Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN LINGKUNGAN

PEMANFAATAN MINYAK KEMIRI SEBAGAI ALTERNATIF


PENUMBUH RAMBUT

Oleh :
Amir Fikri Gholido K2317001
Chusnul Chotimah K2317015
Desy Agustini K2317017
Kevin Adhelacahya K2317039
Maria Lerisa P N K2317045
Yoga Dafa Nur Baskara K2317069
Zanetti Dyah Anggraeni K2317073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia pada umumnya menggunakan shampo berbahan kimia


padahal produk-produk tersebut memiliki kandungan yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, diantaranya isopropil alkohol, propylene glycol, polyethylene
glycol, natrium lauril sulfat (SLS), dan sodium laureth sulfat (SLES). Bahan-bahan
tersebut di atas dapat menyebabkan rambut dan kulit kepala tidak sehat, kulit menjadi
iritasi dan sensitif, menghambat pertumbuhan rambut, dan menyebabkan rambut
rontok (Kompas.com).

Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan dan manusia,
terutama mamalia. Rambut dikenal sebagai mahkota bagi kaum hawa dan tak
dipungkiri juga bagi kaum adam, oleh karena itu ketika rambut menjadi rontok akan
menjadi suatu masalah yang besar. Kemiri (Aleurites moluccana) dikenal luas sebagai
bahan penumbuh rambut. Tanaman ini mengandung asam linolenat, asam oleat, asam
linoleat, asam palmitat, dan asam stearat.

Indonesia memiliki beraneka ragam tanaman yang dapat membantu pertumbuhan


rambut secara alami. Tanaman alam yang terbukti dapat mengatasi kerontokan rambut
antara lain yaitu, kemiri, lidah buaya, buah apel dan madu. Kemiri mengandung asam
lemak yang dapat memicu pertumbuhan rambut.
Kemiri (Aleurites moluccana, Wild.) atau candle nut adalah salah satu tanaman
industri yang tersebar di daerah tropis dan subtropis. Tanaman kemiri memiliki banyak
manfaat bagi kehidupan manusia, terutama pada bagian biji kemiri. Salah satu cara
untuk memanfaatkan biji kemiri adalah dengan mengekstraksi biji kemiri, sehingga
dihasilkan minyak. Biji kemiri memiliki kadar minyak yang tinggi, yaitu sekitar 35 %-
65 % minyak. Minyak kemiri (candle nut oil) digunakan sebagai bahan dasar dalam
industri cat atau pernis, kecantikan, farmasi serta berkhasiat untuk menyuburkan
rambut, menghitamkan rambut secara alami, melapisi bagian dasar perahu agar tahan
terhadap korosi, sebagai bahan pembatik dan bahan bakar (Arlene, 2013). Minyak
kemiri mengandung asam lemak tidak jenuh yaitu asam oleat, asam linoleat, dan asam
linolenat dengan titik cair yang rendah. Selain itu juga mengandung asam lemak jenuh
dalam jumlah yang sedikit, yaitu asam palmitat dan asam stearat.
Kemiri merupakan komoditas asli Indonesia dan memiliki tingkat produksi yang
tinggi di wilayah nusantara. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2016, produksi
kemiri pada tahun 2015 mencapai 91,5 ribu ton.

Data Produksi Kemiri Indonesia (ribu ton)


92.5
92
91.5
91
90.5
90
89.5
89
88.5
88
87.5
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Sumber : Dokumen BPS

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa produksi kemiri setiap tahunnya
meningkat dan dengan begitu pemanfaatan minyak kemiri sebagai alternatif obat
penumbuh rambut dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Berlandaskan hasil analisis masalah di atas, penulis melakukan uji dan membuat
secara nyata minyak yang berasal dari kemiri sebagai sarana alternatif penumbuh
rambut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kandungan minyak kemiri yang dapat berperan dalam mempercepat
pertumbuhan rambut?
2. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki minyak kemiri dibandingkan
dengan produk yang lain?
3. Bagaimana penerapan teori ekonsentrisme melalui pemanfaatan minyak kemiri
sebagai alternatif zat penumbuh rambut?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan menganalisis kandungan yang terdapat dalam minyak kemiri
dalam mempercepat pertumbuhan rambut.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh minyak kemiri
sebagai produk penumbuh rambut.
3. Menganalisis peneraparan teori ekosentrisme melalui pemanfaatan minyak
kemiri sebagai alternatif zat penumbuh rambut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kemiri (Aleurites moluccana)

Kemiri (Aleurites moluccana) adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai


sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong
dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam perdagangan antarnegara dikenal
sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish
tree atau kukui nut tree. Minyak yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri
untuk digunakan sebagai bahan campuran cat.

Tidak diketahui dengan tepat asal-usulnya, tumbuhan ini menyebar luas mulai dari
India dan Cina, melewati Asia Tenggara dan Nusantara, hingga Polinesia dan Selandia
Baru. Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak nama, diantaranya, kembiri,
gambiri, hambiri, kemili, kemiling, buah kareh, keminting dan lain-lain.

Kemiri tumbuh dengan baik pada tanah-tanah kapur, tanah-tanah berpasir di pantai.
Tetapi dapat juga tumbuh pada tanah-tanah podsolik yang kurang subur sampai yang
subur dan pada tanah-tanah latosol. Tanaman kemiri dapat tumbuh dan berproduksi
baik pada ketinggian 0 – 800 meter di atas permukaan laut, walaupun dibeberapa
tempat dapat juga tumbuh pada ketingian 1.200 meter dpl. Tanaman kemiri dapat
tumbuh pada lahan datar, bergelombang dan bertebing-tebing curam. Ditinjau dari
kondisi iklimnya, tanaman kemiri dapat tumbuh di daerah-daerah yang beriklim kering
dan basah. Tanaman kemiri dapat tumbuh di daerah dengan jumlah curah hujan 1.500
– 2.400 mm per tahun dan suhu 200 – 270C.

1. Pohon
Pohon besar dengan tinggi mencapai 40 m dan gemang hingga 1,5 m. Pepagan
abu-abu, sedikit kasar berlentisel. Daun muda, ranting, dan karangan bunga dihiasi
dengan rambut bintang yang rapat, pendek, dan berwarna perak mentega seolah
bertabur tepung. Dari kejauhan tajuk pohon ini nampak keputihan atau keperakan.

Gambar 1. Tanaman Kemiri


Sumber : bibitbunga.com

2. Daun
Daun tunggal, berseling, hijau tua, bertangkai panjang hingga 30 cm, dengan
sepasang kelenjar di ujung tangkai. Helai daun hampir bundar, bundar telur, bundar
telur lonjong atau menyegitiga, berdiameter hingga 30 cm, dengan pangkal bentuk
jantung, bertulang daun menjari hanya pada awalnya, bertaju 3-5 bentuk segitiga
di ujungnya.
3. Perbungaan
Perbungaan dalam malai thyrsoid yang terletak terminal atau di ketiak ujung,
panjang 10–20 cm. Bunga-bunga berkelamin tunggal, putih, bertangkai pendek.
Bunga-bunga betina berada di ujung malai payung tambahan; bunga-bunga jantan
yang lebih kecil dan mekar lebih dahulu berada di sekelilingnya, berjumlah lebih
banyak. Kelopak bertaju 2-3; mahkota bentuk lanset, bertaju-5, panjang 6–7 mm
pada bunga jantan, dan 9–10 mm pada bunga betina.
4. Buah dan biji
Buah batu agak bulat telur gepeng, 5-6 cm × 4-7 cm, hijau zaitun di luar dengan
rambut beledu, berdaging keputihan, tidak memecah, berbiji-2 atau 1. Biji
bertempurung keras dan tebal, agak gepeng, hingga 3 cm × 3 cm; dengan keping
biji keputihan, kaya akan minyak.

B. Kandungan pada Buah Kemiri


Kemiri memiliki kandungan fenol, flavonoid, dan alkanoid. Fenol dan
flavonoid memiliki peran penting sebagai senyawa yang bertanggung jawab dalam
pertumbuhan rambut (Anas dkk, 2012)

Tabel 2. Karakteristik Ekstrak Biji Kemiri dengan Uji Organoleptis.


Kandungan minyak kemiri sebagian besar terdiri atas asam lemak. Lemak yang
terkandung dalam minyak kemiri antara lain adalah 9% lemak jenuh, 20% asam
oleat (asam lemak omega-9), 42% asam linoleat (asam lemak omega-6), dan 29%
asam linolenat (asam lemak omega-3), serta 6% asam palmitat. Selain asam lemak,
minyak kemiri juga mengandung berbagai vitamin, seperti vitamin A, C, dan E.
Karena kandungannya itu, maka minyak kemiri memiliki kemampuan penetrasi
kulit yang besar, sehingga minyak kemiri kerap meninggalkan “jejak”-nya pada
kulit manusia, termasuk pada pakaian. Saat ini minyak kemiri sudah banyak yang
dijual dalam bentuk kemasan botol siap pakai. Kandungan asam lemak pada
minyak kemiri membuatnya berfungsi sebagai pelembab alami yang mumpuni.
Kemampuan minyak kemiri dalam melembabkan banyak dimanfaatkan orang
untuk digunakan sebagai produk perawatan kecantikan, termasuk dalam perawatan
rambut. Asam amino dan asam lemak esensial yang terkandung dalam minyak
kemiri bekerja layaknya conditioner alami untuk rambut yang dapat terpenetrasi
pada batang dan helai rambut sehingga membuat rambut jadi sehat, berkilau,
lembut, dan tidak kering..
Minyak kemiri menutrisi rambut sekaligus juga bekerja seolah-olah memijat
kulit kepala dan membuat sel akar rambut menjadi aktif. Manfaatnya adalah dapat
menyuburkan rambut, membuat rambut jadi semakin lembut, indah dan tebal,
sekaligus juga mencegah timbulnya ketombe dan masalah kulit kepala kering.
Karena kandungan dan khasiat yang dimiliki oleh minyak kemiri, banyak yang
memanfaatkannya untuk mengatasi masalah kerontokan rambut, menebalkan alis,
menyuburkan dan menghitamkan rambut bayi dan anak-anak, karena kemiri juga
memiliki khasiat menjaga warna alami rambut.

C. Kelebihan dan Kekurangan Minyak Kemiri

Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan dan proses pembuatan


minyak kemiri dipaparkan dalam tabel di bawah ini
No. Minyak Kemiri Produk berbahan Kimia
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
1. Tidak Membutuhkan Harga terjangkau Mengandung
menyebabkan waktu yang bahan kimia
alergi dan lama dalam yang berbahaya
iritasi. proses bagi kesehatan
pembuatan kulit. (Kanker
dll)
2. Teknik Menimbulkan Mudah di peroleh Tidak dapat
pengolahan bau digunakan pada
sederhana. menyengat. semua jenis
rambut.
3. Proses Rambut Memiliki aroma Pedih di mata.
pertumbuhan menjadi yang wangi
rambut berminyak.
berlangsung
dengan cepat.

D. Kaitan Teori Ekosentris dengan Pemanfaatan Minyak Kemiri


1. Teori Ekosentris
Teori ekosentris adalah suatu teori etika lingkungan yang memusatkan
etika pada seluruh komunitas ekologi, baik yang hidup maupun yang tidak
hidup. Secara ekologis, makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya
saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, kewajiban dan tanggung
jawab moral tidak hanya dibatasi oleh makhluk hidup tetapi juga berlaku
terhadap semua realitas ekologis (Edra, 2015).
2. Hubungan Teori Ekosentris dalam Pemanfaatan Minyak Kemiri
Sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh
bagaimana pandangannya terhadap sesuatu itu, Kalau sesuatu hal
dipandang sebagai berguna dan penting, maka sikap dan perilaku terhadap
sesuatu itu lebih banyak bersifat menghargai. Sebaliknya jika sesuatu hal
dipandang dan dipahami sebagai sesuatu yang tidak berguna dan tidak
penting, maka sikap dan perilaku yang muncul lebih banyak bersifat
mengabaikan, bahkan merusak.. Manusia memiliki pandangan tertentu
pada alam, dimana pendangan itu telah menjadi landasan bagi tindakan dan
perilaku manusia terhadap alam. Dari beberapa pandangan etika yang telah
berkembang tentang alam disini akan dibahas tiga teori utama, yang dikenal
dengan Shallow environmental Ethics, Intermediate Environmental ethics,
dan Deep Environmental ethics. Ketiga teori ini dikenal juga sebagai
antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme.
Pemanfaatan kemiri sebagai minyak penumbuh rambut merupakan
usaha manusia dalam memanfaatkan alam sebagai sarana pemenuhan
kebutuan. Pemanfaatan kemiri dalam ini hal merupakan salah satu wujud
hubungan antar manusia dan alam (ekologi) yang saling berkaitan. Hal ini
tercantum dalam Teori Ekosentris. Selain mampu memanfaatkan, manusia
juga bertanggung jawab dalam pelestarian tanaman kemiri serta berperan
penting dalam penjaminan terlestarinya tanaman kemiri.
BAB III
KESIMPULAN

Kemiri memiliki kandungan fenol, flavonoid, dan asam lemak yang miliki kasiat
untuk menumbuhkan rambut lebih cepat. Penggunaan kemiri sebagai bahan penumbuh
rambut memiliki kelebihan yaitu penggunaan bahan alami mengurangi resiko adanya
iritasi pada kulit, teknik pembuatan minyak kemiri tergolong sederhana sehingga setiap
orang dapat memproduksinya. Kekurangan yang dimiliki adalah bahwasanya kemiri
menghasilkan aroma menyengat dan membutuhkan waktu yang lama dalam
produksinya. Berdasarkan teori ekosentris, pemanfaatan kemiri sebagai zat penumbuh
rambut merupakan implementasi nyata hubungan antar manusia dengan alam. Manusia
yang dapat memanfaatkan kemiri harus pula mau bertanggung jawab dalam kelestarian
tanaman kemiri itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Arlene, A. (2013). Ekstraksi Kemiri dengan Metode Soxhlet dan Karakterisasi


Minyak Kemiri. Jurnal Teknik Kimia USU, 6-10.
Indonesia, B. P. (2016). Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman.
Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik: www.bps.go.id
Prasojo, A. P., Mulyani, S., & Mufrod. (2012). Pengaruh Lama Penyimpanan
terhadap Stabilitas Fisik dan Kimia Lotion Penumbuh Rambut Ekstrak Biji
Kemiri (Aleurites moluccana L., Willd). Yogyakarta: Jurnal Obat Tradisional.
Pratiwi, H. (2012). Hindari Bahan Kimia ini di Shampo Anda! Jakarta:
KOMPAS.COM.
Satmaidi, E. (2015). KONSEP DEEP ECOLOGY DALAM PENGATURAN
HUKUM LINGKUNGAN. Penelitian Hukum Supermasi Hukum.

Anda mungkin juga menyukai