Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tahu merupakan produk olahan kacang kedelai yang sangat popular di
masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa mengonsumsi
tahu sebagai lauk pauk pendamping nasi atau sebagai makanan ringan. Tahu
menjadi makanan yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena rasanya
enak dan harganya juga relatif murah (Utami, 2012).
Kedelai merupakan tanaman pangan terpenting ketiga di Indonesia
setelah padi dan jagung. Kedelai memiliki peran penting dan posisi strategis dalam
sistem tanam, dan sebagai tanaman pangan untuk meningkatkan gizi bagi
masyarakat karena kandungan proteinnya yang tinggi. Permintaan kedelai telah
meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan industri makanan yang terbuat
dari kedelai seperti kedelai fermentasi (tempe), susu kedelai, tauco, dan makanan
ringan.
Konsumsi kedelai per kapita pada tahun 1998 adalah 8,13 kg dan
meningkat menjadi 8,97 kg pada tahun 2004. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan
produksi kedelai telah meningkat. Setelah tahun 1999, produksi kedelai terus
menurun karena tren impor dari tahun ke tahun telah meningkat secara signifikan.
Ini adalah dampak dari keterbatasan produksi kedelai sementara kebutuhan itu telah
meningkat dari tahun 1999 hingga 2012 (FAO, 2012). Oleh karena itu, kita perlu
mengurangi ketergantungan pada impor kedelai dengan mengganti kacang kedelai
dengan kacang lain dalam memproduksi tahu.
Kacang adalah nama umum untuk benih tanaman besar dari beberapa
jenderal keluarga Fabaceae (bergantian Leguminosae) yang digunakan untuk
makanan manusia atau hewan. Ada banyak jenis kacang di Indonesia. Salah satunya
adalah kacang koro.
Koro (Canavalia ensiformis L.) merupakan tanaman kacang-kacangan
yang secara turun-temurun telah dibudidayakan di Indonesia dan dapat
menggantikan kedelai yang saat ini sebagian besar masih diimpor. Kacang koro
memiliki beberapa keunggulan. Pertama, kandungan proteinnya tinggi. Ini adalah
sekitar 18-25% protein (Maessan dan Somaatmadja, 1993; Subagio, 2005). Ini juga
mengandung protein globulin yang dekat dengan kacang kedelai (Subagio, 2012).
Seperti kita ketahui bahwa protein merupakan fraksi penting dalam pembekuan
tahu yang dianggap sebagai langkah paling penting dalam produksi tahu.
Penggunaan kacang koro diyakini dapat menggantikan kacang kedelai sebagai
bahan baku pengganti tahu. Kedua, menurut Utomo, (1999), dibandingkan dengan
kedelai, tanah kacang dan kacang hijau, lebih mudah untuk dibudidayakan. Ini
mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tumbuh lebih luas bahkan ketika
kekeringan. Karena itu, dapat dengan mudah ditemukan di banyak tempat di
Indonesia. Ketiga, permintaan kacang koro masih sangat kurang diminati daripada
kedelai sehingga harganya jauh lebih murah daripada kedelai dan tentu saja dapat
meningkatkan keuntungan dalam produksi tahu. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, perlu menggunakan kacang eceng gondok dalam produksi tahu. Oleh
karena itu, dalam makalah ini,kacang koro digunakan sebagai bahan baku alternatif
dalam pembuatan tahu.

1.2 Tujuan
BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Tahu
2.2 Koagulasi
2.3 Kacang Koro
2.4 Glucono Delta Lactone (GDL)
BAB 3. METODOLOGI
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai