Anda di halaman 1dari 2

The Impact of Total Quality Management Practice on Employees’ Satisfaction and Performance: The

Case of Mass Media’s Employees

Fatimah Fatimah

Trisniarty Adjeng Moelyati

Siera Syailendra

Tinjauan Literatur

Total Quality Management (TQM) dimulai di Amerika Serikat selama Perang Dunia II, TQM muncul
sebagai tanggapan terhadap kesulitan memadukan pendekatan kualitas teknis dengan tenaga kerja
tidak terampil atau semi terampil yang berkembang pesat, selama dan setelah Perang Dunia II.
Meskipun banyak dari ide-ide tersebut berasal dari Amerika Serikat, tetapi kebanyakan di
perusahaan Jepang telah menerapkan TQM dan memperbaikinya pada tahun 1950-an.

Goetsch dan Davis (2002) menyatakan bahwa Total Quality Management adalah suatu pendekatan
untuk menjalankan bisnis yang berupaya memaksimalkan persaingan. sebuah organisasi melalui
perbaikan terus-menerus atau kualitas produk, jasa, orang, proses dan lingkungan. TQM juga
mencakup semua fungsi manajemen yang menentukan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung jawab,
dan menerapkan penggunaan perangkat seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu, jaminan
mutu dan peningkatan mutu, dalam sistem mutu (Wheaton dan Schrott, 1999).

Brah dan Lim (2006) menegaskan bahwa kinerja perusahaan dapat diukur dalam dua dimensi kinerja
yaitu: kinerja operasional dan kinerja organisasi. Kinerja operasional mencerminkan kinerja operasi
internal perusahaan dalam hal pengurangan biaya dan pemborosan, peningkatan kualitas produk,
pengembangan produk baru, peningkatan kinerja pengiriman, dan peningkatan produktivitas.

Indikator dan variabel dianggap sebagai faktor utama karena mereka mengikuti langsung dari
tindakan yang diambil dalam operasi perusahaan. Sedangkan kinerja organisasi diukur dengan
ukuran keuangan seperti pertumbuhan pendapatan, laba bersih, rasio laba terhadap pendapatan
dan pengembalian aset, dan ukuran non-keuangan seperti investasi di R&D, dan kapasitas
perusahaan untuk mengembangkan profil kompetitif.

Indikator Total Quality Management dinyatakan sebagai berikut (Goetsch dan Davis, 2002):

1. Berdasarkan strategi;
2. Fokus Pelanggan;
3. Obsesi Kualitas;
4. Pendekatan Ilmiah;
5. Komitmen Jangka Panjang;
6. Kelompok Kerja;
7. Sistem Perbaikan Berkelanjutan;
8. Pendidikan dan Pelatihan;
9. Kebebasan melalui Kontrol;
10. Kesatuan Tujuan;
11. Keterlibatan dan Pemberian Keistimewaan kepada karyawan;
Menurut Wibowo (2007), jenis ukuran kinerja yang digunakan sebagai indikator kinerja pelayanan
adalah sebagai berikut:

1. Produktifitas;
2. Kualitas;
3. Ketepatan waktu;
4. Waktu Siklus;
5. Pemanfaatan Sumber Daya
6. Biaya;

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan kuesioner terstruktur dan semi
terstruktur. Populasi dalam penelitian ini adalah 275 karyawan media massa, dan besar sampel
ditentukan dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael (1981), dan 155 responden dipilih
menggunakan proporsional random sampling yang dapat mewakili media surat kabar, media televisi,
dan media online. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation
Modeling (SEM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Total Quality Management berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan, kepuasan karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Dapat disimpulkan bahwa ketika seseorang puas dengan pekerjaannya, dia juga memiliki
kinerja yang baik dan, kinerja yang luar biasa juga disebabkan oleh penerapan Total Quality
management dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai