Anda di halaman 1dari 3

5 Votes

Memulai suatu usaha industri di


masyarakat sering mendapat halangan. apalagi yg berhubungan dengan industri
pangan. Amankah apa yg kita produksi, halalkah apa yang kita konsumsi..?
Maukah konsumen menerima produksi kita..? kira-kira begitulah, pertanyaan
yang sering muncul pertama kali saat seseorang mencoba membuat industri
baru. Tak terkecuali dalam membuat industri minyak kelapa premium.
Karena teknik pembuatan dan produk yang bagus tidak menjamin adanya
pengakuan publik, tetapi perlu pengakuan dari lembaga yang kredibel.
Baiklah, memang segala pertanyaan tersebut HARUS dijawab tuntas, agar hilang
keraguan. Produsen aman berproduksi, masyarakat tenang mengkonsumsi dan
tentunya barakahlah yang kita dapatkan.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menerangkan tentang keamanan proses
pembuatan minyak goreng kelapa yang memenuhi standar mutu minyak goreng
kelapa.

Berdasarkan rumusan yang ada dari BSN (Badan Standarisasi Nasional) tentang
minyak goreng tentang SNI Standar Nasional Indonesia yaitu SNI 01-3741-
2002, SNI ini merupakan revisi dari SNI 01-
3741-1995, menetapkan bahwa stadar mutu minyak goreng kelapa antara lain :

Persyaratan

No Kriteria uji Satuan Mutu I Mutu II


1 Keadaan

1.1 Bau Normal Normal

1.2 Rasa Normal Normal

Putih, kuning pucat sampai


1.3 Warna kuning

2 Kadar Air % b/b maks 0,1 maks 0,3

mg
3 Bilangan asam KOH/gr maks0,6 maks 2

Asam linoleat (C18:3) dalam


4 komposisi asam lemak minyak % maks 2 maks 2

5 Cemaran logam

5.1 Timbal (pb) mg/kg maks 0,1 maks 0,1

maks maks
5.2 Timah (Sn) mg/kg 40,0*/250 40,0*/250

5.3 Raksa (Hg) mg/kg maks 0,05 maks 0,05

5.4 Tembaga (Cu) mg/kg maks 0,1 maks 0,1

6 Cemaran Arsen (As) mg/kg maks 0,1 maks 0,1

7 Minyak Pelikan** negatif negatif

Catatan * Dalam kemasan kaleng

Catatan ** Minyak pelikan adalah minyak yang tidak dapat disabunkan

Standar mutu yang telah diterapkan oleh BSN ini dapat menjadi rujukan bagi
produsen, untuk mengukur sejauhmana kualitas produk, apakah masuk ke dalam
kelas mutu 1 atau mutu 2. Standar keamanan produk pun bisa dilihat dari kriteria
cemaran logam.
Adanya parameter ini akan menjawab pertanyaan produsen dan calon
konsumen terkait mutu dan keamanan produk, sehingga semuanya berjalan
lancar.

lalu bagaimana agar standar SNI itu bisa kita penuhi dan diterapkan..? Upaya
pertama yang kita lakukan adalah pergi ke LAB yang bisa menguji parameter
diatas, tempatnya bisa di Laboratorium Perguruan tinggi seperti UGM, IPB dan
lainnya, atau di Lab Pangan dan Gizi milik pemerintah di Kementrian Perindag
atau lainnya.

Selanjutnya perijinan lainnya bisa diurus sesuai kebutuhan, seperti izin depkes
atau ingin memperoleh pengakuan halal dari lembaga sertifikat halal LPPOM
MUI.

Anda mungkin juga menyukai