Tahu merupakan produk olahan kacang kedelai yang sangat popular di masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa mengonsumsi tahu sebagai lauk pauk pendamping nasi atau sebagai makanan ringan. Tahu menjadi makanan yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia karena rasanya enak dan harganya juga relatif murah (Utami, 2012). Kedelai merupakan tanaman pangan terpenting ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Kedelai memiliki peran penting dan posisi strategis dalam sistem tanam, dan sebagai tanaman pangan untuk meningkatkan gizi bagi masyarakat karena kandungan proteinnya yang tinggi. Permintaan kedelai telah meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan industri makanan yang terbuat dari kedelai seperti kedelai fermentasi (tempe), susu kedelai, tauco, dan makanan ringan. Konsumsi kedelai per kapita pada tahun 1998 adalah 8,13 kg dan meningkat menjadi 8,97 kg pada tahun 2004. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan produksi kedelai telah meningkat. Setelah tahun 1999, produksi kedelai terus menurun karena tren impor dari tahun ke tahun telah meningkat secara signifikan. Ini adalah dampak dari keterbatasan produksi kedelai sementara kebutuhan itu telah meningkat dari tahun 1999 hingga 2012 (FAO, 2012). Oleh karena itu, kita perlu mengurangi ketergantungan pada impor kedelai dengan mengganti kacang kedelai dengan kacang lain dalam memproduksi tahu. Kacang adalah nama umum untuk benih tanaman besar dari beberapa jenderal keluarga Fabaceae (bergantian Leguminosae) yang digunakan untuk makanan manusia atau hewan. Ada banyak jenis kacang di Indonesia. Salah satunya adalah kacang koro. Koro (Canavalia ensiformis L.) merupakan tanaman kacang-kacangan yang secara turun-temurun telah dibudidayakan di Indonesia dan dapat menggantikan kedelai yang saat ini sebagian besar masih diimpor. Kacang koro memiliki beberapa keunggulan. Pertama, kandungan proteinnya tinggi. Ini adalah sekitar 18-25% protein (Maessan dan Somaatmadja, 1993; Subagio, 2005). Ini juga mengandung protein globulin yang dekat dengan kacang kedelai (Subagio, 2012). Seperti kita ketahui bahwa protein merupakan fraksi penting dalam pembekuan tahu yang dianggap sebagai langkah paling penting dalam produksi tahu. Penggunaan kacang koro diyakini dapat menggantikan kacang kedelai sebagai bahan baku pengganti tahu. Kedua, menurut Utomo, (1999), dibandingkan dengan kedelai, tanah kacang dan kacang hijau, lebih mudah untuk dibudidayakan. Ini mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tumbuh lebih luas bahkan ketika kekeringan. Karena itu, dapat dengan mudah ditemukan di banyak tempat di Indonesia. Ketiga, permintaan kacang koro masih sangat kurang diminati daripada kedelai sehingga harganya jauh lebih murah daripada kedelai dan tentu saja dapat meningkatkan keuntungan dalam produksi tahu. Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu menggunakan kacang eceng gondok dalam produksi tahu. Oleh karena itu, dalam makalah ini,kacang koro digunakan sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan tahu.
1.2 Tujuan BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Tahu 2.2 Koagulasi 2.3 Kacang Koro 2.4 Glucono Delta Lactone (GDL) BAB 3. METODOLOGI DAFTAR PUSTAKA