Anda di halaman 1dari 10

Etika Bisnis: Sebuah Perspektif

Seberapa Beretika kah ?

• Kasus penipuan penemuan Emas di Busang, Kalimantan oleh Perusahaan


Bre-X menjadi contoh bagaimana tidak etisnya Bisnis di Indonesia.
• Etika dalam arti sebenarnya dianggap sebagai suatu acuan yang menyatakan
apakah tindakan, aktivitas atau perilaku suatu individu dianggap baik atau
tidak, sehingga kita dapat simpulkan bahwa etika bisnis sudah tentu akan
berbicara mengenai baik atau tidak baiknya suatu aktivitas bisnis.
• Pada umumnya, orang memandang bahwa etika dalam bisnis adalah suatu
normatif disiplin, dimana ada standar-standar tertentu yang sudah
ditentukan dalam lingkungan bisnis tersebut yang harus diterapkan dalam
menjalankan aktivitas bisnis tersebut.
• Dalam penerapannya, etika bisnis seringkali terbentur dengan berbagai
dilema kepentingan yang ingin dicapai dalam bisnis itu sendiri.
• Jika dilihat sekilas, maka bisa dikatakan bahwa etika bisnis adalah acuan
yang dipakai oleh suatu individu atau perusahaan sebagai pedoman dalam
melaksanakan aktivitas bisnisnya agar aktivitas yang mereka lakukan tidak
merugikan individu atau kelompok komunitas atau lembaga lain.
• Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa etika adalah pedoman untuk
bertingkah laku, bertindak dan merespon lingkungan.
• Yang paling sering terjadi adalah terjadi misperception antara individu /
perusahaan dengan komunitas. Suatu hal bisa dikatakan sudah beretika oleh
perusahaan, sedangkan lingkungan menganggap tidak beretika atau
sebaliknya.
• Terkadang nilai etika dalam bisnis menjadi rancu pada tatanan komunitas
dan kondisi tertentu. Sebagai contoh dalam komunitas Indonesia yang rata-
rata 80% adalah muslim, minuman-minuman keras / beralkohol dianggap
haram dan terlarang. Namun, pada kenyataannya produk-produk tersebut
ada, diterima dan beredar bebas dalam komunitas kita
• Bila dilihat dari norma agama Islam, maka produk minuman beralkohol
tersebut dapat dipertanyakan “etika”nya. Tapi pada kenyataannya penjual
dan pemakainya pun terkadang menyatakan dirinya muslim.
• Alasan ekonomi seringkali membuat nilai-nilai etika dalam bisnis menjadi
suatu yang diabaikan. Dengan alasan mengejar keuntungan membuat pelaku
bisnis menjadikan sesuatu yang tadinya “haram” untuk dilakukan, menjadi
sesuatu yang “halal”

Alasan-alasan mereka:
• Business is business, jangan dicampuradukkan dengan yang lain”
• Cari yang haram saja susah, apalagi yang halal
• Ini sudah biasa dalam bisnis
• Toh yang beli juga banyak
Siapa yang paling dirugikan dalam hal ini?
Tentu saja para stakeholder
• Pemegang saham (harga saham anjlok)
• Konsumen (mendapatkan produk yang tidak berkualitas)
• Pegawai perusahaan (PHK)
• Komunitas lokal (pengangguran, pencemaran)
• Pemerintah (hilangnya uang negara, perekonomian yang buruk)
• Pesaing bisnis (image buruk)
Bentuk Bentuk Substansi Etika

• Dalam dunia bisnis terdapat beberapa bentuk mitos tentang etika bisnis,
yang masing-masing mitos ini menggambarkan keterkaitan tingkah laku
bisnis dengan moral yang dipegangnya. Lima bentuk mitos ini sangat
berkaitan dengan transaksi bisnis yang dilakukan oleh individu atau
kelompok dalam beraktivitas yang dipakai sebagai pedoman normatif.
• Mitos pertama menyatakan bahwa etika adalah bersifat personal.
Kebebasan individu tidak untuk diperdebatkan.
• Mitos kedua menyatakan bahwa bisnis dan etika jangan disatukan atau
dicampuradukkan.
• Mitos ketiga menyatakan bahwa etika dan bisnis saling berhubungan. Mitos
ini cukup populer dalam bisnis.
• Mitos keempat menyatakan bahwa bisnis yang baik berarti mempunyai
etika yang baik.
Kenapa Beretika Menjadi Sulit

• Orang akan berbuat apa yang paling leluasa bisa diperbuatnya.

• Orang akan berbuat demi suatu kemenangan.

Anda mungkin juga menyukai