Tanaman kelapa (Cocos nucifera) mendapat julukan pohon kehidupan,
karena mulai dari akar, batang, daun, bunga dan buah dapat di manfaatkan untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan manusia (Banzon and Velasco, 1982). Walaupun manfaat tanaman kelapa beraneka ragam, namun dalam kenyataannya masih terbatas pada produk tradisional diantaranya pembuatan minyak goreng atau minyak makan (Somaatmadja, 1984). Daging buah kelapa kaya akan kandungan lemak, karbohidrat, protein, dan vitamin (Ketaren dan Djatmiko, 1978). Jumlah protein terbesar terkandung dalam daging buah (endosperm) kelapa yang setengah tua, sedangkan kandungan kalori dan lemak mencapai maksimal pada buah kelapa tua (Heryana dkk, 2000). Kelapa segar mengandung 30-50% minyak, bila dikeringkan menjadi kopra kadar lemaknya dapat mencapai 63-65%. Kadar minyak sangat dipengaruhi oleh tingkat kematan buah. Mutu minyak kelapa yang dihasilkan dengan cara fisika maupun fermentasi sangat dipengaruhi oleh bahan baku (tingkat ketuaan kelapa, jenis buah kelapa, kualitas buah kelapa dan cara pemerasan untuk pemisahan santan). Tingkat ketuaan kelapa dan jenis varietas buah kelapa dapat mempengaruhi rendemen minyak yang di hasilkan. Sedangkan kualitas minyak kelapa hasil proses secara fisika maupun fermentasi pada umumnya memenuhi syarat untuk standar mutu minyak goreng SII. Bahkan dalam hal kandungan asam lemak bebas cukup rendah dibanding dengan minyak goreng konvensional lainnya (Heryana dkk, 2000). Pada proses pengolahan minyak kelapa secara fisik, bahan baku yang dipakai adalah kelapa matang berumur 11-12 bulan, dihindari mengggunakan kelapa yang telah bertunas, kelapa yang demikian kadar FFA atau asam lemak bebas dikategorikan tinggi.