Anda di halaman 1dari 7

Makalah Pemberdayaan Masyarakat

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6 :

Nama anggota :
1. Bella Rolina Sari
2. Khoirunisa
3. M. Robialdi
4. Nurul Aulia Dewi
5. Reynaldi Fadiancha
6. Riska Permata Nggas
7. Winda Dwi Chantika

Tingkat 2 B

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


JURUSAN D4 PROMOSI KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Penulis menyusun laporan ini untuk memenuhi
tugas dari Bunda Sri Sumiati. AB, M.Kes

Penulis mengucapkan terimakasih kepada, Bunda Sri Sumiati selaku dosen mata kuliah
Pemberdayaan Masyarakat dan juga kepada teman-teman sekelas yang sudah memberi dukungan
dalam proses pembuatan makalah ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
sederhana dan hasilnya jauh dari sempurna.

Demikianlah kata pengantar dari penulis, semoga makalah ini mendapatkan hasil yang
memuaskan dan berguna bagi para pembaca.

Penulis, 09 Februari 2021


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat yang


karena ketidakmampuannya baik karena faktor internal maupun eksternal. Pemberdayaan
diharapkan mampu mengubah tatanan hidup masyarakat kearah yang lebih baik, sebagaimana
cita-cita bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil, demokratis, sejahtera dan maju.
Pemberdayaan masyarakat kini telah menjadi agenda penting pemerintah, terutama sebagai
kelanjutan dari kegagalan konsep pembangunan masa lalu. Tidak hanya pemerintah, tapi dunia
usaha juga memiliki program pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial
mereka terhadap masyarakat, (Corporat Social Responsibility/CSR). Namun hal ini seringkali
bertentangan dengan kenyataan dilapangan. Program pemberdayaan kurang mengena sasaran,
karena sering dilakukan secara charity, ditambah lagi program pemberdayaan malah menguras
dan “memperdayai” rakyat. Sehingga praktek korupsi semakin merajalela, yang kaya semakin
berkuasa, yang miskin semakin tidak berdaya. Pengentasan kemiskinan hakikatnya adalah
mengubah perilaku, yang dimulai dari mengubah mindset individu dan masyarakat. Pengentasan
kemiskinan hanya dapat dilakukan melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Masyarakat
didorong untuk memiliki kemampuan sesuai potensi dankebutuhannya untuk berdiri tegak di atas
kakinya sendiri, memiliki daya saing, serta mandiri, melalui berbagai kegiatan pemberdayaan.

PBB telah memutuskan agenda besar pembangunan di seluruh dunia yang kemudian
dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs) 1990-2015 yang terdiri dari 8 butir
yaitu :
1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan ekstrim
2. Pendidikan dasar secara universal
3. Dikedepankannya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Pengurangan kematian anak BALITA
5. Perbaikan kesehatan ibu
6. Peperangan terhadap HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit-penyakit lainnya
7. Kepastian keberlanjutan lingkungan
8. Pengembangan kemitraan global untuk pembangunan.
Berbegai ulasan mengenai definisi pemberdayaan masyarakat juga dikemukakan oleh para ahli.
Antara lain adalah sebagai berikut;

1. Slamet (2003), Definisi pemberdayaan masyarakat adalah kondisi mementuk sistem


masyarakat yang mandiri, kemandiarian ini dihasilkan dari melihat kesempatan serta
mengambil keputusan bersama untuk membangun kreatifitas dan sikap inovatif dalam
masyarakat.
2. Robinson (1994), Menurutnya, pengertian pemberdayaan adalah proses ketertindakan
yang dilakukan secara pribadi dan sosial, dalam mengakutulisasikan kepentingan
bersama dalam nilai yang lebih kompetensif dengan masyarakat lainnya. Sehingga dapat
menunjang segala kebutuhan.
3. Sumardjo (1999), Arti pemberdayaan masyarakat adalah sikpa yang dilakukan
masyarakat untuk mengelola, mengatisipasi, serta melakukan tindakan yang postif dalam
proses perubahan sosial yang berkembang. Sikap ini haruslah di dukung dengan tindakan
dalam bentuk kemandirian setiap masyarakat.

A. Rumusan Masalah
1. Apa konsep pemberdayaan masyarakat?
2. Apa saja contoh konsep pemberdayaan masyarakat?
3. Bagaimana siklus pemberdayaan Kampung Pelangi?
4. Bagaimana model indikator pencapaian pemberdayaan?
5. Apa desiminasi pada masyarakat?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pemberdayaan masyarakat.
2. Untuk mengetahui contoh konsep pemberdayaan masyarakat.
3. Untuk mengetahui siklus pemberdayaan Kampung Pelangi.
4. Untuk mengetahui model indikator pencapaian pemberdayaan.
5. Untuk mengetahui desiminasi pada masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami. Konsep
merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau
symbol. Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata
power yang berarti kekuasaan atau keberdayaan. Konsep pemberdayaan berawal dari penguatan
modal sosisl di masyarakat (kelompok) yang meliputi penguatan penguatan modal
social (. Apabila kita sudah mem Kepercayaan (trusts), Patuh Aturan (role), dan
Jaringan (networking))iliki modal social yang kuat maka kita akan mudah mengarahkan dan
mengatur (direct) masyarakat serta mudah mentransfer knowledge kepada masyarakat. Dengan
memiliki modal social yang kuat maka kita akan dapat menguatkan Knowledge, modal (money),
dan people. Konsep ini mengandung arti bahwa konsep pemberdayaan masyarakat adalah
Trasfer kekuasaan melalui penguatan modal social kelompok untuk menjadikan kelompok
produktif untuk mencapai kesejahteraan social. Modal social yang kuat akan menjamin
suistainable didalam membangun rasa kepercayaan di dalam masyarakat khususnya anggota
kelompok (how to build thr trust).

Konsep pemberdayaan menurut Friedman (1992) dalam hal ini pembangunan alternatif
menekankan keutamaan politik melalui otonomi pengambilan keputusan untuk melindungi
kepentingan rakyat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi, langsung melalui partisipasi,
demokrasi dan pembelajaran sosial melalui pengamatan langsung. Menurut Chambers, (1995)
pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-
nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang
bersifat “people centred, participatory, empowering, and sustainable”.

Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pemberdayaan memiliki dua
kecenderungan, antara lain : pertama, kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses yang
memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan (power) kepada
masyarakat atau individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya
membangun asset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui
organisasi; dan kedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada
proses memberikan stimulasi,mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan
atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog
( Sumodiningrat, 2002).
B.Contoh Konsep Pemberdayaan Masyarakat
1. People centered
a. Penekanan akan dukungan dan pembangunan usaha-usaha swadaya kaum miskin
b. Kesadaran bahwa walaupun sektor modern merupakan sumber utama bagi pertumbuhan
ekonomi yang konsvensional, tetapi sektor tradisional menjadi sumber utama bagi
kehidupan sebagai besar rumah tangga miskin
c. Kebutuhan akan kemampuan kelembagaan yang baru dalam usaha membangun
kemampuan para penerima bantuan yang miskin demi pengelolaan yang produktif dan
swadaya berdasarkan sumber-sumber daya lokal.

2. Participatory
a. Keterlibatan pada identifikasi masalah, dimana masyarakat bersama-sama dengan
para perencana atau pemegang otoritas kebijakan mengidentifikasi persoalan,
mengidentifikasi peluang, potensi dan hambatan.
b. Proses perencanaan, dimana masyarakat dilibatkan secara aktif dalam penyusunan
rencana dan strategi berdasar pada hasil identifikasi sebelumnya.
c. Pelaksanaan pengolahan sampah
d. Evaluasi, yaitu masyarakat dilibatkan untuk menilai hasil pembangunan pengolahan
sampah yang telah dilakukan, apakah pembangunan memberikan manfaat bagi
masyarakat atau justru sebaliknya masyarakat dirugikan dengan proses yang telah
dilakukan.
e. Monitoring
f. Mitigasi, yang terlibat dalam mengukur dan mengurangi dampak negatif yang
diakibatkan oleh proyek yang sedang dilaksanakan.

3. Empowering
a.

4. Sustainable

5. Enabling

6. Protecting
C.Siklus Pemberdayaan Kampung Pelangi

Konsep keterlibatan masyarakat secara langsung ataupun tidak langsung dalam upaya
keberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kampung pelangi sebagai kampung tematik untuk
tujuan wisata. Bentuk partisipasi masyarakat ini dapat diukur dari kehadiran dalam rapat, dalam
pemberian ide, dalam kegiatan aksi dengan memberikan kontribusi uang, tenaga, dan
keberlanjutan program. Sedangkan keberdayaan dapat dilihat dari output program yang
menjadikan masyarakat lebih memiliki kemandirian seperti adanya peningkatan pendapatan,
peningkatan ketrampilan, peningkatan usaha produktif yang mendkung keberlanjutan program,
perinkatan interaksi sosial melalui pembentukan kelompok yang terorganisasi. Salah satu
program yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang untuk mengubah Kampung Wonosari
menjadi tidak kumuh lagi adalah menjadikannya sebagai Kampung Tematik yaitu Kampung
Pelangi. Perencanaan pembangunan kampung pelangi di Wonosari, Kelurahan Randusari
mengacu pada Program Kampung Tematik yang dimaksudkan untuk mengurangi permukiman
kumuh. Meskipun pembangunan kampung pelangi merupakan program yang sifatnya top-down
(dari atas) tapi tidak berarti masyarakat hanya tinggal menerima begitu saja (take it for granted)
tanpa melakukan apapun. Hal ini juga disadari sepenuhnya oleh pemerintah bahwa keberhasilan
pembagunan kampung pelangi juga harus mendapatkan dukungan dan melibatkan masyarakat
sejak perencanaan.

Partisipasi dan pemberdayaan merupakan dua kondisi yang bersinergi. Partsipasi menjadi
prasyarat dan parameter pemberdayaan sebaliknya upaya pemberdayaan menjadi mustahil tanpa
adanya partisipasi. Demikian pula dalam pembangunan kampung pelangi muaranya adalah
keberdayaan masyarakat. Kampung pelangi sebenarnya berdiri di wilayah yang selama ini
dikenal sebagai pemukiman ilegal karena menempati tanah milik kota semarang yang
peruntukannya untuk pemakaman. Terkait dengan pembangunan warna warni kampung pelangi,
masyarakat secara sukarela juga mau menyumbangkan uang bukan hanya pada saat proses
pengecatan, akan tetapi setelah launching dilakukan. Secara sadar dan tanpa paksaan mereka
mau melakukan iuran secara rutin untuk mempertahankan keberlanjutan kampung pelangi
sebagai kampung wisata.

D.Model Indikator Pencapaian Pemberdayaan

Anda mungkin juga menyukai