukendro, 2009)

. c. Formaldehid

Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai
pengawet dan pembasmi hama. Oleh sebab itu tembakau juga dapat
dimaanfaatkan menjadi Pestisida penggerek batang padi (Susilowati, 20011).

d. Amonia

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke
dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma
(Gondodiputro, 2009). e. Nitrogen Oksida Nitrogen Oksida adalah unsur kimia
yang dapat menganggu saluran pernafasan bahkan merangsang kerusakan dan
perubahan kulit tubuh. Bahan yang paling berbahaya dari beberapa bahan kimia
diatas yakni tar, nikotin, dan CO bersama – sama mempengaruhi kerja jantung,
CO mengurangi kadar O2 dalam darah, sedangkan nikotin menstimulasi aksi
jantung sehingga butuh lebih banyak (Sitepu, 2012).

2.5 Penetapan Kadar Nikotin


2.5.1 Asidimetri
Acidimetri adalah salah satu metode penetapan kadar dengan larutan standart
asam sebagai titrannya. Prinsip penetapan kadar nikotin: Prinsip penetapannya
adalah reaksi penetralan asam basa, nikotin (CIC,H14N2) yang merupakan
alkaloid yang bersifat basa lemah bereaksi dengan HCI akan mengikat satu atom
H+ dan melepaskan ion Cl. Reaksi ini terjadi pada kisaran pH 6,0 - 6,2 sehingga
dipakai indikator methyl red,titik akhir titrasi diketahui dengan terbentuknya
warna merah yang konstan (Susanna,2003).
2.5.1 Titrasi Bebas Air (TBA)
Titrasi bebas air adalah titrasi yang menggunakan pelarut bukan air, pelarut
yang digunakan adalah senyawa organik tujuannya adalah untuk mernperbesar
kekuatan asam lernah atau basa lemah sehingga reaksi bisa berjalan lebih
sempurna, contoh pelarutnya metanhol dan benzen. Prinsip penetapan kadar
nikotin merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah dengan penambahan asam
asetat akan memperrkuat kekuataan basany. Nikotina kemudian dititrasi dengan
baku asam perklorat menggunakan indikator kristal violet, titik akhir tercapai
apabila warna larutan berubah dari violet menjadi biru(Susanna,2003). Reaksi
yang terjadi:
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Alat tulis
2. Kamera
3. Timbangan
4. Alat gelas
5. Labu titrasi

3.1.2 Bahan
1. Cerutu
2. Sigaret kretek tangan
3. Sigaret kretek mesin
4. Sigaret filter
5. Sigaret kretek mesin full flavor
6. Sigaret kretek mesin light
7. NaOH
8. Alkohol
9. HCL
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Gambar beberapa jenis rokok

Rokok

Pengamatan

Tahap pertama yang dilakukan dalam praktikum menentukan jenis rokok


yaitu menyiapkan alat dan bahan, yaitu rokok dan camera ponsel, langkah
selanjutnya pengambilan gambar rokok menggunakan camera ponsel.
Pengambilan gambar rokok berfungsi untuk mempermudah praktikan dalam
mengindentifikasi dan menentukan jenis rokok. Jenis rokok yang yang
diidentifikasi adalah Sigaret Kretek Mesin, Sigaret Kretek Tangan,Sigaret Filter,
Cerutu, SKMFF dan SKMLM.
3.2.2 Penentuan Kadar Nikotin Pada berbgai jenis rokok

Rokok

Pengecilan ukuran

Penambahan 1 gram rokok dalam erlenmeyer

Penambahan 1ml NaOH dalam alkohol 96%


(3:1)

Penambahan 20ml petroleum ether

Pendiaman 2 jam

Pengambilan cairan 10ml

Penguapan hingga 1ml

Penambahan 10ml aquades dan 2 tetes


indikator mm

Titrasi dengan HCl 0,1 N

Perhitungan kadar nikotin

Langkah pertama yang dilakukan pada praktikum penentuan kadar nikotin


pada jenis rokok, dilakukan pengecilan ukuran terlebih dahulu. Pengecilan ukuran
tersebut bertujuan agar saat proses ekstraksi lebih optimal. Selanjutnya ditimbang
sebesar 1 gram dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan
1mL larutan NaOH dalam alkohol 96% dan 20 ml petroleum eter ke dalam
erlenmeyer berisi isian rokok tersebut dan dihomogenisasi agar tercampur merata.
Fungsi larutan NaOH sebagai katalisator sehingga akan mempercepat laju reaksi
reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh
reaksi itu sendiri. penambahan NaOH dilakukan untuk mengubah nikotin asam
yang terdapat dalam tembakau rokok berubah menjadi bentuk garamnya.
Penambahan 20 mL petroleum ether yang fungsinya sebagai pelarut organik dan
untuk mengekstraksi senyawa lain yang tidak larut dalam basa lalu ditutup
menggunakan alumunium foil serta didiamkan selama 2 jam. Pendiaman
dilakukan agar nikotin yang ada pada rokok tersebut dapat terekstrak dengan
maksimal. Selajutnya dilakukan pengambilan cairan sebanayak 10 ml. Cairan
jernih tersebut lalu dipanaskan hingga pelarut menguap dan tersisa nikotin. Cairan
tersebut di tambahkan 10mL aquades, lalu ditambahkan pula 2 tetes indikator
metil merah yang berfungsi untuk menentukan titik ekivalen saat dua larutan
tersebut telah mencapai netral. Selanjutnya dilakukan titrasi dengan HCl 0,1 N
hingga warna larutan berubah menjadi merah jambu yang mengindikasikan
adanya kandungan nikotin pada rokok yang diujikan. Setelah warna larutan
berubah selanjutnya dilakukan pengukuran volume HCl yang dititrasikan dan
dilakukan perhitungan untuk mengetahui kadar nikotin pada keenam jenis rokok
yang diujikan.

3.2.3 Kecepatan membara dan keteguhan abu pada berbagai jenis rokok

Rokok

Pembakaran

Pengamatan
Tahap pertama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu rokok
dengan berbegai jenis dan merk yang berbeda-beda, korek api, dan alat tulis.
Penggunaan rokok yang berbeda jenis bertujuan untuk mengetahui perbedaan
waktu kecepatan membara pada rokok. Pengukuran panjang awal sebelum dibakar
untuk mengetahui ukuran panjang awal. Kemudian rokok dibakar sampai rokok
mati, saat pendiaman hitung waktu rokok mulai awal dinyalakan sampai rokok
mati. Selama pembakaran dihisap 1 menit. Rokok yang telah dihisap sesuai batas
kecepatan waktu tersebut dimatikan dan diukur panjang akhir untuk selanjutnya
dilakukan perhitungan keteguhan abu (m/s) sehingga diketahui kecepatan
keteguhan abu pada keenam jenis rokok yang diujikan sekaligus perhitungan
kecepatan membara rokok.
BAB 4. DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Identifikasi Rokok

No Jenis Kadar Kadar


Gambar Kekompakan Keseragaman Aroma
Rokok Nikotin Tar
1 Cerutu
(Cigarillo
s)
++++ ++++ +++ 0,8 mg 12 mg

2 Sigaret
Kretek
Tangan
(Djisamso
e 234) +++ ++++ +++ 2,3 mg 39 mg

3 Sigaret
Kretek
Mesin (
Tali +++ +++ ++ 2,3 mg 43 mg
Jagat)

4 Sigaret
Filter
(Surya
Gudang
Garam) ++ +++ ++ 2,2 mg 31 mg
5 SKMFF
(Gudang
Garam
Internasio
nal ++ +++ ++ 2,2 mg 31 mg

6 SKMLM
(Light
Mild)
+++ ++ 1,0 mg 15 mg
+

Ket :

++++ = sangat

+++ = kuat/kompak/seragam

++ = agak

+ = kurang

4.1.2 Penentuan kadar nikotin pada berbagai jenis rokok

Jenis Rokok Volume (ml)


Cerutu 0,4
SKT 0,5
SKM 0,4
Filter 0,6
SKMFF 0,3
SKMLM 0,4

4.1.3 Kecepatan Membara dan Keteguhan Abu Pada Berbagai Jenis Rokok

Kecepatan
membara Keteguhan
Jenis (cm/ 5 Kerapuhan Abu
No Jenis Rokok Abu (cm/
Rokok menit) (cm/ 5menit)
menit)

1. Cerutu Cigarillos 1,3 1,3 6,35


2. Sigaret Dji Sam Soe 0,8 5,1 15,33
kretek
tangan
3. Sigaret Tali jagad 1 5,5 21,49
kretek
mesin
4. Sigaret GG surya 2,3 2,3 9,25
filter
5. SKMFF GG 2,2 2,2 8,07
international
6. SKMLM U Mild 2,5 2,5 7,25

4.1 Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Nikotin

Jenis Rokok Kadar (%)


Cerutu 0,648
SKT 0,81
SKM 0,648
Filter 0,972
SKMFF 0,486
SKMLM 0,648
BAB 5. PEMBAHASAN

5.1 Pengamatan Jenis Rokok

Pada praktikum ini untuk menentukan berbagai jenis rokok dilakukan


pengamatan untuk mengkalasifikasikan jeni jenis rokok. Keenam rokok yang
diamati terdiri dari berbbagai merek yaitu ,Cigarillos, Dji Sam Soe, Tali jagat ,
Gudang Garam Surya, Gudang Garam International, U-Mild. Berbagai jenis rokok
ini diamati ciri cirinya dan diklasifikasikan dengan literature yang ada.
Rokok pertama adalah Cigarilos. Cigarilos merupakan cerutu, memiliki ciri
ciri kompak, seragam (daun semua), aroma khas tembakau , kadar nikotin 0,8 mg
dan kadar tar 12 mg.Ciri ciri ini sesuai dengan pernyataan Michael ,(2011) yang
menyatakan bahwa cerutu akan terlihat dari pembungkusnya yang terbuat adari
duan tembakau yang dikeringkan dan akan berpengaruh pada karakteristiknya
seperti aroma yang khas tembakau dan kekompakan yang kompak.
Rokok kedua adalah Dji Sam Soe. Rokok ini memiliki ciri ciri agak kompak,
kurang seragam , aromanya khas tembakau, kadar nikotin 2,3 mg, dan kadar tar 39
mg. Rokok ini termasuk SKT karena ciri cirinya yaitu biasanya kekompakan
daunnya padat namun tidak merata sehingga mudah mati ketika dinyalakan
(Wigand, 2007).Rokok ketiga adalah Tali Jagat. Rokok ini memiliki ciri ciri
kurang kompak ,kurang seragam, khas tembakkau , kadar nikotin 2,3 dan kadar
tar 43 mg.Berdasarkan ciri cirinya , rokok Tali jagat termasuk SKM dengan ciri
ciri .Rokok ini berciri ciri kekompakan daunnya kurang padat, tidak mudah mati
ketika diyalakan, dan mudah terbakar habis. (Aulia, 2010).
Untuk rokok kedua dan rokok ketiga termasuk rokok kretek memiliki kadar tar
dan nikotin lebih tinggi dari rokokmild, yaitu sekitar 20 mg tar dan 4-5 mg
nikotin. Karena kandungan tar dan nikotinnya yang relatif lebih tinggi, resiko
terjadinya kerusakan jaringan juga akan meningkat (Aditama, 2006).
Rokok keempat adalah GG Surya. Rokok ini memiliki ciri ciri kurang kompak
, seragam, aroma tembakau kurang kuat , kadar nikotin 2,2 dan kadar tar 31
mg.Berdasarkan cirinuya rokok ini merupakan rokok filter karena terdapat gabus
pada pangkalnya (Aulia, 2010).
Rokok kelima adalah GG International .Rokok ini memiliki ciri ciri kurang
kompak, seragam , dan aroma tembakau tidak kuat, kadar nikotin 2,2 mg dan
kadar tar 31 mg. Berdasarkan cirinya GG International termasuk rokok SKM
FF.Rokok ini diberi flavor tertentu dengan intensitas kuat. Ciri ciri rokok ini
biasanya aroma yang keluar merupakan aroma flavor yang diberikan, sehingga
aroma dari daun tembakau tertutupi (Aulia ,2010).
Rokok keeneam adalah U-Mild memiliki ciri ciri kurang kompak , seragam,
dan aroma flavor kuat. Kadar nikotin 1 mg dan kadnungan tar 15 mg. Berdasarkan
cirinya rokok U-Mild termasuk rokok SKM LM dengan proses pembuatannya
menggunakan mesin dan memiliki kandungan tar dan nikoting yang rendah.
Rokok jenis ini masih memiliki aroma khas tembakau (Hans, 2009) .

5.2 Penentuan Kadar Nikotin

Hasil perhitungan kadar nikotin untuk Cerutu sebesar 0,4 ml, SKT 0,5 ml,
SKM 0,4 ml, Filter 0,6 ml, SKMFF 0,3 ml, SKMLM 0,4 ml. Kandungan nikotin
terbesar seharusnya terdapat pada cerutu hal ini dikarenakan pada pengolahan
cerutu tidak dilakukan pengurangan jumlah nikotin. Mutu paling baik terdapat
pada rokok yang memiliki nilai kadar nikotin yang tinggi. Nikotin yang tinggi
akan mempengaruhi rasa dari rokok karena dengan semakin banyaknya kadar
nikotin maka rasa yang timbul juga akan semakain khas (Abdullah, 2011). Filter
dan SKT seharusnya paling baik mutu rokoknya karena memiliki kadar nikotin
paling tinggi. Namun terdapat penyimpangan disini, hal ini dapat disebabkan
karena kesalahan saat melakukan titrasi sehingga seharusnya reaksi sudah
dihentikan tidak segera dihentikan.
5.3 Kecepatan Membara dan Keteguhan Abu Pada Berbagai Jenis
Rokok

Pada pengamatan kecepatan membara pada jenis rokok cerutu, dalam


waktu 5 menit yaitu sepanjang 1,3 cm. Pada rokok sigaret kretek kecepatan
membara dalam waktu 5,10,dan 15 menit yaitu 0,8 cm, 2,2 cm, dan 3,1 cm. Pada
pengamatan kecepatan membara rokok sigaret kretek mesin yaitu dalam waktu
5,10,15, dan 20 menit yaitu 1 cm, 1,9 cm, 2,9 cm, dan 3,5 cm. Pada rokok sigaret
filter dalam waktu 5 dan 20 menit yaitu 2,3 dan 3,8 cm. Pada rokok SKMFF yaitu
dalam waktu 5 dan 20 menit yaitu 2,2 cm dan 6,2 cm. Dan pada rokok SKMLM
dalam waktu 5 dan 20 menit yaitu 2,5 cm dan 5,5 cm. Berdasarkan literatur,
krosok yang berkualitas baik adalah yang menghasilkan lubang merata pada
waktu membara paling lama (Manske,2013). Oleh karena itu,secara keseluruhan
kedua jenis tembakau tersebut memiliki kualitas yang cukup baik berdasarkan
lubang yang terbentuk. Sedangkan berdasarkan waktu membaranya, kualitas
krosok sigaret kretek memiliki kualitas lebih baik dari pada tembakau SKMFF
karena memiliki kecepatan membara yang lebih lambat.
BAB 6. PENUTUP

9.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini diantaranya yaitu :
1. Semakin kompak, seragam, dan semakin khas aroma rokok semakin bagus
kualitas rokok tersebut
2. Semakin banyak kandungan nikotin suatu rokok maka semakin khas juga
flavor rokok tersebut
3. Semakin lama kecepatan membara, keteguhan abu, dan kerapuhan maka
semakin bagus kualitas tembakau yang ada pada rokok tersebut.
9.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu praktikan lebih fokus
kepada praktikum agar data yang di dapatkan lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, 2009. Budidaya Tembakau. Jakarta : CV Yasaguna
Aditama. 2010. Rokok dan Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia.

Basyir, 2011. Budi Daya Tembakau Bawah Naungan. Yogyakarta: Kanisius.

Cahyono,2011. Tembakau Budi Daya dan Analisis Usaha Tani.Yogyakarta:


Kanisius.

Gondodiputro. 2012. TEMBAKAU, Budi daya dan Analisis Tani. Yogyakarta :


Kanisius
Haryadi, W. 2012. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia

Kenkel, J. 2010. Analytical Chemistry for Technicians. Washington: Lewis


Publishers.

Manske, R. H. F.2013. The Alkaloids. Chemistry and Physiology. Volume VIII :


New York: Academic Press.

Muhammad, 2008.. Petunjuk Praktikum Teknologi Pengolahan Tembakau, Gula


dan Lateks. Jember: Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, THP
FTP Universitas Jember.

Muhammada, F.I. 2009. Perilaku Merokok Remaja. Jakarta: Universitas


Indonesia.
Mustikaningrum. 2010. Rokok Dan Bahayanya. Jakarta : Erlangga.
Tumbel, M. 2010. Analisis Kadar Nikotin dalam Tembakau Tongka Kabupaten
Bantaeng. Bionature Vol. 11 (2): Hlm: 89 - 94, Oktober 2010. ISSN:
1411-4720.
Underwood, D. 2015. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Yumaria, 2009. Petunjuk Praktikum Pengolahan Hasil Pertanian Tembakau,


Gula dan Lateks. Jember: FTP UNEJ
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Acara 2. Penentuan kadar nikotin pada berbagai jenis rokok

𝑁∗𝐶∗0,162∗𝑁 𝐻𝐶𝑙
RUMUS : Nikotin(%) = ∗ 100%
𝑤

0,4∗1∗0,162∗0,1
1. Cerutu ∗ 100% = 0,648
1

0,5∗1∗0,162∗0,1
2. SKT ∗ 100% = 0,81
1

0,4∗1∗0,162∗0,1
3. SKM ∗ 100% = 0,648
1

0,6∗1∗0,162∗0,1
4. Filter ∗ 100% = 0,972
1

0,3∗1∗0,162∗0,1
5. SKMFF ∗ 100% = 0,486
1

0,4∗1∗0,162∗0,1
6. SKMLM ∗ 100% = 0,648
1

LAMPIRAN DOKUMENTASI

A. acara 1 Beberapa Jenis Rokok


Sigaret Filter
(Surya Gudang Garam)

Cerutu (Cigarillos)

Sigaret Kretek Tangan


(Djisamsoe 234)

Sigaret Kretek Mesin


( Tali Jagat)
SKMLM (Light Mild)

SKMFF (Gudang Garam Internasional)


B. acara 2 Penentuan Kadar Nikotin Pada Berbagai Jenis Rokok

pendahuluan penambahan mm

ekstraksi titrasi

Hasil titrasi hasil titrasi


C. acara 3 kecepatan membara dan keteguhan abu pada berbagai jenis rokok

KETEGUHAN ABU

KECEPATAN MEMBARA
KERAPUHAN ABU

Anda mungkin juga menyukai