Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TEKNOLOGI NANO

DISUSUN OLEH:

Yuda Daffa Derlyansza (03031181621009)

DOSEN PENGAMPU :

Budi Santoso, S.T., M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
Penggunaan Pupuk Nanopartikel Kitosan-NPK sebagai Solusi dalam
Peningkatan Kualitas Tanaman di Indonesia
(Yuda Daffa Derlyansza/03031181621009)

Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan target utama pemerintah di


dalam bidang pertanian. Degradasi lahan seperti penurunan pada kesuburan tanah,
pengelolaan lahan yang tidak tepat seperti pemupukan yang tidak berimbang serta
pencemaran sumber daya tanah dan air merupakan salah satu penyebab terjadinya
leveling off produksi pangan. Permasalahan yang sama juga dialami oleh banyak
negara berkembang. Dari persepsi ilmu termodinamika, sistem pertanian saat ini
dianggap sebagai sistem pertanian yang paling tidak efisien dibandingkan sistem
pertanian di masa lalu dilihat dari kalori yang dihasilkan dibandingkan dengan
jumlah kalori yang dibutuhkan untuk memproduksi pupuk sebagai penunjangnya.
Peningkatan ketahanan pangan membutuhkan suatu inovasi dari teknologi
yang dapat memecahkan persoalan dalam kesuburan tanaman. Penggunaan input
(pupuk dan pestisida) yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan
sumberdaya alam seperti keracunan tanaman, polusi tanah, dan juga air. Di lain
pihak kekurangan dari unsur hara menyebabkan penurunan produktivitas lahan,
sehingga dibutuhkan suatu teknologi ramah lingkungan yang mempertimbangkan
keseimbangan antara eksploitasi sumberdaya alam dengan lingkungan melalui
pengurangan input terhadap bahan sintetik seperti pupuk kimia dan juga pestisida.
Namun dengan demikian, meskipun secara kuantitatif jumlah pupuk yang akan
diaplikasikan sangat kecil, produksi diharapkan jauh melebihi produksi rata-rata.
Salah satu jenis pupuk yang sering digunakan dalam pertanian adalah
pupuk NPK. Pupuk NPK ini adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat
yang mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk NPK ini
juga merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan.
Ketiga unsur yang ada di dalam pupuk NPK ini sangat membantu pertumbuhan
tanaman dalam tiga cara. Nitrogen akan membantu pertumbuhan vegetatif pada
daun. Posfor untuk membantu pertumbuhan pada akar dan tunas. Kalium untuk
membantu pembungaan dan pembuahan pada tanaman (Subbaiya dkk, 2012).
Adanya program peningkatan produksi pangan untuk menjaga ketahanan
pangan perlu didukung pula oleh teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi
penggunaan pupuk, ramah lingkungan, dan mampu meningkatkan nilai produksi
pangan. Terdapat beberapa teknologi yang mempunyai potensi cukup tinggi untuk
dikembangkan diantaranya adalah produk input pertanian yang berteknologi nano.
Teknologi nano telah mampu berkontribusi secara nyata dalam bidang penerapan
yang luas diantaranya adalah pada bidang pertanian dan lingkungan. Pemanfaatan
teknologi nano ini pemberian pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
(precision farming) dan tepat guna pada tanaman yang akan diaplikasikan.
Melalui teknologi nano ini dihasilkan pupuk-pupuk berukuran nano (nano
fertilizer) baik dalam bentuk tepung (nano powder) maupun cair. Penggunaan
pupuk nano yang berukuran kecil ini (1 nm = 10-9 m) memiliki keunggulan lebih
reaktif, langsung mencapai sasaran atau target karena ukurannya yang halus, serta
dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan pupuk konvensional.
Pupuk NPK-kitosan adalah pupuk dengan penambahan nano kitosan di
dalamnya. Kitosan tersusun atas distribusi acak N-aceyl-D-glukosamine dan D-
glucosamine-linked β-(1-4) (Hasaneen dkk, 2014). Kitosan diperoleh melalui
deasetilasi senyawa kitin yang ditemukan pada cangkang arthropoda, mollusca,
dan algae. Kitosan merupakan polimer yang memiliki banyak manfaat, salah
satunya di dalam bidang pertanian terhadap tambahan pupuk agar daya kerja
pupuk akan lebih maksimal terhadap pertumbuhan dan proteksi pada tanaman.
Pupuk NPK-kitosan dapat dibuat dengan menggabungkan pupuk NPK
dengan partikel nano asam kitosan poli-metakrilat. Partikel nano kitosan poli-
metakrilat diperoleh dengan reaksi polimerisasi metakrilik asam dalam larutan
kitosan. Perawatan tanaman dengan NPK-kitosan menyebabkan pupuk yang
signifikan peningkatan progresif di dalam semua pertumbuhan (panjang akar,
panjang tunas, berat segar, kadar air, luas dari daun dan ketahanan terhadap
mikroorganisme pengganggu seperti gulma, serangga, dan jamur) (Zul dkk, 2018).
Hasil menunjukkan nanopartikel kitosan poli-metakrilat di dalam pupuk
NPK-kitosan akan masuk ke dalam stomata dan akan masuk ke sistem floem.
Floem terdiri dari satuan jaringan hidup jaringan pembuluh yang mentranslokasi
produk fotosintesis termasuk sukrosa, protein, dan juga beberapa ion-ion mineral
untuk pertumbuhan tanaman (Aziz dkk, 2016). Sebelumnya, partikel nano akan
diserap oleh akan dan terbawa dalam aliran aliran zat hara melalui silinder untuk
mengalir disepanjang akar sebagai akibat dari perbedaan tekanan antara sumber
dari akar ke batang dan juga daun. Berdasarkan hipotesis aliran atau tekanan
aliran, yang menjelaskan keberadaan nanopartikel kitosan-NPK di dalam floem
jaringan tanaman dimana nanopartikel kitosan-NPK ini juga akan berdifusi ke
jaringan xilem. Sehingga hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nanopartikel
kitosan-NPK di dalam floem itu akan ikut meningkatkan kinerja tissue tanaman
dengan mentranslokasikan partikel nano dan juga akan berpengaruh besar di
dalam dalam pertumbuhan, perkembangan, dan ketahanan terhadap hama pada
tanaman yang diberi oleh pupuk nanopartikel kitosan-NPK (Mujahid dkk, 2017).
Dengan demikian percepatan pertumbuhan tanaman dan produktivitas
melalui penerapan pupuk hayati nanokitosan dapat membuka perspektif baru
dalam praktik pertanian, karena pupuk nanokitosan ini telah menjanjikan cara
yang aman untuk memperkaya nutrisi tanaman tanpa merusak lingkungan. Namun
demikian, studi lapangan yang lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari efek
konsentrasi pada pertumbuhan dan metabolisme tanaman agar dapat memastikan
keamanan nanotreated tanaman dan tidak berbahaya (toxic) pada tanaman ketika
tanaman tersebut akan dikonsumsi oleh manusia ataupun juga oleh hewan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, H. M. M. A., dkk. 2016. Nano Chitosan NPK Fertilizer Enchances the
Growth and Productivity of Wheat Plants Grown in Sandy Soil. Spanish
Journal of Agricultural Research. Vol. 14(1): 1-9.
Hasaneen, M. N. A., dkk. 2014. Preparation of Chitosan Nanoparticles for
Loading with NPK Fertilizer. African Journal of Biotechnology. Vol.
13(31): 3158-3164.
Mujahid, A., dkk. 2017. Uji Aplikasi Pupuk Berteknologi Nano pada Budidaya
Tanaman Bayam Merah (Alternanthera amoena Voss). Jurnal Produksi
Tanaman. Vol. 5(3): 538-545.
Subbaiya, R., dkk. 2012. Formulation of Green Nano Fertilizer to Enhance the
Plant Growth through Slow and Sustained Release of Nitrogen. Journal of
Pharmacy Research. Vol. 5(11): 5178-5183.
Zul, N. A., dkk. 2018. Karakterisasi Nano Kitosan dari Cangkang Kerang Hijau
dengan Metode Gelasi Ionik. Jurnal Teknologi Bahan Alam. Vol. 2(2):
106-111.

Anda mungkin juga menyukai