Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

PENENTUAN VIKSOSITAS

A. Pendahuluan
Viksositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viksositas fluida, maka semakin
sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin sulit suatu benda
bergerak dalam fluida tersebut (Laboraturium & Erislah, 2016). Viksositas dalam zat
cair yang berperan adalah gaya kohesi antara partikel zat cair (Laboraturium &
Erislah, 2016).
Pengaruh tingkat kekentalan zat cair yang umum dan paling sederhana yang kita
ketahui adalah dengan menggunakan konsep hukum stokes. Pengukuran viksositas zat
cair dengan hukum stokes atau sering disebut dengan falling ball viscometer
menggunakan konsep perhitungan waktu yang dibutuhkan.

1. Tujuan Praktikum
Menetukan dan membandingkan viksositas berbagai macam cairan dengan
menggunakan alat viscometer Ostwald (tabung).

B. Dasar Teori

1. Tinjauan Pustaka
Viksositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan dalam fluida. Semakin besar viksositas fluida, maka semakin sulit suatu
fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin sulit suatu benda bergerak
didalam fluida tersebut. (Ariyanti & Mulyono, 2010).
Viksositas merupakan sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan untuk
mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir dengan cepat dan dan ada yang
mengalir secara lambat seperti gliserin, minyak atau oil. Karena memiliki viksositas
yang besar. Semakin besar viksositas zat cair, makan semakin sulit suatu benda
bergerak di dalam zat cair tersebut. Didalam zat cair, viksositas dihasilkan oleh gaya
kohesi antara molekul zat cair. Untuk zat cair yang sangat kental diperlukan gaya
lebih besar untuk fluida yang kurang kental diperlukan gaya yang lebih kecil. Tingkat
kekentalan suatu zat cairan juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu suatu zat
cair, maka semakin kecil kekentalan zat cair tersebut (Lubis, 2018).

2. Tinjaun Bahan

2.1. Kecap
Kecap manis produk bentuk cair yang dibuat dari cairan hasil fermentasi kedelai
atau bangkil kedelai di tambah gula dengan atau tanpa penambahan bahan pangan
lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan, cairan hasil fermentasi ekstrak
hasil fermentasi kedelai atau bangkil kedelai oleh kapang aspergillus oryzae atau
jenis kapang lain yang tidak menghasilkan mikotolisin serta khmir atau bakteri
jika diperlukan atau tanpa penambahan enzim selama proese fermentasi dan
larutan garam (Anonym, 2013).
Kecap adalah cairan kental yang mengandung protein yang diperoleh dari
perebusan kedelai yang telah diragikan yang telah ditambahkan gula, garam dan
rempah-rempah kecap merupakan sumber protein yang cukup baik karena
mengandung asam amino esensila yang cukup tinggi. Kecap adalah jenis
fermentasi yang paling banyak dikonsumsi diseluruh dunia.

Table 1. Syarat Mutu Kecap Kedelai Manis


No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Bau - Normal,khas
2 Rasa - Normal,khas
3 Kadar Protein % (b/b) Min 1.0
4 Kadar Gula % (b/b) Min 30
5 pH - 3,5-6,0
6 Cemaran Logam
6.1 Timbal (Pb) Mg/kg Maks 1,0
6.2 Kalsium (Ca) Mg/kg Maks 0,2
6.3 Timah (m) Mg/kg Maks 40,0
6.4 Merkusi (Mg) Mg/kg Maks 0,06
6.5 Cemaran Arsen (As) Mg/kg Maks 0,5
7 Cemaran Mikroba
7.1 Bakteri Coliform Apm/g ˂3
7.2 Kapang Koloni/g Maks 50
8 Alfatosin
8.1 B1 Mg/kg Maks 15
8.2 Total Aflatoksin Mg/kg Maks 20
Sumber: (Anonym, 2013)

2.2. Minyak Goreng


Minyak goreng adalah pangan dengan komposisi utama trigliserida yang berasal
dari bahan nabati dengan atau tanpa penambahan perubahan kimia termasuk
pendinginan dan termasuk telah melalui proses rafitrasi atau pemurnian yang
digunakan untuk menggoreng dalam (Anonym, 2013). Bahan pangan dengan
komposisi utama trigliserida berasal dari nabati kecuali tanpa kelapa sawit tanpa
perubahan kimiawi termasuk hydrogen, pendinginan dan telah melaiui proses
pemurnian.
Table 2. Syarat Mutu Minyak Goreng
No Kriteria Uji Persyaratan
1 Bau Normal
2 Rasa Normal
3 Warna Muda, Jernih
4 Cita Rasa Hambar
5 Kadar Air Maks 0,5 % (b/b)
6 Berat Jenis 0,900 g/L
7 Asam Lemak Bebas Max 0,6 mg vol/g
8 Bilangan Perioksida 10 meq O₂/kg
9 Bilangan Iodium 45-46
10 Bilangan Penyabunan 196-206
11 Titik Asap Maks 200℃
12 Indeks Bias 1,448-1,450
13 Cemaran Logam
13. Besi Maks 1,5 mg/kg
1
13. Timbal Maks 0,1 mg/kg
2
13. Tembaga Maks 40 mg/kg
3
13. Seng Maks 0,05 mg/kg
4
13. Raksa Maks 0,1 mg/kg
5
13. Timah Maks 0,1mg/kg
6
13. Arsen Maks 0,1mg/kg
7
13. Kadmium Maks 0,2 mg/kg
8
Sumber: (Anonym, 2013)

2.3. Buavita
Buavita adalah produk minuman, bukan produk suplemen makanan, suplemen
vitamin C pada umumnya mengandung vitamin C dengan dosis yang melebihi
kebutuhan sehari sementara jumlah vitamin C di buavita telah disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh dalam sehari. Selain itu buavita memiliki kandungan vitamin
lain seperti vitamin A, B1, B2,B3 dan B6 yang juga berguna untuk tubuh kita.
Table 3. Syarat Mutu Buavita
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
1.1 Aroma Normal
1.2 Rasa Normal
2 Bilangan formol MI NaOH Min. 7
0,1N/100 ml
3 Cemaran Logam
3.1 Tembaga (Cu) Mg/kg Maks. 5,0
3.2 Timbal (Pb) Mg/kg Maks. 0,3
3.3 Timah (Sn) Mg/kg Maks. 40,0/250*
3.4 Raksa (Hg) Mg/kg Maks. 0,03
4 Cemaran Arsen (As) Mg/kg Maks. 0,2
5 Cemaran Mikroba
5.1 Angka lempeng total Koloni/ml Maks. 2.10²
5.2 Bakteri bentuk Coli APM/ml Maks. 20
5.3 Escherichia Coli APM/ml ˂3
5.4 Staphylococcus aureus Koloni/ml 0
5.5 Salmonella Koloni/25ml Negative
5.6 Kapang Koloni/ml Maks. 50
5.7 Khamir Koloni Maks. 50
*)dikemas dalam kaleng

C. Metode Praktikum

1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pipet, beker gelas dan viksometer
Ostwald (Tabung U).

2. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu kecap, minyak goreng dan buavita.

3. Cara Kerja
Pada praktikum kali ini cara kerja yang digunakan adalah memasukan sampel
kedalam pipet berukuran besar isi hingga batas, bendulan pertama dan bendulan
kecil pada pipet kapiler sedot-hisap sampel hingga batas lalu biarkan sampel turun
kebatas bawah hingga waktu yang ditentukan, ulangi percobaan sebanyak dua kali
rata-ratalah hasil percobaan.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil
Table 4. Hasil Pengamatan Viksositas Cairan
No Sampel Percobaan I Percobaan II Rata-Rata
1 Kecap manis bango 13,64 menit 9,23 menit 11,43 detik
2 Minyak goreng 24,98 detik 22,96 detik 23, 97 detik
3 Buavita 2,65 detik 1,93 detik 2,29 detik
Rumus : P1+ P2/2
 Keterangan:
P1 = Percobaan I
P2 = Percobaan II
 Perhitungan Viksositas Cairan
- Kecap manis bango = 13,64 menit + 9,23 menit/2 = 11,43 detik
- Minyak goreng = 24,98 detik + 23,96 detik/2 =23, 97 detik
- Buavita = 2,56 detik + 1,93 detik/2 = 2,29 detik

2. Pembahasan
Dari hasil praktikum diperoleh viksositas dari kecap selama 11,43 detik, minyak
goreng selama 23,97 detik dan buavita selama 2,29 detik. Dari hasil pengamatan
viksositas terbesar dimiliki oleh kecap. Kecap termasksut cairan yang memiliki
viksositas yang tinggi karena termaksut bahan-bahan yang sulit mengalir. Menurut
Sridayanti (2017).
Gaya Tarik antar molekul yang besar dalam cairan menghasilkan viksositas yang
tinggi. Kekentalan (viksositas) merupakan sifat cairan yang berhubungan erat
dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat,
sedangkan lainnya mengalir secara lambat (Apriani, et al., 2013).

E. Kesimpulan
1. Dapat disimpulkan bahwa pada percobaan sampel minyak goreng percobaan
pertama adalah 24,98 detik dan pada percobaan yang kedua adalah 22,96 detik
dan di rata-ratakan hasil yang diperoleh adalah 23,97 detik
2. Dan pada sampel yang kedua adalah kecap manis bango di rata-ratakan dari
hasilnya adalah 11, 43 detik
3. Pada sampel ketiga adalah buavita hasil rata-rata dari kedua percobaan adalah
2,29 detik.

DAFTAR PUSTAKA
Sutiah, K. S. Firdausi, dan W.S. Budi.2008. studi Kualitas Minyak Goreng dengan parameter
viksositas dan indeks bias. Jurnal Berkala Fisika UNDIP. 11(2):53-58.
Anggraeni, G. (2010,07 02). Viksositas. Retrieved oktober 25, 2013, from Wordpress:
http://ginaanggraeni10.wordpress.com/about/
Dian. (2012, 10). Viksositas. Retrieved oktober 24, 2013, from
Blogger:http://dddiiiaaannn.blongspot.com/2011/10/viksositas.html
Ariyanti, E & Mulyono, A., 2010. Otomatitasi Pengukuran Koefisien Viksositas Zat Cair
Menggunakan Gelombang Ultrasonik. Jurnal Neutrino.

Anda mungkin juga menyukai