Anda di halaman 1dari 17

Penyakit

Diare
Disusun oleh :
Winda Dwi Chantika
3B
Latar Belakang
Luza, 2007 menyatakan bahwa penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis

lingkungan, penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia karena

masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat

untuk hidup bersih dan sehat. Selain itu diare juga merupakan salah satu penyakit infeksi

penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak balita terutama yang berusia di bawah

tiga tahun. Hal ini berkaitan erat dengan makanan, imunitas terhadap infeksi dan ketergantungan

psikologi. Secara biologis usia 6-36 bulan merupakan periode yang rentan terhadap infeksi, gizi

dan diare. (Chiller et al, 2006)


Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar
atau defekasi yang encer
dengan frekuensi lebih dari tiga
kali sehari, dengan atau tanpa
darah dan atau lender dalam
tinja. Mansjoer, (2000).
Diagnosa Sosial
Berdasarkan data Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2016 angka kejadian diare pada tahun
2016 ditemukan sebanyak 40.848 pada balita perkiraan kasus diare sebanyak 21.036 ditangani (51%).
Penemuan tertinggi terdapat di Kota Bengkulu yaitu sebanyak 7.521 kasus dan yang terendah terdapat di
Bengkulu Tengah sebanyak 1.794 kasus (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2017). Sedangkan di Kota Bengkulu
diketahui bahwa jumlah kasus diare pada tahun 2015 sebanyak 7.518 orang, tahun 2016 jumlah penderita
diare sebanyak 7.693 orang, dan tahun 2017 jumlah penderita diare sebanyak 7.876 orang (Dinkes Kota
Bengkulu, 2017)
Tingginya angka kesakitan dan kematian penyakit diare disebabkan oleh bebrapa faktor antara lain
lingkungan yang kurang memadai, keadaan gizi, keadaan demografis, pendidikan, sosial ekonomi dan
perilaku masyarakat yang secara langsung atau tidak langsung yang mempengaruhi keadaan penyakit
diare (Kemenkes RI, 2011).
Berbagai faktor mempengaruhi kejadian diare, diantaranya adalah faktor lingkungan, gizi, kependudukan,
pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat (Widoyono, 2004).
Diagnosis Epidemiologi

Kasus Diare dapat menyerang semua kelompok umur khususnya pada anak dibawah umur 3 tahun. . Berdasarkan
studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah
(1) setelah buang air besar 12%, (2) setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, (3) sebelum makan 14%, (4)
sebelum memberi makan bayi 7%, dan (5) sebelum menyiapkan makanan 6 %. Sementara studi BHS lainnya
terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air
minum, tetapi 47,50 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli. Kondisi tersebut berkontribusi
terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada
tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar
Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52. Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui
intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total.

Meningkatnya jumlah kasus Diare di masyarakat salah satunya akibat kurangnya pengetahuan mereka tentang
pencegahan dan faktor penyebab penularan Diare.
Etiologi atau Faktor penyebab

Penyebab tidak Penyebab langsung


langsung
infeksi bakteri virus dan parasit,
keadaan gizi, hygiene dan malabsorbi, alergi, keracunan
sanitasi, social budaya, bahan kimia maupun keracunan
kepadatan penduduk, social oleh racun yang diproduksi oleh
ekonomi dan factor-faktor lain. jasad renik, ikan, dan sayur-
sayuran
Gejala Klinis
Awalnya seorang balita akan sering cengeng, gelisah,
suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang atau
tidak ada nafsu makan, yang disertai dengan
timbulnya diare. Keadaan kotoran (tinja) makin cair,
kemungkinan mengandung darah atau lender, yang
berwarna menjadi kehijau-hijauan yang disebabkan
karena bercampur dengan empedu anus dan sekitarnya
menjadi lecet yang mengakibatkan tinja menjadi asam ,
Mansjoer,(2000).
Cara Penularan Diare

Kuman penyebab diare ditularkan melalui fecal-oral antara lain melalui makanan

dan minuman yang tercemar tinja dan kontak langsung dengan tinja penderita

,Depkes, (2000).
Pencegahan
Diare
Pencegahan diare dapat dilakukan dengan
memberikan ASI, memperbaiki makanan
pendamping ASI, menggunakan air bersih yang
cukup,mencuci tangan sebelum makan,
menggunakan jamban, membuang tinja anak
pada tempat yang tepat ,Depkes, (2000).
Diagnosa Perilaku dan Lingkungan

Hubungan Kebiasaan Mencuci Tangan Dan Kejadian Diare Balita


● Kebiasaan mencuci tangan yang diteliti berupa kebiasaan mencuci tangan menggunakan
air dan sabun pada saat sebelum dan sesudah makan; sebelum menghidangkan makanan;
sesudah dari kamar mandi/BAB/BAK; dan sebelum mengasuh balita. Diketahui bahwa
dari 67 orang ibu di Wilayah Nusa Indah Kota Bengkulu terdapat hampir sebagian
responden yaitu 31 orang ibu (46,2%) dengan sudah memiliki kebiasaan mencuci tangan.
● Hubungan Kebiasaan Memasak Air Minum Dan Kejadian Diare Balita
Kebiasaan memasak air minum merupakan perilaku responden yang selalu
memasak/merebus air sebelum diminum oleh anggota keluarga. Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa pada 22 responden yang tidak memiliki kebiasaan memasak air minum
ada 18 (81.8%) responden yang memiliki balita yang menderita diare; dan dari 48 responden
yang memiliki kebiasaan memasak air terdapat 25 (52.1%) responden yang memiliki balita
menderita diare. Artinya ada hubungan antara kebiasaan memasak air minum dengan
kejadian diare di Masyarakat.
Gambaran pengetahuan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu

Has il anal is i s menunju kkan bahwa mas i h ada i bu di Wil ayah Kerj a Pus kes mas Nus a Indah Kot a Bengkul u dengan pengetahuan kuran g. Hal i ni dapat dil ihat dari has i l jawaban res po nden di kuesi oner yang mengat akan bahwa mereka mas ih ada y ang ti dak t ahu di are dapat dit ul arkan m el alui apa, ti dak bi s a menentukan
t ingkat dehidras i yang diderit a anak, t i dak t au langkah pertam a yang harus di l akukan pada an ak yang mengal am i deh idrasi aki bat di are, t idak tau Ko mpl ikas i apa yang s eri ng di jum pai aki bat diare pada anak dan m as i h ada i bu yang t i dak tahu l angkah apa s aja yang dapat di lakukan u ntuk mencegah diare pada anak.

No Pengetahuan Ibu Frekuensi Persentase %


1. Kurang 20 29,9
2. Cukup 31 46,2
3. Baik 16 23,9
Jumlah 67 100
Diagnosa
Pendidikan Masyarakat yang menjadi informan adalah ibu dari anak berusia

& di bawah tiga tahun dan anak tersebut pernah menderita diare
dalam tiga bulan terakhir. Berdasarkan umur ibu-ibu
tersebut berumur antara 20-36 tahun dengan pendidikan
Organisasional terendah SD dan paling tinggi berpendidikan sarjana.
Pekerjaan informan terdiri dari ibu rumah tangga, buruh,
karyawati dan guru. Berdasar peran serta dalam kegiatan di
masyarakat, informan terdiri dari ibu-ibu yang sering
mengikuti kegiatan di masyarakat (rutin mengikuti posyandu
atau kegiatan lain setiap bulan minimal enam kali dalam satu
tahun) dan jarang mengikuti kegiatan di lingkungan baik
Posyandu maupun pertemuan warga lainnya.
Pelaksanaan Program promosi kesehatan yang dilaksanakan terkait
dengan penyakit diare

> Seksi Penyuluhan Masyarakat: kegiatan yang dilakukan adalah program PHBS
yang dilakukan melalui penyuluhan kelompok, dialog interaktif, kampanye
dan pemutaran film. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan kerjasama
lintas sektoral dengan dinas terkait. Dinas terkait yang bekerjasama dengan
subdinas promosi kesehatan adalah bagian sosial dan Dinas pendidikan.
Diagnosa Administrative dan Kebijakan

Adanya stakeholder yang terdiri dari terdiri dari


satu orang Kepala Bidang, dua orang kepala
seksi, satu orang kepala Puskesmas dan empat
orang karyawan Puskesmas.
Observasi kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Nusa Indah terkait dengan
diare terdapat penyuluhan, konseling di poli, pojok PHBS, PHN, inspeksi
sanitasi dan pemeriksaaan rumah. Penyuluhan dilakukan bersamaan
dengan kegiatan posyandu dan rakor kader. Pelaksanaan kegiatan di pojok
PHBS tergantung rujukan dari poliklinik apabila ditemukan kasus. Dengan
diadakannya kegiatan ini, diharapkan dapat membantu menurunkan kasus
Diare.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai