TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman yang penting untuk kebutuhan
hidup manusia. Kelapa merupakan komoditas strategis yang memiliki peran social,
budaya, dan ekonomi dalam masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelitian mengenai
manfaat-manfaat dari bagian tanaman kelapa menunjukkan bawha bagian tanaman
kelapa yang sering dimanfaatkan adalah buah 53% (air bungkak 35%, daging
bungkak 12,9%, tempurung 4,7%), akar 2%, batang 22%, dan daun 23% (Farah Meita
P., 2013).
Minyak kelapa merupakan salah satu produk utama yang dapat diolah dari
daging buah kelapa. Minyak kelapa dihasilkan melalui ekstraksi daging buah kelapa
dengan cara kering dan basah. Ekstraksi cara kering menggunakan bahan baku kopra
untuk menghasilkan minyak kelapa kasar yang tidak dapat langsung dikonsumsi,
tetapi harus melalui tahapan pemurnian. Ekstraksi cara kering menggunakan bahan
baku kelapa parut kering menghasilkan minyak berkualitas tinggi atau Virgin
Coconut Oil (VCO). Ekstraksi cara kering hanya dapat dilakukan pada skala industri
karena memerlukan bahan baku yang banyak dan modal besar, sedangkan ekstraksi
cara basah dapat dilakukan pada skala rumah tangga. Tahapan ekstraksi minyak cara
basah diawali dengan preparasi santan, kemudian ektraksi minyak dari santan dengan
cara pemanasan, fermentasi, dan sentrifugasi (Karouw dkk, 2013).
Berikut ini merupakan Standar Baku Mutu dari Minyak Kelapa berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7381:2008
Tabel 2.1 Standar Baku Mutu Minyak Kelapa berdasarkan SNI 7381:2008
8. Cemaran logam :
8.1 Timbal (Pb) mg / kg Maks 0,1
8.2 Tembaga (Cu) mg / kg Maks 4,0
8.3 Besi (Fe) mg / kg Maks 5,0
8.4 Cadmium (Cd) mg / kg Maks 0,1
9. Cemaran Arsen (As) mg / kg Maks 0,1
Tabel 2.2 Standar Baku Mutu Minyak Kelapa berdasarkan APCC Quality Standard
for VCO
a. Pressing
b. Ekstraksi
Pada metode ekstraksi, daging buah kelapa dibuat dalam bentuk kopra.
Prinsip ini adalah menggunakan pelarut yang dapat melarutkan minyak.
Karakteristik pelarut yang digunakan untuk ekstraksi minyak kelapa diantaranya
adalah mudah menguap, titik didih rendah, tidak berinteraksi secara kimia
dengan minyak, dan tidak beracun. Urutan proses ekstraksi minyak kelapa
dengan pelarut yaitu :
c. Rendering
d. Pengasaman
e. Sentrifugasi
f. Enzimatis
g. Fermentasi
Ada pula kerusakan pada bau dan rasa minyak. Kerusakan minyak yang
utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses ketengikan atau
ransiditas. Molekul-molekul lemak yang mengandmg radikal asam lemak tidak
jenuh mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap
tersebut disebabkan oleh pembentukan senyawa-seoyawa basil pemecahan
hidroperoksida. Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan
dan antioksidan. Prooksidan akan mempercepat terjadinya proses oksidasi
sedangkan antioksidan menghambat proses oksidasi. Beberapa antioksidan yang
sering digunakan adalah BHA (Butylated Hydroxyanisole), BHT(Butylated
Hydroxytoluene), dan PG(Propylgallate). (Kristianingrum, 2005).