Anda di halaman 1dari 187

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL

Evaluasi kurikulum KTSP diarahkan pada beberapa sasaran, diantaranya


tingkat pemahaman ide dan prinsip pengembangan KTSP; keberhasilan
pengembangan dokumen KTSP dan keberhasilan KTSP. Fokus evaluasi diarahkan
pada ide,pengembangan dokumen, pelaksanaan KTSP dan hasil belajar. Untuk
menentukan tingkat keberhasilan pengembangan KTSP secara komprehensif
digunakan dua dimensi , yaitu dimensi nilai dan dimensi arti. Evaluasi dimensi nilai
berkaitan dengan keunggulan intrinsik KTSP tanpa mempersoalkan lingkungan mana
KTSP dilaksanakan, sedangkan dimensi arti berkaitan dengan nilai pengaruh KTSP
terhadap lingkungan.

Bagi dunia pendidikan Indonesia yang menempatkan wewenang


pengembangan program, kurikulum dan kebijakan di jenjang pemerintah pusat dan
pemerintah daerah maka kajian nilai dan arti sangat diperlukan. Ketika suatu
program, kurikulum dan kebijakan dikembangkan untuk satu satuan pendidikan
bukan tidak mungkin program, kurikulum dan kebijakan tersebut mengambil contoh
dan model dari yang dikembangkan di negara lain, di wilayah pendidikan lain, atau
merupakan kesepakatan bersama pada tingkat kota atau kabupaten yang berbeda
karakteristik masyarakatnya. Dalam konteks seperti ini maka program, kurikulum,
dan kebijakan tadi tidak sepenuhnya memperhatikan karakteristik daerah dan dampak
mungkin merupakan sesuatu yang menjadi masalah. Kalau pun program, kurikulum,
dan kebijakan untuk satuan pendidikan tertentu sepenuhnya di-kembangkan oleh guru
dan komite sekolah di suatu satuan pendidikan dan hasil evaluasi yang berkenaan
dengan nilai menunjukkan bahwa KTSP tersebut sangat baik, evaluasi yang
bersangkutan dengan worth (arti) tetap diperlukan. Evaluasi tetap harus
mempertanyakan apakah KTSP yang telah dikembangkan dan di-laksanakan
menunjukkan ada bukti-bukti empirik adanya dampak terhadap masyarakat dan
bangsa.

Tingkat pemahaman para pengembang KTSP mengenai ide kurikulum adalah


sesuatu yang kritikal dalam menentukan keberhasilan pengembangan dokumen dan
implementasi KTSP. Tanpa pemahaman yang baik mengenai ide kurikulum yang

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
dikembangkan di tingkat nasional maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa
Sangat besar kemungkinan KTSP yang dikembangkan tidaklah sesuai dengan
pemikiran para pengembang ide kurikulum. Pemahaman tersebut ditandai oleh
pemahaman mengenai arti kurikulum berdasarkan kompetensi, Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Isi (SI) bagi pengembangan KTSP.

Menentukan tingkat pemahaman dan ketrampilan yang dimiliki para


pengembang KTSP mengenai prinsip-prinsip pengembangan KTSP adalah aspek
kedua proses pengembangan KTSP yang kritikal. Sesuai dengan panduan yang
diterbitkan BSNP maka KTSP haruslah dikembangkan berdasarkan delapan prinsip
yaitu berpusat pada potensi dan kepentingan peserta didik, beragam dan terpadu,
tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, relevan dengan
kebutuhan hidup, menyeluruh dan berkesinambungan, relajar sepanjang hayat, dan
seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.

Menetukan tingkat keber-hasilan pelaksanaan KTSP terdiri atas dua fokus.


Fokus pertama berkenaan dengan pengembangan silabus oleh para guru. Fokus kedua
ádalah pelaksanaan dalam proses pembelajaran di kelas. Pengembangan silabus dapat
dikatakan sebagai suatu bagian dari implementasi KTSP tetapi dapat juga dipandang
sebagai suatu bagian dari pengembangan dokumen KTSP. Dalam tulisan ini,
pengembangan silabus dianggap sebagai bagian dari implementasi karena silabus
dapat saja dilakukan oleh guru yang tidak terlibat dalam pengembangan KTSP.
Banyak guru yang tidak diikutsertakan dalam pengembangan suatu do-kumen KTSP
karena berbagai faktor seperti jumlah guru yang banyak dari suatu mata pelajaran,
dana yang tersedia tidak mencukupi, per-timbangan agar kelas-kelas dapat terus
berproses selama dokumen KTSP disusun, kepemimpinan kepala sekolah, dan
sebagainya. Dalam pengembangan KTSP di banyak satuan pendidikan silabus
dikembangkan lebih lanjut menjadi RPP tetapi ini bukanlah sesuatu yang menjadi
tuntutan BSNP.

Kedua, posisi penting proses pembelajaran tersebut disebabkan oleh


kedudukan proses sebagai pengalaman belajar nyata (observed curriculum) terhadap
hasil belajar. Dalam situasi mana pun, hasil belajar yang dimiliki peserta didik adalah
hasil dari pengalaman belajar yang diikutinya dan bukan pengaruh dari kurikulum
sebagai dokumen. Berbagai faktor lain memang berpengaruh pula terhadap hasil
belajar tetapi dalam konteks evaluasi kurikulum dan pengembangan kurikulum maka
hasil belajar adalah pengaruh langsung dari implementasi kurikulum.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan
pembelajaran berbasis aktivitas. Hal ini berimplikasi bahwa penilaian merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Kurikulum 2013
melaksanakan pembelajaran Tematik Terpadu dan prosesnya dengan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning), Pembelajaran berbasis
Penemuan (Discovery Learning), dan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning). Perubahan itu mengakibatkan perubahan buku peserta didik, buku
guru, sistem penilaian, pelaksanaan program remedial dan pengayaan, dan
sebagainya. Kurikulum 2013 adalah kurikulum nasional. Kurikulum nasional
merupakan kurikulum yang harus dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional
suatu bangsa.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan UPT Sekolah Dasar Negeri 08 Silaut
dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
Kurikulum ini disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan
komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Pesisir Selatan.
Prinsip – prinsip Pengembangan kurikulum ini didasarkan pada :
a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhuan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
b) Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku budaya, dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender.
c) Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
d) Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan
Untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
e) Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan, dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f) Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan kebudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
g) Nasional dan Kepentingan Daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
h) Keterlaksanaan dan Kesesuaian dengan kondisi sekolah
Lokasi UPT Sekolah Dasar Negeri 08 Silaut terletak di lingkungan
masyarakat yang mata pencaharian utamanya adalah bertani, terutama bertanam
kelapa sawit. Sehingga perlu mengembangkan dan menerapkan pembelajaran
terhadap siswa tentang pertanian, supaya siswa memiliki pengetahuan tentang
cara bertani yang baik. Kemudian di sekolah juga melaksanakan kegiatan
pramuka yang fungsinya untuk melatih siswa bekerja keras dan mandiri. Selain
pramuka siswa juga dibekali dengan latihan Olahraga, Seni Tari, Qosidah,
Hafalan ayat Pendek dan UKS, yang melatih siswa untuk dapat memberi
pertolongan kepada temannya yang sakit.
Kondisi Nyata Keadaan dan Potensi Sekolah UPT SD 08 Silaut dilihat dari
Standar Pendidikan Nasional

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
1. STANDAR ISI

a) Semua guru
mengembangkan kurikulum sesuai dengan 5 kelompok mata pelajaran
b) Pengembangan
kurikulum sesuai dengan 7 prinsip pengembangan ,namun hal tersebut
dirasakan belum sempurna
c) Semua personil
sekolah memahami prinsip pengembangan kurikulum menurut BNSP
d) Dalam penyusunan
kurikulum belum semua unsur komite terlibat
e) Sekolah telah
membuat kurikulum yang mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan
sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan
pembelajaran,
f) Belum semua guru
melaksanakan kurikulum, memberikan pelayanan yang bersifat perbaikan,
pengayaan, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
g) Sekolah telah
memberikan dan melaksanakan layanan bimbingan kepada peserta didik namun
hal tersebut dilaksanakan pada waktu tertentu saja
h) Sekolah telah
membuat program ekstrakurikuler untuk memenuhi kebutuhan pengembangan
pribadi siswa namun belum sepenuhnya terlaksana sesuai dengan program yang
direncanakan
2. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
a) Sekolah sudah memiliki SKL yang dijadikan pedoman dalam merancang
pembelajaran.

b) Hasil belajar siswa dapat mencapai target yang ditetapkan pada KKM untuk
setiap mata pelajaran dari setiap kelas

c) Nilai rata-rata untuk setiap mata pelajaran untuk setiap kelas menunjukkan
adanya kenaikan.

d) Peserta didik terlibat dalam kegiatan belajar yang berkaitan dengan analisis dan
pemecahan masalah-masalah kompleks.

e) Umumnya peserta didik telah memperoleh pengalaman belajar untuk


menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab
serta memanfaatkan lingkungannya secara produktif dan bertanggung jawab
serta mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya namun dengan
demikian tidak sepenuhnya terlaksana dengan semestinya

f) Peserta didik telah mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam


lingkungannya, menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap
lingkungannya, mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri,
berkomunikasi secara jelas dan santun, menunjukkan kebiasaan hidup bersih,
sehat, bugar aman dan memanfaatkan waktu luang namun belum memahami
dengan baik

g) Peserta didik telah menggunakan informasi tentang lingkungan sekitarnya dan


mengenali gejala alam dan sosial di lingkungannya melalui kegemaran
membaca dan menulis, ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis
dan berhitung serta kegiatan ekstrakurikuler

h) Peserta didik telah menjalankan ajaran Agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak, menunjukkan sifat jujur dan adil, menunjukkan kebiasaan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang namun hanya
sebagian kecil yang dapat memahami dengan baik.
3. STANDAR PROSES
a) Sekolah membuat silabus telah berpedoman pada SI, SKL, Panduan kurikulum
sekolah namun, masih direvisi secara berkelompok atau bersama
b) Sekolah telah melakukan Pengembangan silabus secara berkelompok
c) Sekolah telah merancang RPP dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam
penyusunannya RPP
d) RPP telah disusun oleh guru berdasarkan komponen-komponen pembuatan
RPP
e) Saat ini sekolah telah memperhatikan perbedaan perbedaan gender, kemampuan
awal, tahap intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan
sosial, emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai-nilai, dan lingkungannya peserta didik dalam
menciptakan suasana belajar yang kondusif.
f) Saat ini siswa belum mampu mengakses buku panduan, buku pengayaan, buku
referensi, dan sumber belajar lain selain buku pelajaran
g) Guru telah menggunakan buku referensi dan buku panduan lain,namun belum
sepenuhnya digunakan secara tepat sehingga belum memunculkan motivasi
pada siswa
h) RPP yang telah dibuat oleh guru telah sesuai dengan rencana pembelajaran
yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang mencakup kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup
i) Guru telah melaksanakan proses pembelajaran pada peserta didik untuk
melakukan ekplorasi dan elaborasi, serta mendapatkan konfirmasi.
j) Peserta didik sebagian besar telah memperoleh kesempatan yang sama dalam
melakukan ekplorasi dan elaborasi, serta mendapatkan konfirmasi di setiap
proses pembelajaran.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
k) Kepala sekolah telah melaksanakan supervisi yang telah di programkan
sebelumnya mulai dari perencanan pelaksanaan serta penilaian hasil belajar.
l) Penilaian diberikan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan, serta
pemberian bimbingan dan arahan dari hasil supervisi yang dilaksanakan
m) Kepala sekolah sudah melaksanakan supervisi pada semua guru di dalam
kelas, namun program yang direncanakan tidak terlaksana sesuai jadwal
n) Hasil supervisi diberikan catatan pada semua guru dan memberikan bimbingan
terhadap hasil yang ada
4. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

a) Guru mampu mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik


penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran
b) Guru mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk
dan teknik penilaian yang dipilih.
c) Belum adanya instrumen penilaian yang memenuhi persyaratan ;
d) Substansi, adalah interepresentasikan kompetensi yang dinilai.
e) Konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan, dan menggunakan bahasa yang baik dan
benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
f) Guru mampu menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
g) Guru menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat
rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester dan menginformasikan
kepada peserta didik setiap menjelang ulangan tentang, Kompetensi Dasar,
KKM, Tehnik Penilaian dan Rubrik
h) Guru melakukan ulangan di sekolah yang dilakukan berkelanjutan untuk
memantau kemajuan dan perbaikan pembelajaran. Ulangan harian dilakukan
secara periodik Dilakukan setiap 1 KD atau lebih, ulangan Tengah Semester
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
dilakukan untuk seluruh indikator dari seluruh KD pada periode setelah 8-9
minggu kegiatan pembelajaran, serta Ulangan Akhir Semester dilakukan di
akhir semester Ulangan Kenaikan Kelas
i) Ujian sekolah Sebagai syarat kelulusan, US (Ujian Nasional), untuk mata
pelajaran tertentu untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan namun
pelaksanaannya belum maksimal
j) Guru telah melaksanakan penilaian hasil belajar dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau
kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat, melaksanakan teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik
atau tes kinerja melakukan teknik observasi atau pengamatan selama
pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran,
melaksanakan teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat
berbentuk tugas rumah dan/atau proyek
k) Guru mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik secara kontiniu
l) Guru mengolah / menganalisis hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan
hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, memanfaatkan hasil penilaian
untuk perbaikan pembelajaran, menginformasikan hasil ulangan harian kepada
peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya, dan memberi
kesempatan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM mengikuti
pembelajaran remedi .
m) Guru melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester
kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar
peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.
n) Sekolah melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok
mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik
dalam bentuk buku laporan pendidikan.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
o) Sekolah melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan.
p) Sekolah melaporkan hasil kelulusan ujian sekolah kepada Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan sesuai dengan kreteria kelulusan
yang ditentukan sekolah.
q) Sekolah rnenerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah (SKHUS) dan
Ijazah setiap peserta didik / Peserta Ujian Sekolah dan diserahkan pada Wali
Murid
r) Orang tua peserta didik telah menganalisa laporan hasil belajar dari
guru/sekolah, memberi motivasi belajar kepada putra / putrinya dan memberi
fasilitas belajar kepada putra / putrinya.

5. STANDAR SARANA DAN PRASARANA

Lingkungan Sekolah
a. Letak geografis UPT SDN 08 Silaut merupakan salah satu Sekolah Dasar
di Nagari Air Hitam yang letaknya sangat jauh dari keramaian dan berada
pada daerah paling selatan dari Kabupaten Pesisir Selatan sehingga murid
yang ada pada sekolah ini sangat sedikit
- Sebelah Utara berbatas dengan perkebunan PT Incasi Raya
- Sebelah Timur berbatas dengan Sungai Silaut
- Sebelah Barat berbatas dengan Laut (Samudera Hindia)
- Sebelah Selatan berbatas dengan Sungai Silaut
Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana sekolah seperti tanah adalah milik Pemerintah
Daerah dengan luas areal seluruhnya 12.000 M2,
Keadaan tanah UPT SDN 08 Silaut :
Status : Milik Pemerintah Daerah
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
Luas Tanah : 10.000 M2
Luas Bangunan : 392 M2
Pagar : - M
Gedung sekolah pada umumnya dalam kondisi Rusak Sedang
karena pada tahun 2012 sekolah ini mendapat rehap DAK. Jumlah ruang
kelas seluruhnya sebanyak 7 ruang, Jumlah ruang kelas yang ada sudah
baik namun ruang yang lain masih sangat dibutuhkan agar terpenuhi
standar sarana dan prasarana yang sesuai.
Kondisi sarana dan prasarana :
- Ruang Kepala sekolah : Belum ada
- Ruang guru : Belum ada
- Ruang kelas : 7 lokal rusak sedang
- Ruang WC siswa : 1
- Ruang perpustakaan : Belum ada
- Ruang TU : Belum ada
- Ruang Labor IPA : Belum ada
- Ruang Labor Bahasa : Belum ada
- Ruang Serba Guna : Belum ada
- Ruang olahraga : Belum ada
- Ruang Komite : Belum ada
- Mushalla : Belum ada
- Pos Satpam : Belum ada
6. STANDAR PENGELOLAAN

a) Sudah adanya keikut sertaan guru dan komite dalam merumuskan dan
menetapkan Visi dan Misi sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah dengan memperhatikan
masukan komite sekolah. Disosialisasikan kepada warga sekolah dan
segenap pihak yang berkepentingan di jajaran pendidikan .
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
b) Dalam merumuskan dan menetapkan tujuan serta mengembangkan tujuan
tersebut antara lain : Menggambarkan tingkat kualitas yang akan dicapai,
Mengacu pada Visi, Misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan
dengan kebutuhan masyarakat, serta Mengacu pada SKL yang sudah
ditetapkan sekolah dan pemerintah.
c) Sekolah merencanakan program peningkatan dan perbaikan mencantumkan
tujuan yang jelas dan tersosialisasikan kepada warga sekolah namun belum
terlaksana secara maksimal
d) Sekolah merencanakan kerja tahunan dinyatakan dalam rencana kegiatan
dan anggaran sekolah (RKAS). Rencana kerja tahunan dilaksanakan
berdasarkan rencana kerja jangka menengah. Rencana Kerja Tahunan
memuat ketentuan yang jelas mengenai kesiswaan.
e) Sekolah melakukan evaluasi diri sesuai rencana terhadap kinerja sekolah,
proses pembelajaran, sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun, pada
akhir semester akademik program kerja tahunan secara periodik minimal
satu kali dalam setahun, pada akhir tahun ajaran sekolah .
f) Guru mampu menentukan indikator ketercapaian hasil belajar, menetapkan
KKM setiap mata pelajaran, adanya ketercapaian KKM setiap mata
pelajaran, peningkatan rata-rata hasil belajar dan Program Remidial dan
Pengayaan.
g) Dalam mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk
mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien, akuntabel dan
komunikatif antar warga sekolah.
h) Jaringan telepon dan internet belum ada tapi cuma pakai modem dalam
pemakaiannya lodingnya masih lambat karena signal kurang baik
i) Sekolah menyusun progaram pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan dengan memperhatikan Standar PTK termasuk, pembagian
tugas guru

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
j) Cara mengatasi bila kekurangan tenaga, menentukan sistem penghargaan
pengembangan profesi dan menerapkan secara profesional, adil, dan terbuka
k) Guru menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung jawab,
dan berkelanjutan melaporkan hasil evaluasi dan penilaian,
mendokumentasikan dan menindak lanjuti untuk memperbaiki kinerja .
l) Sekolah sudah melibatkan warga sekolah dalam pengelolaan akademik dan
pengelolaan non akademik namun hasilnya belum sesuai harapan.
7. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Personil Sekolah
UPT SDN 08 Silaut berdiri pada tahun 1992 Jumlah seluruh personil
sekolah adalah sebanyak 10 orang terdiri atas 1 orang kepala sekolah, 5 orang
guru kelas, 1 orang guru agama, 1 orang guru olah raga, 1 orang tenaga Operator
Sekolah, dan 1 orang penjaga sekolah
Jumlah tenaga pendidik di UPT SDN 08 Silaut sebanyak 10 orang, 70%
berkualifikasi S.1/A.IV, 10% D.II/A.II, 20% masih berpendidikan SPG. Dengan
masih adanya tenaga pendidik yang belum berkualifikasi S.1/A.IV maka perlu
adanya pembinaan dan pelatihan dalam peningkatan mutu tenaga pendidik
melalui berbagai kegiatan in house training, workshop, serta pelatihan-pelatihan
yang relevan sehingga dapat meningkatkan kinerja tenaga pendidikan, selain itu
sarana fisik yang kurang memadai, halaman yang bermasalah diwaktu hujan,
sarana pembelajaran yang kurang lengkap perlu diusahakan secara maksimal dan
perlu adanya manajemen pengelolaan anggaran yang tepat guna serta sesuai
dengan sasaran sebagai mana yang tertuang dalam Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah
Data Personil Sekolah.
1 PADRIUS, S.Pd Kepala Sekolah PNS
NIP. 197201081996031002
2 CASMAN EDI SURYANTO Guru Kelas PNS
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
NIP. 196607201995031001
3 SYAFNIDAR, A.Ma.Pd Guru Kelas PNS
NIP. 196907101995032002
4 NOFRIANTONI, S.Pd Guru Penjasorkes PNS
NIP. 197511201999121001
5 FITRI YENNI, S.Pd.SD Guru Kelas PNS
NIP. 196708232008012001
6 SEPRI ANITA, S.Pd.I Guru PAIS CPNS
NIP. 198909162019032002
7 DEDA YANTI Guru Kelas PNS
NIP. 197506012014072003
8 FADILA ARBIBAL Guru Kelas Honorer
FINNATUSSYIFAK
9 YUSFIR Penjaga Sekolah PNS
NIP. 196705142000031004
10 ARI YULIANA OPERATOR SUKARELA

8. STANDAR PEMBIAYAAN

Anggaran Sekolah
Anggaran sekolah berasal dari dana pemerintah ( BOS ). Alokasi dana
terutama di peruntukkan untuk kegiatan operasional sekolah, kesiswaan, ekstra-
kurikuler, pengembangan profesi guru, pemeliharaan, dan juga untuk memenuhi
kelengkapan sarana belajar peserta didik. Dikarenakan jumlah murid sedikit
maka sekolah sangat kekurangan dana untuk memenuhi biaya dan kegiatan
sekolah akibatnya pengelolaan sekolah tidak bisa secara optimal.
Dalam menggunakan dana BOS terlebih dulu dibuat RKAS yang
mempertimbangkan kebutuhan setahun dan selanjutnya dalam perumusan
melibatkan komite sekolah dan pemangku kepentingan yang relevan.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Dalam membuat pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran disampaikan
sesuai dengan asal sumber yaitu dari pemerintah dilaporkan kepada pemerintah, dari
masyarakat dilaporkan kepada pemangku kepentingan memiliki laporan perkegiatan.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. PP Nomor 57 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Presiden Repulik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter
5. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
6. Permendikbud nomor 79 tahun 2014 tentang implementasi Mulok
Kurikulum 2013
7. Pemendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
8. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum
2013
9. Permendikbud No.23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
10. Permedikbud. No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
16. Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
17. Edaran 4 Konsep Merdeka Belajar, tahun 2020
18. Keputusan Kepala Balitbang Perbukuan No. 018/H/KR/2020 tentang
penyempurnaan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 Tentang KI dan KD
Pelajaran Pada Kurikuum 2013 Pada Pendidikan Paud,Pendidikan Dasar dan
Menengah pada kondisi khusus
19. Kebijakan Merdeka Belajar Kemendikbud Republik Indonesia ,11 Desember
2019
20. Permendikbud N0 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaran Ujian yang di
selenggarakan oleh Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional
21. Pergub Prop. Sumatera Barat No. 70 dan 71 /2010 tentang kurikulum muatan
lokal Pendidikan Al Quran tingkat SD
22. Perda Kabupaten Pesisir Selatan No. 8. Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan
Kurikulum Baca Tulis Alquran

C. TUJUAN PENYUSUNAN KTSP

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan


memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Seperti yang kita

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
ketahui, dalam model pengelolaan kurikulum yang sentralistik seperti kurikulum-
kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia seluruh keputusan pengembangan
kurikulum diatur dan ditentukan secara terpusat. Sekolah atau lembaga-lembaga
pendidikan secara nasional hanya berperan sebagai pelaksana kurikulum itu sendiri.
Guru-guru tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kurikulum baik dalam
tataran ideal maupun dalam tataran operasional, selain melaksanakan kurikulum yang
sudah jadi. Akibatnya apa yang harus dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya
di setiap sekolah/daerah adalah sama. Oleh karena itulah, dalam proses
pengembangan kurikulum setiap unsur sekolah menjadi pasif. Tetapi tidak demikian
dengan KTSP, sesuai dengan otonominya KTSP memberikan kesempatan kepada
sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum. Dengan
demikian, kurikulum yang dikembangkan di setiap satuan pendidikan akan menjadi
lebih bermakna untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang berguna mengembangkan potensi daerahnya.
Kurikulum UPT SDN 08 Silaut ini menerapkan prinsip - prinsip pengembangan
Kurikulum 2013. Adapun pengembangannya menurut prinsip bahwa penerima didik
mempunyai posisi sentral untuk menyebarkan kompetensinya supaya menjadi insan
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berkarakter dan berbudi pekerti luhur dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap lingkungan. Pada
kurikulum 2013 penerima didik dibutuhkan mempunyai ketrampilan periode 21 yang
diistilahkan 4C yaitu Communication, collaboration, Critical Thinking and Problem
Solving dan Creativity and Innovation). Penguasaan ketrampilan 4C ini sangat
penting khususnya di periode 21, periode dimana dunia berkembang dengan cepat
dan dinamis.
Untuk mewujudkan ketrampilan 4C itu diantaranya yaitu dengan adanya
Integrasi PPK (Penguatan  Pendidikan Karakter) dalam pembelajaran terutama 5
huruf yaitu religiositas, nasionalisme, kemandirian, bersama-sama dan integritas serta

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tidak hanya sekedar membaca dan menulis
melainkan meliputi ketrampilan berpikir memakai banyak sekali sumber baik cetak,
visual, digital dan auditori. Juga dalam pembelajaran menerapkan Higher Order of
Thinking Skill (HOTS) yaitu dalam pembelajaran memperlihatkan pembinaan yang
melatih kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitf yang merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi sehingga dibutuhkan penerima didik sanggup
bersaing dalam kancah dunia. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi penerima didik diubahsuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan penerima didik serta tuntutan lingkungan
yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur, serta sesuai dengan visi Sekolah.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia. Kemandirian setiap sekolah dalam menggali dan
memanfaatkan potensi dan sumber daya akan menentukan kualitas sekolah
yang bersangkutan. KTSP sebagai kurikulum operasional memberikan
kesempatan kepada setiap sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan daerah dan sesuai dengan karakteristik sekolah. Untuk
itulah sekolah dituntut melakukan inisiatif dalam menggali secara mandiri
berbagai potensi dan sumber daya untuk mendukung program sekolah termasuk
kurikulum yang dikembangkannya. Dengan demikian, setiap komponen
sekolah baik kepala sekolah maupun guru-guru dituntut untuk lebih aktif dan
kreatif melakukan berbagai upaya agar semua kebutuhan sekolah terpenuhi.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. Pada kurikulum-kurikulum
sebelumnya, sekolah hanya berfungsi melaksanakan kurikulum yang yang telah
disusun secara terpusat. Sekolah dan masyarakat kurang memiliki dan bahkan
tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kurikulum, akibatnya peran

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
sekolah terlebih lagi masyarakat sangat terbatas. Tidak demikian dengan KTSP,
sebagai kurikulum operasional, KTSP menuntut keterlibatan masyarakat secara
penuh, sebab tanggung jawab pengembangan kurikulum tidak lagi berada di
pemerintah, akan tetapi di sekolah sedangkan sekolah akan berkembang
manakala ada keteribatan masyarakat.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai. Sekolah, dengan KTSP-nya tidak lagi hanya
berfungsi sebagai pelaksana kurikulum yang telah diatur pusat, akan tetapi juga
sebagai pengambil keputusan tentang pengembangan dan implementasi
kurikulum. Melalui KTSP diharapkan setiap sekolah atau satuan pendidikan
akan berlomba dalam menyusun program kurikulum sekaligus berlomba dalam
mengimplementasikannya. Dengan demikian, akan tercipta persaingan antar
sekolah menuju pencapaian kualitas pendidikan.
Memahami tujuan diatas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan
baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang
digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan
pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuan hal sebagai berikut:
a. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi
dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang
tersedia untuk memajukan lembaganya.
b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
c. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa
yang terbaik bagi sekolahnya.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
d. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan transparasi dan demokrasi yang sehat, serta lebih
efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat.
e. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing
kepada pemerintah, orang tua, peserta didik, dan masyarakat pada umumnya,
sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan
mencapai sasaran KTSP.
f. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan
dukungan orangtua, peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
g. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang
berubah dengan cepat, serta mengakomodasinya dalam KTSP.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. LATAR BELAKANG

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru


yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013
merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan
berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan
presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006
lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik
di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.

Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa


Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.”
Selanjutnya di dalam penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yanga telah disepakati.”

Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut
diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik
dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana yang
ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan


Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Yang dapat dicapai melalui pendidikan karakter pendidikan karakter adalah suatu
usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan
potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi
individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pendidikan karakter
adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter
tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.

Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun


bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi,
dan bergotong-royong.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri peserta didik harus
ditanamkan nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari Agama, Pancasila,
dan Budaya. Berikut adalah nilai-nilai pembentuk karakter tersebut: Kejujuran, Sikap
toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Kemandirian, Sikap demokratis, Rasa ingin
tahu, Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Sikap bersahabat,

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Cinta damai, Gemar membaca, Perduli terhadap lingkungan, Perduli sosial, Rasa
tanggungjawab, Religius.

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru


yang harus semakin berkualitas dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran. Mengapa
demikian? Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang
meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan,
dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peran guru dalam melaksanakan
pembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). 

Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara
kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan
karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang


memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi:
(1) Communication
(2) Collaboration,
(3) Critical Thinking and problem solving, dan
(4) Creative and Innovative.

Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan


Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order
Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle  Order
Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus
ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5
(mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan
integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka
mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak
pebelajaran harus mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang berkualitas.
Menurut Surya (2014:333) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu
bentuk interaksi antara pihak pengajar dan pelajar yang berlangsung dalam situasi
pengajaran dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam interaksi itu akan terjadi
proses komunikasi timbal balik antara pihak-pihak yang terkait yaitu antara guru dan
selaku pengajar dan siswa selaku pelajar.

Perilaku belajar yang terjadi pada pada diri siswa timbul sebagai akibat perilaku
mengajar pada guru yang terkait melalui melalui suatu bentuk komunikasi. Jenis
komunikasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar disebut sebagai komunikasi
instruksional yag didalamnya terkait komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar.
Oleh karena itu, komunikasi jenis ini disebut sebagai komunikasi dialogis. Dengan
komunikasi jenis ini, terjadilah perilaku mengajar dan perilaku belajar yang saling
terkait satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan insruksional.

Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki


keterampilan proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses dapat
diartikan sebagai keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang mampu
memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
Pembelajaran  berpusat kepada siswa (student center), dan merangsang siswa untuk
menyelesaikan masalah. Peran guru dalam PBM bukan hanya sebagai sumber belajar,
tapi juga sebagai fasilitator.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Menurut Azhar, keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk
mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang
memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati,
menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian,
mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut. Sedangkan menurut Conny Semiawan,
pendekatan keterampilan proses adalah pengembangan sistem belajar yang
mengefektifkan siswa (CBSA) dengan cara mengembangkan keterampilan
memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik akan menemukan,
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang
dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus.

Menurut Mulyasa, (2006:70-92) ada 8 (delapan) keterampilan yang harus


dimiliki oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan,
antara lain (1) keterampilan bertanya, (2) memberikan penguatan, (3mengadakan
variasi, (4) menjelaskan, (5) membuka dan menutup pelajaran, (6) membimbing
diskusi kelompok kecil, (7) mengelola kelas, dan (8) mengajar kelompok kecil dan
perorangan.

Keterampilan bertanya, antara lain keterampilan guru dalam menyampaikan


pertanyaan kepada siswa. Tujuannya untuk melakuan menguji pengetahuan dan
pemahaman terhadap materi tertentu, melakukan pendalaman, penelusuran,
mengklarifikasi, menguji kemampuan berpikir kritis siswa, serta kemampuan untuk
menyelesaikan masalah. Pertanyaan bisa disampaikan baik secara lisan ataupun
tertulis. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi masa kini dan  semakin
kondusifnya kondisi ekonomi dan keamanan perlu di sikapi bersama  warga sekolah
terutama UPT SDN 08 Silaut. Hal ini tentu saja mengacu pada upaya membekali
pengetahuan, keterampilan, keimanan dan ketakwaan, nilai-nilai sosial dan moral,
berbudaya dan berkepribadian Indonesia untuk memperkokoh rasa kebangsaan dalam
NKRI.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, cerdas,
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab, perlu persiapan dan penataan yang strategis melalui pendidikan.
Berkaitan dengan hal ini pemerintah telah melakukan upaya melalui ditetapkannya
UUSPN No 20 Tahun 2003 yang di dalamnya termuat adanya dukungan anggaran
sebesar 20% dari APBN untuk pendidikan.

UPT SDN 08 Silaut  berupaya melaksanakan kebijakan pendidikan bedasarkan


Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
menyelenggarakan pendidikan dengan mengacu kepada PP no 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Hal itu dimasudkan untuk meningkatkan mutu serta
relevansi dan efesiensi pengelolaan pendidikan dalam rangka menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga
perlu dilakukan peningkatan dan setrategi yang terencana, terarah dan
berkesinambungan.

UPT SDN 08 Silaut cukup strategis, secara geografis berada di  penghujung
Kabupaten Pesisir Selatan dan Sumatera Barat dan berdampingan dengan Perkebunan
Kelapa Sawit PT Incasi Raya sehingga dengan kondisi seperti ini penyelenggaraan
pendidikan di UPT SDN 08 Silaut berjalan dengan efektif, efisien, dan mengarah
kepada pencapaian tujuan yang diharapkan.

Dari sisi politik, keamanan, lingkungan UPT SDN 08 Silaut cukup ideal dan
kondusif, nyaman jauh dari kebisingan dan keramaian, sehingga cukup ideal untuk
proses peningkatan mutu, penerapan dan pengembangan IPTEK, dan implementasi
terhadap peraturan dan kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
B. VISI SATUAN PENDIDIKAN

Visi Sekolah :
”Terwujudnya peserta didik yang beriman,berfikiran cerdas dan berakhlak
mulia”.
INDIKATOR VISI SEKOLAH
1) Meningkatnya nilai raport pada bidang akademis dan non akademis.
2. Meningkatnya nilai Ujian Sekolah.
3. Meningkatnya lulusan yang dapat diterima di SMP Negeri favorit.
4. Meningkatnya kegiatan berbagai lomba.
5. Meningkatnya kegiatan keagamaan, pramuka, dan kedisiplinan sekolah.
6. Meningkatnya dalam berperilaku sopan dan berbudi luhur.
7. Meningkatnya pengamalan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
8. Meningkatnya penghargaan terhadap kelestarian budaya masyarakat.
9. Meningkatnya pola hidup demokratis dan rasa kekeluargaan.
10. Meningkatkan profesionalisme semua tenaga pendidikan.
11. Meningkatnya dukungan dan peran serta masyarakat.
12. Meningkatnya pola kerja yang efektif dan efisien yang tetap didasari rasa
saling asah, asih, dan asuh.

C. MISI SATUAN PENDIDIKAN

a. Disiplin waktu dan administrasi.


b. Meningkatkan KBM melalui pendekatan ketrampilan proses.
c. Mengembangkan motivasi dan rasa senang belajar.
d. Mengoptimalkan dalam kegiatan ekstra kurikuler dan ko kurikuler.
e. Memantapkan siswa dalam ketaqwaan terhadap Allah SWT.
f. Menumbuhkan suasana sekolah yang kondusif, dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dilandasi iman dan taqwa.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
g. Memiliki kesadaran dan kesungguhan membimbing siswa dan membentuk
kepribadian yang santun dan mandiri.
h. Mendorong dan membimbing kepada siswa untuk berkompetitif dalam meraih
prestasi sesuai bakat, minat dan kemampuannya.
i. Meningkatkan kemampuan profesional tenaga guru dalam kegiatan
pembelajaran dan bimbingan secara optimal.
j. Membiasakan siswa berlaku sopan dalam kehidupan sehari- hari.
k. Menjalin keharmonisan antara sekolah dengan masyarakat dan meningkatkan
peran serta masyarakat.
l. Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa baik lewat
olahraga, seni dan budaya.
m. Mewujudkan siswa yang berprestasi serta menghayati terhadap agama yang
dianut, agar anak lebih beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
n. Mewujudkan generasi yang berpotensi untuk meraih prestasi, siap bersaing
memenuhi era globalisasi yang berlandaskan iman, taqwa dan berakhlak
mulia.
o. Mewujudkan pola kerja yang efektif dan efisien yang tetap didasari rasa saling
asah, asih, dan asuh.

D. TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar,
tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.

a. Siswa patuh terhadap guru dan orang tua


b. Siswa mampu untuk selalu sholat di awal waktu
c. Siswa dapat belajar mandiri di sekolah maupun di rumah
d. Siswa dapat membaca Al Qur’an dengan tajwid yang baik
e. Siswa mampu menghapal Al Qur’an secara mandiri

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
f. Siswa mampu melaksanakan adab-adab Islami di setiap tempat dan setiap
waktu
g. Siswa menjadi generasi robbani (mampu memahami ilmu agama, mampu
mengamalkannya, dan mampu mengajarkan kepada teman sebaya atau di
bawah umurnya baik teman sekolahnya maupun teman di luar sekolah)
h. Siswa menguasai ilmu pengetahuan umum yang dipelajarinya

Tujuan Yang Akan Dicapai Oleh UPT SD Negeri 08 Silaut yang meliputi
antara lain :
1) Pencapaian SKL
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari delapan Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi
pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Lulusan SD memiliki kompetensi pada dimensi sikap sebagai berikut.
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
5. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
dan negara.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni, dan
4. budaya.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, dan negara.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
ditugaskan kepadanya.

Berdasarkan pengertian yang diambil dari UU No 20 tahun 2003 mengenai


Sistem Pendidikan Nasional, secara garis besar menyatakan bahwa kurikulum
merupakan seperangkat rencana juga pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang dipakai sebagai pedoman untuk menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran sehingga bisa mencapai tujuan yang telah dibuat.

Sementara manajemen kurikulum merupakan sistem pengelolaan kurikulum


yang dibuat secara kooperatif, komprehensif, sistemik dan juga sistematik sebagai
salah satu cara untuk mencapai suatu tujuan kurikulum. Bila dalam pelaksanaanya
dikenal sebagai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Dalam proses pendidikan, pelaksanaan manajemen kurikulum harus bisa
dilakukan agar perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi kurikulum bisa
berjalan secara efektif, efisien dan optimal. Bila melihat pada fungsinya, manajemen
kurikulum memiliki beberapa fungsi, diantaranya:

 Untuk meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan Sumber Daya kurikulum


melalui pengelolaan yang sudah terencana
 Untuk meningkatkan equality atau keadilan dan kesempatan kepada para
siswa agar bisa mencapai hasil yang maksimal melalui berbagai macam
kegiatan yang telah ditetapkan seperti lewat intrakulikuler, ekstrakulikuler dan
kokurikuler ataupun rencana pembelajaran yang telah dibuat.
 Untuk meningkatkan efektivitas dan relevansi pembelajaran siswa didik atau
lingkungan.
 Untuk meningkatkan tingkat efektivitas kinerja pengajaran atau aktivitas
siswa didik agar bisa mencapai tujuan pembelajaran yang tepat.
 Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses kegiatan belajar
mengajar

Selain fungsi, berjalannya manajemen kurikulum memiliki prinsip yang harus


selalu diperhatikan terutama saat pelaksanaannya. Ada 5 prinsip yang secara umum
sudah dikenal di kalangan pendidikan, yaitu:

 Produktivitas: berhubungan dengan hasil yang didapat dalam kegiatan


kurikulum serta pertimbangan bagaimana agar seluruh peserta didik bisa
mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan kurikulum yang telah dibuat.
 Demokratis: berhubungan dengan proses pelaksanaan yang harus berdasarkan
asas demokrasi secara keseluruhan.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
 Kooperatif: prinsip yang berhubungan dengan perolehan hasil yang
diharapkan harus diikuti dengan kerja sama yang positif di antara pihak-pihak
yang terlibat.
 Efektif dan efisien: Melihat efektivitas dan efisiensi pada berbagai komponen
yang ada di dalam manajemen kurikulum seperti biaya, waktu dan tenaga
kerja
 Mengarah visi, misi dan tujuan yang sudah ditetapkan dalam manajemen
kurikulum.

Hasil dari kurikulum bukan hanya silabus yang harus dipatuhi atau
pembelajaran yang sesuai dengan alur. Namun proses evaluasi harus dilakukan
setelah semua yang direncanakan telah dipraktekkan. Oleh sebab itulah, pemahaman
dasar mengenai manajemen kurikulum harus sangat dipahami oleh semua pendidikan,
tidak hanya yang bekerja dalam lembaga pendidikan saja, namun juga untuk orang
tua para siswa agar tidak keliru dalam memberikan pendidikan.

Manajemen berbasis sekolah pada intinya adalah memberikan kewenangan


terhadap sekolah untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan kualitassecara terus
menerus. Dapat juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya
adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan
melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah
secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan
peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Tujuan MBS adalah untuk mewujudkan kemerdekaan pemerintah daerah


dalam mengelola pendidikan. Dengan demikian peran pemerintah pusat akan
berkurang. Sekolah diberi hak otonom untuk menentukan nasibnya sendiri. Paling
tidak ada tiga tujuan dilaksanakannya MBS peningkatan efesiensi, peningkatan mutu,
peningkatan pemerataan pendidikan. Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
peluang dan kesempatan kepada kepala sekolah, guru dan siswa untuk melakukan
inovasi pendidikan. Dengan adanya MBS maka ada beberapa keuntugan dalam
pendidikan yaitu, kebijakan dan kewenangan sekolah mengarah langsung kepada
siswa, orang tua dan guru, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal,
pembinaan peserta didik dapat dilakukan secara efektif, dapat mengajak semua pihak
untuk memajukan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan.

Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kebijakan ini berdasarkan Peraturan


Menteri Pendidikan Nasional No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri No. 22/2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pada tahun 2010
seluruh sekolah harus sudah melaksanakan KTSP. Pelaksananan KTSP secara penuh
diharapkan mulai tahun ajaran 2007.

Permendiknas KTSP ditandatangani pada 23 Mei 2006 dan berlaku bagi


sekolah standar nasional maupun sekolah nasional berstandar internasional. Perlu
ditegaskan bahwasanya standar pendidikan tidak sama dengan kurikulum. Standar
nasional itu meliputi delapan hal, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kini
masing-masing sekolah bisa membuat silabus, kurikulum, dan indikator-indikatornya
sendiri, bahkan kepala dinas tidak boleh ikut campur dalam pengembangan KTSP
sekolah.

Beberapa ciri terpenting dari KTSP adalah sebagai berikut.

Pertama, KTSP menganut prinsip fleksibilitas. Setiap sekolah diberi


kebebasan menambah empat jam pelajaran tambahan per minggu, yang bisa diisi
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
dengan apa saja baik yang wajib atau muatan lokal. Namun fleksibilitas ini mesti
diimbangi dengan potensi sekolah masingmasing serta pemenuhan standar isi seperti
digariskan Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Standar adalah kualitas
minimum yang mesti dicapai. Sementara itu, potensi adalah tersedianya SDM dan
(pra)sarana yang memadai untuk menyelenggarakan pelajaran tambahan itu.

Kedua, KTSP membutuhkan pemahaman dan keinginan sekolah untuk


mengubah kebiasaan lama yakni kebergantungan pada birokrat.

Ketiga, guru kreatif dan siswa aktif. Kurikulum 1994 menghendaki guru lebih
kreatif, namun aktivitas guru sebatas mengajarkan apa yang sudah ditetapkan dalam
kurikulum. Sementara dalam Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK), siswa dituntut lebih kreatif. Guru harus bisa “memaksa” siswa untuk
memberi feedback dalam setiap pembelajaran. KTSP
menggabungkan keduanya. Wajar jika mereka yang belum sempat melaksanakan
KBK mendapat kesulitan dalam melaksanakan KTSP.

Keempat, KTSP dikembangkan dengan menganut prinsip diversifikasi.


Artinya, dalam kurikulum ini standar isi dan standar kompetensi lulusan yang dibuat
BSNP itu dijabarkan dengan memasukkan muatan lokal, yakni lokal provinsi,
lokal kabupaten/kota, dan lokal sekolah.Dengan demikian, sekolah akan
berperan sebagai makelar kearifan lokal. Kegagalan kurikulum selama ini
antara lain karena penyeragaman dari Sabang sampai Merauke, padahal
masing-masing daerah berbeda potensinya, sehingga kurikulum nasional tidak
operasional. Dengan kata lain, melalui KTSP diharapkan adanya keseimbangan
antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kelima, KTSP sejalan dengan konsep desentralisasi pendidikan dan


manajemen berbasis sekolah (school-based management). Komite sekolah kini harus

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
bersama guru dalam mengembangkan kurikulum. Selama ini guru patuh pada
petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan yang disiapkan oleh birokrat Depdiknas.
Sekolah dapat bermitra dengan berbagai pemangku peran (stakeholders) pendidikan,
seperti industri, kerajinan, pariwisata, petani, nelayan, dan organisasi atau profesi
lainnya. Para pemangku peran ini lazimnya lebih merasakan tantangan dunia sekitar
yang memerlukan respon kurikuler.

Keenam, KTSP tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni. Inilah


tantangan abad sekarang ini. Tanpa antisipasi cerdas terhadap perkara ini,
kurikulum menjadi lunglai mengahadapi teknologi yang serba canggih ini. Walhasil,
KTSP berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungan, relevan dengan kebutuhan dan kehidupan, menyeluruh dan
berkesinambungan, dan mestinya sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat.

Ketujuh, KTSP beragam dan terpadu. Dalam semangat desentralisasi


pendidikan, UN penting demi pemetaan kemampuan, bukan penentu kelulusan siswa.
Biarkan sekolah menentukan kriteria kelulusan masing-masing, yakni dengan
menggabungkan hasil UN dengan ujian sekolah masing-masing.

Dari paparan tersebut jelaslah bahwa otonomi pendidikan, kemudian


desentralisasi merupakan “embrio” untuk menuju otonomi pendidikan itu sendiri,
embrio tersebut nantikan akan terjabar dalam konsep manajemen berbasis sekolah
dan manajemen berbasis masyarakat, ridak itu “embrio” otonomi desentralisasi akan
menjadi “bayi” yang di sebut dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dengan
demikian KTSP marupakan akhir dari wujud desentralisasi pendidikan, dimana
sekolah mempunyai wewenang yang besar dalam mengolah, mengelola dan
memajukan sekolahnya sendiri. Sedangkan pemerintah tidak lagi banyak ikut campur
daam urusan pendidikan di setiap daerah kabupaten dan kota.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
a. Strategi gerakan literasi sekolah
1. Lingkungan fisik sekolah
Untuk menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan
ekositem sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang
yang perlu dimiliki oleh sekolah antara lain:
a. Perpustakaan sekolah (cf. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Parasarana untuk Sekolah Dasar)
b. Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah
c. Jumlah buku sesuai dengan Permendiknasno 24 tahun 2007:
(1) Buku teks pelajaran: 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik, ditambah 2
eksemplar/mata pelajaran/sekolah;
(2) Buku panduan pendidik: 1 eksemplar/mata pelajaran/guru mata pelajaran
bersangkutan, ditambah 1 eksemplar/mata pelajaran/ sekolah;
(3) Buku pengayaan: 870 judul/sekolah, terdiri atas 70% nonfiksi dan 30%
fiksi. Banyak eksemplar/sekolah minimum: 1000 untuk 3--6 rombongan
belajar, 1500 untuk 7--12 rombongan belajar, 2000 untuk 13--18
rombongan belajar, 2500 untuk 19--24 rombongan belajar;
(4) Buku referensi: 20 judul;
(5) Sumber belajar lain: 20 judul (Bandingkan dengan Permendikbud No 23
tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal:Satu set buku teks untuk
setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi).
d. Web sekolah
e. Akses internet di lingkungan sekolah
f. Spanduk, poster,leaflet, dan/atau brosur penumbuhan budaya literasi

Literasi sekolah dalam konteks gerakan literasi sekolah (GLS) di Sekolah Dasar
(SD) merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu
secara cerdas melalui berbagai aktivitas, seperti membaca, melihat, menyimak,

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
menulis, dan berbicara. GLS di SD merupakan suatu upaya yang dilakukan secara
menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai komunitas pembelajaran literasi.
Secara umum, GLS di SD memiliki tujuan untuk menumbuhkembangkan budi
pekerti peserta didik melalui pembudayaan suasana literasi sekolah yang diwujudkan
dalam gerakan literasi sekolah.
Sedangkan tujuan khusus GLS di SD, antara lain:
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas literasi warga dan lingkungan sekolah.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan agar
warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
GLS di SD menciptakan komunitas literasi pendidikan di SD. Komunitas ini
merupakan lingkungan yang menyenangkan dan ramah bagi peserta didik, sehingga
menumbuhkan semangat warganya dalam belajar. Semua warga sekolah perlu
menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama, menumbuhkan rasa ingin tahu,
melatih kecakapan berkomunikasi, berkontribusi pada lingkungan sosial, dan
mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah.

b. Strategi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang
tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko
Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini
terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara
berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah
religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin
ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui,
dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan
tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa.
Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara
keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai
moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar
PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya sesuai
dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing.
Tujuan dilaksanakannya pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
pada tingkat satuan pendidikan
a. Mengembangkan platforma pendidikan nasional yang meletakkan makna dan
nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan
pendidikan, dengan memperhatikan kondisi keberagaman satuan pendidikan
di seluruh wilayah Indonesia
b. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi
dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21
c. Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan
melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi),
dan olah raga (kinestetik)
d. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala
sekolah, guru, siswa, pengawas dan komite sekolah) untuk mendukung
perluasan implementasi pendidikan karakter
e. Membangun jejaring pelibatan publik sebagai sumber-sumber belajar di
dalam dan di luar sekolah
f. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
Pembelajaran adalah wahana yang dirancang oleh pendidik secara sadar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran terwujudkan dalam interaksi belajar-
mengajar yang dinamis dan diarahkan kepada pencapaian tujuan, yaitu perubahan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
perilaku dan pribadi peserta didik yang optimal. Perubahan yang terjadi pada peserta
didik itu ditampilkan dalam karakter, sebagai perilaku yang dilandasi nilai-nilai
kehidupan yang sangat luhur. Setiap proses pembelajaran melibatkan mata pelajaran
tertentu atau tema yang sedang dilaksanakan, metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru, serta pengelolaan kelas. Dalam rangkaian penyelenggaraan proses belajar
mengajar di kelas guru memiliki kesempatan leluasa untuk mengembangkan karakter
siswa. Guru dapat memilih bagian dari mata pelajarannya atau tema pelajaran untuk
diintegrasikan dengan pengembangan karakter siswa. Metode belajar yang dipilihpun
dapat menjadi media pengembangan karakter. Ketika mengelola kelas guru
berkesempatan untuk mengembangkan karakter melalui tindakan dan tutur katanya
selama proses pembelajaran berlangsung.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah memotret
berbagai macam bentuk pembiasaan, model tata kelola sekolah, termasuk di
dalamnya pengembangan peraturan dan regulasi yang mendukung PPK. Proses
pembudayaan menjadi sangat penting dalam penguatan pendidikan karakter karena
dapat memberikan atau membangun nilai-nilai luhur kepada generasi muda. Budaya
sekolah yang baik diharapkan dapat mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih
baik. PPK berbasis budaya sekolah mengembangkan berbagai macam corak relasi,
kegiatan dan interaksi antar individu di lingkungan sekolah yang mengatasi sekat-
sekat kelas, yang membentuk ekosistem dan budaya pendidikan karakter di
lingkungan sekolah. Membangun budaya sekolah yang baik dapat dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan di sekolah.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
BAB III
KERANGKA DASAR STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. KERANGKA DASAR
1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis memberi arah ideal dan pemikiran yang mendasar tentang
isi suatu kurikulum, konsep pembelajaran yang tepat, posisi peserta didik, penilaian
hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan
masyarakat serta lingkungan alam di sekitarnya.

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas


peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta
didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan
berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk
membangun kehidupan masyarakatdemokratis yang lebih baik
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama,
seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat
manusia.
Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum, mata pelajaran PAI
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan
agama. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan.
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
setiap tingkat dan/atau semester. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum
untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. Kelompok mata pelajaran estetika;
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2. Landasan Sosiologis

Penggunaan Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan


akan perubahan rancangan & proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika
kehidupan masyarakat, Konsep pendidikan tacelak, (tangguh, cerdas dan
berakhlak) sebagai kearifan Lokal. Konsep Pendidikan secara berbangsa, dan
bernegara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional.

Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang


berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Landasan sosiologis (sociological foundation)sangat berkenaan dengan kebutuhan,
perkembangan dan karakteristik suatu masyarakat yang mengalami suatu proses
sosial dan mempertimbangkan pola-pola interaksi suatu masyarakat yang
mengalami dinamika dalam proses sosial.

Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita tertentu


dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika pendidikan
memperhatikan aspirasi masyarakat dan pendidikan mesti memberi jawaban atas
tekanan-tekanan yang datang dari kekuatan sosio-politik-ekonomi yang dominan.
Masyarakat sendiri adalah suatu sistem, yang di dalamnya ada beberapa subsistem
yang berjenjang secara struktural, mulai dari subsistem kepercayaan, nilai, dan
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
subsistem kebutuhan. Subsitem-subsistem tersebut mempunyai korelasi yang saling
terkait. Masyarakat sebagai sistem mampu memengaruhi proses pendidikan, oleh
karenanya, masyarakat harus dipertimbangkan dalam penyusunan sebuah
kurikulum.

Pengembangan kurikulum dalam landasan sosiologisnya dipengaruhi oleh


kekuatan sosial, kemajuan IPTEK, perubahan pola hidup dan perubahan sosial
politik. Dari pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa landasan pengembangan
kurikulum merupakan titik tolak sekaligus titik sampai. Titik tolak berarti
pengembangan kurikulum dapat didorong oleh pembaharuan tertentu seperti
penemuan teori belajar yang baru dan perubahan tuntutan masyarakat terhadap fungsi
sekolah. Titik sampai berarti masyarakat harus dikembangkan sedemikian rupa
sehingga dapat merealisasi perkembangan tertentu, seperti kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, tuntutan-tuntutan sejarah masa lalu, perbedaan latar
belakang murid, dan tuntutan-tuntutan kultur tertentu.

3. Landasan Psikopedagogis

Ada pernyataan bahwa penggunaan Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk


memenuhi tuntutan perwujudan konsep si pendidikan yang bersumbu pada
perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai
dalam konsepsi pedagogik transformatif.

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan


konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta
konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik
transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai
wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan jamannya.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang kurikulum untuk
jenjang pendidikan dasar khususnya SD.

Oleh karena itu pendidikan di SD yang selama ini sangat menonjolkan


kurikulum dan pembelajaran berbasis mata pelajaran, perlu dikembangkan menjadi
kurikulum yang bersifat tematik-terpadu. Konsep kurikulum tematik-terpadu
mencerminkan pertimbangan psikopedagogis anak usia sekolah yang sangat
memerlukan penanganan kurikuler yang sesuai dengan perkembangannya.

4. Landasan Teoritis

Terdapat beberapa teori pendidikan yang bisa dilaksanakan di sekolah dasar


dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas belajar. Kurikulum 2013
dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based
education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

            Kurikulum 2013 menganut:


a. pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk
proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah,
kelas, dan masyarakat; dan
b. pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)
sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh
peserta didik menjadi hasil kurikulum.
5. Landasan Yuridis

Terdapat beberapa regulasi pendidikan yang bisa dilaksanakan di sekolah


dasar baik Pusat yang terbaru maupun regulasi kabuapten dan sekolah dalam upaya
meningkatkan mutu dan kualitas belajar. Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan
perundangan lainnya sebagaimana terdapat pada Dasar Hukum di bagian awal di
atas.

B. STRUKTUR KURIKULUM
1. Kompetensi Inti

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD dilakukan melalui pembelajaran


dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I, dan Kelas IV. Mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Matematika dan Penjasorkes dikecualikan
untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang


mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam
berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan


Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan
kemampuan peserta didik, dan kekhasan masingmasing mata pelajaran. Kompetensi
Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti
sebagai berikut:
1. kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI1;

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
2. kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan
KI2;
3. kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI3; dan
4. kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI4.

ALOKASI WAKTU PER MINGGU


MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi
4 4 4 4 4 4
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
5 5 5 5 5 5
Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 6 7 7 6 6 6
4. Matematika 5 6 6 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
4 4 4 4 4 4
dan Kesehatan
Kelompok Muatan Lokal 2 2 2 2
Pendidikan Al-Qur’an 2 2 2 2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 30 32 34 38 38 38

Implementasi pengembangan nilai-nilai karakter


Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran adalah pada mata
pelajaran yang ada di sekolah. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran
harus dilakukan dengan strategi yang matang dengan melihat kondisi dan
kemampuan siswa serta lingkungan sekitarnya. Hal tersebut sejalan dengan Wagiran
yang menyatakan bahwa: “Pelaksanaan integrasi karakter dalam pendidikan memiliki

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
prinsip-prinsip umum seperti: (1) tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku,
(2) tidak mengubah kurikulum, (3) pembelajaran menggunakan prinsip learning to
know, learning to learn, learning to be, dan learning to live together, dan (4)
dilaksanakan secara kontekstual sehingga terjadi pertautan antara pendidikan dan
kebutuhan nyata siswa
Mengimplementasikan nilai-nilai karakter pada pembelajaran bertujuan untuk
menanamkan nilai-nilai pada siswa akan pentingnya pendidikan karakter, sehingga
mereka mampu menginternalisasikan nilai-nilai tersebut tingkah laku sehari-hari. 
Dalam kurikulum 2013 pengimplementasian nilai-nilai pendidikan karakter di
setiap mata pelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan
karakter ke dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat
yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana
pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan
psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan.
Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit
dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
Ada 18 nilai dan harus ada implementasi pendidikan karakter tersebut yang
dicanangkan oleh Depdiknas atau Departemen Pendidikan Nasional, yaitu :
1) keagamaan atau religius,
2) sifat jujur,
3) toleransi,
4) disiplin,
5) mandiri,
6) mampu dan mau
7) bekerja keras,
8) demokratis,
9) kreatif,

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
10) kritis,
11) komunikatif,
12) memiliki rasa tanggung jawab,
13) peduli terhadap lingkungan alam,
14) peduli terhadap lingkungan sosial,
15) cinta damai,
16) cinta kepada tanah air,
17) memiliki rasa kebangsaan yang tinggi,
18) serta berprestasi dan menghargai prestasi.

Dalam pendidikan karakter yang dicanangkan oleh kementrian, mata pelajaran


adalah salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai pribadi
anak. Salah satu mata pelajaran yang bisa membantu anak meningkatkan dan
mengembangkan daya nalarnya adalah mata pelajaran matematika.
2. Kurikulum yang Digunakan

Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk
kurikulum UPT SDN 08 Silaut, organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan
melalui pendekatan terintegrasi (integrated curriculum). Berdasarkan pendekatan ini
maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan
konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur
Kurikulum UPT SDN 08 Silaut menjadi lebih sederhana karena jumlah mata
pelajaran berkurang.
Dalam rangka menyongsong kelanjutan implementasi kurikulum 2013 (K-13),
ada hal baru yang menjadi kebijakan Kemdikbud, yaitu integrasi literasi dan nilai-
nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam KBM. Sejak tahun 2015 literasi
mulai digerakkan oleh pemerintah mengingat masih rendahnya budaya literasi di
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
kalangan siswa. Sedangkan PPK untuk mewujudkan point ke-8 Nawacita presiden
Joko Widodo.
Kedua hal tersebut secara operasional diintegrasikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran. Secara substansi, pada dasarnya literasi dan PPK bukan hal yang baru
bagi guru, hanya perlu penegasan saja. Secara administratif, integrasi literasi dan PPK
dicantumkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan secara operasional
dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dan secara lebih teknis, guru mengindentifikasi
aktivitas siswa yang berkaitan dengan literasi dan PPK pada langkah demi langkah
pembelajaran dari awal sampai dengan akhir.
Sebagai sebuah kebijakan yang baru, tidak tertutup kemungkinan hal ini
dikhawatirkan akan menjadi beban baru bagi guru, bahkan mungkin ditolak karena
belum paham tujuannya. Oleh karena itu, menjadi tugas para instruktur untuk
menjelaskan kepada para guru sasaran tujuan dan teknis pelaksanaannya dalam
kegiatan pembelajaran. Intinya, kebijakan ini, tidak akan menambah pekerjaan guru,
karena secara substantif dan operasional, guru pun telah melaksanakannya, hanya
tidak disebut sebagai integrasi literasi dan PPK.
Di awal pembelajaran, ketika guru mengucap salam, lalu mengajak para siswa
untuk berdoa, menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional atau
daerah, meminta siswa untuk tertib dalam belajar, menjaga kebersihan, bekerja dalam
kelompok, berani mengemukakan pendapat, menghormati pendapat orang lain, tidak
menyontek, hal tersebut pada dasarnya adalah bagian dari PPK. Ada 5 (lima) nilai
yang menjadi fokus dalam PPK, yaitu (1) nasionalis, (2) integritas, (3) mandiri, (4)
gotong rotong, dan (5) religius. Kelima hal tersebut dapat dikembangkan oleh guru
dalam pembelajaran.
Ketika guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang telah
dipelajari pada saat apersepsi, mengajak siswa mengamati sebuah objek, mengamati
lingungan, membaca sumber-sumber belajar, mengumpulkan informasi, diskusi,

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
menganalisis, mempresentasikan hasil diskusi, menjawab pertanyaan, menyajikan
laporan, menyimpulkan, merefleksikan kegiatan belajar yang telah dilakukan,
menyampaikan laporan, atau memajang hasil karya, hal tersebut termasuk ke dalam
literasi, karena literasi bukan hanya berkaitan dengan kemampuan baca dan tulis,
tetapi berkaitan dengan pemahaman, memilih dan memilah informasi, daya analisis,
serta kemampuan mengkomunikasikan.
Karakter siswa juga dapat dilihat pada saat kegiatan pembelajaran. Misalnya,
aktif, pasif, mandiri, mampu bekerja dalam kelompok, tekun, kerja keras, mampu
mengendalikan emosi, menghormati guru, menghargai teman, dan sebagainya. Oleh
sebab itu, pada saat kegiatan pembelajaran, guru melakukan penilaian proses minimal
dengan menggunakan lembar observasi, catatan anekdot, atau jurnal untuk
mendapatkan gambaran perkembangan karakter siswa.
Penanaman literasi dan PPK adalah sebuah proses yang perlu terus
ditanamkan dalam kegiatan pembelajaran. Ini adalah investasi jangka panjang untuk
menyiapkan generasi muda Indonesia yang literat dan berkarakter. Butuh
kesungguhan, komitmen, kerjasama, dan sinergi dari berbagai pihak terkait.
Integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran disamping disesuaikan dengan
materi yang dipelajari oleh siswa, tingkat perkembangan berpikir, situasi, dan kondisi
berlandaskan nilai-nilai agama, Pancasila, dan nilai-nilai kearifan lokal agar memiliki
karakter ke Indonesiaan yang kuat dan mantap.
Adapun, struktur kurikulum dapat menggambarkan konseptualisasi konten
kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam
kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar
untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik.
Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten
dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk
kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian
beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip
kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran
di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan
ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka
harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah
kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai
pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban belajar.
1. Menguraikan Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
a. PelaksanaanKurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan
pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b. KTSP dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a)
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)
belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama
dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
c. PelaksanaanKurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
d. KTSP dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat,
dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa
sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan
teladan).
e. KTSP dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip
alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang
di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta
dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
f. KTSP dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g. KTSP yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai
antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan
2. Daftar mata pelajaran dan muatan lokal
Sturuktur Kurikulum adalah merupakan pola dan susunan mata pelajaran
yang harus di tempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan melalui kegiatan
pembelajaran. Peraturan Pemerintah Nomot 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa Struktur dan muatan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
1.      Kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia
2.      Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
3.      Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
4.      Kelompok mata pelajaran estetika
5.      Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olah raga ,dan kesehatan.
Selanjutnya dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendididikan dijelaskan bahwa :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilaksanakan melalui
muatan dan/ atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu
pengetahuan, dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, bahasa, seni
dan budaya, dan pendidikan jasmani.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi,dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/ kejuruan, dan muatan lokal
yang relevan.
4. Kelompok mata pelajaran estetika, dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang
relevan.
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan, dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olah raga,
pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang
relevan.
6. Stukrutur Kurikulum UPT SDN 08 Silaut meliputi kegiatan pembelajaran
yang harus di tempuh oleh peserta didik selama 6 (enam) tahun mulai dari
kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang tersusun berdasarkan Setandar Isi
( SI ) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah sebagai berikut:
Struktur Kurikulum UPT SD Negeri 08 Silaut berdasarkan Standar Isi
Permendikbud No. 21 Th.2016

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen
I II III IV V VI
A.    Mata Pelajaran
1.     Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4
2.     Pendidikan Kewarganegaraan 5 5 5 5 5 5
3.     Bahasa Indonesia 6 6 7 6 6 6
4.     Matematika 5 5 6 5 5 5
5.     Ilmu Penegetahuan Alam 3 3 3
6.     Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
7.     Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
8.     Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
4 4 4 4 4 4
Kesehatan
B.     MUATAN LOKAL
1.       Budaya Alam Minangkabau 2 2 2 2
2.       Pendidikan Al-Qur’an 2 2 2 2 2 2
C.    Pengembanagan Diri 2*
1. Pramu
ka
2. Seni
Tari
3. Hafala
n ayat pendek
4. Qosid
ah
Jumlah 30 30 34 38 38 38
Keterangan :
1.    Kurikulum UPT SD Negeri 08 Silaut memuat 8 mata pelajaran ,2 muatan
lokal . dan 6 pengembangan diri
2.    Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakann ”IPA Terpadu” dan
”IPS Terpadu”
3.    Pembelajaran di kelas 1, dan Kelas 4, Tematik Kurikulum 2013,
4. Pembelajaran kelas 2, dan Kelas 3 dilaksanakan melalui pendekatan
TEMATIK terpadu KTSP 2006
5. Sedangkan kelas 5 dan Kelas 6 pembelajarannya menggunakan pendekatan
mata pelajaran KTSP 2006

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
6.    Alokasi waktu per satu jam pelajaran adalah 35 menit
5.    Minggu efektif dalam 1 ( satu ) tahun pelajaran adalah 34 sampai 38

Tambahan 4 jam perminggu dimanfaatkan sebagai berikut :


Kelas
No Mata Pelajaran
I II III IV V VI
1 Budaya Alam Minang Kabau 2 2 2
2 Pendidikan Al-Quran 2 2 1 2 2 2
3 Bahasa indonesia 1 1 2 - - -
4 Matematika 1 1 1 - - -
Jumlah 4 4 4 4 4 4

3. Struktur Kurikulum dan Daftar Pelajaran

Muatan Kurikulum 2013 UPT SDN 08 Silaut meliputi sejumlah mata


pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan
pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal
serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan
diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai
dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
kompetensi dasar dam kompensi inti.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, kegiatan literasi merupakan salah satu
kegiatan yang wajib untuk dilaksanakan guna menumbuhkan kesadaran siswa akan
pentingnya membaca untuk menambah ilmu pengetahuan. Untuk dapat melaksanakan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
kegiatan literasi di sekolah, perlu adanya program literasi yang berisi tahapan-tahapan
mulai tahap persiapan sampai pelaksanaan literasi.
Untuk pendidikan penguatan karakter atau yang biasa disingkat dengan PPK,
penyelenggaraan PPK dapat dilakukan dimana saja, baik di luar sekolah maupun di
dalam sekolah. Penyelenggaraan PPK di dalam lingkungan sekolah merupakan
tanggung jawab guru, kepala sekolah, dan seluruh warga sekolah. Tanggung jawab
ini dilaksanakan sebagai pemenuhan beban kerja guru dan kepala sekolah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan belajar
mengajar dapat dilakukan dengan penguatan karakter melalui kegiatan penguatan
materi pelajaran serta materi pelajaran disusun sesuai dengan muatan kurikulum
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis,
logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya
sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi,
mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis
yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari
sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil
keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi meruapakan kemampuan
berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.
Adapun susunan muatan kurikulum di UPT SDN 08 Silaut dapat dimulai dari
pembagian mata pelajaran dan muatan lokal seperti dibawah ini:
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan
kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban
belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-
masing tingkat satuan pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran
tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran
tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setiap satua pendidikan.
a) Pendidikan Agama Islam
Tujuan :
 Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya
agama dalam komunitas sekolah.
b) Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti korupsi.
 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006.
c) Bahasa Indonesia
Tujuan
 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
 Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
 Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa.
 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006.
d) Matematika
Tujuan:
 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
 Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
e) Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
f) Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
g) Seni Budaya dan Prakarya
Tujuan :
 Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat
lokal, regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006.
h) Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
Tujuan :
 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
 Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

2. Muatan Lokal
Muatan Lokal di UPT SDN 08 Silaut terdiri dari 2 mata pelajaran :
1. Budaya Alam Minangkabau
2. Pendidikan Quran

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Psal 17 ayat 1
maka dikembangkan potensi daerah dan budaya daerah yang kemudian disebut
muatan lokal. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata
pelajaran yang tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis
muatan lokal.
Pengembangan muatan lokal mengacu pada SK Kakanwil Dikbud Prop
Sumbar Nomor : 011.08.C 1994 Tanggal 1 Februari 1994 dan disesuaikan dengan
surat keputusan kepala Dinas Pendidikan Profinsi Sumatera Barat Nomor KPTS
001/08.KP/2002, Tanggal 11 Nofember 2002 Tentang mata pelajaran BAM. Adapun
jenis muatan lokal lainnya berdasarkan pertimbangan Struktur Kurikulum maka UPT
SD Negeri 08 Silaut menetapkan mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau sebagai
Muatan Lokal untu kelas III s/d VI.
Selain BAM ada lagi muatan lokal yaitu Pendidikan Al-Quran yang
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Gubernur Smatera Barat No.70 tahun 2010
tentang kurikulum muatan lokal Pendidikan Al-Quran danPeraturan Gubernur
Sumatera Barat No.71 Tahun 2010 Tentang petunjuk pelaksanaan kurikulum muatan
lokal Pendidikan Al-Quran.
Penanaman literasi dan PPK adalah sebuah proses yang perlu terus
ditanamkan dalam kegiatan pembelajaran. Ini adalah investasi jangka panjang untuk
menyiapkan generasi muda Indonesia yang literat dan berkarakter. Butuh
kesungguhan, komitmen, kerjasama, dan sinergi dari berbagai pihak terkait.
Integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran disamping disesuaikan dengan
materi yang dipelajari oleh siswa, tingkat perkembangan berpikir, situasi, dan kondisi
berlandaskan nilai-nilai agama, Pancasila, dan nilai-nilai kearifan lokal agar memiliki
karakter ke Indonesiaan yang kuat dan mantap.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
C. MUATAN KURIKULUM DAERAH/LOKAL
1. Daftar Penetapan

Sturuktur Kurikulum adalah merupakan pola dan susunan mata pelajaran


yang harus di tempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan melalui kegiatan
pembelajaran. Peraturan Pemerintah Nomot 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa Struktur dan muatan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
1.      Kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia
2.      Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
3.      Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
4.      Kelompok mata pelajaran estetika
5.      Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olah raga ,dan kesehatan.
Selanjutnya dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendididikan dijelaskan bahwa :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilaksanakan melalui
muatan dan/ atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu
pengetahuan, dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, bahasa, seni
dan budaya, dan pendidikan jasmani.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi,dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/ kejuruan, dan muatan lokal
yang relevan.
4. Kelompok mata pelajaran estetika, dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang
relevan.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan, dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olah raga,
pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang
relevan.
6. Stukrutur Kurikulum UPT SDN 08 Silaut meliputi kegiatan pembelajaran
yang harus di tempuh oleh peserta didik selama 6 (enam) tahun mulai dari
kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang tersusun berdasarkan Setandar Isi
( SI ) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah sebagai berikut:
Struktur Kurikulum UPT SD Negeri 08 Silaut berdasarkan Standar Isi
Permendikbud No. 21 Th.2016
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen
I II III IV V VI
A.    Mata Pelajaran
1.     Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4
2.     Pendidikan Kewarganegaraan 5 5 5 5 5 5
3.     Bahasa Indonesia 6 6 7 6 6 6
4.     Matematika 5 5 6 5 5 5
5.     Ilmu Penegetahuan Alam 3 3 3
6.     Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
7.     Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
8.     Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
4 4 4 4 4 4
Kesehatan
B.     MUATAN LOKAL
1.       Budaya Alam Minangkabau 2 2 2 2
2.       Pendidikan Al-Qur’an 2 2 2 2 2 2
C.    Pengembanagan Diri 2*
5. Pramu
ka
6. Seni
Tari
7. Hafala
n ayat pendek
8. Qosid
ah
Jumlah 30 30 34 38 38 38

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Keterangan :
1.    Kurikulum UPT SD Negeri 08 Silaut memuat 8 mata pelajaran ,2 muatan
lokal . dan 6 pengembangan diri
2.    Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakann ”IPA Terpadu” dan
”IPS Terpadu”
3.    Pembelajaran di kelas 1, dan Kelas 4, Tematik Kurikulum 2013,
4. Pembelajaran kelas 2, dan Kelas 3 dilaksanakan melalui pendekatan
TEMATIK terpadu KTSP 2006
5. Sedangkan kelas 5 dan Kelas 6 pembelajarannya menggunakan pendekatan
mata pelajaran KTSP 2006
6.    Alokasi waktu per satu jam pelajaran adalah 35 menit
5.    Minggu efektif dalam 1 ( satu ) tahun pelajaran adalah 34 sampai 38
2. Daftar Mata Pelajaran dan KD yang Relevan dalam Muatan Lokal

Muatan Lokal di UPT SDN 08 Silaut terdiri dari 2 mata pelajaran :


1. Budaya Alam Minangkabau
2. Pendidikan Quran
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Psal 17 ayat 1
maka dikembangkan potensi daerah dan budaya daerah yang kemudian disebut
muatan lokal. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata
pelajaran yang tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis
muatan lokal.
Pengembangan muatan lokal mengacu pada SK Kakanwil Dikbud Prop
Sumbar Nomor : 011.08.C 1994 Tanggal 1 Februari 1994 dan disesuaikan dengan
surat keputusan kepala Dinas Pendidikan Profinsi Sumatera Barat Nomor KPTS
001/08.KP/2002, Tanggal 11 Nofember 2002 Tentang mata pelajaran BAM. Adapun
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
jenis muatan lokal lainnya berdasarkan pertimbangan Struktur Kurikulum maka UPT
SD Negeri 08 Silaut menetapkan mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau sebagai
Muatan Lokal untu kelas III s/d VI.
Selain BAM ada lagi muatan lokal yaitu Pendidikan Al-Quran yang
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Gubernur Smatera Barat No.70 tahun 2010
tentang kurikulum muatan lokal Pendidikan Al-Quran danPeraturan Gubernur
Sumatera Barat No.71 Tahun 2010 Tentang petunjuk pelaksanaan kurikulum muatan
lokal Pendidikan Al-Quran.
Penanaman literasi dan PPK adalah sebuah proses yang perlu terus
ditanamkan dalam kegiatan pembelajaran. Ini adalah investasi jangka panjang untuk
menyiapkan generasi muda Indonesia yang literat dan berkarakter. Butuh
kesungguhan, komitmen, kerjasama, dan sinergi dari berbagai pihak terkait. Integrasi
literasi dan PPK dalam pembelajaran disamping disesuaikan dengan materi yang
dipelajari oleh siswa, tingkat perkembangan berpikir, situasi, dan kondisi
berlandaskan nilai-nilai agama, Pancasila, dan nilai-nilai kearifan lokal agar memiliki
karakter ke Indonesiaan yang kuat dan mantap.
Bentuk kegiatan muatan lokal berdasarkan karekteristiknya maka
diperlakukan seperti mata pelajaran dengan alokasi waktu belajar sebanyak 2 jam
pelajaran untuk BAM dan 2 jam pelajaran untuk pelajaran PQ

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR


MATA PELAJARAN BUDAYA ALAM MINANGKABAU
UPT SEKOLAH DASAR NEGERI 08 SILAUT
N KLS/ STANDAR
KOMPETENSI DASAR
O SMT KOMPETENSI

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
1 III/1 1. Sopan santun menurut 1.1 Sopan Santun dalam berbicara
adat minangkabau 1.2 Sopan santun pada waktu duduk
1.3 Sopan santun pada waktu makan
dan minum
1.4 Sopan santun berpakaian
1.5 Sopan santun bertamu

2. Sifat-sifat yang terpuji 2.1 Saling mencintai dan menghormati


Menurut Adat Minang 2.2 Saling tolong menolong
Kabau 2.3 Rendah Hati (memiliki sifat rendah Hati)
III/2

3. Sifat-sifat terlarang 3.1 Duduk Sumbang


Menurut Adat 3.2 Berkata Sumbang
Minangkabau. 3.3 Bertanya Sumbang
4 Bahasa dalam pergaulan 4.1 Kata Mendaki dan Kata Menurun
Menurut Adat Minang 4.2 Kata malereng dan Kata Mandata
Kabau
2 IV/1 1.Sejarah Asal Usul 1.1 Asal usul Minangkabau menurut para ahli
Minangkabau
2. Alam minangkabau dan 1.2 Asal usul Minangkabau menurut Tambo
rantaunya 2.1 Lareh Koto Piliang dan Lareg Bodi
Chaniago
2.2 Luhak Nan Tigo dan Daerah rantaunya
2.3 Batas wilayah Minagkabau

3. Adat sopan santun dalam 3.1 Nak Aluih Baso jo Basi


pergaulan 3.2 Nak Luruih Rantangan Tali
3.3 Nak Tinggi Naikan Budi
3.4 Nak Kayo Kuek Mancari

IV/2 4.Seni tradisional 4.1Seni musik tradisional Minangkabau


Minangkabau 4.2 Tarian tradisional Minagkabau

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
5. Ciri khas pakaian adat 5.1 Pakaian Daerah
Minangkabau
6.Ciri Khas Tarian Minang 6.1 Randai dan Bela diri
Kabau 6.2 Macam-macam tarian Minang kabau dan
daerah asalnya
3 V/1 1.Peninggalan sejarah 1.1 Menhir
/prasasti 1.2 Balai Saruang dan Balai Nan Panjang
1.3 Batu Batikam
1.4 Prasaati Kubu rajo 1,2 dan Pagaruyuang
1.5Prasasti Saruaso 1,2 dan Rambatan

2. Macam-macam upacara 2.1 Upacara Adat Minangkabau


adat Minangkabau 2.2 Pengangkatan penghulu/Malewakan Gala
2.3 Batagak Rumah

V/2 3. Upacara-upacara adat 3.1 Upacara Perkawinan


3.2 Upacara Kelahiran/Turun Mandi dan
Aqiqah
3.3 Upacara Suna Masala dan Tamat Kaji
3.4 Upacara kamatian
VI/1 1. Susunan kekerabatan di 1.1 Sistim kekerabatan di Minangkabau
Minangkabau 1.2 Sistim perkawinan
1.3 Fungsi dan peranan urang sumando
1.4 Hubungan mamak dan kemenakan
2. Harta pusaka menurut 2.1 Sistim pemilikan harta
adat Minangkabau 2.2 Harta Pusaka Tinggi
2.3 Harta pusaka rendah
2.4 Harta pancarian
2.5 Harta suarang
VI/2 3. . Harta adat dalam 3.1 Sako menurut Adat Minangkabau

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Minangkabau 3.2 Sangsako menurut Adat Minangkabau
3.3 Harta Warisan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AL-QUR,AN
UPT SEKOLAH DASAR NEGERI 08SILAUT

 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK KD)

Kelas I, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Membaca dan menyalin 1.1. Melafalkan huruf hijaiyah dari alif(‫ )ا‬sampai ya(‫)ي‬
huruf hijaiyah yang yang berharakat fathah, kasrah dan dhammah.
harakat fathah, kasrah 1.2. Menyalin huruf hijaiyah dari alif(‫ )ا‬sampai ya(‫)ي‬
dan dhomah. yang berharakat fathah, kasrah dan dhammah.

Kelas II,Semseter II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Membaca dan menyalin 2.1. Melafalkan huruf hijaiyah dari alif(‫ )ا‬sampai ya(‫)ي‬
huruf hijaiyah yang yang berharakat fathatain, kasratain dan
berharakat fathatain, dhammatain.
kasratain dan 2.2. Menyalin huruf hijaiyah dari alif(‫ )ا‬sampai ya(‫)ي‬
dhammatain yang berharakat fathatain, kasratain dan
dhammatain.

Kelas II, semester I


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
a) Mengidentifikasi bacaan 1.1. Melafalkan huruf hijaiyah berharakat dari alif(‫)ا‬
dan tulisan huruf sampai ya(‫ )ي‬dalam berbagai bentuk.
hijaiyah dalam berbagai 1.2. Menyalin huruf hijaiyah berharakat dari alif(‫)ا‬
sampai ya(‫ )ي‬dalam berbagai bentuk.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
bentuk tulisan yang 1.3. Melafalkan huruf hijaiyah ba(‫ )ب‬sampai ya(‫)ي‬
memakai tanda baca bertanda sukun yang didahului huruf hijaiyah
berharakat.
1.4. Menyalin huruf hijaiyah ba(‫ )ب‬sampai ya(‫)ي‬
bertanda sukun yang didahului huruf hijaiyah
berharakat.

Kelas II, Semester 2


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mengaplikasikan bacaan 1.1. Melafalkan kata dan kalimat yang menggunakan
dan penulisanhuruf huruf ba (‫ )ب‬sampai ya (‫ )ي‬bertanda tasydid ( ‫)ـّــ‬
hijaiyah dalam berbagai yang didahului huruf hijaiyah berharakat.
bentuk tulisan yang 1.2. Menyalin kata dan kalimat yang menggunakan huruf
bertanda baca ba (‫ )ب‬sampai ya (‫ )ي‬bertanda tasydid ( ‫ )ـّــ‬yang
didahului huruf hijaiyah berharakat.
1.3. Melafalkan kata dan kalimat yang menggunakan
huruf-huruf hijaiyah yang bertanda baris tegak (‫)ــــا‬
dan baris depan terbalik (‫)ــــ‬.
1.4. Menyalin kata dan kalimat yang menggunakan
huruf-huruf hijaiyah yang bertanda baris tegak (‫)ــــا‬
dan baris depan terbalik (‫)ــــ‬.

Kelas III, Semester I


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Mengaplikasikan bacaan 1.1. Melafalkan dan menyalin kata dan kalimat
dan penulisan shifatul berharakatfathah, kasrah, dan dhammah.
huruf (qalqalah) dan kata- 1.2. Melafalkan dan menyalin kata dan kalimat yang ada
kata yang bertanda di dalamnya huruf bertanda sukun dan tasydid.
baca(fathah, kasrah, 1.3. Melafalkan dan menyalin kata dan kalimat yang ada
dhammah, sukun, dan didalamnya huruf-huruf qalqalah.
tasydid).

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Kelas III, Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mengaplikaskan 2.1 Membunyikan dan menyalinnun dan mim
bacaan dan penulisan nun bertanda tasydid, yang terdapat dalam kata dan
dan member tasydid, nun kalimat.
mati dan tanwin serta 2.2 Membunyikan dan menyalinnun mati dan huruf

mim mati. berharakat tanwin yang terdapat dalam kata dan


kalimat.
2.3 Membunyikan dan menyalinmim bertanda mati
yang terdapat dalam kata dan kalimat.

Kelas IV, Semester I


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Mempraktikkan 1.1. Membunyikan dan menyalinnunmati dan tanwin
ahkamulhurufnun mati secara izhar dan ikhfa.
dan tanwin pada ayat- 1.2. Membunyikan dan menyalin nun mati dan tanwin
ayat pendek. secara idgham dan iqlab.
1.3. Membunyikan dan menyalin mim mati secara izhar
syafawi dan ikhfa syafawi.
1.4. Membunyikan bacaan idghammimi.
2. Memahami surat al- 2.1. Membaca,menghafaldan menyalin surat an-
Falaq dan an-Nas. Nas/114: 1-6dan al-Falaq/113: 1-5.
2.2. Mengartikandan memahami surat an-Nas/114:1-6
dan al-Falaq/113: 1-5.

Kelas IV, Semester 2


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Mengidentifikasi ra 3.1. Membunyikan dan menulis bacaan radan lafal
tafkhim dan tarqiq; lafal jalalah secara tafkhim dan tarqiq.
3.2. Membunyikan dan menulis bacaan alif lam ketika
jalalah tafkhim dan
bertemu huruf syamsiyah dan qomariyah.
tarqiq; alim syamsiyah

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
dan qamariyah; serta 3.3. Membunyikan dan menulis macam-macam
macam-macam idgham. idgham (mutamatsilain, mutaqaribain dan
mutajanisain).
4. Memahami surat Quraisy 4.1. Membaca,menghafaldan menyalin surat
dan al-Humazah. Quraiys/106:1-4 dan al-Humazah/104: 1-9.
4.2. Mengartikan dan memahami isi surat
Quraiys/106:1-4 dan al-Humazah/104: 1-9.

Kelas V, Semester I
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.Mengaplikasikan ahkamul 1.1. Membunyikan madthabi’i danmadfar’I yang
mad dan qashar panjangnya satu alif (mad iwadh, mad badal, dan
mad shilah qashirah)
1.2. Membunyikan madfar’i panjangnya satu sampai
tiga alif (mad wajib mutthasil, jaiz munfashil,
shilah thawiiylah dan áridh lis sukun)
1.3. Membunyikan madfar’i panjangnya tiga alif (mad
lazim mutsaqqal kalimi, mad lazim mukafaf kalimi,
mutsaqqal harfi, mukafaf harfi dan farqi).
2. Memahami surat at- 2.1. Membaca,menghafaldan menyalin surat at-
Takatsur/102: 1-8dan Takatsur/102: 1-8dan al-Qori’ah/ 101: 1-11.
al-Qori’ah/ 101: 1-11. 2.2. Mengartikan, dan memahami isi surat at-
Takatsur/102: 1-8dan al-Qori’ah/ 101: 1-11.

Kelas V, Semester 2
Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
3. Mengaplikaskanahkamu 3.1. Mempraktikan cara waqaf dalam membaca
l waqaf dan ibtida’. ayat-ayat al Qurán.
3.2. Mempraktikan waqaf pada tanda-tanda waqaf
dalam ayat-ayat al Qurán.
3.3. Mempraktikan ibtida pada hamzahwashal.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
4. Memahami surat al- 4.1. Membaca, menghafal dan menyalin surat al-
Áadiyaat/100: 1-11dan Áadiyaat/100: 1-11 dan surat az-Zalzalah/99: 1-
surat az-Zalzalah/99: 1- 8.
8. 4.2. Mengartikan dan memahami isi surat al-
Áadiyaat/100: 1-11 dan surat az-Zalzalah/99: 1-
8.

Kelas VI, Semester I


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami surat at- 1.1. Membaca, menghafal dan menyalin surat at-
Tiin/95: 1-8, al- Tiin/95: 1-8, al-Insyirah/94: 1-8, dan adh-
Insyirah/94: 1-8, dan adh- Dhuha/93: 1-11
Dhuha/93: 1-11 1.2. Mengartikan dan memahami isi at-Tiin/95: 1-8, al-
Insyirah/94: 1-8, dan adh-Dhuha/93: 1-11.
2. Memahami surat pendek 2.1. Membaca dan menuliskan surat pendek pilihan
pilihan (surat Ali tentang tanda-tanda orang bertaqwa dan orang-
Imran/3: 133-135 dan orang munafiq (surat Ali Imran/3: 133-135 dan
159, serta An-Nisa/4: 159)
142-145) 2.2. Mengartikan dan memahami isi surat pendek
pilihan (surat Ali Imran/3: 133-135 dan 159)
2.3. Membaca dan menuliskan surat pendek pilihan
tentang tanda-tanda orang-orang munafiq (surat
An-Nisa/4: 142-145)
2.4. Mengartikan dan memahami isi surat pendek
pilihan (surat An-Nisa/4: 142-145)

Kelas VI, Semester 2


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami surat at- 1.1. Membaca, menghafal dan menyalin surat at-
Tiin/95: 1-8, al- Tiin/95: 1-8, al-Insyirah/94: 1-8, dan adh-
Dhuha/93: 1-11

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Insyirah/94: 1-8, dan adh- 1.2. Mengartikan dan memahami isi at-Tiin/95: 1-8,
Dhuha/93: 1-11 al-Insyirah/94: 1-8, dan adh-Dhuha/93: 1-11.

2. Memahami surat pendek 2.1. Membaca dan menuliskan surat pendek pilihan
pilihan (surat Ali tentang tanda-tanda orang bertaqwa dan orang-
Imran/3: 133-135 dan orang munafiq (surat Ali Imran/3: 133-135 dan
159, serta An-Nisa/4: 159)
142-145) 2.2. Mengartikan dan memahami isi surat pendek
pilihan (surat Ali Imran/3: 133-135 dan 159)
2.3. Membaca dan menuliskan surat pendek pilihan
tentang tanda-tanda orang-orang munafiq (surat
An-Nisa/4: 142-145)
2.4. Mengartikan dan memahami isi surat pendek
pilihan (surat An-Nisa/4: 142-145)

3. Strategi Pelaksanaan Muatan Lokal


 BAM
 Tujuan Budaya Alam Minangkabau :
Mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau bertujuan agar siswa
mengenal, memahami, menghayati, mengapresiasi, dan menerapkan nilai-nilai
Budaya Alam Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari.
Fungsi Budaya Alam Minangkabau:
- Memberikan pengetahuan dasar siswa terhadap Budaya Alam
Minangkabau sebagai bagian budaya nasional.
- Memupuk dan menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan terhadap
alam Minangkabau dalam rangka memupuk rasa cinta terhadap budaya
nasional
- Mendorong siswa agar menghayati dan menerapkan nilai-nilai Budaya
Alam Minangkabau yang relevan dalam kehidupannya

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
- Memberi dorongan pada siswa menggali, melestarikan dan
mengembangkan Budaya Alam Minangkabau dalam rangka memupuk
budaya nasional.
Ruang lingkup Budaya Alam Minangkabau:
Bahan kajian mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau meliputi adat
alam Minangkabau. Bahan kajian ini tidak dipilah-pilah secara tajam karena
bahan yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan saling mendukung.
Bahan kajian dikembangkan dengan memperhatikan kedalaman dan keluasan
materi menurut tingkat kelas. Bahan kajian menurut kelas adalah sebagai berikut:
Kelas III
1. Sopan santun yang harus dimiliki oleh orang
Minangkabau.
2. Sifat-sifat yang terpuji yang harus dimiliki seseorang
menurut adat Minangkabau.
3. Sifat-sifat yang harus dihindari menurut adat
Minangkabau.
4. Bahasa dalam pergaulan menurut adat Minangkabau.
Kelas IV
1. Asal-usul nama Minangkabau
2. Alam Minangkabau dan rantaunya
3. Adat sopan santun untuk mencapai keharmonisan
pergaulan
4. Peninggalan sejarah/prasasti
5. Pengenalan seni tradisional Minangkabau
6. Tarian daerah
7. Pakaian daerah
Kelas V
1. Peninggalan sejarah/prasasti

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
2. Macam-macam upacara adat
Minangkabau
Kelas VI
1. Susunan kekerabatan di Minangkabau
2. Harta pusaka menurut adat Minangkabau
3. Harta adat alam Minangkabau
Strategi Pelaksanaan Mata Pelajaran BAM
1. Diajarkan mulai dari kelas III- VI
2. Diajarkan dalam jangka 1 Tahun
3. Diajarkan oleh guru Bidang kelas
4. Program tahunan, semesteran, silabus, RPP dikembangkan oleh guru kelas
5. Untuk kelas III kelas VI menggunakan pendekatan mata pelajaran
6. PBM dilaksanakan didalam dan diluar kelas
7. PBM berorientasi untuk penanaman kepribadian, tingkah laku( kurenah),
adatistiadat,
8. Dilaksanakan dengan menggunakan metoda ceramah, tanya jawab, diskusi,
demontrasi, sosiodrama, penugasan
 Pendidikan Alquran
 Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Al Qur,an
1. Peserta didik mampu dalam membaca dan menulis Al-
Qurán sesuai kaedah ilmu tajwid dan kaedah penulisan Al Qur’an dengan
baik dan benar.
2. Peserta didik gemar membaca dan menulis al-Qurán.
3. Peserta didik mampu menghafal minimal sepuluh surat
pendek yang telah ditetapkan.
4. Terbiasa membaca dan menulis al Qur’an dengan baik
dan benar.
 Standar Kompetensi Lulusan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
1. Membaca al-Qurán dengan baik, lancar dan benar menurut kaedah ilmu
tajwid (Tajwid yang dimaksud meliputi: Makhraj huruf, sifatul huruf,
ahkamul huruf, ahkamul mad wal qashar, dan ahkamul waqaf wal
ibtida’);
2. menuliskan (menyalin) ayat-ayat al-Qurán sesuai kaedahnya;
3. melafalkan 10 (sepuluh) surat pendek pilihan dalam juz ’Amma;
4. menyimpulkan isi 10 (sepuluh) surat pendek dan ayat-ayat pilihan
lainnya;
5. mengamalkan ajaran al-Qur’an sesuai dengan kandungan ayat-ayat yang
sudah dipelajari.
Ruang Lingkup
1. Huruf Hijaiyah
2. Ilmu Tajwid
3. Surat Pendek pilihan Juz ‘Amma
4. Ayat-ayat pilihan
Strategi Pelaksanaan Pendidikan Al-Quran
1. Diajarkan mulai dari kelas I- VI
2. Diajarkan dalam jangka 1 Tahun
3. Diajarkan oleh guru Bidang studi agama dan guru kelas
4. Program tahunan, semesteran, silabus, RPP dikembangkan oleh guru bidang
studi
5. Menggunakan pendekatan mata pelajaran
6. PBM dilaksanakan didalam kelas
7. PBM berorientasi untuk penanaman siswa mampu baca tulis Alqur’an
8. Dilaksanakan dengan menggunakan metoda ceramah, tanya jawab, demontrasi,
penugasan.

D. PELAKSANAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


1. Berbasis Kelas
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
PPK dalam pembelajaran
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak mengubah kurikulum
yang sudah ada, melainkan optimalisasi kurikulum pada satuan pendidikan. Gerakan
PPK perlu dilaksanakan di satuan pendidikan melalui berbagai cara sesuai dengan
kerangka kurikulum yaitu alokasi waktu minimal yang ditetapkan dalam Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum, dan kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola oleh
satuan pendidikan sesuai dengan peminatan dan karakteristik peserta didik, kearifan
lokal, daya dukung, dan kebijaksanaan satuan pendidikan masing-masing.
Pelaksanaan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) disesuaikan dengan
kurikulum pada satuan pendidikan masing-masing dan dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu:
1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum
dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan
kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru
menyusun dokumen perencanaan pembelajaran berupa Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai mata pelajarannya masing-masing.
Nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran sesuai topik utama nilai Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) yang akan dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut
dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing. Misalnya,mata
pelajaran IPA untuk SMP mengintegrasikan nilai nasionalisme dengan
mendukung konservasi energi pada materi tentang energi.
2. Mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui
kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada
kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan melakukan penguatan kembali
nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat
dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang
relevan, seperti PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan,

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
museum, rumah budaya, dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan dan
kreativitas satuan pendidikan.
3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan
rutin, spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-
kegiatan dilakukan di luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan
karakter sesuai dengan situasi, kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di
setiap satuan pendidikan.
2. Berbasis Budaya Sekolah

Pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan membiasakan


perilaku positif tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan merupakan
proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat
otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, baik dilakukan
secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Pengembangan karakter melalui
pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal atau tidak terjadwal baik di
dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas
Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram dan Keteladanan. 
1.    Kegiatan Rutin 
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah.
a. Berdoa sebelum memulai kegiatan Kegiatan ini bertujuan untuk
membiasakan peserta didik berdoa sebelum memulia segala aktifitas.
Kegiatan dilaksanakan setiap pagi secara terpusat dari ruang informasi
dimana pada setiap pagi dengan petugas yang terjadwal
b. Membaca Asmaul Husna Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta
didik untuk berdzikir, mengingat nama – nama Allah. Kegiatan ini
dilaksanakan secara terpusat dari ruang insformasi dengan petugas yang
terjadwal.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
c. Hormat Bendera Merah Putih Kegiatan ini bertujuan untuk
menanamkan jiwa nasionalisme dan bangga sebagai bangsa pada peserta
didik. Bendera Merah Putih telah dipasang di masing – masing kelas
dan aba – aba dipimpin oleh petugas yang terjadwal.
a. Sholat Dhuha Bersama – sama
b. Tadarus Al – Qur’an
c. Sholat Dhuhur Berjamaah
d. Berdoa di akhir pelajaran
e. Infaq Siswa
f. Kebersihan Kelas 
2.    Kegiatan Spontan 
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi
oleh waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan
secara spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun, dan
sikap terpuji lainnya. Contoh:
a. Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru,
karyawan dan sesama siswa
b. Membiasakan bersikap sopan santun
c. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
d. Membiasakan antre
e. Membiasakan menghargai pendapat orang lain
f. Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
g. Membiasakan menolong atau membantu orang lain
h. Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di
sekolah, seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK.
i. Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain
sesuai kebutuhan. 
3.    Kegiatan Terprogram 

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Kegiatan Terprogram ialah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap
disesuaikan dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditetapkan.
Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan siswa dan personil sekolah
aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan kemampuan dan
bidang masing-masing.
Contoh :
a.    Kegiatan Class Meeting
b.    Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional
c.    Kegiatan Karyawisata
d.    Kegiatan Lomba Mata Pelajaran, seperti olimpiade matematika,
pesona fisika, lomba mading, dll
e.    Kegiatan Pentas Seni Akhir Tahun (PESAT)
f.    Kegiatan Kemah Akhir Tahun Pelajaran (KATP) 
4.   Kegiatan Keteladanan 
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-
hari yang dapat dijadikan contoh (idola)
Contoh:
a.    Membiasakan berpakaian rapi
b.    Mebiasakan datang tepat waktu
c.    Membiasakan berbahasa dengan baik
d.    Membiasakan rajin membaca
e.    Membiasakan bersikap ramah
3. Berbasis Masyarakat

PPK melalui ekstrakurikuler dan Program PHBI/PHBN


Pembentukan karakter yang berintegrasi dalam pembelajaran (intrakurikuler),
kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
1. Kegiatan intrakurikuler diselenggaraakan melalui kegiatan terstruktur dan
terjadwal sesuai dengan cakupan dan tingkat kompetensi muatan atau mata
pelajaran.
2. Kegiatan kokurikuler dilaksanakan melalaui penugasan terstruktur terkait
satu atau lebih dari muatan atau mata pelajaran.
3. Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan terorganisasi/terstruktur
di luar struktur kurikulum setiap tingkat pendidikan yang secara konseptual
dan praktis mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pendidikan.
Kegiatan yang mampu mensinergikan empat dimensi pengolahan karakter dari
Ki Hadjar Dewantara (olahraga, olah pikir, olah rasa dan olah hati).
a. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun
2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jadi, pendidikan
Kepramukaan dilaksanakan untuk menginternalisasikan nilai ketuhanan,
kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, dan
kemandirian pada peserta didik. Diharapkan nilai-nilai dalam sikap dan
keterampilan sebagai muatan Kurikulum 2013 dan muatan Pendidikan
Kepramukaan dapat bersinergi secara koheren. Pendidikan kepramukaan
menjadi ekstrakurikuler wajib yang diikuti oleh peserta didik sebagai salah
satu media penguatan nilai-nilai PPK.
b. Nilai - nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong
dan integritas. Kelima nilai utama karakter ini bukanlah nilai yang berdiri dan
berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain,
yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari
nilai utama maupun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah perlu
mengembangkan nilai-nilai uatama lainnnya baik secara universal maupun
kontekstual. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui system
pendidikan nasional agar diketahui, dipahami dan diterapkan di seluruh sendi

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
kehidupan sekolah dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan
tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus
melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Jadi dapat dikatakan
bahwa Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai fondasi dan
ruh utama pendidikan.
c. Koherensi proses pembelajaran yang memadukan kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler, didasarkan pada dua alasan dalam menjadikan Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib. Pertama, dasar legalitasnya
jelas yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka. Kedua, pendidikan kepramukaan mengajarkan banyak nilai-nilai,
mulai dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan,
sosial, kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari sisi legalitas pendidikan
kepramukaan merupakan imperatif yang bersifat nasional, hal itu tertuang
dalam Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka.
Pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan kepramukaan merupakan
kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana
penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan
keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan
pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan kepramukaan. Dengan
demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-
2), dan Keterampilan (KI-3) memperoleh penguatan bermakna (meaningfull
learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan kepramukaan di
lingkungan satuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan–kegiatan melalui di
lingkungan sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai
upaya memperkuat proses pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
luhur sesuai dengan nilai dan moral Pancasila. Pendidikan Kepramukaan dinilai
sangat penting. Melalui pendidikan kepramukaan akan timbul rasa memiliki,
saling tolong menolong, mencintai tanah air dan mencintai alam. Karenanya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap sekolah
melaksanakan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan.
Pendidikan Kepramukaan diharapkan dapat dilaksanakan sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah dimana
yang dimaksud dengan kegiatan ekstrakurikuler wajib merupakan kegiatan
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik. Karna wajib maka
dalam permendikbud pendidikan kepramukaan menjadi salah syarat kenaikan
kelas yang harus terpenuhi oleh peserta didik.
Penerapan Nilai PPK dalam Pendidikan Kepramukaan:
Nilai – nilai PPK telah tercantum dalam sebagian nilai yang terkandung
pada Tri Satya dan Dasa Darma yang menjadi pedoman hidup pramuka sejak
dahulu. Oleh karenanya, kegiatan kepramukaan pastinya memuat unsur nilai
yang diharapkan dalam PPK.
Rincian kegiatan kepramukaan meliputi : Berbaris, Memimpin, Berdoa,
Janji, Memberi hormat, Pengarahan, Refleksi, Dinamika kelompok, Permainan,
Menghargai teman, Berkomunikasi, Menolong, Berempati, Bersikap adil, Cakap
berbicara, Cakap motorik, Kepemimpinan, Konsentrasi, Sportivitas, Simpul dan
ikatan, Tanda jejak, Sandi dan isyarat, Jelajah, Peta, Kompas, Memasak, Tenda,
PPGD, KIM, Menaksir, Halang rintang, TTG, akti, Lomba, dan Hastakarya.
4. Evaluasi Dan Tindak Lanjut

PPK berbasis kemitraan dan partisipasi Orang tua/masyarakat


Bentuk partisipasi yang diharapkan sekolah terhadap orangtua murid,
tentunya didasarkan pada tujuan apa yang hendak dicapai oleh sekolah dalam
proses pendidikan di sekolah. Tujuan yang ingin dicapai sekolah pada hakikatnya

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
adalah tujuan pendidikan secara nasional. Tujuan tersebut apabila kita butiri
terlihat unsur-unsur sebagai berikut:
 Manusia yang bertaqwa, berbudi pekerti dan berkepribadian
 Disiplin, bekerja keras, bertanggung jawab serta mandiri
 Cerdas dan terampil
 Sehat jasmani dan rohani
 Cinta tanah air dan mempunyai semangat kebangsaan serta kesetiakawanan
social.
5 hal pokok yang harus ditekankan dan menjadi perhatian utama untuk
dibina, dikembangkan dan ditingkatkan sekolah melalui kegiatan hubungan
sekolah dengan masyarakat, yaitu :
a. Children’s and parents work habits. Kegiatan yang terkait dengan
kebiasaan kerja anak di rumah sebagai bentuk partisipasi orangtua murid
terhadap pendidikan di sekolah
b. Academy guidance and support. Pengembangan akademik sebagai
bentuk partisipasi orang tua murid kepada kepala sekolah
c. Stimulation to explore and discuss ideas and events. Menstimulasi
anak dan berdiskusi dengan anak dirumah sebagai bentuk partisipasi
orang tua murid kepada sekolah
d. Languange development in the home. Kegiatan pengembangan bahasa
anak di rumah sebagai bentuk partisipasi orangtua murid kepada sekolah
e. Accademic aspirations and expectations. Aspirasi akademik dan
harapannya sebagai bentuk partisipasi orang tua murid kepada sekolah
Beberapa contoh partisipasi masyarakat dalam pendidikan ialah:
1. Mengawasi perkembangan pribadi dan proses belajar putra-putrinya dirumah
dan bila perlu memberi laporan dan berkonsultasi dengan pihak sekolah.
2. Menyediakan fasilitan belajar di rumah dan membimbing putra-putrinya agar
belajar dengan peauh motivasi dan perhatian.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
3. Menyediakan perlengkapan belajar yang dibutuhkan untuk belajar di lembaga
pendidikan (sekolah).
4.  Berusaha melunasi SPP dan bantuan pendidikan lainnya
5. Memberikan umpan balik kepada sekolah tentang pendidikan terutama yang
menyangkut keadaan putra-putrinya
6. Bersedia datang ke sekolah bila diundang atau diperlukan oleh sekolah
7. Ikut berdiskusi memecahkan masalah-masalah pendidikan seperti Sarana
prasarana, kegiatan, keuangan, program kerja dan sebagainya.
8. Membantu fasilitas-fasilitas belajar yang dibutuhkan sekolah untuk
memajukan proses pembelajaran
9. Meminjami alat-alat yang dibutuhkan sekolah untuk berpraktik, apabila
sekolah memerlukannya
10. Bersedia menjadi tenaga pelatih nara sumber bila diperlukan oleh sekolah
11. Menerima para siswa dengan senang hati bila mereka belajar dilingkungan
masyarakat (praktikum masalnya)
12. Memberi layanan/penjelasan kepada siswa yang sedang belajar dimasyarakat
13. Menjadi responden yang baik dan jujur terhadap penelitian-penelitian siswa
dan lembaga pendidikan
14. Bagi ahli pendidikan bersedia menjadi ekspert dalam membina lembaga
pendidikan yang berkualitas.
15. Bagi hartawan bersedia menjadi donator untuk pengembangan sekolah
16. Ikut memperlancar komunikasi pendidikan
17. Mengajukan usul-usul untuk perbaikan pendidikan
18. Ikut mengontrol alannya pendidikan (kontrol sosial)
19. Bagi tokoh-tokoh masyarakat bersedia menjadi partner manajemen
pendidikan dalam mempertahankan dan memajukan lembaga pendidikan.
20. Ikut memikirkan dan merealisasikan kesejahteraan personalia pendidikan
Partisipasi Orangtua Murid/Masyarakat yang Diharapkan Sekolah

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Mengawasi/Membimbing Kebiasaan Anak Belajar di Rumah
a. Mendorong anak dalam belajar secara teratur di rumah. Dalam hal ini
orangtua harus memberikan motivasi, dorongan dan menciptakan situasi
dan kondisi (iklim) yang memungkinkan bagi anak untuk belajar.
b. Mendorong anak dalam menyusun jadwal dan struktur waktu belajar serta
menetapkan prioritas kegiatan di rumah. Orangtua perlu memberikan
dorongan agar budaya anak tercipta di rumah inelalui kegiatan yang
terjadwal. waktu yang terstruktur serta mampu memilih prioritas kegiatan
yang bermanfaat di rumah
c. Membimbing dan mengarahkan anak dalam penggunaan waktu belajar
bermain dan istirahat..
d. Membimbing dan mengarahkan anak melakukan sesuatu kegiatan yang
menunjang pelajaran di sekolah. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan
anak di rumah yang menunjang kegiatan pembelajaran disekolah. Bahkan
anak dapat membuat karya – karya ilmiah dengan menggunakan
lingkungan sebagai media belajar. Hal ini menuntut orangtua memiliki
pemahaman tentang kegiatan – kegiatan tersebut.
Membimbing dan Mendukung Kegiatan Akademik Anak
a. Mendorong dan menumbuhkan minat anak untuk rajin membaca dan rajin
belajar (minat baca).  Orang tua dan orang dewasa di sekitar anak perlu
berperan sebagai model (modeling) atau conto tauladan dalam kegiatan
membaca.
b. Memberikan penguatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang
bermanfaat bagi dirinya. Penghargaan adalah salah satu hal yang  dapat
memperkuat perilaku anak (reward atau reinforcemen). Perilaku anak
yang diakui dan diberikan penghargaan akan diperkuat menjadi
kebiasaan.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
c. Menyediakan bahan yang tepat serta fasilitas yang sesuai dengan
kebutuhan anak dalam belajar. Anak akan dapat belajar dengan nyaman
dan tenang apabila ditunjang oleh bahan untuk belajar yang memadai dan
fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
d. Mengetahui kekuatan dan kelemahan anak serta problem belajar dan
berusaha untuk memberikan bimbingan. Setiap anak memiliki kekuatan
dan kelemahan masing-masing. Orang tua harus memahami apa kekuatan
anak dan apa kelemahannya dalam berbagai hal.
e. Mengawasi pekerjaan rumah, aktivitas belajar anak. Kegiatan anak
dirumah memerlukan pengawasan dari orang tua, tetapi pengawasan
dalam hal ini bukan berarti pengawasan yang berlebihan yang
menyebabkan anak merasa tertekan. Belajar perlu ketenangan,
kenyamanan, dan bebas dari tekanan (fun learning).
f. Menciptakan suasana rumah yang mendukung kegiatan akademik anak.
Suasana dan ilklim yang tercipta di rumah akan sangat menentukan
efektivitas belajar.
g. Membantu anak secara fungsional dalam belajar dan menyelesaikan
tugas-tugas sekolah tepat waktu. Banyak tugas – tugas belajar anak yang
harus dikerjakannya di rumah, tetapi tidak semua tugas tersebut dapat
diselesaikannya sesuai harapan. Orang tua perlu memberikan dukungan
dan apabila memungkinkan dapat memberikan bantuan bimbingannya
dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Memberikan Dorongan untuk Meneliti, Berdiskusi tentang Gagasan dan
atau Kejadian-Kejadian Aktual
a. Mendorong anak untuk suka meneliti serta memiliki motivasi menulis
analitis/ilmiah. Kemauan meneliti dan menulis karya ilmiah menjadi
problem bagi semua siswa bahkan sampai ke perguruan tinggi.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
b. Menyediakan fasilitas bagi anak-anak untuk melakukan penelitian.
Penelitian dan karya ilmiah memerlukan fasilitas tertentu. Orang tua perlu
mendukung kegiatan anak melalui penyediaan fasilitas tersebut sesuai
kemampuan yang ada dan sesuai pula kebutuhan anak.
c. Berdiskusi dan berdialog dengan anak tentang ide-ide atau bahan
pelajaran yang baru, aktivitas yang bermanfaat, masalah-masalah aktual
dan sebagainya. Menyediakan waktu untuk berdialog dengan anak
merupakan cara strategis dalam membangun komunikasi yang akrab
dengan anak.
Mengarahkan Aspirasi dan Harapan Akademik Anak
a. Memberikan motivasi kepada anak untuk belajar dengan baik sebagai
bekal masa depan.
b. Mendorong dan mendukung aspirasi anak dlam belajar. Banyak kita
temui anak memiliki aspirasi dan harapan sendiri dalam belajar, harapan
dalam memilih jenis pendidikan yang akan diikutinya lebih lanjut, bahkan
harapan untuk masa depannya sendiri.
c. Mengetahui aktivitas sekolah dan aktivitas anak dalam mempelajari
sesuatu. Orang tua perlu mengetahui aktivitas apa yang dilakukan anak
dalam belajar, aktivitas apa yang dilakukan sekolah terhadap anak dalam
pembentukan kepribadian dan perkembangan anak di sekolah.
d. Mengetahui standard dan harapan sekolah terhadap anak dalam belajar.
Harapan dan standar yang ditetapkan oleh sekolah terkait kompetensi
lulusan perlu diketahui oleh orang tua, agar mereka dapat melihat apa
yang dilakukan anak dan membandingkan dengan standar yang
ditetapkan sekolah.
e. Hadir pada pertemuan guru dan orang tua murid yang diselenggarakan
oleh sekolah. Kehadiran orang tua murid ke sekolah dalam berbagai

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
kegiatan sangat punya makna bagi anak, bagi sekolah, dan bagi orang tua
sendiri.
f. Memberikan ganjaran positif terhadap performansi anak di rumah atau di
sekolah yang mendukung belajar anak.

E. PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)


Literasi sekolah dalam konteks gerakan literasi sekolah (GLS) di Sekolah
Dasar (SD) merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan
sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, seperti membaca, melihat,
menyimak, menulis, dan berbicara. GLS di SD merupakan suatu upaya yang
dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai komunitas
pembelajaran literasi.
Secara umum, GLS di SD memiliki tujuan untuk menumbuhkembangkan budi
pekerti peserta didik melalui pembudayaan suasana literasi sekolah yang
diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah.
Sedangkan tujuan khusus GLS di SD, antara lain:
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas literasi warga dan lingkungan sekolah.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan agar warga
sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
GLS di SD menciptakan komunitas literasi pendidikan di SD. Komunitas ini
merupakan lingkungan yang menyenangkan dan ramah bagi peserta didik, sehingga
menumbuhkan semangat warganya dalam belajar. Semua warga sekolah perlu
menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama, menumbuhkan rasa ingin
tahu, melatih kecakapan berkomunikasi, berkontribusi pada lingkungan sosial, dan
mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah.
1. Lingkungan Fisik Sekolah
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
Untuk menumbuh kembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan
ekositem sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang
yang perlu dimiliki oleh sekolah antara lain:
a. Perpustakaan sekolah (cf. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Parasarana untuk Sekolah Dasar)
b. Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah
c. Jumlah buku sesuai dengan Permendiknas no 24 tahun 2007:
1) Buku teks pelajaran: 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik, ditambah 2
eksemplar/mata pelajaran/sekolah;
2) Buku panduan pendidik: 1 eksemplar/mata pelajaran/guru mata pelajaran
bersangkutan, ditambah 1 eksemplar/mata pelajaran/ sekolah;
3) Buku pengayaan: 870 judul/sekolah, terdiri atas 70% nonfiksi dan 30%
fiksi. Banyak eksemplar/sekolah minimum: 1000 untuk 3--6 rombongan
belajar, 1500 untuk 7--12 rombongan belajar, 2000 untuk 13--18
rombongan belajar, 2500 untuk 19--24 rombongan belajar;
4) Buku referensi: 20 judul;
5) Sumber belajar lain: 20 judul (Bandingkan dengan Permendikbud No 23
tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal:Satu set buku teks untuk
setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi).
d. Web sekolah
e. Akses internet di lingkungan sekolah
f. Spanduk, poster,leaflet, dan/atau brosur penumbuhan budaya literasi

GLS di SD dilaksanakan dalam tiga tahap, yakni tahap pembiasaan,


pengembangan, dan pembelajaran. Penjelasan lebih terperinci disajikan, sebagai
berikut:
 Tahap pembiasaan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Kegiatan pelaksanaan pembiasaan gerakan literasi pada tahap ini bertujuan
untuk menumbuhkan minat peserta didik terhadap bacaan dan terhadap kegiatan
membaca.
Prinsip-prinsip kegiatan membaca pada tahap pembiasaan, diantaranya:
a. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku bacaan, bukan buku teks
pelajaran.
b. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik.
Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari
rumah.
c. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini tidak diikuti
oleh tugas-tugas menghafalkan cerita, menulis sinopsis, dan lain-lain.
d. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini dapat
diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibaca/dibacakan, atau
kegiatan yang menyenangkan terkait buku yang dibacakan apabila waktu
memungkinkan.
e. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini
berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan.
Adapun kegiatan membaca dan penataan lingkungan kaya literasi pada tahap
pembiasaan, antara lain:
a. Membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran
dimulai. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
dengan nyaring (read aloud) dan membaca dalam hati (sustained silent
reading).
b. Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.
c. Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana dan
prasarana sekolah, seperti perpustakaan, sudut buku kelas, area baca, kebun
sekolah, kantin, unik kesehatan sekolah (UKS), dan lain-lain. Sarana dan
prasarana ini dapat diperkaya dengan bahan kaya teks.
d. Melibatkan komunitas di luar sekolah dalam kegiatan 15 menit membaca
dan pengembangan sarana literasi, serta pengadaan buku-buku koleksi
perpustakaan dan sudut baca kelas.
e. Memilih buku yang sesuai dengan minat peserta didik.
 Tahap pengembangan

Kegiatan literasi pada tahap pengembangan bertujuan untuk


mempertahankan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta
meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca peserta didik.
Prinsip-prinsip kegiatan pada tahap pengembangan, diantaranya:
a. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku selain buku teks pelajaran.
b. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik.
Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah.
c. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh tugas-
tugas menggambar, menulis, kriya, seni gerak dan peran untuk menanggapi
bacaan, yang disesuaikan dengan jenjang dan kemampuan peserta didik.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
d. Penilaian tanggapan peserta didik terhadap bacaan bersifat non-akademik dan
berfokus pada sikap peserta didik dalam kegiatan. Masukan dan komentar
pendidik terhadap karya peserta didik bersifat memotivasi.
e. Kegiatan membaca/membacakan buku berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan.
Terdapat beberapa alternatif cara membaca pada tahap pengembangan,
sebagai berikut:
a. Membacakan nyaring interaktif (interactive read aloud)
Cara ini dilakukan dengan guru membacakan buku/bahan bacaan dan
mengajak peserta didik untuk menyimak dan menanggapi bacaan dengan
aktif. Proses membacakan buku ini bersifat interaktif karena guru
memperagakan bagaimana berpikir menanggapi bacaan dan menyuarakannya
serta mengajak peserta didik untuk melakukan hal yang sama. Fokus kegiatan
membaca nyaring alternatif untuk memahami kosakata baru.
b. Membaca terpandu (guided reading)
Cara ini dilakukan dengan guru memandu peserta didik dalam
kelompok kecil (4-6 siswa) dalam kegiatan membaca untuk meningkatkan
pemahaman. Fasilitas pendukung yang perlu tersedia, berupa buku untuk
dibaca, alat tulis, kertas besar (flip chart), perekat, dan papan untuk
menempelkan kertas.
c. Membaca bersama (shared reading)
Cara ini dilakukan dengan guru mendemonstrasikan cara membaca
kepada seluruh peserta didik di kelas atau kepada satu per satu peserta didik.
Guru dapat membaca bersama-sama peserta didik, lalu meminta peserta didik
untuk bergiliran membaca. Metode ini bertujuan memberikan pengalaman
kepada peserta didik untuk membaca dengan nyaring dan meningkatkan
kefasihan membaca. Fasilitas pendukung yang perlu tersedia, berupa buku

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
besar (big book, apabila dibacakan kepada banyak peserta didik), buku
bacaan, kertas besar (flip chart), dan alat tulis.
d. Membaca mandiri (independent reading)
Kegiatan membaca mandiri dilakukan dengan peserta didik memilih
bacaan yang disukainya dan membacanya secara mandiri. Kegiatan membaca
mandiri ini bisa diikuti oleh kegiatan tindak lanjut seperti membuat peta cerita
atau kegiatan lain untuk menanggapi cerita.
Pada tahap pengembangan ini juga dibentuk Tim Literasi Sekolah
(TLS)  yang bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah dan terdiri dari:
anggota komite sekolah, orang tua/wali murid, pustakawan dan tenaga
kependidikan, guru  kelas, dan relawan literasi atau elemen masyarakat lain yang
membantu pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah. Adapun peran TLS,
diantaranya:
a. Memastikan keberlangsungan kegiatan 15 menit membaca setiap hari.
b. Memastikan ketersediaan koleksi buku pengayaan di perpustakaan dan sudut-
sudut baca di sekolah.
c. Mengawasi pengelolaan perpustakaan sekolah dan sudut-sudut baca di
sekolah.
d. Memastikan keterlaksanaan kegiatan di perpustakaan sekolah minimal 1 jam
dalam seminggu.
e. Mengkoordinir pelaksanaan festival literasi, minggu buku, atau perayaan hari-
hari besar lain yang berbasis literasi.
f. Mengkoordinir upaya pengembangan kegiatan literasi melalui penggalangan
dana kepada pelaku bisnis atau penyandang dana lain di luar lingkungan
sekolah.
g. Mengkoordinir upaya promosi kegiatan literasi sekolah kepada orang tua/wali
murid, misalnya melakukan pelatihan membacakan buku dengan nyaring dan
promosi kegiatan membaca di rumah.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
h. Mempublikasikan kegiatan literasi di sekolah, di media cetak, audiovisual,
dan daring agar memperoleh dukungan lebih luas dari masyarakat.
i. Membangung jaringan dengan pemangku kepentingan terkait literasi, TLS di
sekolah lain, dan pegiat literasi untuk bekerjasama mengupayakan GLS yang
berkelanjutan.
 Tahap pembelajaran

Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan untuk mempertahankan minat


peserta didik terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan
kecapakan literasi peserta didik melalui buku-buku pengayaan dan buku teks
pelajaran.
Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran berfokus pada peningkatan
kemampuan berbahasa repesif (membaca dan menyimak) dan aktif (menulis dan
berbicara) yang disajikan secara rinci dalam konteks dua kegiatan utama, yakni
membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis dijenjangkan agar
peningkatan kecakapan di empat area bahasa (membaca, menyimak, menulis, dan
berbicara) dapat dilakukan secara terukur dan berkelanjutan.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap pembelajaran, antara lain:
a. Guru mencari metode pengajaran yang efektif dalam mengembangkan
kemampuan literasi peserta didik. Untuk mendukung hal ini, guru dapat
melakukan penelitian tindakan kelasa (PTK).
b. Guru mengembangkan rencana pembelajaran sendiri dengan memanfaatkan
berbagai media dan bahan ajar.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
c. Guru melaksanakan pembelajaran dengan memaksimalkan pemanfaatan
sarana dan prasarana literasi untuk memfasilitasi pembelajaran.
d. Guru menerapkan berbagai strategi membaca untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran.
a. Adapun prinsip-prinsip kegiatan pada tahap pengembangan,
diantaranya:
b. Kegiatan membaca disesuaikan dengan kemampuan literasi peserta
didik dan tujuan kegiatan membaca.
c. Kegiatan membaca bervariasi, dengan memberikan porsi yang
seimbang untuk kegiatan membaca nyaring, membaca mandiri,
membaca terpandu, dan membaca bersama.
d. Guru memanfaatkan buku-buku pengayaan fiksi dan non-fiksi untuk
memperkaya pemahaman peserta didik terhadap materi ajar dan buku
teks pelajaran.
e. Pengajaran berfokus pada proses. Peserta didik berbagi dan mendiskusikan
draf pekerjaannya untuk mendapat masukan dari guru dan teman.
f. Kegiatan menanggapi bacaan mempertimbangkan kecerdasan majemuk dan
keragaman gaya belajar peserta didik.
g. Melakukan pemodelan dan pendampingan terhadap peserta didik.
2. Lingkungan Sosial Afektif

Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan


yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru,
kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang
tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh
masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan
pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif
berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan
membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit
membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang
disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca
terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran
(disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa
perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan
asesmen agar dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan
terus-menerus dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu
menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk
bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian
penting dalam kehidupan.
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup
keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk
cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai
literasi informasi.
Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Literasi Dini (Early Literacy ) yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami
bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah.
Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi
fondasi perkembangan literasi dasar.
b. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi
(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
c. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman
cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi
dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi
pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami
penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam
memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian,
pekerjaan, atau mengatasi masalah.
d. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio,
media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.
e. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti
lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam prak- tiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya
mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola
data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan
membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan
pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan
masyarakat.
f. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara
literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan
kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara
kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung,

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut
teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya
banyak manipulasi dan hiburan yang benarbenar perlu disaring berdasarkan
etika dan kepatutan.
Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi
sekolah menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat
diprediksi. Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis
saling beririsan antartahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan
literasi peserta didik dapat membantu sekolah untuk memilih strategi
pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai kebutuhan
perkembangan mereka.
b. Program literasi yang baik bersifat berimbang Sekolah yang menerapkan
program literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta didik memiliki
kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, strategi membaca dan jenis teks yang
dibaca perlu divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program
literasi yang bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan
kaya ragam teks, seperti karya sastra untuk anak dan remaja.
c. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum Pembiasaan dan pembelajaran
literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran
sebab pembelajaran mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama
membaca dan menulis. Dengan demikian, pengembangan profesional guru
dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran.
d. Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun Misalnya, ‘menulis surat
kepada presiden’ atau ‘membaca untuk ibu’ merupakan contoh-contoh kegiatan
literasi yang bermakna.
e. Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan Kelas berbasis literasi yang
kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi tentang

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga perlu membuka
kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir kritis dapat
diasah. Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan
pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan.
f. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman
Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi di sekolah.
Bahan bacaan untuk peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya
Indonesia agar mereka dapat terpajan pada pengalaman multikultural.
3. Lingkungan Akademik

Kegiatan literasi itu sendiri bisa diwujudkan melalui contoh program gerakan
literasi di sekolah berikut ini:
a. Jadwal Wajib Kunjung Perpustakaan
Jadwal berkunjung ke perpustakaan adalah contoh program gerakan
literasiyang pertama yang bisa dilaksanakan di sekolah. Program ini bisa
diimplementasikan dengan cara menyusun jadwal sedemikian rupa sehingga
setiap kelas bisa mengunjungi perpustakaan. Bukan hanya berkunjung saja, tetapi
wajibkan pula siswa untuk meminjam buku, menyusun resume dari beberapa
lembar buku yang telah dibacanya kemudian wajibkan pula siswa untuk
mengembalikan buku.
b. Pemberdayaan Mading Setiap Kelas
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara
mewajibkan siswa untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di
sekitar sekolah setidaknya selama 10 menit. Setelah itu, wajibkan siswa untuk
membuat laporan, karangan ataupun resum dari apa yang dibacanya ataupun
diamatinya, dan hasilnya tempelkan pada mading kelas. Sebagai langkah awal,
program ini bisa dilakukan setiap seminggu sekali.
c. Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita,
novel ataupun buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan
lokal, nasionalisme dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap
perkembangan siswa.
d. Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara
yang ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.
e. Membuat Pohon Literasi di Setiap Kelas
Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun
yang ada pada pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas / cita-
cita siswa / karakter mulia yang harus dilakukan.
f. Membuat Sudut Baca di beberapa tempat di sekolah
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah
dimana tersedia kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk
membaca. Tempatnya bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan
ruang guru, samping mushola sekolah, dll.
g. Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap Kelas
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya
literasi siswa. Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas.
h. Membuat Dinding Motivasi di setiap kelas
Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata
motivasi untuk menginspirasi siswa.
i. Mengadakan Lomba Duta Literasi Sekolah
Agenda Lomba Duta Literasi sekolah merupakan salah satu program
alternatif untuk memotivasi anak dalam ber-literasi. Beberapa kriteria untuk
menjadi Duta Literasi Sekolah antara lain adalah siapa peminjam buku
perpustakaan terbanyak dalam 1 semester / siapa yang berhasil menyelesaikan
banyak buku untuk dibaca dalam 1 semester dll.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
j. Mengadakan Lomba Karya Literasi Antar Kelas
Lomba Karya Literasi antar kelas juga bisa menjadi salah satu program
gerakan literasi sekolah yang menarik. Lombanya bisa berupa lomba mading antar
kelas, lomba poster antar kelas, lomba membuat pohon literasi antar kelas, dll.

4. Evaluasi dan Tindak Lanjut

Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya


literasi, Beers, dkk. (2009) dalam buku A Principal’s Guide to Literacy Instruction,
menyampaikan beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi yang positif di
sekolah.
a. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi. Lingkungan fisik perlu terlihat
ramah dan kondusif untuk pembelajaran. Sekolah yang mendukung
pengembangan budaya literasi sebaiknya memajang karya peserta didik di
seluruh area sekolah, termasuk koridor, kantor kepala sekolah dan guru. Selain
itu, karya karya peserta didik diganti secara rutin untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik. Selain itu, peserta didik dapat
mengakses buku dan bahan bacaan lain di Sudut Baca di semua kelas, kantor,
dan area lain di sekolah. Ruang pimpinan dengan pajangan karya peserta didik
akan memberikan kesan positif tentang komitmen sekolah terhadap
pengembangan budaya literasi.
b. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan
interaksi yang literat. Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model
komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah. Hal itu dapat
dikembangkan dengan pengakuan atas capaian peserta didik sepanjang tahun.
Pemberian penghargaan dapat dilakukan saat upacara bendera setiap minggu
untuk menghargai kemajuan peserta didik di semua aspek. Prestasi yang
dihargai bukan hanya akademik, tetapi juga sikap dan upaya peserta didik.
Literasi diharapkan dapat mewarnai semua perayaan penting di sepanjang tahun
pelajaran. Ini bisa direalisasikan dalam bentuk festival buku, lomba poster,
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan sebagainya. Peran orang tua
sebagai relawan gerakan literasi akan semakin memperkuat komitmen sekolah
dalam pengembangan budaya literasi.
c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat Lingkungan
fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan akademik. Ini dapat
dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah. Sekolah
sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran
literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan
guru membacakan buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum pelajaran
berlangsung. Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu
diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan tenaga kependidikan
untuk peningkatan pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan, dan
keterlaksanaannya.
Program Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup
kesiapan kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana
literasi), kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi
publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).

F. PENGEMBANGAN DIRI
1. Layanan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan secara kolaboratif dengan


para guru mata pelajaran, tenaga kependidikan, maupun orang tua dan pemangku
kepentingan lainnya. Keutuhan layanan bimbingan dan konseling diwujudkan dalam
landasan filosofis bimbingan dan konseling yang memandirikan, berorientasi
perkembangan, dengan komponen-komponen program yang mencakup (1) layanan
dasar, (2) layanan responsif, (3) perencanaan individual dan peminatan, dan (4)
dukungan sistem (sesuai Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah).
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
Penguatan Pendidikan Karakter bisa dilakukan secara terintegrasi melalui
pendampingan siswa dalam melalui bimbingan dan konseling. Peranan guru BK tidak
terfokus hanya membantu peserta didik yang bermasalah, melainkan membantu
semua peserta didik dalam pengembangan ragam potensi, meliputi pengembangan
aspek belajar/akademik, karier, pribadi, dan sosial. 

Lima nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis, gotong royong, mandiri, dan
integritas sangat sejalan dengan filosofi bimbingan dan konseling yang
memandirikan. Peran dan tanggung jawab bimbingan dan konseling dalam PPK
adalah pengembangan perilaku jangka panjang yang menyangkut lima nilai utama
tersebut sebagai kekuatan nilai pada pribadi individu di dalam mengembangkan
potensi di bidang belajar, karier, pribadi, dan sosial.

Menurut data statistik yang berasal dari UNESCO, tingkat literasi di Indonseia
rendah. Oleh karena itu tidak heran bila kemudian pemerintah menggiatkan gerakan
literasi sekolah yang lebih diarahkan pada anak usia sekolah. Pemerintah memang
sengaja mengadakan gerakan ini dengan harapan bisa menumbuhkan minat baca
siswa sekalipun pada kenyataannya di beberapa daerah tertentu terutama yang
terpencil sangat susah untuk membeli buku.

Memang gerakan literasi ini tampaknya sedikit sulit untuk dijalankan,


mengingat istilah budaya membaca di Indonesia sendiri masihlah belum menjadi
kebiasaan. Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut
terjadi, dan hal inilah yang akan dibahas terlebih dahulu sebelum kita memulai
pembahasan mengenai contoh gerakan literasi sekolah. Adapun beberapa penyebab
rendahnya minat baca masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut.

 Kebiasaan membaca belum ditanamkan sejak dini. Role model yang biasa
berlaku di tingkat keluarga adalah orang tua dan anak-anak biasanya akan
mengikuti kebiasaan dari orang tuanya tersebut. Sehingga, demi
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
menyelesaikan penyebab yang pertama ini, orang tua seharusnya mengajarkan
kebiasaan membaca pada anak. Sehingga dengan demikian, anak tidak akan
lagi memasukkan kata membaca sebagai hobi mereka dan anak juga tidak
akan menganggap sepele pentingnya membaca.
 Kualitas sarana pendidikan yang masih minim dan akses ke fasilitas
pendidikan juga belum merata. Kita pasti sudah pernah melihat fakta bahwa
ada banyak anak yang terpaksa putus sekolah, sarana pendidikan yang bahkan
tidak mampu mendukung kegiatan belajar dan mengajar seta panjangnya
rantai birokrasi di dalam dunia pendidikan di Indonesia. Secara tidak langsung
hal tersebut jua bisa menghambat kualitas literasi di Indonesia untuk
berkembang.
 Produksi buku di Indonesia masih dianggap kurang. Hal ini terjadi karena
penerbt di daerah belum bekermabng, adanya wajib pajak bagi penulis yang
bahkan royaltinya saja sudah rendah sehingga motivasi mereka untuk
menghasilkan karya yang berkualitas menjadi surut dan insentif bagi para
produsen buku yang dinilai masih belum adil.

Kreativitas guru merupakan faktor penting dalam menyajikan program dan


kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara secara cerdas, agar peserta
didik dapat menginternalisasi nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya.

Pembiasaan membaca buku non-pelajaran selama lima belas menit sebelum


pelajaran dimulai, sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 23 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti perlu menjadi salah satu alternatif untuk menumbuhkan
dan memulai gerakan literasi di sekolah.

Melalui program layanan konseling ini, guru diharapkan dapat memotivasi


dan menumbuhkan minat serta kemampuan siswa, sehingga dapat membantu
pemerintah untuk menyukseskan program gerakan literasi sekolah.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
1) Jenis dan strategi Program layanan konseling
a. Layanan Orientasi
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan pendidikan bagi
siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk menyesuaikan diri
serta mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan baru yang
efektif dan berkarakter.
b. Layanan Informasi
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, dan
pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman minat, program
latihan, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah, objektif dan bijak.
d. Layanan Penguasaan Konten
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan dalam
melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam
kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan
tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai dengan
potensi dan peminatan dirinya.
e. Layanan Konseling Perseorangan
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perseorangan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, dan
pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan
tuntutan karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
g. Layanan Konsultasi
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dan
atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara dan
atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga sesuai dengan
tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
h. Layanan Mediasi
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan dengan pihak lain
sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji
Pelaksana Pelayanan bimbingan dan konseling
Pelaksana utama pelayanan bimbingan dan konseling adalah adalah Guru Kelas.
a. Guru wali kelas yang di serahi tugas dan tanggung jawab sebagai seorang
guru BK. Tugas tersebut di berikan karena seorang guru walikelas dekat
dengan siswanya sehingga dengan segera wali kelas dapat mengetahui
berbagai persoalan siswanya
b. Guru pembimbing yaitu seorang yang selain mengajar mata pelajaran
tertentu terlibat terlibat juga dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Guru BK model ini termasuk memiliki tugas rangkap. Guru yang bisa di
serahi tugas dan tanggung jawab ini antara lain guru maple agama, PKN, dan
guru-guru lain yang tidak memiliki jam pelajaran.
c. Guru mata pelajaran tertentu yang di serahi tugas khusus sebagai petugas
BK.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
d. Kepala bertanggung jawab atas semua siswa. Pertimbangan penetapan BK
model ini karena secara fungsional kepala sekolah adah guru sedangkan
jabatan kepala sekolah adalah secara structural

Bidang - bidang layanan bimbingan dan konseling


1. Layanan bidang bimbingan sosial
a. Layanan informasi
Layanan informasi mencakup informasi tentang keadaan masyarakat
dewasa ini yang dapat mencakup perkembangan tentang ciri-ciri masyarkat
maju dan modern, makna ilmu pengetahuan dan pentingnya IPTEK bagi
kehidupan manusia serta informasi tentang cara-cara bergaul.
b. Orientasi
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial adalah
suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan sosial seperti berbagai
suasana hubungan sosial antar ndivdu dalam keluarga, organisasi atau
lembaga tertentu, dalam acara sosial terentu.
c. Bidang Bimbingan Belajar
Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Bidang ini bertujuan
membantu peserta didik dalam mengenal, menumbuhkan dan
mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk
menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar di
sekolah.
Aspek-aspek bimbingan belajar
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD
mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
dan keterampilan serta menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada
tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
1. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi
dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber
lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR),
mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program penilaia 
2. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun
kelompok
3. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di SD.
4. Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
5. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan dan kemamapuan serta pengembangan
pribadi.
Tujuan bimbingan belajar
Secara umum tujuan belajar adalah membantu individu (siswa) agar
mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat
prkembangan belajar siswa.Selain itu secara khusus tujuan belajar yaitu agar
siswa mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
belajar.Sedangkan dalam konteks kemandirian tujuan bimbingan belajar
adalah agar siswa mandiri dalam belajar.
Bentuk-bentuk layanan bimbingan belajar
Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan sosial, yaitu:
1. Orientasi kepada siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan sekolah
dan madrasah, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi sekolah,
cara-cara belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak
pendidikan di sekolah

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikui pelajaran di sekolah dan madrasah maupun dirumah
baik secara individual maupun kelompok.
3. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai,
memilih kegiatan-kegiatan non akademikyang menunjang usaha
belajardan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pndidikan
yang lebih tinggi. Bantuan ini juga menyangkut  penyebaran informasi
tentang program studi yang tersedia pada jenjeng pendidikan tertentu.
4. Pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data)yang berkenaan
dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, cita-cita hidup, ada
program studi atau jurusan-jurusan tertentu dan lain sebagainya.
5. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang
mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar dirumah, kurang siap
menghadapi ujian atau ulangan, kurang dapat berkonsentrasi, kurang
menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata pelajaran,
menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara belajar secara
rutin dan lain sebagainya.
6. Bantuan dalam hal membuat kelompok-kelompok belajar dan
mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya belajar berjalan
secara efektif dan efisien.
d. Bidang Pengembangan Karier
Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karier. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik mengenal
dunia kerja agar dapat menentukan kemana selanjutnya mereka akan
melangkah setelah lulus dan mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat
diterapkan dengan kehidupannya serta dapat membaca peluang karir yang
tersedia di lingkungan sekitarnya.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Aspek-aspek bimbingan karier
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengenali
dan mulai mengarahkan diri untuk masa depan karier. Bidang bimbingan ini
memuat pokok-pokok materi berikut:
1. Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya secara
sederhana.
3. Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan
kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
4. Orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi,
khususnya dalam kaitannya dengan karier yang hendak dikembangkan.
Tujuan bimbingan karier
Berdasarkan pengertian diatas, dapat di ketahui bahwa tujuan
bimbingan karier antara lain:
1. Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau profesi
tertentu.
2. Agar siswa memperoleh pemhaman tentang karier atau pekerjaan atau
profesi tertentu secara benar.
3. Agar siswa mampu merencanakan dan memilih karier tertentu kelak
setelah selesai dari pendidikan.
4. Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan dipilihnya
kelak.
5. Agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari
pendidikannya.
Bentuk-bentuk layanan bimbingan karier
Beberapa jenis layanan karier yang bisa diberikan kepaa siswa
disekolah dan madrasah antara lain:

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
1)      Layanan informasi tentang diri sendiri, yang mencakup: kemampuan
intelektual, bakat khusus dibidang akademik, minat-minat umum dan
khusus, hasil belajar dalam berbagai bidang studi, sifat-sifat kepribadian
yang ada relevansinya dengan karier seperti potensi kepemimpinan,
kejujuran, keterbukaan, dll, nilai-nilai kehidupan dan cia-cita masa depan,
keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki siswa, kesehatan fisik dan
mental, kematangan vokasional, dan lain sebagainya.
2)      Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi
perencanaan karier, yang mencakup: informasi pendidikan (educational
information), informasi jabatan (vocational information), atau informasi
karier (career information).
3)      Usaha-usaha membantu siswamerencanakan masa depannya, mencakup:
perencanaan masa depan, pengambilan keputusan, penyaluran ke salah satu
jalur studi akademik, pemantapan dan orientasi.
4)      Orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karier
mencakup: Suasana, lembaga, dan objek karier (pekerjaan) seperti kantor,
bengkel, pabrik, pengoperasionalan perangkat kerja tertentu, dan lain
sebagainya.
2. Ekstrakulikuler Wajib dan Pilihan

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat ,
dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar,dan pengembangan karir
peserta didik.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
Perbaikan pendidikan dalam pembelajaran saat ini adalah terpusat dalam
mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran.
Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong, dan integritas. Selain PPK pada pembelajaran perlu juga
diintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative,
Critical thinking, Communicative, dan Collaborative); dan HOTS (Higher Order
Thinking Skill).
Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan
sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang
sudah dilaksanakan sampai sekarang. Dalam hubungan ini pengintegrasian dapat
berupa pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah
(masyarakat/komunitas); pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler; pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat;
perdalaman dan perluasan dapat berupa penambahan dan pengintensifan kegiatan-
kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa, penambahan dan
penajaman kegiatan belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar siswa di
sekolah atau luar sekolah; kemudian penyelerasan dapat berupa penyesuaian tugas
pokok guru, Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan
kebutuhan Gerakan PPK.
Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau
berbicara. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan
secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Literasi lebih dari sekadar
membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan
sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi
dapat dijabarkan menjadi Literasi Dasar (Basic Literacy), Literasi Perpustakaan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
(Library Literacy), Literasi Media (Media Literacy), Literasi Teknologi (Technology
Literacy), Literasi Visual (Visual Literacy).
Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication,
Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and
Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar
transfer materi. Tetapi pembentukan 4C. Sebenarnya kata ini tidak terlalu baru untuk
kita. Di berbagai kesempatan, kita sudah sering mendengar beberapa pakar
menjelaskan pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan,
khususnya di Abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan
dinamis. Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah jenis softskill
yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar
pengusaan hardskill.
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis,
logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya
sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi,
mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis
yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari
sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil
keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi meruapakan kemampuan
berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.
Keempat karakter yang diperkuat tersebut, terutama 5 karakter, yaitu: religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Karakter karakter tersebut dapat
dikembangkan di lingkungan sekolah dengan mengaktifkan kegiatan pengembangan
diri siswa yang dapat berupa ekstrakurikuler.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif
seperti pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan
cara :

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
a. Identifikasi
 Daya dukung dan potensi
 Bakat dan minat siswa.
b. Pemetaan
 Jenis layanan pengembangan diri
 Petugas yang melayani
 Siswa yang dilayani
c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program
(Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi
Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan
Sumber Belajar).
 Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
 Monitoring Pelaksanan
 Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
 Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis, valid,
transparan dan akuntable)
 Pelaporan : Umum dalam format raport
Rinci dalam buku laporan pengembangan diri.
Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi
yang terkendala),dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik
yang terkait maupun yang tidak terkait dengan suatu mata pelajar an di satuan
pendidikan tempatnya belajar.
Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada  awal
tahun  atau  semester  dan  di  bawah  bimbingan  kepala sekolah  atau  wakil  kepala
sekolah  bidang  kurikulum  dan  peserta didik. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau
dapat menyebabkan gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan
dilaksanakan secara langsung oleh guru konselor dan tenaga kependidikan
disekolah/madrasah.
Kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan
sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat dan pelaksanaan sebagaimana telah
direncanakan. Untuk siswa yang mempunyai bakat,minat serta kemampuan lebih
dalam bidang tertentu di bina melalui kegiatan Ekstra Kurikuler, Seperti:
a) Olah Raga
b) Kesenian
c) Olimpiade MIPA
d) Krestifitas siswa
e) Keagamaan

G. PENGATURAN BEBAN BELAJAR

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester. Beban belajar di UPT SDN 08 Silaut kelas I, II, dan
III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing
36 jam setiap minggu. Jam belajar UPT SDN 08 Silaut adalah 35 menit.
Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Dengan adanya
tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru
memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang
lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta
didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi.
Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam
mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar
dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru
melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
1) Uraian tentang rasionalisasi pemanfaatan tambahan 4 (empat) jam
pelajaran per minggu
1. Kurikulum UPT SD Negeri 08 Silaut memuat 8 mata pelajaran ,2
muatan lokal . dan 6 pengembangan diri
2. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakann ”IPA Terpadu”
dan ”IPS Terpadu”
3. Pembelajaran di kelas 1, dan Kelas 4, Tematik Kurikulum 2013,
4. Pembelajaran kelas 2, dan Kelas 3 dilaksanakan melalui pendekatan
TEMATIK terpadu KTSP 2006
5. Sedangkan kelas 5 dan Kelas 6 pembelajarannya menggunakan
pendekatan mata pelajaran KTSP 2006
6. Alokasi waktu per satu jam pelajaran adalah 35 menit
7. Minggu efektif dalam 1 ( satu ) tahun pelajaran adalah 34 sampai 38
2) Uraian tentang pengaturan alokasi waktu pembelajaran per jam
tatap muka, jumlah jam pelajaran per minggu, jumlah minggu
efektif per tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran per tahun
Beban yang digunakan adalah sistem paket sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum, yaitu :

Satu jam Jumlah jam Minggu efektif Waktu


pelajaran tatap pembelajaran Per tahun pembelajaran
Kelas
muka / menit per minggu Ajaran per tahun
I 35 30 34 1.050
II 35 31 34 1.088
III 35 32 34 1.156
IV 35 38 34 1.260
V 35 38 34 1.260
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
VI 35 38 34 1.260

3) Uraian tentang pemanfaatan 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap


muka pada mata pelajaran tertentu, untuk kegiatan terstruktur dan
kegiatan mandiri.
Pengaturan beban mengajar mencantumkan pemanfaatan waktu
pada setiap mata pelajaran.
- Kegiatan awal 10%
- Tatap muka 40%
- Tes tertulis 20%
- Tidak tertulis 30%
UPT Sekolah dasar negeri 08 Silaut melaksanakan program
pendidikan dengan menggunakan sistem paket,artinya pserta didik wajib
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum.
 Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik 50% dari jumlah waktu
kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu, dan 50 % untuk kegiatan
terstruktur dan kegiatan mandiri.
 Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
muka,penugasan terstruktur ,dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
 Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap
muka per jam pembelajaran pada masing-masing kelas 35 menit.
 Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pandalaman
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi,waktunyadietentukan oleh pendidik.contohnya pemberian
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
remedi berupa tuga-tugas / PR,pemberian waktu pembelajaran tamabahn
untuk mencapai kompetensi.
 Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran,yang dirancang oleh pendidik dan waktunya
ditentukan oleh peserta didik.
 Waktu peugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur maksimum
40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dalm mata pelajaran yang
bersangkutan.
Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi, waktunya ditentukan oleh pendidik.
Contohnya pemberian Remedi berupa tugas-tugas / PR, pemberian waktu
pembelajaran tambahan untuk mencapai suatu kompetensi.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran
yang berupa pendalaman materi pembelajaran , yang dirancang oleh
pendidik dan waktunya ditentukan oleh peserta didik. Contohnya pemberian
tugas – tugas pengayaan. Kegiatan ini berupa percepatan bagi peserta didik
yang punya kemampuan lebih.
Untuk siswa yang mempunyai bakat,minat serta kemampuan lebih
dalam bidang tertentu di bina melalui kegiatan Ekstra Kurikuler, Seperti:
f) Olah Raga
g) Kesenian
h) Olimpiade MIPA
i) Krestifitas siswa
j) Keagamaan
4) Uraian tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui
pendekatan saintifik dan penilaian outentik

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Pendekatan saintifik itulah kata kunci yang sering dicari dalam
kurikulum 2013, meski sekarang tidak semua satuan pendidikan
menggunakan kurikulum 2013, namun momok pendekatan saintifik pada
proses pembelajaran bagi sebagian guru masih membebani, hal ini
dipengaruhi oleh kurang tahunya guru tentang pengertian pendekatan
saintifik tersebut.
Pendekatan saintifik bukan metode pembelajaran, tetapi lebih berperan
dalam langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Biasanya pendekatan ini
lebih cocok di terapkan dalam kerja kelompok, jadi sebelum sampai ke
kegiatan proses pembelajaran peserta didik sudah di kelompokan terlebih
dahulu.
Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang
diterapkan pada Kurikulum 2013. Proses pembelajaran ini dapat disamakan
dengan suatu proses ilmiah karena didalamnya terdapat tahapan-tahapan
terutama dalam kegiatan inti. Pendekatan saintifik dapat di sebut juga sebagai
bentuk pengembangan sikap baik religi maupun sosial, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan materi pelajaran.
Dalam pendekatan ini peserta didik tidak lagi dijadikan sebagai objek
pembelajaran, tetapi dijadikan subjek pembelajaran, guru hanya sebagai
fasilitator dan motivator saja. Guru tidak perlu menjelaskan semua tentang apa
yang ada dalam materi.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Peraturan pemerintah pendidikan dan kebudayaan (permendikbud)
Nomor 81 A tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima
kegiatan pengalaman belajar pokok yaitu: Mengamati, Menanya,
Mengumpulkan Informasi / Eksperimen, Mengasosiasikan/Mengolah
Informasi, serta Mengkomunikasikan
Mengamati

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Dalam proses mengamati peserta didik diharapkan dapat menyaksikan
tentang apa yang di sajikan guru, misalnya video atau film yang terkait materi,
guru juga bisa menampilkan gambar-gamba yang juga terkait dengan materi.
Selain itu pengamatan juga dapat dilakukan pada saat guru melakukan
simulasi.
Menanya
Setelah peserta didik mengamati, kemudian peserta didik merumuskan
pertanyaan atas apa yang telah di tampilkan guru, apabila sudah ada
pertanyaan-pertanyaan pada peserta didik diharapkan dengan pertanyaan itu
nantinya akan membuat peserta didik lebih memperhatikan materi dan mampu
mencari sendiri jawaban dari pertanyaannya itu.
Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen
Pada tahap ini, setelah peserta didik mempunyai pertanyaan yang
diperoleh melalui pengamatan terhadap media yang sudah ditampilkan guru,
maka tugas peserta didik selanjutnya adalah mengumpulkan informasi,
informasi tersebut untuk menjawab pertanyaan yang sudah dibuat, informasi
tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber belajar seperti buku, setudi
perpustakaan,internet. Disinilah peserta didik di tuntut untuk aktif bekerja
sama dalam kelompoknya
Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Setelah mendapatkan informasi dan data yang cukup, peserta didik dalam
kelompoknya berbagi tugas untuk mengasosiasikan atau mengolah informasi
yang sudah di dapat dengan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang
sudah dirumuskan. Dan menampilkannya dalam laporan kelompok.
Mengkomunikasikan
Dalam proses ini peserta didik di harapkan mampu mengkomunikasikan
dengan kelompok lain tentang informasi apa yang sudah di olah dalam
kelompoknya. Disinilah inti dari saintifik yaitu peserta didik diharapkan untuk

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
saling bertukar informasi dengan kelompok lain. Sehingga akan tercipta
kondisi peserta didik yang aktif, dan menjadikan peserta didik menjadi subjek
belajar.
5) Tabel distribusi penambahan beban belajar
Tambahan 4 jam perminggu dimanfaatkan sebagai berikut :
Kelas
No Mata Pelajaran
I II III IV V VI
1 Budaya Alam Minang Kabau 2 2 2
2 Pendidikan Al-Quran 2 2 1 2 2 2
3 Bahasa indonesia 1 1 2 - - -
4 Matematika 1 1 1 - - -
Jumlah 4 4 4 4 4 4

H. KETUNTASAN BELAJAR

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu


pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%.
Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah 75%. Sekolah
harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan sumber daya pendukung
dalam menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan
selalu mengusakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria
ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas,
esensial intake siswa, dan saran prasarana. Satuan Pendidikan dapat memilih setiap
mata pelajaran memiliki KKM yang berbeda. Misalnya, KKM IPA (60),
Matematika (75), IPS (65), dan lain sebagainya. Selain itu, KKM juga dapat
ditentukan berdasarkan rumpun mata pelajaran, seperti rumpun MIPA (Matematika

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
dan IPA) memiliki KKM 60, rumpun Bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris) memiliki KKM 75, dan seterusnya.
Satuan Pendidikan dapat memilih satu KKM untuk semua Mata Pelajaran.
Setelah KKM untuk setiap Mata Pelajaran ditentukan, KKM satuan Pendidikan
dapat ditetapkan dengan memilih KKM yang terendah, rata-rata, modus dari seluruh
KKM mata pelajaran.
Secara teknis, penentuan KKM dapat dilakukan dengan cara :
i. Mengitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada
setiap tingkat kelas dalam satu tahun ajaran.
ii. Menentukan nilai untuk setiap aspek peserta didik :
a) Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya
semakin rendah, dan semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
b) Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c) Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka
nilainya semakin tinggi pula.
iii. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan
KKM setiap KD.
iv. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran
v. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.

1. Uraian tentang mekanisme dan prosedur penentuan KKM


a) Prinsip Penetapan KKM
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa
ketentuan sebagai berikut:

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat
dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif
dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan
mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik
mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif
dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan
kriteria yang ditentukan;
2) Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai
ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi
3) Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan
rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut.
Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD
tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar
minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;
4) Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan
rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;
5) Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari
semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LHB/Rapor) peserta didik;
6) Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidikuntuk membuat soal-
soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester
(UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulanganataupun
tugas-tugas harus mampu mencerminkan/menampilkan pencapaian
indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki
hasil yang setara;
7) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal.
b) Langkah-Langkah Penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkantiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung,
dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

KKM KKM
KKM
KKM
Indikator KD
KD
Indikator

KKM
KKM KKM
KKM
MP
MP SK
SK

2. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM


mata pelajaran;
3. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokanguru dalam
melakukanpenilaian;
4. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
5. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tua/wali peserta didik.
c) Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal
adalah:
1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi
dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila
dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari
sejumlahkondisi sebagai berikut:
a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan
pada peserta didik;
b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi;
c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang
diajarkan;
d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;
e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;
f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian
tugas/pekerjaan;
g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena
memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam
proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;
h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta
didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
Contoh 1. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SK 8. : Mengungkapkan pikiran dan informasi secara tertulis dalam
bentuk naskah pidato dan surat resmi

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
KD 8.2 : Menulis surat resmi dengan memperhatikan pilihan kata sesuai
dengan orang yang dituju
Indikator : Menulis surat resmi dengan komponen dan konteksnya
Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk
menulis surat resmi harus memperhatikan konteks dan komponen-
komponen yang ada dalam surat resmi.
Contoh 2. Mata Pelajaran IPA
SK 1. : Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
KD 1.1. : Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia
Indikator : Menyebutkan alat pernapasan manusia
Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak
memerlukan tahapan berpikir/penalaran yang tinggi.
2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan,
laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;
b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders
sekolah.
Contoh 3. Mata Pelajaran IPA
SK 1. : Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan
hewan
KD 1.1. : Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia
Indikator : Melakukan percobaan tentang proses pernapasan
Daya dukung untuk Indikator ini tinggi apabila sekolah
mempunyai sarana prasarana yang cukup untuk melakukan percobaan, dan
guru mampu menyajikan pembelajaran dengan baik.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang
bersangkutan
Penetapan intake di kelas I dapat didasarkan pada hasil seleksi
pada saat penerimaan peserta didikbaru, sedangkan penetapan intake di
kelas II-VI berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.
Contoh penetapan KKM
Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala
penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian


Kompleksitas Tinggi < 65 Sedang 65-79 Rendah 80-100
Daya Dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah <65
Intake siswa Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah <65
Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.

Aspek yang dianalisis Kriteria penskoran


Kompleksitas Tinggi 1 Sedang 2 Rendah 3
Daya Dukung Tinggi 3 Sedang 2 Rendah 1
Intake siswa Tinggi 3 Sedang 2 Rendah 1

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan
intake peserta didiksedang, maka nilai KKM-nya adalah:
1 + 3 + 2
 x 100 = 66,7
9
Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.
Contoh:
PENENTUAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL PER KD DAN
INDIKATOR
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : VI/2

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Standar Kompetensi : 5.Melakukan operasi hitung pecahan dalam
pemecahan masalah
Kriteria Pencapaian Ketuntasan Kriteria Ketuntasan
Belajar Siswa (KD/Indikator) Minimal
Kompetensi Dasar/Indikator
Komplek Daya
Intake Penget Praktik
Sitas dukung
5.1. Menyederhanakan dan
mengurutkan pecahan.
a. Menentukan FPB dari 2 sedang Tinggi Sedang 71 75
bilangan bertuliskan (70) (80) (70) 73,3
pecahan.
b. Menyederhanakan Sedang Tinggi Sedang
pecahan dengan cara (70) (80) (70) 73,3
membagi pembilang
dan penyebut dengan
FPBnya. Tinggi Tinggi Rendah
c. Mengurutkan pecahan (65) (80) (65) 70
biasa dari yang terkecil
ke yang terbesar atau
sebaliknya. Tinggi Tinggi Rendah
d. Mengurutkan pecahan (65) (80) (65) 70
desimal dari yang
terkecil ke yang
terbesar atau Tinggi Tinggi Tinggi
sebaliknya. (65) (80) (65) 70
e. Mengurutkan pecahan
berbeda bentuk dari
yang terkecil ke yang
terbesar atau sebaliknya

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Nilai KKM KD merupakan angka bulat, maka nilai KKM 71,32 dibulatkan
menjadi 71.
Mata Pelajaran : BAM
Kelas/semester : III/1
Standar Kompetensi : Sopan santun menurut adat Minangkabau

2. Daftar KKM semua mata pelajaran pertingkat


Daftar Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) UPT SDN 08 Silaut
KELAS : I SAMPAI KELAS VI

KKM
NO KOMPONEN
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
I II III IV V VI
A Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
1. 75 75 75 75 75 75

2. Pendidikan kewarganegaraan
75 75 75 75 75 75

3. Bahasa Indonesia
70 70 70 70 70 70

4. Matematika
70 70 70 70 70 70

5. Ilmu Pengetahuan Alam


70 70 70

6. Ilmu Pengetahuan Sosial


70 70 70

7. Seni Budaya dan Prakarya


75 75 75 75 75 75

8. Pendidikan jasmani olah raga


75 75 75 75 75 75
dan kesehatan
B Mata Pelajaran
1. Budaya Alam Minangkabau 70 70 70 70
2. PAQ 75 75 75 75 75 75
C Pengembangan Diri

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
1. B B B B B B
2. Keagamaan B B B B B B
3. Olahraga B B B B B B
4. Olimpiade/Mata Pelajaran B B

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Rekapitulasi Standar Ketuntasan Belajar Minimum UPT Sekolah Dasar
Negeri 08 Silaut TP 2021/2022 ditetapkan dari KKM terendah dari Ketuntasan
Belajar (KKM) Per Mata Pelajaran dan di jadikan menjadi KKM Sekolah
STANDAR KETUNTASAN
NO KOMPONEN BELAJAR MINIMUM (SKBM)
Angka Huruf
A Mata Pelajaran
1.
75 Tujuh puluh lima
2.

2. 75 Tujuh puluh

3. 70 Tujuh puluh

4. 70 Tujuh puluh

5. 70 Tujuh puluh

6. 70 Tujuh puluh

7. 75 Tujuh puluh lima

8. Tujuh puluh lima


kesehatan 75

B Mata Pelajaran
1. Budaya Alam Minangkabau 70 Tujuh puluh

2. PAQ 75 Tujuh puluh lima

C Pengembangan Diri
1. Kesenian B Baik

2. Keagamaan B Baik

3. Olahraga B Baik

4. Olimpiade/Mata Pelajaran B Baik

Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal


Fungsi kriteria ketuntasan minimal:

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
1. sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar
dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan.
Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian
kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan
pengayaan;
2. sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator
ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.
Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti
penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak
bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas
dan perlu perbaikan;
3. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi
keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan
pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD
berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan
informasi tentangpeta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit,
dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-
prasarana belajar di sekolah;
4. merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan
antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian
KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik,
peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua.
5. upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan
penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan
proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu denga
nmemberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam
mengikuti pembelajaran.
6. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan
pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses
pembelajaran dan penilaian di sekolah;
7. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal
mungkinuntuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian
KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM
yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi
tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
3. Uraian tentang upaya sekolah dalam meningkatkan KKM untuk mencapai
KKM ideal (100%)
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM)
ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran Dalam Kurikulum 2013 KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal), diberi penjelasan sebagai berikut :
a. KKM ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan :
karakteristik kompetensi dasar, daya dukung, dan karakteristik peserta
didik.
b. KKM tidak dicantumkan dalam  buku hasil belajar, melainkan pada buku
penilaian guru.
c. Peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui KKM, diberi program
Pengayaan.
d. Keterangan ketuntasan : 

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Kompetensi pengetahuan dan keterampilan dinyatakan tuntas apabila
mencapai nilai 2.66
Kompetensi sikap spiritual dan sosial dinyatakan tuntas apabila mencapai
nilai Baik
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut. 
a. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai
dengan kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari
2.66; 
b. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh
nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan 
c. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang
dari 2.66.
d. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang
secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara
holistik (paling tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua).
orang tua). Secara ringkas penjelasan tersebut disajikan dalam

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
e. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila terdapat minimal salah
satu kompetensi dari tiga mata pelajaran tidak tuntas.
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan. KKM diperlukan agar guru
mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru
mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian
kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki.
Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat
merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa
mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses
pembelajarannya.
Ketuntasan belajar ditentukan seperti pada tabel berikut:

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Keterangan
 Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, siswa dapat dikatakan belum tuntas
belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya bila menunjukkan
indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.
 Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, siswa dinyatakan sudah tuntas belajar
untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator
nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif.
 Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan siswa dilakukan dengan
memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran,
yakni jika profil sikap siswa secara umum berada pada kategori baik (B)
menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan
Upaya sekolah dalam meningkatkan KKM untuk mencapai KKM ideal (100%)
1) Mengevaluasi hasil Ujian/Ulangan
2) Mengembangkan Metode Pembelajaran
3) Memenuhi Sarana Praktik Siswa

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
4) Mengadakan Training untuk Peningkatan Kompetensi Guru
5) Memotivasi siswa untuk berprestasi dalam segala bidang baik akademik
maupun non akademik
6) Melaksanakan remidi apabila peserta didik belum mencapai KKM
(termasuk yang sudah mencapai KKM) berhak mengikuti remidi untuk
memperbaiki nilai sehingga mencapai nilai maksimal (100).
7) Oleh karena itu mempertimbangkan kepraktisan dalam pelaksanaan
remedial sekolah dapat menetapkan nilai remidi sama dengan nilai KKM.
Kebijakan ini harus disosialisasikan sejak awal tahun pelajaran. Bagi
peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar diberikan layanan
pengayaan dan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
minimal diberikan layanan perbaikan sebanyak tiga kali (dilakukan remidial).
UPT SDN 08 Silaut berupaya untuk selalu meningkatkan kriteria ketuntasan
belajar ideal minimal 75% agar dapat mencapai ketuntasan ideal 100%.
Upaya yang dilakukan berupa perbaikan dan peningkatan kualitas
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Upaya lain berupa
peningkatan pemanfaatan sumber belajar yang ada seperti pemanfaatan
perpustakaan dan lingkungan sebagai sumber pembelajaran.

I. RANCANGAN PENILAIAN

Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Penilaian pendidikan sebagai


proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP Nomor

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas: 1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik; 2) Penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan 3) Penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah. PP Nomor 32 Tahun 2013 dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar
oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan
yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga
dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang,
satuan dan jenis pendidikan.
- Penilaian Sikap
Pada penilaian sikap diasumsikan bahwa setiap peserta didik memiliki
perilaku yang baik. Perilaku menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan) yang
dijumpai selama proses pembelajaran dapat ditulis dalam bentuk jurnal atau
catatan pendidik.
Penilaian sikap mengacu pada dua aspek kompetensi sikap yaitu:
1. Sikap spiritual mengacu pada Kompetensi Inti-1: Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya.
2. Sikap sosial mengacu pada Kompetensi Inti-2: menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong).
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Adapun komponen sikap spiritual dan sikap sosial yang akan
dikembangkan juga dikaitkan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Meliputi religiositas, nasionalisme, integritas, kemandirian, dan gotong royong.
Penilaian sikap dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang
dirancang dari KD yang berasal dari KI-3 dan KI-4 yang berpasangan.
Teknik penilaian sikap pada Kurikulum 2013 meliputi: observasi,
wawancara, catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu
(incidental record).
Hasil observasi guru terhadap sikap siswa yang menonjol (positif maupun
negatif) saat pembelajaran dicatat dalam jurnal harian.

- Penilaian Pengetahuan
Untuk penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara
mengukur penguasaan peserta didik. yang mencakup dimensi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif dalam berbagai tingkatan proses berpikir.
Pada dasarnya penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan
secara terpisah maupun terpadu. Penilaian pengetahuan dan keterampilan harus
mengacu kepada pemetaan kompetensi dasar yang berasal dari KI-3 dan KI-4 pada
periode tertentu.
Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan,
pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan
pelaporan serta pemanfaatan hasil penilaian. Sedangkan teknik dalam penilaian
pengetahuan menggunakan teknik tes tertulis, lisan, dan penugasan.
Penilaian Keterampilan 

Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik praktik,


produk, dan proyek. Dalam proses penilaian keterampilan bisa mencakup aspek
transfer knowledge, critical thinking dan creativity serta problem solving.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Oleh karena itu dalam proses penilaian keterampilan, sudah pasti
terdapat aspek HOTS di dalamnya. Karena ketika siswa membuat suatu produk
atau proyek, maka dalam proses tersebut ada kreativitas di dalamnya. Selain itu
ada pula proses transfer knowledge dan ada proses penyelesaian masalah.

FUNGSI PENILAIAN
1. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
2. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
3. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
4. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa

PENDEKATAN PENILAIAN
A. PENILAIAN OTENTIK
Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik adalah proses
pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik
yang mempu mengungkapkan, membuktikan atu menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dukuasai dan dicapai.
Beberapa karakteristik penilaian otentik:
1. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran, bukan terpisah dari
proses pembelajaran.
2. Penilaian mencerminkan hasil proses pembelajaran pada kehidupan nyata,
tidak berdasarkan pada kondisi yang ada di sekolah.
3. Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran dan metode yang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
4. Penilaian bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5. Penilaian mencakup penilaian proses pembelajaran dan hasil belajar.
B. PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK)
Merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada
kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan
belajar minimal dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar
yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik. Sejalan
dengan ini maka guru didorong untuk menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran tuntas (mastery learning) serta tidak berorientasi pada
pencapaian target kurikulum semata.
Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,
menyatakan bahwa:
1. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes formatif.
2. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan sudah
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif.
3. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh
matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada
pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan
yang bersangkutan
Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut antara lain:
1. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan
kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66;

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
2. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjut kan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh
nilai 2.66 atau lebih dari 2.66;
3. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan
kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang
dari 2.66.
4. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang
secara umum profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara
holistik (paling tidak oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua).
Mekanisme Penilaian Proses Pembelajaran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta
didik antara lain:
1. penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
2. penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian
kompetensi
3. peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;
4. penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;
hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;
5. penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran
Prinsip Penilaian
1) Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
2) Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
3) Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik,
dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama,
bahasa, suku bangsa, dan jender;
4) Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran;
5) Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik;
7) Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah yang baku;  
8) Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan;
9) Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Penilaian dan evaluasi dilakukan dengan mempergunakan berbagai macam
metode yang relevan dan cocok untuk menilai keberhasilan GLN. Beberapa
metode yang dipergunakan untuk melakukan penilaian dan evaluasi adalah
sebagai berikut.
1. Observasi (pengamatan)
Dalam proses penilaian dan evaluasi, penilai melakukan kunjungan
situs, mengadakan pengamatan, dan mencatat fakta-fakta sebagaimana
adanya.
2. Dokumentasi
Penilaian dan evaluasi dapat dilakukan dengan menilai dan
mengevaluasi berbagai macam dokumentasi yang bisa menjadi instrumen
untuk menentukan penilaian. Dokumentasi ini bisa berupa portofolio, foto

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
kegiatan, video, dan laporan-laporan kegiatan serta dokumen lain yang
relevan.
3. Wawancara dengan pemangku kepentingan
Dalam mengadakan penilaian dan evaluasi, penilai melakukan
wawancara dengan pelaku dan pemangku kepentingan pendidikan yang
relevan untuk menemukan dan memahami lebih dekat implementasi GLN
di tiap-tiap ranah.
4. Kuesioner
Penilai bisa memberikan kuesioner yang akan diisi oleh pelaku
GLN agar dapat memberikan gambaran lebih menyeluruh tentang
bagaimana GLN diimplementasikan di tiap-tiap ranah.
5. Riset terfokus dan studi etnografis
Penilai melakukan studi terfokus dengan membuat semacam riset
tentang tema-tema atau praktik-praktik GLN yang sudah ada, membahas,
dan menilainya sehingga hasil riset itu bisa menjadi sumber rujukan
pembelajaran atau duplikasi praktik baik. Penilai juga bisa melakukan
proses penilaian dengan mempergunakan studi etnografis dengan
membuat narasi dan cerita tentang apa yang dilihat dan dialami dalam
sebuah lingkungan literasi, baik itu di sekolah, di keluarga, maupun di
masyarakat.
6. Telaah data sekunder dari berbagai macam lembaga yang relevan
GLN mempergunakan data-data sekunder untuk mengukur tingkat
literasi nasional, misalnya, data-data PISA, PIRLS, TIMMS, BPS, Ujian
Nasional, dan lain-lain.

Teknik dan Instrumen yang digunakan untuk penilaian


meliputi Kompetensi Sikap, Pengetahuan dan Ketrampilan
1. Penilaian Kompetensi Sikap

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
a. melalui observasi,
b. penilaian diri,
c. penilaian “ teman
sejawat” oleh peserta didik dan
d. Jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri dan panilaian
antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale ) yang
disertai rubric sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


melalui tes tulis, tes, lisan dan penugasan.
Instrumen tes tulis berupa
a) soal pilihan ganda ,
b) isian,
c) jawaban singkat,
d) benar salah,
e) menjodohkan dan
f) uraian ( Instrumen uraian dilengkapi dengan pedoman penilIaian )
Instrumen tes tulis berupa daftar pertanyaan Iinstrumen penugasan
berupa PR/ projek yang dikerjakansecara individu / kelompok sesuai
karakteristik tugas.
3. Penilaian kompetensi ketrampilan melalui
a. penilaian kinerja dan
penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek/skala penilaian yang
dilengkapi rubrik
1. Tes Praktik (ketrampilan melakukan
aktivitas/perilaku sesuai tuntutan kompetensi

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
2. Projek ( tugas tugas belajar )
yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan dan pelaporan
secara tertulis/ lisan dalam waktu tertentu
3. Penilaian Portofolio ( penilaian yang
dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta
didik yang bersifat reflektif integratif untuk mengetahui minat
,perkembangan dan kreativitas peserta didik)
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan : Substansi,
kontruksi dan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif.
Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk
a) Penilaian Autentik
b) Penilaian Diri
c) Penilaian Projek
d) Ulangan Harian
e) Ulangan Tengah Semester
f) Ulangan Akhir Semester
Jadwal pelaksanaan penilaian
a. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
kompetensi dasar (KD) atau lebih.
b. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Jadwal lengkap dibawah koordinasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Pesisir Selatan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
c. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan
ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut. Jadwal lengkap dibawah koordinasi Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan
d. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik 
pada akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester genap. Jadwal lengkap dibawah
koordinasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan
e. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap
peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan
pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan
kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik
secara formal maupun informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain
sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan.
f. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat
berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau
produk.
g. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan
prestasi, dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama 
karya-karya atau tugas-tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik
perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio,
peserta didik dapat menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan
penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan
peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat
dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit. 
h. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan,
pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian
projek dilaksanakan terhadap persiapan,  pelaksanaan, dan hasil.
i. Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik
menghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap
persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.
j. Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai
untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek
psikologis. 
k. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang
dipaparkan secara deskriptif.
l. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri,
setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya
secara jujur.
m. Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam
berbagai hal secara jujur.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Prosedur Penilaian
PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan
Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
menyatakan bahwa penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas penilaian hasil belajar oleh: pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah.
a) Penilaian hasil belajar oleh pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar
peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.
Penilaian ini dilaksanakan dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Berbagai macam ulangan dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan
instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk
(a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik,
(b) bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan
(c) memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau
penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok
mata pelajaran.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu,
menyeluruh, dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan
pendidik dapat (a) mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik,
(b) meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (c) mengantarkan peserta
didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan, (d) memperbaiki strategi
pembelajaran, dan (e) meningkatkan akuntabilitas sekolah.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan
pendidikan.
b) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian
ini  meliputi:
 Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Penilaian
akhir digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menentukan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan harus
mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik;
 Ujian Sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu
pengetahuan dan teknologi (yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional)
dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik untuk kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian. Ujian Sekolah juga merupakan salah
satu persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan.
c) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional (UN).
UN didukung oleh sistem yang menjamin mutu kerahasiaan soal yang
digunakan dan pelaksanaan yang aman, jujur, adil, dan akuntabel. Hasil UN

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan mutu satuan
pendidikan, (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (c)
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan (d) pembinaan
dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Kriteria kelulusan UN dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan
dengan Peraturan Menteri. Peserta UN memperoleh Surat Keterangan Hasil
Ujian Nasional (SKHUN) yang diterbitkan oleh satuan pendidikan
penyelenggara UN.
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar
dan menengah setelah (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, (b)
memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan, (c)
lulus ujian sekolah/madrasah dan (d) lulus ujian nasional.
Mekanisme Penilaian
Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian, 
analisis dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian.
1) Perencanaan Penilaian
Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat
indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan
metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian.
a. Perencanaan penilaian oleh pendidik
Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik
sebagai berikut:
 Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada
satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan :

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
 pengembangan indikator pencapaian KD,
 penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk
penilaian) yang sesuai,
 pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap
KD,
 penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-
masing mata pelajaran melalui analisis indikator dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik (kemampuan rata-
rata peserta didik/intake), karakteristik setiap indikator
(kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi satuan
pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas
sarana dan prasarana).
Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus
mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria
penilaian kepada peserta didik.
Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen
penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan
pedoman penskoran.
b. Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan
 Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan:
 pendataan KKM setiap mata pelajaran
 penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program
pembelajaran (untuk satuan pendidikan yang melaksanakan
Sistem Kredit Semester)
 penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik
 penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah
 koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas
 Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian
sekolah) yang meliputi:
 pengembangan kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya terdapat
indikator soal),
 penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal,
serta mengikuti kaidah penulisan butir soal,
 penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik
lain (bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang
sama dengan butir soal yang ditelaahnya, 
 perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes
c. Perencanaan Penilaian oleh Pemerintah
1)    Mengembangkan SKL untuk mata pelajaran yang diujikan dalam
UN;
2)    Menyusun dan menetapkan spesifikasi tes UN berdasarkan SKL;
3)    Mengembangkan dan memvalidasi perangkat tes UN;
4)    Menentukan kriteria kelulusan UN.
2) Pelaksanaan penilaian
Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik.
Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan
menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka,  menyeluruh,
menggunakan acuan criteria, dan akuntabel.      
o Pelaksanaan penilaian oleh pendidik

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
 Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah
dikembangkan;
 Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman
penskoran, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan
belajar peserta didik;
Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada
masing-masing peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik
misalnya, mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ini merupakan
informasi yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk (a)
mengetahui kemajuan hasil belajarnya, (b) mengetahui kompetensi yang
belum dan yang sudah dicapainya, (c) memotivasi diri untuk belajar lebih
baik, dan (d) memperbaiki strategi belajarnya.
3) Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan
a. Melaksanakan koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas;
b. Melakukan penilaian akhir untuk mata pelajaran pada kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian,
estetika, dan jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Menyelenggarakan ujian sekolah untuk mata pelajaran pada kelompok
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan secara nasional,
serta aspek kognitif dan/atau psikomotor untuk mata pelajaran dalam
kelompok agama dan akhlak mulia, serta kewarganegaraan dan
kepribadian. Penyelenggaraan ujian sekolah mengacu pada Prosedur
Operasi Standar Ujian Sekolah (POS-US) yang diterbitkan oleh
BSNP.        
4) Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah merupakan kegiatan pengelolaan dan
pengendalian pelaksanaan UN mengacu Prosedur Operasi Standar Ujian
Nasional (POS-UN).
Bentuk dan hasil penilaian
Sebagaimana dijelaskan dalam  PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.  
1. Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
secara periodik untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah
menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan Harian
merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian selain tertulis
dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan
bentuk ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai
dengan keluasan dan kedalaman materi.
Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran selain dengan
ulangan harian dapat dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek,
pengamatan dan  produk.  Tugas-tugas tersebut dapat didokumentasikan
dalam bentuk portofolio. Ulangan harian ini juga berfungsi sebagai diagnosis
terhadap kesulitan belajar siswa.
2. Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah
semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD
pada periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester selain tertulis dapat
juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk.
3. Ulangan Akhir Semester

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Ulangan akhir semester  adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu.
Cakupan ulangan  akhir semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester satu. Ulangan akhir semester
dapat berbentuk tes tertulis,  lisan, praktik/perbuatan pengamatan,  tugas,
produk.
4. Ulangan Kenaikan Kelas
Ulangan kenaikan kelas  adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik di akhir semester genap.
5. Ujian Sekolah
Ujian sekolah adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar peserta didik dan merupakan salah satu
syarat kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak
diujikan pada ujian nasional, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
yang diatur dalam Permendiknas yang dikeluarkan oleh Depdiknas untuk
tahun yang bersangkutan dan Prosedur Operasional Standar (POS) ujian
sekolah yang diterbitkan oleh BSNP.
6. Ujian Nasional
Ujian Nasional adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar peserta didik dan merupakan salah satu syarat lulus dari
satuan pendidikan. Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) mengikuti
Permendiknas yang dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan Prosedur
Operasional Standar (POS) yang diterbitkan oleh BSNP.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Program Pembelajaran Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran re-
medial diberikan segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM.
Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik.
Dalam pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk memahami
kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan
memperbaiki sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan
assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat
bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang
dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan
kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial,
media pembelajaran juga harus betul betul disiapkan pendidik agar dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami KD yang dirasa sulit itu. Dalam hal
ini, penilaian tersebut merupakan assessmenfor learning. Pelaksanaan pembelajaran
remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan yang dapat dilakukan
dengan cara:
1) pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada bebe-
rapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memer-
lukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan
dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik.
2) pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan
sama.
3) pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami ke-

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
sulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi,
variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
4) pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas
yang telah mencapai KKM, baik secara individu maupun
kelompok.Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat
pencapaian peserta didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial
pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan
berulang ulang sampai mencapai KKM dengan waktu hingga batas akhir
semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial belum bisa
membantu peserta didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi
peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan
memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik
yang belum mencapai KKM.
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial
yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH), dapat dipilih beberapa
alternatif berikut:
1) Alternatif 1
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik
setelah mengikuti remedial. Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) memiliki
KKM sebesar 70. Seorang peserta didik, Andi memperoleh nilai PH 1 (KD
3.1) sebesar 50. Karena Andi belum mencapai KKM, maka Andi mengikuti
remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti remedial dan diakhiri dengan
penilaian, Andi memperoleh hasil penilaian sebesar 80. Berdasarkan
ketentuan tersebut, maka nilai PH1 yang diperoleh Andi adalah sebesar 80.
2) Alternatif 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara merata rata antara nilai capaian awal
(sebelum mengikuti remedial) dan capaian akhir (setelah mengikuti remedial),
dengan ketentuan:

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
(1) Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Badar memperoleh
nilai 90) dan setelah dirata rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal
Badar adalah 60) ternyata hasil rata rata telah melebihi KKM (nilai 75), maka
hasil ratarata (nilai 75) sebagai nilai perolehan peserta didik tersebut (Badar).
(2) Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Andi memperoleh
nilai 80) dan setelah dirata rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal
Andi adalah 50) ternyata hasil rata rata belum mencapai KKM (nilai 65),
maka Andi diberi nilai sebesar nilai KKM, yaitu 70. Alternatif 2 ini sebagai
upaya untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, meskipun Alternatif 2 ini
tidak memiliki dasar teori, namun lebih mengedepankan faktor kebijakan
pendidik. Upaya lain, untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, yaitu dengan
memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk mengikuti
tes, namun dengan catatan perlu diinformasikan kepada peserta didik bahwa
konsekuensi nilai yang akan diambil adalah nilai hasil tes tersebut atau nilai
terakhir.
3) Alternatif 3
Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh
sekolah untuk suatu mata pelajaran, berapapun nilai yang dicapai peserta didik
tersebut telah melampaui nilai KKM.
Prinsip-prinsip Program Remedial Prinsip yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan
khusus antara lain:
1. Adaptif Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk
belajar sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya belajar masing-
masing.
2. Interaktif Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan guru untuk
secara intensif berinteraksi dengan peserta didik dan selalu memberikan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
monitoring dan pengawasan agar mengetahui kemajuan belajar peserta
didiknya.
2. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian Pembelajaran remedial
perlu menggunakan berbagai metode pembelajaran dan metode penilaian yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
3. Pemberian umpan balik sesegera mungkin Umpan balik berupa informasi
yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu
diberikan sesegera mungkin agar dapat menghindari kekeliruan belajar yang
berlarut-larut.
4. Pelayanan sepanjang waktu Pembelajaran remedial dilakukan secara
berkesinambungan dan harus selalu tersedia programnya agar setiap saat
peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan keperluannya masing-
masing.
Program Pembelajaran Remedial
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan
perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera
setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM berdasarkan hasil PH.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang kali
sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak
diakhir dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
a) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah
atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan
kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain itu, secara

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
kelompok peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek
atau penelitian ilmiah.
b) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesu-
atu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan
pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga
dapat dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut
diminati secara individu.
Untuk memperkaya pengetahuan, melatih keterampilan dan membentuk
sikap yang baik. Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sudah dipelajari dan yang akan dipelajari
sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal sesuai dengan
kemampuannya.
1. Guru melakukan program pengayaan sesuai dengan
bahan kajian, muatan pelajaran yang sedang dipelajari, seperti membaca
materi diikuti dengan menulis laporan, melakukan percobaan dan menjadi
tutor sebaya bagi teman yang memerlukan pembelajaran remedial. Guru
mengembangkan latihan praktis dari materi yang sedang dibahas, membuat
hasil karya, melakukan suatu proyek, membahas masalah, atau
mengerjakan permainan yang harus diselesaikan siswa. Apapun kegiatan
yang dipilih guru, hendaknya kegiatan pengayaan tersebut menyenangkan
dan mengembangkan kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong
siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
2. Kurikulum 2013 Sekolah Dasar menganut sistem pembelajaran berbasis
aktivitas atau kegiatan, sistem pembelajaran tuntas serta memperhatikan
dan melayani perbedaan individual peserta didik. Dengan memperhatikan
prinsip perbedaan individu (kemampuan awal, kecerdasan, kepribadian,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya belajar) tersebut, maka

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
program pengayaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak anak.
Dalam program pengayaan, guru memfasilitasi peserta didikuntuk
memperkaya wawasan dan keterampilannyaserta mampu mengaplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Program pengayaan dilakukan ketika peserta didik teridentifikasi telah
melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum. Guru perlu
mengantisipasi dengan menyiapkan program-program atau aktivitas yang
sesuai KD untuk memfasilitasi peserta didik. Program pengayaan dapat
dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran atau dilakukan di luar
jam pelajaran.
Program pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui
ketuntasan belajar dengan memerlukan waktu lebih sedikit dari pada temanteman
lainnya. Waktu yang masih tersedia dapat dimanfaatkan peserta didik untuk
memperdalam/memperluas atau mengembangkan bahan kajian,muatan pelajaran,
mempraktekan bahan kajian, muatan pelajaran yang dipelajari. Guru dapat
memfasilitasi peserta didik dengan memberikan berbagai sumber belajar, antara
lain: perpustakaan, majalah atau koran, internet, bahan praktek, demonstrasi dll.
Jenis-jenis Program Pengayaan
a. Kegiatan eksploratori yang masih terkait dengan KD yang sedang
dilaksanakan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian
yang dimaksud contohnya: bisa berupa peristiwa sejarah, buku, narasumber,
penemuan, uji coba, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
b. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam
melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam
bentuk pembelajaran mandiri.
c. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
menggunakan pembelajaranpemecahan masalah, penemuan, proyek dan
penelitian ilmiah.
Pihak utama yang berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan program
pengayaan adalah guru kelas, mengingat guru kelas adalah orang yang memahami
betul kelebihan yang dimiliki peserta didiknya. Dalam praktiknya, jika diperlukan,
guru dapat melakukan kerjasama dengan nara sumber dalam melaksanakan program
pengayaan.
Prinsip-prinsip Program Pengayaan Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan
dalam mengonsep program pengayaan menurut Khatena (1992):
a. Inovasi Guru perlu menyesuaikan program yang diterapkannya dengan
kekhasan peserta didik, karakteristik kelas serta lingkungan hidup dan
budaya peserta didik.
b. Kegiatan yang memperkaya Dalam menyusun materi dan mendisain
pembelajaran pengayaan, kembangkan dengan kegiatan yang
menyenangkan, membangkitkan minat, merangsang pertanyaan, dan
sumber-sumber yang bervariasi dan memperkaya.
c. Merencanakan metodologi yang luas dan metode yang lebih bervariasi
Misalnya dengan memberikan project, pengembangan minat dan aktivitas-
akitivitas menggugah ( playful ). Menerapkan informasi terbaru, hasil-hasil
penelitian atau kemajuan program-program pendidikan terkini.
Sedangkan Passow (1993) menyarankan bahwa dalam merancang program
pengayaan, penting untuk memperhatikan tiga hal, yaitu :
a. Keluasan dan kedalaman dari pendekatan yang digunakan. Pendekatan dan
materi yang diberikan tidak hanya berisi yang yang luarnya (kulitkulitnya)
saja tetapi diberikan dengan lebih menyeluruh dan lebih
b. Tempo dan kecepatan dalam membawakan program. Sesuaikan cara
pemberian materi dengan tempo dan kecepatan peserta didik dalam
menangkap materi yang diajarkan.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
c. Memperhatikan isi dan tujuan dari materi yang diberikan Hal ini bertujuan
agar kurikulum yang dirancang lebih tepat guna dan responsif terhadap
kebutuhan peserta didik. Renzulli (1979) menyatakan bahwa program
pengayaan berbeda dengan program akselerasi karena pengayaan dirancang
dengan lebih memperhatikan keunikan dan kebutuhan individual dari peserta
didik.

PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN


MID SEMESTER

Sekolah : UPT SDN 08 SILAUT Semester : Ganjil / Genap*


Kelas : ........ Tahun : 2021/2022
Rencana Program Hasil
Nama Tanggal Kesimpula
No No SK
Siswa Remedial Pengayaan Pelaksanaan Sebelum Sesudah n
& KD

J. KENAIKAN KELAS

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria


kenaikan kelas UPT SDN 08 Silaut sebagai berikut :
1. Siswa sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan
kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Standar Kompetensi
Dasar dan indikator.
2. Kehadiran siswa minimal 75%

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
3. Prilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.
Kriteria Umum kenaikan kelas
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester;
2. Deskripsi sikap minimal BAIK;
3. Deskripsi kegiatan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK;
4. Tidak memiliki 3 (tiga) mata pelajaran yang belum mencapai KKM yang
bukan berasal dari C2 dan C3
5. Seluruh mata pelajaran C2 dan C3 mencapai KKM.  
Apabila ada kompetensi dalam mata pelajaran tertentu di kelompok A, B dan
C yang  tidak mencapai KKM pada semester ganjil dan/atau semester genap,
maka guru harus melakukan remedial secukupnya.
Nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap mata pelajaran
tersebut.
6. Nilai akhir tidak kurang dari (KKM) yang telah ditetapkan.
Nilai akhir setiap mata pelajaran diproleh dari nilai ulangan harian (UH),
nilai tugas/PR, nilai tengah semester, dan nilai akhir semester.
Untuk mendapatkan nilai akhir menggunakan rasio sebagai berikut :

2(A + B) + C + D = Nilai Akhir

4
A = Rata-rata nilai ulangan harian ( tulis/ pengamatan)

B = Rata-rata nilai tugas/latihan/PR

C = Nilai tengah semester


D = Nilai akhir semester

7. Memiliki rapor di kelasnya masing-masing

Kriteria Khusus kenaikan kelas

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat
dewan guru dengan memperhatikan KKM sekolah, Siawa dikatakan naik apabila :
1. Memperoleh nilai tidak kurang dari katagori baik pada kelompok mata
pelajaran Agama dan akhlak mulia
2. Tidak boleh lebih 3 mapel di bawah KKM
3. Memiliki sikap minimal BAIK
4. Jika peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih KD dan SK lebih dari
3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas
akhir tahun ajaran
5. Jika karena alasan yang kuat,misal karena gangguan kesehatan pisik,emosi
atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi
yang ditargetkan.
6. Siswa dikatakan naik kelas apabila memiliki sikap dan perilaku budi pekerti
yang baik sesuai dengan tata tertib sekolah.
7. Siswa dikatakan naik kelas apabila memiliki kehadiran untuk satu tahun
pelajaran adalah 90 %, kecuali bagi yang sakit dengan melampirkan surat
keterangan dokter.
8. Siswa yang naik kelas, pada rapornya ditulis “naik ke kelas........”
9. Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang dikelas yang sama.
10. Siswa yang tidak naik kelas dibolehkan pindah sekolah.
1. Kelas I naik ke kelas II apabila :
a. Lancar membaca
b. Lancar menulis tegak bersambung
c. Lancar penjumlahan dan pengurangan dasar sampai bilangan 20
d. Lancar membaca Alfatiah
e. Hafal surat pendek minimal 3 surat ( bagi yang berPesisir selatana
Islam )
f. Mampu berwuduk

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
2. Kelas II naik ke kelas III
a. Lancar membaca, menulis, dan dikte.
b. Lancar menulis tegak bersambung
c. Lancar penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
d. Lancar perkalian 1 sampai 5
e. Lancar menyelesaikan operasi hitung camuran bilangan asli
sampai 50
f. Bisa membaca bacaaan shalat ( bagi yang beragama Islam )
3. Kelas III naik ke kelas IV
a. Lancar membaca, menulis, mendengar, dan bicara
b. Lancar menulis tegak bersambung
c. Hafal perkalian 1 sampai 10
d. Lancar menyelesaikan operasi
hitung campuran bilangan asli sampai 50
e. Mampu mengerjakan shalat wajib ( bagi yang beragama Islam )
4. Kelas IV naik ke kelas V
a. Mampu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
sesuai dengan kurikulum
b. Lancar menulis tegak bersambung
c. Mampu membaca Al-Quran ( bagi yang beragama Islam )
d. Mampu mengerjakan shalat wajib, adzan, dan iqamah ( bagi yang
beragama Islam )
5. Kelas V naik ke kelas VI
a. Lancar operasi hitung
b. Lancar menulis tegak bersambung
c. Lancar membaca Alqur’an dan Shalat Jenazah ( bagi yang
beragama Islam)

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Kenaikan kelas peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disepakati oleh seluruh warga
satuan pendidikan, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan
peraturan lainnya yang berlaku di satuan pendidikan tersebut.
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling
sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan keterampilan
belum tuntas dan/atau sikap belum baik.
Peserta didik diupayakan mengikuti proses pembelajaran dan penilaian
yang maksimal. Oleh karena itu apabila ada peserta didik yang terpaksa harus
tidak naik kelas, maka hal ini harus menjadi umpan balik bagi pendidik, satuan
pendidikan, dan orangtua sehingga diharapkan semua peserta didik pada
akhirnya dapat naik kelas.
Mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik
Lingkup penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan. Penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan
oleh pendidik.
1) Penilaian Sikap
A. Perencanaan

Langkah-langkah perencanaan penilaian sikap sebagai berikut:

1) Menentukan sikap yang akan diamati di sekolah mengacu pada


KI-1 danKI-2.
2) Menentukan indicator sikap.
3) Menyusun format penilaian sikap seperti jurnal.
A. Pelaksanaan
Pelaksanaan penilaian sikap disesuaikan dengan pendekatan
pembelajaran yang dilakukan pada saat pembelajaran dan di

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
luar pembelajaran. Berikut merupakan alur pelaksanaan,
pengolahan, dan pelaporan penilaian sikap.
Prosedur pelaksanaan penilaian sikap meliputi hal-hal berikut:

a) Mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran


dan diluar pembelajaran.
b) Mencatat sikap dan perilaku peserta didik, yang sangat baik,
baik,cukup, dan perlu bimbingan
c) Menindaklanjuti hasil pengamatan
2) Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
Penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan secara
terpisah maupun terpadu. Pada dasarnya, pada saat penilaian
keterampilan dilakukan, secara langsung penilaian pengetahuan pun
dapat dilakukan.
 Penilaian Harian(PH)

Penilaian Harian dilakukan dalam bentuk testertulis, lisan, atau


penugasan. Penilaian harian tertulis direncanakan berdasarkan
pemetaan KD dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan
minimal satu kali dalam satu tema untuk setiap KD muatan
pelajaran. Hal itu memungkinkan penilaian harian dilakukan
untuk KD satu muatan pelajaran atau gabungan KD-KD beberapa
muatan pelajaran sesuai kebutuhan.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
 Penilaian Tengah Semester(PTS)

Penilaian tengah semester dilaksanakan setelah menyelesaikan


separuh dari jumlah tema dalam satu semester atau setelah 8-9
minggu belajar efektif. PTS berbentuk tes tulis dan berfungsi
untuk perbaikan pembelajaran selama setengah semester serta
sebagai salah satu bahan pengolahan nilai rapor.

 Penilaian Akhir Semester (PAS) dan Penilaian Akhir Tahun (PAT)

Penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT)


dilaksanakan setelah menyelesaikan seluruh tema dalam satu
semester belajar efektif. Penilaian akhir semester / tahun untuk
aspek pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tertulis yang
berfungsi untuk mengukur pencapaian hasil pembelajaran selama
satu semester serta sebagai salah satu bahan pengisian rapor.

 Pengolahan dan Pelaporan Hasil Penilaian


a. Nilai Sikap
1)     Hasil penilaian sikap dalam bentuk deskripsi.
2)     Predikat untuk sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A =
sangat baik, B = baik, C = cukup, dan D = kurang.
Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang
diinginkan dan sikap yang belum tercapai yang memerlukan pembinaan
dan pembimbingan. Deskripsi dalam bentuk kalimat positif, memotivasi
dan bahan refleksi.
Contoh Sikap spiritual
Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan serta memiliki
sikap toleran pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai
berkembang.
Contoh Sikap sosial
Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik, responsif
dalam pergaulan; sikap kepedulian mulai meningkat.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
Contoh sikap sosial dari guru penilai
Sangat baik: Selalu bersikap santun, peduli dan percaya diri.
Perlu bimbingan:          Perlu meningkatkan sikap jujur, disiplin dan
tanggung jawab
b. Nilai Pengetahuan
1)   Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian selama satu semester,
penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester
2)   Nilai akhir pencapaian pengetahuan dari penilaian harian, penilaian tengah
semester dan penilaian akhir semester dapat dilakukan dengan pembobotan
atau dirata-rata. Pembobotan nilai harian, nilai tengah semester dan nilai
akhir semester diserahkan kepada sekolah.
Nilai akhir per KD diperoleh dari nilai penugasan, penugasan harian dengan
bobot masing-masing 1 : 3.
Nilai harian adalah nilai rata-rata dari nilai per KD.
3) Nilai akhir dari seluruh KD pengetahuan diperoleh dari nilai harian, nilai
UTS dan nilai UAS dengan bobot masing-masing 4 : 2 : 2.
Nilai akhir pada rapor adalah
(72,82x4) + (72x2) + (80x2) = 74,1
8
4) Nilai akhir pengetahuan pada rapor ditulis dalam bentuk angka skala 0 – 100
dan predikat, dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang
menonjol/tertinggi dan terendah berdasarkan pencapaian KD selama satu
semester.
c. Nilai Keterampilan
1)   Hasil penilaian pada setiap KD keterampilan adalah nilai optimal jika
penilaian dilakukan dengan teknik yang sama dan objek KD yang sama.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
2)   Penilaian per KD yang dilakukan dengan dua teknik penilaian yang berbeda
misalnya proyek dan produk atau praktik dan produk, maka nilai KD
tersebut dapat dirata-rata atau dapat juga dilakukan pembobotan.
3)   Nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah rerata dari semua
nilai KD keterampilan atau KD dari KI-4 dalam satu semester. Nilai akhir
keterampilan untuk seluruh KD merupakan nilai rerata.
4) Nilai akhir keterampilan pada rapor ditulis dalam bentuk angka skala 0 – 100
dan predikat, dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang
menonjol/tertinggi dan terendah berdasarkan pencapaian KD selama satu
semester.
Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta
didik.
a. Pelaporan
hasil penilaian oleh pendidik
Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai
berikut:
1) Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian
(hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan
akhir semester atau ulangan kenaikan kelas);
2) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik pada
setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali
kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk nilai prestasi belajar
(meliputi aspek pengetahuan, praktik, dan sikap) disertai deskripsi singkat
sebagai cerminan kompetensi yang utuh;
3) Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama
dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan
kepribadian peserta didik;

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
4) Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya kepada
pimpinan satuan pendidikan melalui wakil pimpinan bidang akademik
(kurikulum).
b. Pelaporan
hasil penilaian oleh satuan pendidikan
Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dalam tahap pelaporan:
1) Melaporkan hasil penilaian untuk semua
mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta
didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar (rapor). Bagi orang tua laporan
ini dapat dimanfaatkan untuk membantu dan memotivasi anaknya belajar; 
2) Melaporkan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan lengkap dengan nilai yang dicapai kepada
orangtua/walinya;
3) Melaporkan pencapaian hasil belajar
tingkat satuan pendidikan setiap tahun kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
c. Pelaporan
hasil penilaian oleh pemerintah
Pemerintah menyampaikan laporan hasil analisis berupa daya serap dan
peringkat UN secara nasional kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

K. ASESMEN NASIONAL

Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah,


madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan
pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi,
dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang
mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen
utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei
Lingkungan Belajar.
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki
kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar
murid. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau (a)
perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam
sistem pendidikan (misalnya kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam
satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan Pendidikan negeri dan swasta di suatu
wilayah, kesenjangan antardaerah, atau pun kesenjangan antarkelompok berdasarkan
atribut tertentu). Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang
seharusnya menjadi tujuan utama satuan pendidikan, yakni pengembangan
kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang
karakteristik esensial sebuah satuan pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan
utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong satuan pendidikan dan Dinas
Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
Perbedaan Asesmen Nasional dengan UN di antaranya yakni Asesmen
Nasional diikuti sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI (kelas 5 SD sederajat, 8
SMP sederajat, dan 11 SMA sederajat). Peserta Asesmen Nasional dipilih secara acak
oleh Kemendikbudristek. Maksimal peserta adalah 45 murid per satuan pendidikan.
Asesmen Nasional juga diikuti oleh seluruh guru dan kepala sekolah. Tetapi,
guru dan kepala sekolah tidak mengerjakan Asesmen Kompetensi Umum (AKM),
salah satu instrumen Asesmen Nasional.Guru dan Kepala Sekolah mengerjakan
instrumen Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.
Asesmen Nasional tidak menggantikan UN dalam mengevaluasi prestasi atau
hasil belajar murid secara individual. Tetapi, Asesmen Nasional menggantikan UN
sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem
pendidikan. Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu literasi membaca
dan literasi matematika atau numerasi. Kedua literasi ini merupakan kemampuan atau

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
kompetensi mendasar yang diperlukan semua muri sehingga semua murid Indonesia
memiliki kompetensi membaca dan kemampuan berpikir logis-sistematis.
Soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks
(memilih lebih dari satu jawaban benar), menjodohkan pertanyaan dengan jawaban,
isian singkat, dan uraian. Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-
masing literasi membaca dan numerasi serta asesmen diselenggarakan selama 2 hari
dengan opsi pengerjaan secara semi daring atau daring.

Instrumen utama Asesmen Nasional

1. Asesmen
Kompetensi Minumum (AKM)

Asesmen Kompetensi Minimum adalah instrumen Asesmen Nasional


yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi murid.
Materi yang diukur pada asesmen kognitif ini bersifat esensial serta berkelanjutan
lintas kelas dan lintas jenjang pendidikan.

Pengukuran kompetensi dasar pada Asesmen Nasional ini menggunakan


materi lintas kurikulum. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan. Asesmen
Nasional literasi membaca dan numerasi dilihat dari tiga komponen, yaitu konten,
proses kognitif, dan konteks.

Komponen konten pada Asesmen Nasional literasi membaca terdiri dari


teks informasi dan sastra. Komponen proses kognitif terdiri dari proses
menemukan, interpretasi dan integrasi, dan evaluasi dan refleksi informasi.
Sementara itu, komponen konteks terdiri dari personal, sosial budaya, dan
saintifik.

Komponen konten pada Asesmen Nasional literasi numerasi atau


matematika terdiri dari aljabar, bilangan, geometri, pengukuran, data dan
ketidakpastian. Komponen proses kognitif terdiri dari proses pemahaman,
penerapan, dan penalaran. Komponen konteks terdiri dari personal, sosial budaya,
dan saintifik.

Soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks
(memilih lebih dari satu jawaban benar), menjodohkan pertanyaan dengan

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
jawaban, isian singkat, dan uraian. Murid kelas V akan mengerjalan 30 soal untuk
masing-masing literasi membaca dan numerasi.

2. Survei Karakter

Survei Karakter adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur


sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid. Survei
Karakter Asesmen Nasional bertujuan untuk memprediksi tindakan dan kinerja
murid di berbagai konteks yang relevan.

Survei ini memastikan apakah proses belajar-mengajar di sekolah


mengembangkan potensi murid secara utuh, baik kognitif dan non kognitif. Survei
Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar
Pancasila, yaitu pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

3. Survei Lingkungan Belajar

Survei Lingkungan Belajar adalah instrumen Asesmen Nasional yang


mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas
maupun di tingkat satuan pendidikan. Survei Lingkungan Belajar menggali
informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang
menunjang pembelajaran

L. Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat (1),siswa


dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar setelah :
1. Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribaduian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga
dan kesehatan.
3. Persentasi kehadiran minimal 75%
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
4. Lulus Ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
5. Lulus ujian Nasional
6. Memiliki surat keterangan lancar membaca AL-QUR’AN (bagi yang
beragama Islam)

Kriteria Kelulusan Khusus


Hasil ujian dituangkan kedalam blangko daftar nilai ujian hasil ujian
dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan
kelulusan dengan kriteria sebagai berikut :
 Memiliki rapor kelas VI
 Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki
nilai untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, minimal nilai
masing-masing mata pelajaran sesuai dengan KKM
Penentuan Kelulusan
 Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat
dewan guru dan pertimbangan komite sekolah dengan memperhatikan
nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/perilaku/budi pekerti siswa yang
bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan sekolah
dan pemerintah.
 Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan
semester 2 kelas VI Sekolah Dasar.
 Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas
terakhir.
1. Pelaksanaan ujian
akhir sekolah

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Dilaksanakan di sekolah secara bergabung dengan sekolah penyelenggara
yang ditentukan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir
Selatan
2. Pelaksanaan Ujian
berstandar nasional dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelaksanaan ujian sekolah
UASBN terdiri dari UASBN utama dan UASBN susulan, UASBN utama
diselenggarakan bagi seluruh peserta ujian yang terdaftar sebagai peserta
UASBN sedangkan UAS dilaksanakan setelah UASBN utama terlaksana
3. Target kelulusan
yang akan dicapai oleh sekolah adalah agar semua peserta lulus 100%
Program-program sekolah dalam meningkatkan kwalitas lulusan
Program sukses UN antara lain
 Team Teaching
 Perbaikan dan Pengayaan
 Bedah SKL
 Menambah buku reverensi
4. Rekap hasil Ujian
Nasional 3 tahun terakhir dan perbandingan dengan Ujian Sekolah
REKAPITULASI NILAI UJIAN NASIONAL UPT SDN 08 SILAUT
PERIODE 2018/ 2019, 2019/ 2020 DAN 2020/ 2021
PERIODE 2018/ 2019 2019/ 2020 2020/ 2021
MATA
MT MT MT
PELAJARA BIN IPA JML BIN IPA JML BIN IPA JML
K K K
N
STANDAR
KELULUSA 5,25 5,00 5,00 5,25 5,00 5,00 5,25 5,00 5,00
N
NILAI
B C C B C C B C C
KATEGORI
NILAI 83,0 61,6 65,0 209,6 73,0 62,5 70,0 73,4 64,3 67,2 205,0
RATA – 0 7 0 7 0 0 0 205,5 5 2 7 4
RATA 0
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
NILAI 78,0 52,5 57,5 190,5 64,0 52,5 62,5 179,0 62,0 55,0 52,5 173,5
TERENDAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NILAI 88,0 75,0 77,5 240,5 78,0 77,5 77,5 233,0 84,0 72,5 77,5 222,0
TERTINGGI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

A. KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah


menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu
belajar di sekolah mengacu kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta
ketentuan dari pemerintah daerah.

Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun


kalender pendidikan sebagai berikut :

a. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran


pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun
pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan
berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran. Sekolah/sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu
efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan
diri.

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
c. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari lbur sekolah/sekolah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah Tingkat I
Kabupaten atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari
libur khusus.

1. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
2. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal
tahun.
3. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
4. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan
waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif.
5. Hari libur umum / nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap
jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
Pusat /Provinsi /Kabupaten
Kalender Pendidikan UPT SDN 08 Silaut disusun dengan berpedoman kepada
kalender Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan program sekolah.

TABEL 1 :
RINCIAN MINGGU EFEKTIF TAHUN PELAJARAN 2021/2022

No Nama Bulan Jumlah Minggu Keteranga

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147
Minggu Tidak Efektif Efektif n

1 Juli 2021 5 2 3 -

2 Agustus 4 0 4 -

3 September 5 1 4 -

4 Oktober 4 0 4 -

5 November 4 0 4 -

6 Desember 5 3 2 -

7 Januari 5 0 5

8 Februari 4 0 5

9 Maret 5 2 3

10 April 5 3 2

11 Mei 5 2 3

12 Juni 5 2 3

Jumlah 53 15 38

Tabel 2 :
PENJABARAN KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2021/2022

N
O KEGIATAN TANGGAL
SEMESTER GANJIL  

  Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 8 - 10 Juli 2021


  Awal Semester Ganjil 12 Jui 2021
  Penilaian Tengah Semester Ganjil 13-18 September 2021
  Asesmen Nasional SMP )* 27 -30 September 2021
  Asesmen Nasional SD)* 11-14 Oktober 2021
  Penilaian Akhir Semester Ganjil 6-11 Desember 2021
Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut
147
  Penyerahan Rapor semester ganjil 18 Desember 2021
  Libur Semester Ganjil 20 - 31 Desember 2021
SEMESTER GENAP  
  Awal Semester Ganjil 3 Januari 2022
  Penilaian Tengah Semester Ganjil 7-12 Maret 2022
  Ujian Sekolah SD/MP 21-26 Maret 2022
  Libur Awal Ramadhan 1443 H 1-4 April 2022
  Pesantren Ramadhan 1443 H 11 - 23 April 2022
30 April 2022 - 9 Mei
Libur Idul Fitri 1443 H
  2022
  Awal Sekolah setelah Idul Fitri 11 Mei 2022
  Penilaian Akhir Semester Genap 13- 18 Juni 2022
  Penyerahan Rapor semester genap 25 Juni 2022
  Libur Semester Genap 27 Juni 2022 - 9 Juli 2022
  Perkiraan Awal tahun Pelajaran 2022/2223 11 Juli 2022

Dokumen KTSP TP. 2021/2022 UPT SDN 08 Silaut


147

Anda mungkin juga menyukai