PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu:
1. Mahasiswa mengetahui berbagai jenis rokok
2. Mahasiswa dapat menentukan kadar nikotin pada berbagai jenis rokok
3. Mahasiswa dapat mengukur kecepatan membara
4. Mahasiswa dapat mengukur ketahanan abu dari berbagai jenis rokok
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tembakau
2.2.1 Cerutu
Cerutu adalah gulungan utuh yang dikeringkan atau difermentasikan yang mirip
dengan rokok, salah satu ujungnya dibakar dan dihisap oleh mulut melalui ujung
lainya. Cerutu merupakan sejenis rokok yang dibungkus atau digulung langsung
dengan daun tembakau, Cerutu terdiri dari 3 jenis tembakau, variasi yang akan
menentukan cita rasa dan karakteristik sebuah cerutu . Sebuah cerutu akan telihat
dari balutan daun terluar atau pembungkus yang berasal dari bagian perkebunan
yang luas dan penentuan atas pembungkus cerutu dapat menjelaskan karakter dan
rasa termasuk dengan warnanya yang sering dipergunakan untuk menggambarkan
cerutu secara keseluruhan (Kenkel,2010).
No
Kriteria Satuan Persyaratn
Test
Hama Lasioderma
A1 - Tidak ada
Hidup
A2 kapang - Tidak ada
Warna Hijau Mati
A3 - Tidak ada
Dan
Bau Tanah, Duf
A4 - Tidak ada
Dan Muf.
A5 Ketuaan Daun - Tidak ada
A6 Tingkat Kekeringan - Tidak ada
Ukuran Lebar
A7 - Tidak ada
Rajangan
Hitam berkilau Cerah sekali (Mutu I)
Coklat tua-hitam Cerah (Mutu II)
Coklat kemerahan-kehitaman Cerah
B1 Warna (Mutu III) Merah-kecoklatan Cerah
(Mutu IV) Kuning-kecoklatan Cerah
(Mutu V) Kuning-kehijauan Cukup
cerah (Mutu VI) Hijau-kekuningan
(Mutu VII)
Tebal,antep,mantap sekali, lebih
lekat,supel, mudah menggumpal
(Mutu I)Tebal,antep-mantep, lekat,
supel, mudah menggumpal, tidak
B2 Pegangan / Body
keropos (Mutu II) Tebal antep-mantep
lekat, supel, mudah menggumpal,
tidak keropos (Mutu III) Tebal, antep
mantep lekat,supel,
Segar,sangat harum,halus dan dalam
gurih sekali, manis sekali (Mutu I)
Segar,sangat harum,halus dan
dalam,mantap gurih dan manis sekali
B3 Aroma
(Mutu II) Segar,harum, halus,mantap
gurih,manis (Mutu III) Sega, harum,
kurang halus,cukup mantep,gurih ,
manis (Mutu IV)
Atas pronggolan (Mutu I) Atas
Pronggolan (Mutu II) Atas s/d Tengah
Atas pronggolan s/d tenggokan (Mutu
B4 Posisi Daun III) Tengah Atas tenggokan (Mutu IV)
Tengahan dada (Mutu V) Format-1
Tengah Bawah ampedan II (Mutu VI)
Daun Kaki ampadan I (Mutu VII)
b. Tar
Yang dimaksud dengan tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon
aromatika yang bersifat karsinogenik (PP RI No. 19 Tahun 2003). Tar
terbentuk selama pemanasan tembakau dan AAkadar tar yang terdapat asap
rokok inilah yang menyebabkan adanya resiko kanker (Sukendro, 2009)
. c. Formaldehid
Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai
pengawet dan pembasmi hama. Oleh sebab itu tembakau juga dapat
dimaanfaatkan menjadi Pestisida penggerek batang padi (Susilowati, 20011).
d. Amonia
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke
dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma
(Gondodiputro, 2009). e. Nitrogen Oksida Nitrogen Oksida adalah unsur kimia
yang dapat menganggu saluran pernafasan bahkan merangsang kerusakan dan
perubahan kulit tubuh. Bahan yang paling berbahaya dari beberapa bahan kimia
diatas yakni tar, nikotin, dan CO bersama – sama mempengaruhi kerja jantung,
CO mengurangi kadar O2 dalam darah, sedangkan nikotin menstimulasi aksi
jantung sehingga butuh lebih banyak (Sitepu, 2012).
3.1.2 Bahan
1. Cerutu
2. Sigaret kretek tangan
3. Sigaret kretek mesin
4. Sigaret filter
5. Sigaret kretek mesin full flavor
6. Sigaret kretek mesin light
7. NaOH
8. Alkohol
9. HCL
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Gambar beberapa jenis rokok
Rokok
Pengamatan
Rokok
Pengecilan ukuran
Pendiaman 2 jam
3.2.3 Kecepatan membara dan keteguhan abu pada berbagai jenis rokok
Rokok
Pembakaran
Pengamatan
Tahap pertama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu rokok
dengan berbegai jenis dan merk yang berbeda-beda, korek api, dan alat tulis.
Penggunaan rokok yang berbeda jenis bertujuan untuk mengetahui perbedaan
waktu kecepatan membara pada rokok. Pengukuran panjang awal sebelum dibakar
untuk mengetahui ukuran panjang awal. Kemudian rokok dibakar sampai rokok
mati, saat pendiaman hitung waktu rokok mulai awal dinyalakan sampai rokok
mati. Selama pembakaran dihisap 1 menit. Rokok yang telah dihisap sesuai batas
kecepatan waktu tersebut dimatikan dan diukur panjang akhir untuk selanjutnya
dilakukan perhitungan keteguhan abu (m/s) sehingga diketahui kecepatan
keteguhan abu pada keenam jenis rokok yang diujikan sekaligus perhitungan
kecepatan membara rokok.
BAB 4. DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
2 Sigaret
Kretek
Tangan
(Djisamso
e 234) +++ ++++ +++ 2,3 mg 39 mg
3 Sigaret
Kretek
Mesin (
Tali +++ +++ ++ 2,3 mg 43 mg
Jagat)
4 Sigaret
Filter
(Surya
Gudang
Garam) ++ +++ ++ 2,2 mg 31 mg
5 SKMFF
(Gudang
Garam
Internasio
nal ++ +++ ++ 2,2 mg 31 mg
6 SKMLM
(Light
Mild)
+++ ++ 1,0 mg 15 mg
+
Ket :
++++ = sangat
+++ = kuat/kompak/seragam
++ = agak
+ = kurang
4.1.3 Kecepatan Membara dan Keteguhan Abu Pada Berbagai Jenis Rokok
Kecepatan
membara Keteguhan
Jenis (cm/ 5 Kerapuhan Abu
No Jenis Rokok Abu (cm/
Rokok menit) (cm/ 5menit)
menit)
Hasil perhitungan kadar nikotin untuk Cerutu sebesar 0,4 ml, SKT 0,5 ml,
SKM 0,4 ml, Filter 0,6 ml, SKMFF 0,3 ml, SKMLM 0,4 ml. Kandungan nikotin
terbesar seharusnya terdapat pada cerutu hal ini dikarenakan pada pengolahan
cerutu tidak dilakukan pengurangan jumlah nikotin. Mutu paling baik terdapat
pada rokok yang memiliki nilai kadar nikotin yang tinggi. Nikotin yang tinggi
akan mempengaruhi rasa dari rokok karena dengan semakin banyaknya kadar
nikotin maka rasa yang timbul juga akan semakain khas (Abdullah, 2011). Filter
dan SKT seharusnya paling baik mutu rokoknya karena memiliki kadar nikotin
paling tinggi. Namun terdapat penyimpangan disini, hal ini dapat disebabkan
karena kesalahan saat melakukan titrasi sehingga seharusnya reaksi sudah
dihentikan tidak segera dihentikan.
5.3 Kecepatan Membara dan Keteguhan Abu Pada Berbagai Jenis
Rokok
9.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini diantaranya yaitu :
1. Semakin kompak, seragam, dan semakin khas aroma rokok semakin bagus
kualitas rokok tersebut
2. Semakin banyak kandungan nikotin suatu rokok maka semakin khas juga
flavor rokok tersebut
3. Semakin lama kecepatan membara, keteguhan abu, dan kerapuhan maka
semakin bagus kualitas tembakau yang ada pada rokok tersebut.
9.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu praktikan lebih fokus
kepada praktikum agar data yang di dapatkan lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, 2009. Budidaya Tembakau. Jakarta : CV Yasaguna
Aditama. 2010. Rokok dan Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia.
𝑁∗𝐶∗0,162∗𝑁 𝐻𝐶𝑙
RUMUS : Nikotin(%) = ∗ 100%
𝑤
0,4∗1∗0,162∗0,1
1. Cerutu ∗ 100% = 0,648
1
0,5∗1∗0,162∗0,1
2. SKT ∗ 100% = 0,81
1
0,4∗1∗0,162∗0,1
3. SKM ∗ 100% = 0,648
1
0,6∗1∗0,162∗0,1
4. Filter ∗ 100% = 0,972
1
0,3∗1∗0,162∗0,1
5. SKMFF ∗ 100% = 0,486
1
0,4∗1∗0,162∗0,1
6. SKMLM ∗ 100% = 0,648
1
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Cerutu (Cigarillos)
pendahuluan penambahan mm
ekstraksi titrasi
KETEGUHAN ABU
KECEPATAN MEMBARA
KERAPUHAN ABU