Anda di halaman 1dari 14

RANCANGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PROMOSI KESEHATAN

PERILAKU MEROKOK DI SMA 04 KOTA BENGKULU

Disusun oleh:

1. Ardit Figotama
2. Della Yola Lestari
3. Dwi Permatasari
4. Fia Nopa Dona
5. Nadia Putri
6. Ozi Junisen Afrizal
7. Sahvera Sumey Utami
8. Winda Dwi Chantika

Tingkat 3B

PERTEMUAN KE-4

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN PROMOSI KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Penulis menyusun laporan ini untuk memenuhi
tugas dari Bunda Sri Sumiati. AB, S.Pd, M.Kes

Penulis mengucapkan terimakasih kepada, Bunda Sri Sumiati selaku dosen mata kuliah
Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan dan juga kepada teman-teman sekelas yang sudah memberi
dukungan dalam proses pembuatan makalah ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
sederhana dan hasilnya jauh dari sempurna.

Demikianlah kata pengantar dari penulis, semoga makalah ini mendapatkan hasil yang
memuaskan dan berguna bagi para pembaca.

Penulis, 27 Agustus 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang
dicetuskan dan ditetapkan oleh sekolah secara dinamis dan progresif. Hal ini berarti, bahwa
kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat yang sedang membangun.6
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mengacu dan berdasarkan pada prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengembangan
kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan peserta didik, lingkungan, dan
kebutuhan daerah, serta kebutuhan bangsa itu sendiri, sehingga terwujudlah tujuan dan citacita
kita bersama, mulai tingakat yang mendasar sampai pada skala nasional.
Secara terminologis, kurikulum yaitu sebagai sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran
yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk mencapai suatu tujuan pendidikan atau
kompetensi yang ditetapkan. Sebagai tanda atau bukti bahwa siswa telah mencapai standar
kompetensi tersebut adalah dengan sebuah ijazah atau sertifikat yang diberikan kepada  peserta
didik. (Suparlan, 2011: 37)
Adapun pengertian kurikulum menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa kurikulum  itu adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Suparlan,
2011: 36)
SMA Negeri 04 Kota Bengkulu mempunyai kurikulum yang belum lengkap, oleh karena itu
dengan adanya pengembangan kurikulum baru akan mempelajari Perilaku Hidup Bersih Sehat
terutama Merokok. Adapun mata pelajaran ini penting untuk memberikan pengetahuan dan
pemahaman diri mengenai bahaya merokok serta dampaknya bagi kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada
pengembangan kurikulum ini adalah:
1. Kurangnya pengetahuan siswa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
terutama merokok.
2. Banyaknya faktor yang mempengaruhi kebiasaan siswa yang merokok.

1.3 Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) terutama
Merokok bagi siswa, guru, dan masyarakat di lingkungan SMA Negeri 04 Bengkulu.
2. Meningkatkan peran aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat di lingkungan SMA
Negeri 04 Bengkulu dalam ber Perilaku Hidup Bersih Sehat terutama Merokok.
BAB II
RANCANGAN KURIKULUM

Rancangan Kurikulum yang digunakan adalah model RALPH W. TYLER Menurut Ralph
W. Tyler rancangan dari kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang direncanakan dan
diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya. Menurut Tyler (1970) ada empat
hal yang dianggap mendasar untuk mengembangkan suatu kurikulum. Pertama berhubungan
dengan penentuan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, kedua berhubungan dengan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan,ketiga berhubungan dengan pengorganisasian pengalaman belajar;
dan keempat berhubungan dengan pengembangan evaluasi.

2.1 Penentuan Tujuan

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terutama Merokok di sekolah mempunyai
tujuan yakni:

a. Tujuan Umum:
Meningkatkan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau,
mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS
(Tidak merokok) dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya perilaku merokok bagi setiap peserta
didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah.
2) Meningkatkan peran serta aktif setiap peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah ber PHBS (tidak merokok) di sekolah.

3) Memandirikan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber
PHBS.
C. Tujuan pendidikan nasional
A. Meningkatkan pengtahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat terutama perilaku
tidak merokok bagi perserta didik, guru, dan masyarakat di lingkungan sekolah.
B. Meningkatkan peran aktif setiap peserta didik,guru dna masyarakat di lingkungan
sekolah Berperilaku hidup bersih dan sejat terutama tidak merokok.

D. Lembaga/instituasi
Mengembangkan kader kader kesehatan (Palang merah indonesia)
Mewujudkan kawasan sehat bebas rokok

E. Bidang studi
Mendisiplinkan siswa untuk berprilaku hidup bersih dan sehat terutama tidak merokok.

2.2 Perencanaan Rancangan Kurikulum

Penjas adalah salah satu mata ajar yang diberikan di suatu jenjang sekolah tertentu, yang
merupakan suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan
pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial, dan
emosional yang serasi, selaras, dan seimbang.
Penjas adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur
secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani,
psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman belajar yang disajikan akan
membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan
gerakan secara aman, efisien, dan efektif. Selain itu, pengalaman tersebut dilaksanakan secara
terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri
sebagai pelaku, dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup
seseorang, sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif.
Perencanaan Kurikulum promosi kesehatan prilaku merokok
Perencanaan kurikulum merupakan proses yang melibatkan kegiatan yang
mengumpulkan, penyortiran, sintesis dan seleksi informasi yang relevan dari berbagai sumber.
Informasi tersebut kemudian digunakan untuk merancang dan mendesain pengalaman-
pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran
Menciptakan generasi sehat tanpa rokok melalui kurikulum.. Hal ini SMAN 4 kota bengkulu
dalam perencanaan kurikulum perilaku merokok telah melibatkan banyak unsur dalam
menentukan tujuan pelaksanaan menentukan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran situasi
pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa serta mempertimbangkan keefektifan dalam
pembelajaran.

2.3 Uji coba dan revisi

Setelah melalui uji coba dengan PMR dahulu selanjutkan mengajarkannya kepada Guru
dan Murid di sekolah SMAN 4 kota bengkulu, maka dapat dilihat sejauh mana keefektifan dan
kepraktisan perangkat pembelajaran saat digunakan di kelas secara langsung. Kemudian
dilakukan perbaikan-perbaikan mengenai penerapan prilaku tidak merokok, dengan masukan
dari guru (observer) dan siswa melalui pengembangan kurikulum. Setelah mengalami reivisi,
maka terciptalah Perangkat Hipotetik (Perangkat Akhir Hasil Revisi pada Tahap Pengembangan
Perangkat) yang berupa perangkat akhir pembelajaran Penjas berbasis PHBS (tidak merokok) .

2.4 Uji lapangan

Uji Lapangan pada siswa di SMAN 4 kota bengkulu di nyatakan dari sisi keterlaksanaan
dan efektivitas adalah baik, bahwa siswa di SMA 4 kota bengkulu bisa dengan hasil pengamatan
aktivitas guru yang mendapat penilaian terhadap semua spek yang di observasi dengan kriteria
penilainan minimal 4 sesuai. Sedangkan belajar siswa di nyatakan baik dan respons siswa
terhadap pelaksanaan pembelajaran perilaku tidak merokok dengan respon minimal 4 (Baik).
2.5 Pelaksanaan Kurikulum
Pada pelaksanaan kurikulum Perilaku merokok pada siswa SMAN 4 kota bengkulu sudah
bisa dilaksanakan mengenai PHBS terutama merokok siswa mampu untuk mengerti memahami
dari perilaku tidak merokok di terapkan pada siswa yang merupakan pengembangan dari mata
pelajaran penjas yang akan di laksanakan hari kamis selama 45 menit.

Pelaksanaan kurikulum di bagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum


tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah,
dan pada tingkatan kelas yang berperan adalah guru.

Walaupun di bedakan antara tugas kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan kurikulum
pelaksanaan administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan sama-sama
bertanggung jawab melaksanakan proses administrasi kurikulum

2.6 Pengawasan Mutu

PROGRAM KEGIATAN PENANGGUNG PEMANGKU WAKTU BUKTI FISIK


JAWAB KEPENTINGAN PELAKSANA
YANG AN
DILIBATKAN
Memperbaiki Memberikan  Kepala  Kepala 27 Agustus 2021 • Materi
perilaku pelajar edukasi Sekolah sekolah edukasi
SMA agar tidak bahaya rokok  Guru  Guru • Daftar hadir
merokok terhadap  Orang tua  Masyarakat • Laporan
pelajar SMA  Tenaga Pengamatan
Kesehatan
Peduli diri guna Memberikan  Kepala  Kepala 27 Agustus 2021 • Video
menurunkan psikoedukasi Sekolah sekolah • Daftar Hadir
intensi merokok mengenal  Guru  Guru • Laporan
pada pelajar kondisi  Orang Tua  Masyarakat pengamatan
SMA remaja,  Tenaga
dampakserta Kesehatan
perilaku sehat
tanpa rokok.
2.7 KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

a. Penetuan Tujuan

Tujuan dari pemberian edukasi atau penyulahan terhadap pelajar SMA adalah dapat
menekankan kenaikan jumlah perokok di Indonesia,peningkatan jumlah perokok ini akan
berhubungan dengan peningkatan jumlah orang sakit akibat rokok yang nanti berpengaruh pada
peningkatan beban kesehatan Negara. Pada tahun 2018 ,BPJS mengalami defisit hingga 16,5
triliun karena banyaknya jumlah peserta yang sakit,melakukan pengukuran factor resiko penyakit
tidak menular akibat rokok dan melakukan konseling upaya berhenti merokok.dalam lingkungan
sekolah agar menciptakan wilayah sekolah bebas asap rokok dan melakukan upaya berhenti
merokok. Dan juga bukan pelajar saja yang harus berhenti merokok agar pelajar tidak merokok
tetapi juga kepala sekolah dan staf guru serta karyawan sekolah dan orangtua seharusnya tdak
merokok.agar pelajar atau anak bisa berhenti merokok dan mencontohkan orang tua.

b. Pengalaman belajar
Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa
manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif.
Selain itu, pengalaman tersebut dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar
dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku, dan menghargai manfaat
aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang, sehingga akan terbentuk jiwa sportif
dan gaya hidup aktif. Dengan diberlakukan di SMA 04 Bengkulu, menambahkan pengalaman
belajar para siswa guna menerapkan perilaku hidup sehat seperti berhenti merokok dan
mengetahui bahaya merokok untuk kesehatan.

c. Pengorganisasian pengalaman belajar


Pengorganisasian yang terkait dalam pengembangan kurikulum ini berupa ekstrakulikuler
olahraga seperti basket, futsal, renang, dan lainnya yang bermanfaat bagi jasmani guna
meningkatkan kualitas kesehatan. Selain ekstrakulikuler olahraga adapula PMR atau Palang
Merah Remaja yang terkait dalam meningkatkan aktifitas fisik dan kesehatan bagi pelajar.
d. Penilaian untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah dicapai

Dalam penilaian ini masih dalam tahap pemantauan, dimana untuk mengetahui tingkat
kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tentang bahaya
perilaku merokok. Hal ini berarti dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan
tingkah laku siswa tersebut, sebagaimana hasil dari proses belajar dan mengajar yang melibatkan
dirinya selaku pembimbing dan pembantu kegiatan belajar siswa.

2.8 PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Pendekatan rekonstuksionalisme/pendekatan masalah yang dihadapi masyarakat.
Pendekatan dilakukan dengan cara guru berinteraksi dengan siswa, dimana Siswa
perokok membutuhkan pendampingan dan bukan kemarahan, apalagi label negatif siswa
nakal.Perilaku merokok pada siswa perlu mendapat penanganan khusus dari sekolah. Guru perlu
memberikan perhatian khusus kepada siswa perokok, terutama yang berkaitan dengan keadaan
emosi siswa.Guru perlu mendalami kondisi psikologis siswa, terutama ketika merokok menjadi
ekspresi atas kejenuhan belajar, frustrasi, dan rasa tertekan.
Di sisi lain, guru perlu memberikan pengawasan maksimal, membangun suasana
persahabatan di dalam kelas, sehingga setiap siswa akan merasa nyaman, tidak terancam, dan
merasa mendapatkan penerimaan positif. Sebagai strategi tambahan, guru perlu mengubah
persepsi siswa bahwa merokok bukanlah lambang kejantanan dan popularitas. Guru dapat
memberikan edukasi menolak rokok kepada siswa. Agar ajakan untuk menolak rokok menjadi
lebih berdaya, hendaknya nasihat disampaikan guru yang memiliki figur otoritas pun begitu,
guru yang memiliki figur otoritas sangat sulit ditemui. Karena itu, dunia pendidikan memiliki
pekerjaan rumah yang tidak mudah, yakni mencetak guru yang diakui sebagai figur otoritas
siswa.Guru yang mampu menjadi figur otoritas bagi siswa akan mendapat tempat di hati
siswa.Dengan demikian, ucapan, perbuatan, dan nasihatnya akan dijadikan pegangan hidup.
Guru ini mampu menerima siswa, memahami, mendekati, dan menyampaikan pesan-pesan moral
secara efektif. Beberapa pesan moral yang penting disampaikan agar siswa tidak terjebak pada
perilaku merokok di antaranya, kerja keras, hidup sederhana, dan berdaya juang. Setidaknya, tiga
sikap dasar tersebut mampu mengarahkan siswa untuk tidak boros enggan mengonsumsi rokok,
gigih dalam belajar dan mengatasi hambatan belajar tidak mudah jenuh belajar dan memiliki
motivasi berprestasi. Apabila guru di negeri ini mampu menyampaikan mengarahkan siswa
untuk tidak merokok, tentu pelajar di Indonesia akan menjadi generasi cemerlang yang berdaya.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi Secara terminologis, kurikulum yaitu sebagai sejumlah pengetahuan atau mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan atau kompetensi yang ditetapkan. Sebagai tanda atau bukti bahwa siswa telah
mencapai standar kompetensi tersebut adalah dengan sebuah ijazah atau sertifikat yang
diberikan kepada  peserta didik. Dimana yang memiliki tujuan untuk mencapai tujuann
yang sudah di tentukan oleh semua orang baik dari pihak pemerintah,masyarakat. Dan
juga tujuan dari kegiatan ini memiliki pencapaian yang harus dicapai dengan seluruh
tahap yang telah di tentukan seperti ;
1. Rumusan Masalah
2. Tujuan umum ataupun Tujuan khusus
3. Perencanaan Rancangan Kurikulum
4. Uji coba dan revisi
5. Uji lapangan
6. Pelaksanaan Kurikulum
7. Pengamatan Mutu
8. Komponen pengembangan kurikulum
Dimana semua tahapan ini harus dilaksanaan dengan sebaik-bainya dan mempu
menghasilkan hasil yang falid untuk kepentigan suatu institusi tertentu yang dapat
dikatakan berhasil dalam menjalankan kegiatan pengembangan kurikulum ini.

B. SARAN
Dalam kegiatan pengembangan kurikulum ini maka diharapkan kerjasama baik
dari pemerintah maupun pihak yang terkait langsung. Agar semua kegiatan yang harus
dilakukan tahap demi tahap akan berjaan dengan baik,kemudian dalam pengembangan
kurikulum ini juga tidak dapat dilakukan secara individu karena yang pastinya yaitu kerja
sama tim yang baik agar semua kegiatan yang akan dicapai mendapatkan hasil yang
maksimal.
Daftar pustaka

https://sipramita18.blogspot.com/2013/06/pengembangan-kurikulum.html
https://media.neliti.com/media/publications/74277-ID-pelaksanaan-manajemen-kurikulum-pada-
sma.pdf

https://core.ac.uk/download/pdf/198238859.pdf

Anda mungkin juga menyukai