Anda di halaman 1dari 31

MALNUTRISI

Learning Objective Skenario 2


Blok Endokrin, Metabolik, Nutrisi

Anniza Agustina
1618011011
Skenario : Anakku kurus badanku gemuk dok

Ny. Mala mengunjungi Rumah Sakit untuk memeriksakan dirinya dan membawa anaknya .
Ny. Mala mengeluhkan dirinya yang semakin gemuk, setelah dilakukan pemeriksaan berat
badan dan tinggi badan didapatkan berat badan 80 kg dan tinggi badan 160cm sehingga di
dapatkan IMT 31,25. Keluhan An.K (2 tahun) berat badan tidak naik, badan semakin
terlihat kurus , berat badan An.K saat ini adalah 9 kg dan tinggi badan 90 cm (z score
BB/U -2,64). Ny.Mala sangat sedih melihat anaknya yang semakin kurus dan malas makan.
An.K makan tidak teratur dan tidak mau makan sayur dan buah bahkan sering makan
nasi dan garam saja. Dokter melakukan pemeriksaan fisik termasuk antropometri,
kemudian dokter menemukan baggy pants, perut buncit , dan hepatomegali . Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang Ny.Mala dan An.K dilakukan penanganan dan
edukasi.
Learning Objectives
1. Anamnesis , tanda dan gejala , Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan penunjang
untuk menegakkan diagnosis , patogenesis dan patofisiologi ,
penatalaksanaan, komplikasi, dan faktor resiko dari Marasmus,
Kwarshiorkor, Defisiensi Mikronutrien dan Obesitas
KEP adalah kekurangan energi dan protein yang berasal dari
makanan sehingga tidak mencapai AKG (Angka Kecukupan
Gizi)

KEP

Derajat
Derajat berat
ringan sedang
(Gizi Buruk)
(Gizi Kurang)

Kwarshiorkor
Kwarshiorkor Marasmus dan
Marasmus
A. Gizi Buruk
1. Marasmus

Pemeriksaan Fisik Pem. Penunjang


Anamnesis - Glukosa darah
-Penampilan wajah seperti
- Kulit keriput orang - Darah tepi lengkap
- Penipisan lemak subkutan tua - Hb
- Tampak kurus -Kulit kering dan mengendor - Urine dan Tinja Lengkap
- BB tidak naik atau BB -Terlihat cengeng - Serum albumin
kurang - Otot atrofi - Tes HIV **
- Bradikardi (kadang-kadang) - Elektrolit dan Tes Mantour
- Tekanan darah rendah - Rontgen (Dada , AP dan
Lateral)
- EKG
2. KWARSHIORKOR

Pem. Penunjang
Anamnesis Pemeriksaan Fisik - Glukosa darah
- Anaka Letargis - Darah tepi lengkap
- Anemia
- Apatis - Hb
-Perubahan warna dan tekstur
- Bengkak/buncit (edema) rambut ,mudah di cabut - Urine dan Tinja Lengkap
- BB tidak naik atau BB - Hepatomegali - Serum albumin
kurang - Dermatosis - Tes HIV **
- Atrofi Otot - Elektrolit dan Tes Mantour
- Rontgen (Dada , AP dan
Lateral)
- EKG
MARASMUS
PATOGENESIS PATOFISIOLOGI

Sumber: Patofisiologi Sylvia,2006


KWARSHIORKOR

Patogenesis dan Patofisiologi

Sumber: Patofisiologi Sylvia,2006


Tatalaksana Gizi Buruk (Marasmus dan Kwarshiorkor)
MEDIKAMENTOSA

Sumber: DepKes RI, 2010


DIETETIK/SUPORTIF
1.Oral
2. Parenteral (indikasi tertentu)

PEMANTAUAN
Memberitahu
Tumbuh Kembang pengetahuan pada
Kriteria sembuh -Pantau status gizi rutin orang tua : Gizi, Taat
Edukasi
-BB/TB > -2 SD -Pantau perkembangan dalam diet, Jaga
Psikomotor kebersihan dan
lingkungan
Pencegahan Gz. Buruk (Marasmus dan Kwarshiorkor)

1. Pemberian ASI Sampai usia 2 tahun


2. Pemberian makanan tambahan yang
1. Penderita tanpa komplikas
bergizi pada umur 6 tahun keatas
3. Pencegahan penyakit infeksi
Berobat jalan dengan pemberian
(peningkatan kebersihan lingkungan
penyuluhan mengenai pemberian
seseorang)
makanan yang baik
4. Pemberian imunisasi
5. Mengikutui program KB untuk
2. Penderita dengan komplikasi
mencegah kehamilan terlalu kerap
6. Penyuluhan / Pendidikan gizi
(dehidrasi,syok,asidosis,dll)
7. Pemantauan yang teratur pada anak
Perawatan di RS
balita
Faktor resiko dan komplikasi

Faktor resiko
Komplikasi

Marasmus Kwashiorkor Kwarshiorkor : Marasmus :


-Diare -Infeksi
- Infeksi -Tuberculosis
-Anemia -Parasitosis
1. Faktor diet
1. Polamakan protein -Ggn tumbuh kembang-Desentri
2. Faktor sosial -Hipokalemi
2. Faktor sosial -Malnutrisi kronik
3. Peranan kepadatan -Hipernatremi -Ggn tumbuh kembang
penduduk 3. Faktor ekonomi
4. Faktor Infeksi 4. Faktor Infeksi
5. Faktor kemiskinan Infeksi : Gastroenteritis, Sepsis , Pneumonia
B. Obesitas

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


- Pertumbuhan/pertambahan Pem. Penunjang
- Inspeksi
Berat Badan
- Antropometri ( BB, TB, BB/PB,
- Riwayat kerusakan SSP
IMT, TLK) - Profil lipid : TGS, Koleterol
- Karakteristik Wajah
- TTV (Hipertensi) total , HDL dan LDL
- Riwayat masukan makanan dan
-Kulit kering dan cepat lelah - TTGO, Insulin puasa, GDS,
obat-obatan
- Distribusi Adiposit HbA1c
- Riwayat obesitas dalam
-Stigmata sindrom genetik - Fungsi hati : SGPT, SGOT
keluarga
tertentu - Fungsi ginjal : ureum, creatinin,
- Pola makan dan aktivitas harian asam urat
- Riwayat penyakit keluarga
Etio-Patogenesis

Sumber: Harrisons,2008
Patofisiologi dan Komplikasi
Ketidakseimbangan antara asupan masuk dan keluar +
Aktivitas fisik yang kurang

Kelebihan Energi akan disimpan jadi lemak shg menimbulkan


penimbunan lemak

Keseimbangan energi diatur oleh 3 proses fisiologi : (1)


Pengendalian rasa lapar ,(2) Pengendalian laju pengeluaran
energi,(3)Regulasi sekresi hormon

Nafsu makan diatur o/ neurohumoral : Genetik , lingkungan ,


dan sinyal psikologis

Resistensi leptin / leptin yang tidak mencapai otak akan


menyebabkan peningktan rasa lapar
Sumber: Patofisiologi Sylvia,2006
Faktor risiko dan Pencegahan

Genetik Lingkungan Psikis Penyakit Obat- Faktor Usia


tertentu , obatan perkemba
ex: ngan
Cushing
FR

Atur pola makan


Aktivitas fisik
Hindari makanan dan minuman
manis
Hindari mnuman beralkohol
Hindari makanan berlemak dan
gorengan
Berjalan kaki
PC Tidak menyediakan PS bagi anak
Tatalaksana dan Pencegahan

POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK UNTUK


TATALAKSANA /TERAPI PENCEGAHAN DAN TATALAKSANA
OBESITAS

Pencegahan Intervensi
plus layanan tersier

Manajemen Intervensi
Berat badan multidisiplin
terstruktur komprehensive

Sumber: IKA Nelson,2011


C. Defisiensi Vitamin dan Mineral
ANAMNESIS PEM. FISIK

Vit A Vit D
- Kulit kering dan bersisik -Kejang, kaku, patah
Vit A Vit D
- Gangguan penglihatan tulang
-Gangguan Kognitif
- Night blindness -Riwayat ASI - Kornea tampak kering
- Bintik bitot -Gangguan Perilaku anak
- Fotopobia - Pajanan Matahari
- Mudah terinfeksi - Keratomalaisia - Inspeksi : Bentu kepala
-ISK - Tes Adaptasi Gelap tidak simetris, Sternum
-Sesak nafas Fe Vit C menonjol dan Kaki
Vit C -Pica - Pucat menyerupai huruf O
-Anemia -Patofaghia - Wajah bengkak Fe
-Kelelahan -Cenderung mengantuk - Pembengkakan gusi -Anemis
-Ggn. Kesehatan mulut - Pucat - Scurvy ( Perdarahan gusi )
-Murmur sistolik
-Kulit kasar - Gejala gagal jantung
-Gusi bengkak
PEM. PENUNJANG

Vit A Vit D
- Sitologi Impressi
-Darah Puasa
Konjunctiva
-Relative Dose Response 1. Kadar HB < normal untuk usia pasien
- Modified Relative Dose 2. Kadar Fe serum <50mg?dL (NN= 80-
Fe 180mg/dL)
Response
-Darah 3. Saturasi Transferin < 15% (NN= 20-50%)
- Hb 4. MCHC <15% (NN= 32-25%)

Vit C - Retikulosit
- Ferritin Serum
- Darah Puasa
- Reseptor Transferin

Sumber: Kapsel, 2014


Gejala dan tanda
DEFISIENSI VIT . A
DEFISIENSI VIT.C
DEFISIENSI Fe DEFISIENSI VIT . D

-Nyeri tulang
-Tulang mudah patah
-Deformitas
VITAMIN A
Patogenesis Patofisiologi
Intake vit
A
menurun

Retinal Asam
aldehida retinoat

Rabun
Hiperplasi Sel sekretorik
senja dan
penghasil mukus
katarak

Keratinasi

Batu Ginjal Kronis, Xerosis


Konjunctiva, Bintik bitot,
Kerotamalaisia, Xeroftalmia
VITAMIN D

Patogenesis Patofisiologi
- Sintesis -Penyerapan
endogen vit. D Ca2+ dan PO43-
vit.D larut lemak
diusus

Rigiditis tulang dan remodelling

-Gangguan
-Deplesi Posfat
sintesis 25-OH-D
Tekanan yang adekuat menyebabkan
perubahan bentuk tulang (deformitas)

Bentuk kaki melengkung menyerupai hurf O


Sternum terlalu menonjol
Ca2+ dan
PO43- Bentuk kepala tidak simetris
VITAMIN C

Patogenesis dan Patofisiologi

Pembengkakan gusi
Jaringan -Penyembuhan luka teganggu
Intake vit
Pembent rentan -Sering purpura dsnekimosis di
ukan dalam kulit
C proses
kolagen -Penyokong kapiler melemah
enzimasi
-Perdarahan pada periosteum
sendi
MINERAL Fe

Patogenesis dan Patofisiologi


Etiologi Cad besi

Hipervol
emia
- Turun Ferritin serum
Cad besi - Absorbsi besi naik
kosong
-Pengenceran besi(-)
Kebutuha Pertamba
n zat besi han darah
Etiologi Saturasi
tidak

seimbang Gangguan transferin Kadar HB
eritropoeisis
TIBC naik

Zat
besi Anemia
dalam Hipokrom
makanan
Mikroisfer
Faktor resiko defisiensi Vitamin dan Mineral

Tidak mendapat
Jumlah dan mutu
ASI Eksklusif dan
BBLR <2,5Kg MP-ASI tidak
tidak diberi ASI
memadai
samapi 2 tahun

Anak KEP Penyakit Infeksi Ekonomi keluarga

Adat larangan Saat Imunisasi


Daerahnya kurang
makan sumber tidak mendapat
sumber vitamin
vitamin dan kapsul vitamin dan
dan mineral
mineral mineral
Tatalaksana
VITAMIN A VITAMIN C

Defisiensi ringan : Tablet Vit. C 50-


ASI Eksklusif 1500 mg

Defisiensi dengan perdarahan :Vit.


Ibu Postpartum 400.000 IU , dibagi jadi 2 dosis C 100-500 mg, IV

Pencegahan : wanita 75 mg/hari ,


Saat Imunisai DPT bulan ke 2,4, dan 6 ; 50.000 pria 90mg/hr
IU (1/2 kapsul biru)
Perokok : Wanita 110mg/hari, pria
125mg/hari
6-11 bulan : 100.000 IU (1 Kapsul biru)
1-5 tahun : 200.000 IU (1 Kapsul merah)
Tatalaksana
PENCEGAHAN
Fe

Besi elemental 4-6 mg/KgBB/hr untuk 1. Pemberian ASI Sampai usia 2 tahun
kenaikan Hb >2g/dL 2. Pemberian makanan tambahan
yang bergizi pada umur 6 tahun
keatas
Jika baik , teruskan hingga 2-3
bulan 3. Pemberian imunisasi
4. Penyuluhan / Pendidikan gizi
5. Pemantauan yang teratur pada
Jika berat (Hb < 4g/dL maka Transfusi anak balita
PRC 6. Makan Sayur dan Buah setiap 5
atau lebih dalam sehari

Vitamin D

Vit. D 1000 IU atau 25


mikogram tiap hari
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K., Aster, J.C., Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi
Robbins. Edisi 9 .Singapura : Elsevier Saunders
Christ tanto, et al., 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV.
Jakarta : Media Aeskulapius
Guntur, A H. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk (Editor).
2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2014. Diagnosis,Tata
Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Petunjuk Teknis Tatalaksana
Anak Gizi Buruk Buku I. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai