BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Permen Jelly
Permen ataupun kembang gula dapat diklasifikasikan ke dalam
empat jenis, yaitu permen keras, permen lunak, permen karet, dan permen
nir gula. Permen jelly termasuk permen lunak yang memiliki tekstur
kenyal atau elastik. Permen jelly memiliki karakteristik umum chewy yang
bervariasi, dari agak lembut hingga agak keras (Faridah, 2008).
Permen jelly mempunyai tekstur dengan kekenyalan tertentu.
Prinsip pengolahan pangan semi basah yaitu dengan menurunkan Aw pada
tingkat tertentu sehingga mikroba pathogen tidak dapat tumbuh. Permen
jelly merupakan produk permen semi basah dengan kadar air antara
20-40% dari berat dan Aw antara 0,95-1,00. Pada kondisi telah cukup
untuk menghambat aktivitas mikrobiologi dan biokimia sehingga pada
kondisi ini tidak terjadi kerusakan (Minarni, 1996).
Kembang gula atau permen adalah salah satu produk makanan
tambahan yang cukup disukai dan sering dikonsumsi masyarakat dari
segala umur dan kelas sosial. Ada berbagai macam permen yang telah
dipasarkan. Bahan-bahan yang digunakan antara lain amilum (pengisi dan
pengikat), sakarin (pemanis), magnesium stearat (pelicin), gambir,
peppermint oil, penambah rasa strawberry, dan pewarna makanan
(Kailaku, 2005).
Permen jelly dibuat dengan memasak gula sampai mencapai
padatan yang diinginkan. Kemudian dilakukan penambahan bahan-bahan
pembentuk gel (gelatin, agar, pektin dan karagenan) lalu ditambah cita
rasa dan warna dan akhirnya dicetak. Permen jelly umumnya dimasak
sampai menghasilkan padatan 75 % (Koswara, 2009).
5
B. Bahan Baku
1. Belimbing
Belimbing (Averrhoa L.) merupakan buah yang cukup populer
di Indonesia dan sudah lama dibudidayakan untuk dimanfaatkan
sebagai buah meja, sayur dan obat. Ada dua jenis belimbing yang
dikenal oleh masyarakat luas, yaitu belimbing wuluh (A. blimbi L.) dan
belimbing manis (Averrhoa carambola L). Belimbing tersebar luas di
Asia Tenggara, namun ada yang menduga berasal dari Amerika
Selatan (Brasil) walaupun ada pula dugaan bahwa asal usul belimbing
adalah Asia Tenggara (Samson, 1997).
Biji buah belimbing berukuran kecil, berbentuk lonjong dan
pipih, berwarna coklat dan bersifat lunak. Biji belimbing terdiri dari
kulit biji, daging biji yang bersifat lunak dan embrio (keping biji).
Daging biji berwarna putih (Cahyono, 2010).
6
Bahan pemberi rasa dan aroma yang umum digunakan adalah gula.
Gula merupakan karbohidrat yang memiliki rasa manis dan dapat larut
dalam air. Gula pasir (sukrosa) memiliki titik lebur yang tinggi yaitu
160 (Winarno, 2004). Jika sukrosa dipanaskan di atas titik lebur
maka gula yang dipanaskan akan menjadi kecoklatan (browning) atau
yang lebih dikenal dengan sebutan karamel (de Man, 1989).
Tabel 2.3 Syarat Mutu Gula Pasir Menurut SNI 3140.3:2010
Persyaratan
No Parameter uji Satuan
GKP 1 GKP 2
1 Warna
1.1 Warna Kristal CT 4,0-7,5 7,6-10,0
1.2 Warna larutan IU 81-200 201-300
(ICUMSA)
2 Besar jenis butir Mm 0,8-1,2 0,8-1,2
3 Susut pengeringan % Maks. 0,1 Maks. 0,1
(b/b)
4 Polarisasi (oZ,20oC) Z Maks. Maks. 99,5
99,6
5 Abu konduktivitas % Maks. Maks. 0,15
(b/b) 0,10
6 Bahan tambahan
pangan
6.1 Belerang dioksida mg/kg Maks. 30 Maks. 30
(SO2)
7 Cemaran logam
7.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2 Maks. 2
7.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 2 Maks. 2
7.3 Arsen (As) mg/kg Maks. 1 Maks. 1
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2010).
3. Air
Air merupakan unsur penting dalam makanan. Adanya air dalam
bahan makanan dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur dan cita
rasa makanan serta dapat mempengaruhi daya tahan makanan dari
serangkaian serangan mikrobia. Air yang digunakan dalam industri
makanan pada umumnya harus memenuhi persyaratan tidak berwarna,
tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa, dan tidak mengganggu
kesehatan (Winarno, 1997).
8
4. Glukosa
Glukosa merupakan sejenis gula dalam bentuk cair. Berwarna
putih bening. Terdapat dua jenis:
a. Glukosa padat, bentuknya cairan padat berwarna bening dan sangat
lengket bila dipegang. Banyak digunakan pada pembuatan permen
maupun sirup. Terdapat pada kemasan pot plastik maupun kantong
plastik. Agar tidak lengket saat dipegang, basahi dahulu tangan dan
sendok dengan air.
b. Glukosa cair atau gula cair, bentuknya lebih cair dibandingkan
glukosa padat. Karena sifatnya yang cair, maka akan mudah
tumpah. Dijual dalam kemasan kantong plastik
(Nursaadah, 2005).
Glukosa adalah monosakarida yang paling banyak terdapat di
dalam buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, madu, darah dan cairan
binatang. Glukosa juga dapat dihasilkan melalui hidrolisis
polisakarida atau disakarida menggunakan asam atau enzim. Glukosa
merupakan bahan baku utama untuk industri kimia, farmasi dan
agroindustri lain. Hidrogenasi glukosa menghasilkan sorbitol yang
banyak digunakan dalam industri pangan, minuman dan formulasi
bahan kosmetika. Glukosa juga bisa dijual atau dikomersialkan dalam
bentuk cair, yaitu sebagai sirup glukosa. Sirup glukosa banyak
digunakan sebagai pemanis pada industri pangan (Winarno, 1995)
10
5. Gelatin
Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis
kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang.
Gelatin komersial biasanya diperoleh dari ikan, sapi, dan babi. Dalam
industri pangan, gelatin luas dipakai sebagai salah satu bahan baku
dari permen lunak, jelly, dan es krim. Jumlah gelatin yang
diperlukan untuk menghasilkan gel yang memuaskan berkisar antara
5-12 % tergantung dari kekerasan akhir produk yang diinginkan
(Less dan Jackson dalam Minarni, 1996).
Gelatin merupakan senyawa turunan protein yang dihasilkan
dari serabut kolagen jaringan penghubung yang dihidrolisis secara
asam atau basa. Gelatin mengandung 18 asam amino, yaitu sembilan
11
asam amino esensial dan sembilan asam amino non esensial. Asam
amino yang paling banyak terkandung dalam gelatin antara lain glisin
(21,4%), prolin (12,4%), hidroksiprolin (11,9%), asam glutamat
(10%), dan alanin (8,9%) (Fauzi, 2007).
Fungsi gelatin yang terutama adalah sebagai pembentuk gel
yang mengubah cairan menjadi padatan yang elastis, atau mengubah
bentuk sol menjadi gel. Dalam pembuatan jelly, gelatin didispersikan
dalam air dan dipanaskan sampai membentuk sol Gelatin mempunyai
sineresis yang rendah dan mempunyai kekuatan gel antara 220 -225 gr
bloom, sehingga dapat digunakan dalam produk jelli (Jones, 1977).
Tabel 2.6 Kandungan Kimia Gelatin per 100 g
Kandungan Komponen Jumlah Kandungan Gizi
Kalori (kal) 389
Protein (g) 91
Lemak (g) 0
Karbohidrat (g) 0
Kalsium (mg) 0
Fosfor (mg) 20
Besi (mg) 1
Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2008)
6. Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan senyawa antara pada siklus kreb (siklus
asam trikarboksilat). Lintasan reaksi katabolik yang mendahului
pembentukan asam sitrat ini diantaranya adalah lintasan glikolisis dan
lintasan Entner-Doudoroff yang menyediakan senyawa antara asam
piruvat yang merupakan senyawa kunci dalam metabolisme sel.
Sebagian besar (80%) dari glukosa diubah menjadi piruvat melalui
lintasan glikolisis. Piruvat akan mengalami dekarboksilasi dan
berikatan dengan koenzim-A membentuk asetil-CoA dan selanjutnya
masuk kedalam siklus krebs untuk bergabung dengan oksaloasetat
membentuk asam sitrat. Piruvat juga bisa langsung masuk ke siklus
krebs dengan bantuan enzim piruvat karboksilase yang mengubah
piruvat menjadi oksaloasetat (Ji dkk, 1992).
12
7. Tepung Tapioka
Tepung tapioka merupakan tepung yang terbuat dari singkong.
Tepung tapioka mempunyai beberapa nama, seperti tepung singkong
dan tepung kanji. Tepung tapioka diperoleh dari umbi akar ketela
pohon atau dalam bahasa Indonesia yaitu singkong. Tapioka memiliki
sifat-sifat yang serupa dengan tepung sagu, sehingga penggunaan
keduanya dapat dipertukarkan. Tepung ini sering digunakan untuk
membuat makanan dan bahan perekat. Banyak makanan
tradisional yang menggunakan tapioka sebagai bahan bakunya,
seperti bakso, cimol, maupun sebagai bahan campuran kue, seperti kue
lapis, kue biji ketapang, dan kue tradisional lainnya (Winarno, 1992).
Tepung tapioka merupakan pati yang diekstrak dari singkong.
Dalam memperoleh pati dari singkong (tepung tapioka) harus
dipertimbangkan usia atau kematangan dari tanaman singkong. Usia
optimum yang telah ditemukan dari hasil percobaan terhadap salah
satu varietas singkong yang berasal dari jawa yaitu San Pedro Preto
adalah sekitar 18-20 bulan Ketika umbi singkong dibiarkan di tanah,
jumlah pati akan meningkat sampai pada titik tertentu, lalu umbi akan
13
mejadi keras dan menyerupai kayu, sehingga umbi akan sulit untuk
ditangani ataupun diolah (Rahman, 2007).
Tabel 2.7 Komposisi Zat Gizi per 100 gram Tapioka
No Kandungan gizi Satuan
1 Energi 358 kkal
2 Protein 0,19 g
3 Lemek total 0,02 g
4 Karbohidrat 88,69 g
5 Serat pangan 0,9 g
6 Kalsium (mg) 20 mg
7 Besi 1,58 mg
8 Magnesium 1 mg
9 Fosfor 7 mg
10 Kalium 11 mg
11 Natrium 1 mg
12 Seng 0,12 mg
13 Tembaga 0,02 mg
14 Mangan 0,11 mg
15 Selenium 0,8 mg
16 Asam folfat 4 g
Sumber : Widowati (1987)
8. Daun Stevia
Stevia rebaudiana sebagai pemanis alami ini telah banyak
diteliti dan ternyata tanaman tersebut sangat banyak manfaatnya.
Karena mengandung sedikit kalori dan karbohidrat, pemanis alami
stevia ini sangat baik bila dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus.
Pemanis alami rendah kalori ini memiliki rasa manis 300 kali
dibandingkan sukrosa. Stevia bermanfaat untuk mengatur kadar
gula darah, mencegah hipertensi (tekanan darah tinggi) dan mencegah
kerusakan gigi. Zat manis stevia (steviosida) juga tidak bersifat
racun serta merupakan agensi antibakteri dan antivirus
(Purwadi dkk, 2010).
Stevia rebaudiana adalah salah satu dari 154 anggota dari genus
stevia dan salah satu dari hanya dua yang menghasilkan zat manis
stevia. Tumbuhan ini asli dari lembah Rio di dataran tinggi Paraguay,
di mana dapat tumbuh di tanah berpasir di dekat sungai. Pertama kali
14
D. Karakteristik Sensoris
Kita menerima mutu melalui lima indra (penglihatan, pendengaran,
bau, rasa, dan sentuhan). Warna dan penampilan dinilai dengan
penglihatan, cita rasa oleh sensasi bau dan rasa, dan tekstur oleh sentuhan.
Saat ahli pamham mengukur mutu dengan subjek manusia, hal ini disebut
evaluasi sensori. Evaluasi sensori penting karena memberikan kita
pandangan bagaimana konsumen bereaksi terhadap mutu produk. Evaluasi
sensori dilakukan dengan mengguakan panelis manusia untuk membuat
penilaian pada perbedaan-perbedaan pada sampel atau untuk menjelaskan
atribut-atribut sensorinya (Shewfelt, 2011).
Produk pangan yang kaya sifat fungsional harus mempunyai sifat
sensoris yang diterima. Sehingga dapat memberikan manfaat sekaligus
disukai oleh yang mengonsumsi produk tersebut. Oleh karena itu, perlu
15
F. Analisis Ekonomi
Analisis kelayakan ekonomi bertujuan unuk menentukan kelayakan
suatu usaha, apakah usaha yang dijalankan dapat memberikan keuntungan
atau tidak. Analisis finansial menitik beratkan kepada aspek keungan
berupa arus kas (cash flow) yang terjadi selama usaha dijalankan. Analisis
dari segi teknik, ekonomi, maupun finansial. Analisis ekonomi bertujuan
mengetahui ekonomi yang dilakukan meliputi perhitungan biaya produksi,
harga pokok penjualan, harga penjualan, perkiraan pendapatan (rugi atau
laba), serta kriteria kelayakan (Astawan, 2004).
1. Biaya Produksi
Biaya produksi pada dasarnya dibedakan atas biaya produksi yang
besarnya tetap selama produksi (biaya tetap), dan biaya yang besarnya
tergantung produk yang dihasilkan (biaya tidak tetap).
a. Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya produksi yang selama satu
periode kerja tetap jumlahnya. Biaya ini tergantung dari jumlah
produk yang dihasilkan dan jumlah kerja suatu alat atau mesin.
b. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap adalah biaya produksi yang dikeluarkan pada
saat alat dan mesin beroperasi. Besarnya biaya ini tergantung pada
jumlah jam kerja dan jumlah produk yang dihasilkan. Perhitungan
biaya tidak tetap dilakukan terhadap biaya bahan baku, bahan
penunjang, dan upah pekerja (Astawan, 1999).