Pembelajaran
Kimia
Strategi
Pembelajaran
mia
GRAHA ILMU
ra
ra
STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA
Oleh : Retno Dwi Suyanti
Edisi Pertama
Cetakan Pertama, 2010
ISBN:978-979-756-644-9
S
ejalan dengan dilaksanakannya Kurikulum Berbasis Kom
petensi yang mengacu pada standar kompetensi, maka
di perlukan berbagai buku pendukung yang dapat
menunjang
pelaksanaan Kurikulum tersebut di lapangan.
Buku ini ditujukan kepada para pembaca untuk melaksanakan
aktivitas pembelajaran sebagaimana tuntutan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Buku tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan
filosofi kurikulum yang menekankan pembelajaran siswa aktif.
Buku strategi pembelajaran ini merupakan salah satu
referensi, untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dalam
melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang pada dasarnya
memberi ke leluasaan dalam mengembangkan kurikulum dan
proses pembelajaran sebagaimana diatur dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
terlibat di dalam penyusunan buku ini, baik para akademisi dari
berbagai perguruan tinggi yang telah mereview buku ini maupun
para guru mata pelajaran dari berbagai daerah dan sekolah yang
sedang menempuh program magister pendidikan kimia.
Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
pihakpihak yang membutuhkannya.
KATA PENGANTAR....................................................iii
DAfTAR ISI...........................................................v
DAfTAR GAMBAR......................................................ix
BAB I ANALISIS INSTRUKSIONAL..............................1
A. Pengertian Analisis Instruksional........................1
B. Struktur Perilaku...........................................2
Rangkuman....................................................8
BAB II PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIf....9
A. Konsep dan Tujuan PBAS................................11
B. Peran Guru dalam Implementasi PBAS................13
C. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran.......14
D. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pbas......16
Rangkuman..................................................20
BAB III STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERPIKIR....................................23
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKBK)..........................25
B. Karakteristik SPPKB......................................26
C. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran
Konvensional...........................................27
D. Tahapan Pembelajaran SPPKB.........................28
Rangkuman..................................................30
Daftar Isi ix
DAfTAR GAMBAR
ANALISIS INSTRUKSIONAL
K
eterampilan melakukan analisis instruksional sangat
penting artinya bagi kegiatan instruksional karena
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
diberikan lebih dahulu
dari yang lain dapat ditentukan dari hasil analisis instruksional. Hal
ini sesuai dengan filosofi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sekurang-
kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (SNP pasal 20). Sebelum
menulis indikator, pengembang instruksional harus melakukan tiga
langkah yaitu: melakukan analisis instruksional, mengidentifikasi
perilaku awal siswa, dan merumuskan kompetensi dasar.
Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku
umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan
sistematik. Dengan melakukan analisis instruksional, akan
tergambar susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai
yang paling akhir. Dengan perkataan lain, melalui tahaptahap
perilaku khusus tertentu pembaca akan mencapai perilaku umum.
Perilaku khusus yang telah tersusun secara sistematik menuju
perilaku umum itu laksana jalan
yang singkat yang harus dilalui pembaca untuk mencapai tujuannya
dengan baik.
B. Struktur Perilaku
Bila perilaku umum diuraikan menjadi perilaku khusus
menurut Supratman (1997) akan terdapat empat macam susunan,
yaitu hierarkikal, prosedural, pengelompokan, dan kombinasi.
1. Struktur Hierarkikal
Struktur perilaku yang hierarkikal adalah kedudukan dua
perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat
dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain. Dalam kurikulum
kimia, mata kuliah kimia dasar biasa disebut mata kuliah prasyarat
untuk mengikuti mata kuliah lanjutan seperti Kimia Fisika.
2. Struktur Prosedural
Struktur perilaku prosedural adalah kedudukan beberapa
perilaku yang menunjukkan satu seri urutan penampilan perilaku,
tetapi tidak ada yang menjadi prasyarat untuk yang lain. Walaupun
ke dua perilaku khusus itu harus dilakukan berurutan untuk dapat
melakukan suatu perilaku umum, tetapi setiap perilaku itu dapat
dipelajari secara terpisah.
Berikut ini terdapat contoh perilaku yang terstruktur secara
prosedural.
3. Struktur Pengelompokan
Struktur pengelompokan ditandai dengan perilakuperilaku
khusus yang yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu
dengan yang lain, walaupun semuanya berhubungan. Dalam
struktur ini, garis penghubung antara perilaku khusus yang satu
dengan yang lain tidak diperlukan. Sebagai contoh perilaku pada
penjelasan campuran
MENGENAL CIRI
CIRI ASAM BASA
MEMPERSIAPKAN BAHAN BAHANMENGUJI
YANG BERSIFAT
BAHAN BAHAN
ASAM DAN
TERSEBUT
BASA DENGAN KERTAS LAKMUS
MENGAMATIPENGUJIAN
MELAKUKAN PERCOBAAN PERUBAHAN YANG
ASAM TERJAD
DAN BASAI
Analisis Instruksional 7
Deskripsi Analisis Instruksional Asam-Basa
Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku
umum menjadi khusus yang tersusun secara logis dan sistematis.
Dengan melakukan analisis instruksional, akan tergambar susunan
perilaku khusus dari awal sampai akhir. Proses penjabaran perilaku
tersebut tidak berorientasi terhadap taksonomi perilaku tertentu.
Analisis in struksional materi asam basa adalah menjabarkan
perilaku yang umum ke perilaku yang khusus dimulai dengan
membaca dan mencari infor masi tentang asam basa, sehingga kita
dapat mengenal asam dan basa, mengenal jenisjenis asam basa
serta pembagiannya yang dikenal den gan asam kuat dan basa kuat
serta asam lemah dan basa lemah dan me ngetahui reaksi yang
terjadi, mengenal cirriciri asam basa dan dapat menjelaskan
penyebab terjadinya asam basa. Dan dapat melakukan percobaan
pengujian asam basa dengan menggunakan kertas lakmus, dan
mampu memperhatikan perubahan yang terjadi serta dapat meng
klasifikasikan mana asam dan mana basa. Sehingga kita dapat
menge tahui dan memahami fungsi asam basa dalam kehidupan
seharihari.
Rangkuman
Pengembangan instruksional sebagai suatu proses yang
sistematik untuk menghasilkan sistem instruksional yang siap
digunakan meru pakan proses yang panjang, tidak identik dengan
teknologi instruk sional. Langkah ke dua dalam Model
Pengembangan Instruksional adalah melakukan analisis
instruksional, yaitu kegiatan menjabarkan perilaku umum menjadi
perilaku yang lebih kecil atau spesifik ser ta mengidentifikasi
hubungan antara perilaku spesifik yang satu dan perilaku spesifik
yang lain. Konsep yang digunakan Model Pengem bangan
Instruksional dalam proses penjabaran perilaku umum men jadi
perilaku khusus tidak berorientasi terhadap suatu taksonomi
perilaku tertentu, seperti taksonomi yang disusun oleh Gagne atau
Bloom. Proses menganalisis instruksional yang digunakan oleh
Model Pengembangan Instruksional (MPI) didasarkan kepada
berpikir logis, analitik, dan sistematik.
oo0oo
BAB II
PENGEMBANGAN
MODEL PEMBELAJARAN
AKTIf
S
rategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa
secara optimal untuk
memperoleh hasil belajar berupa panduan antara aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang. Dari konsep tersebut ada
dua hal yang dipahami. Pertama, dipandang dari sisi proses
pembelajaran, PBAS menekankan kepada aktivitas siswa secara
optimal, artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas
fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Ke
dua, dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil
belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Artinya
dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan
utama dalam proses pembelajaran.
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain
untuk membelajarakn siswa. Artinya, sistem pembelajaran
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain,
pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa
(PBAS).
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi
pada aktivitas siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia
menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun
kedewasaan moral. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan
hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh
potensi yang dimiliki anak didik. Dengan demikian, hakikat
pendidikan pada dasarnya adalah: interaksi manusia, pembinaan
dan pengembangan potensi manusia, berlangsung sepanjang hayat,
kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa,
keseimbangan antara kebebsan subjek didik dan kewibawaan guru,
dan peningkatan kualitas manusia.
Ke dua, asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan,
yaitu: siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini akan tetapi
manusia yang sedang dalam tahap perkembangan, setiap manusia
mempunyai kemampuan yang berbeda, anak didik pada dasarnya
adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi
lingkungannya, anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi
kebutuhannya. Asumsi tersebut menggambarkan bahwa anak didik
bukanlah objek yang harus dijejali dengan informasi, tetapi
mereka adalah subjek yang memiliki potensi dan proses
pembelajaran seharusnya diarahkan untuk mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki anak didik itu.
Ke tiga, asumsi tentang guru adalah: guru bertanggung jawab
atas tercapainya hasil belajar peserta didik, guru memiliki
kemampuan professional dalam mengajar, guru mempunyai kode
etik keguruan, guru memiliki peran sebagai sumber belajar,
pemimpin dalam belajar yang memungkinkan terciptanya kondisi
yang baik bagi siswa dalam belajar.
Ke empat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran
adalah: bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan
sebagai suatu sistem, peristiwa belajar akan terjadi manakala
anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru,
proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode
dan tekhnik yang tepat dan berdaya guna, pengajaran memberi
tekanan kepada proses dan produk secara berimbang, inti proses
10 Strategi Pembelajaran Kimia
dan produk secara
Kemampuan guru
Kemampuan guru merupakan faktor utama yang dapat
mempe ngaruhi keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan
PBAS. Guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersikap
kreatif dan ino vatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba
menerapkan berb agai penemuan baru yang dianggap lebih baik
untuk membelajarkan siswa.
b. Sarana Belajar
Keberhasilan implementasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh
ketersediaan sarana belajar. Ketersediaan sarana itu meliputi
ruang kelas dan seting tempat duduk siswa, media, dan sumber
belajar.
STRATEGI PEMBELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN
BERPIKIR
P
ada era sertifikasi guru sekarang ini, muara yang ingin dituju
sebenarnya adalah guru yang profesional. “Banyak orang
meragukan apakah jabatan guru bisa disebut profesional.
Bahkan banyak dari kalangan guru sendiri meragukan hal tersebut.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah semua orang dapat menjadi
guru? Bila seseorang memahami materi dengan baik kemudian
dapat menyampaikannya tentunya ia bisa disebut guru yang
profesional? Jawabannya benar jika mengajar hanya dianggap
sebagai proses penyampaian materi pelajaran. Konsep mengajar
yang demikian tentulah sangat sederhana. Mengajar
bukanlah hanyasekedar menyampaikan materi
pelajaran, akan tetapi merupakan suatu proses pengubahan
tingkah laku siswa sesuai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu
dalam mengajar ada kegiatan membimbing siswa agar dapat
berkembang sesuai dengan tahaptahap perkembangannya. Di
samping itu juga melatih keterampilan baik keterampilan
intelektual maupun keterampilam motorik sehingga siswa dapat
dan berani hidup di masyarakat yang cepat berubah dan penuh
persaingan, memotivasi siswa agar dapat memecahkan persoalan
hidup dalam masyarakat
yang penuh tantangan dan rintangan, membentuk siswa yang
penuh kreatif dan inovatif dan lain sebagainya. Oleh sebab itu guru
perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan
berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat
dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk
didalamnya memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran dan media
pembelajaran untuk menjamin efektivitas pembelajaran. Dengan
demikian seorang guru perlu memiliki kemampuan khusus,
kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan
guru. Karena itu juga sebabnya guru merupakan pekerjaan
profesional yang membutuhkan kemampuan khusus hasil proses
pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan“
(Sanjaya, 2006; 1415).
Guru sebagai pekerja profesional harus memfasilitasi dirinya
dengan seperangkat pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan
tentang keguruan, selain harus menguasai substansi keilmuan yang
ditekuninya. Banyak guru yang dalam mengajar masih terkesan
hanya menggugurkan kewajiban. Guru semacam ini relatif tidak
memerlukan strategi, kiat, dan berbagai metode tertentu dalam
mengajar (Mukhtar, 2007; 2).
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknlogi
yang demikian pesatnya peran guru dalam mengajar juga
mengalami perkembangan, dari hanya sekedar menyampaikan
pelajaran menjadi peran yang lebih kompleks dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang penuh inovatif dan kreatif, sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai (Danim, 2002;7)
Dengan, demikian seorang guru dalam mengajar harus bisa
mengatur strategi pembelajaran yang tepat agar semua tujuan
pembelajaran tersebut dapat tercapai. Srategi pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) sebagai salah satu
strategi pembelajaran diharapkan mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan tersebut. Dalam SPPKB materi
pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi
22 Strategi Pembelajaran Kimia
siswa dibimbing untuk menemukan sendiri
B. Karakteristik SPPKB
Karakteristik SPPKB dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pada proses pembelajaran SPPKB tidak hanya menuntut siswa
untuk mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas
siswa dalam proses berpikir.
b. SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya
jawab secara terus menerus. Proses tanya jawab dan dialog
itu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan
berpikir tersebut dapat membantu siswa memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
c. SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan pada
dua sisi yang sama pentingnya, yaitu dua sisi proses dan hasil
belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir, sedangkan hasil belajar diarahkan untuk
mengonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi
pembelajaran.
C. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran
Konvensional
Adapun perbedaan yang mendasar antara SPPKB dengan
strategi pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Tabel 1.
b. Tahapan Pelacakan
Pada tahapan ini yang disebut juga tahapan penjajakan adalah
untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai
dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui
tahapan ini guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk
meng ungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang
dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal
pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia
harus mengem bangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-
tahapan selanjutnya.
c. Tahap Konfrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang
harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan
pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan
siswa pada tahapan ini guru dapat memberikan persoalanpersoalan
dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan
yang diberikan sesuai dengan tema atau topik dan juga sesuai
dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang
diperoleh pada tahap ke dua. Pada tahap ini guru dapat
mengembangkan dialog agar siswa benarbenar memahami
persoalan yang harus dipecahkan, karena pemahaman terhadap
masalah akan mendorong siswa untuk berpikir. Jadi keberhasilan
tahap ini menjadi penentu untuk tahap selanjutnya.
d. Tahap Inkuiri
Merupakan tahapan penting dalam SPPKB, karena pada tahap
ini siswa belajar berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan
inkuiri, siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
Pada tahap ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan pada
siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan
persoalan. Melalui berbagai teknik pertanyaan guru harus dapat
menumbuhkan keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan,
mengungkapkan fakta sesuai dengan pengalamannya, memberikan
argumentasi yang meyakinkan, mengembangkan gagasan, dan lain
sebagainya.
e. Tahap Akomodasi
Adalah tahap pembentukan pengetahuan baru melalui proses
penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat
menemukan katakata kunci sesuai dengan topik atau tema
pembelajaran. Guru membimbing siswa agar dapat menyimpulkan
apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang
dipermasalahkan. Tahap ini disebut juga sebagai tahap
pemantapan hasil belajar, karena pada tahap ini siswa diarahkan
untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yang dianggap
penting dalam proses pembelajaran.
f. Tahap Transfer
Pada tahap ini disajikan suatu masalah baru yang sepadan
dengan masalah semula. Tahap transfer ini dimaksudkan sebagai
tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir
setiap siswa untuk memecahkan masalahmasalah baru. Pada
tahapan ini guru memberikan tugastugas yang sesuai dengan topik
pembahasan.
C. Rangkuman
Dari penjelasan mengenai SPPKB di atas dapat disimpulkan
bahwa:
1. Srategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
(SPPKB) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan
pada suatu
proses dialogis dan tanya jawab yang dirancang guru
sedemikian rupa dengan mengaitkan tema yang dipelajari
dengan pengalaman siswa.
2. Melalui proses dialogis dan tanya jawab yang dikaitkan dengan
pengalaman siswa tersebut siswa diharapkan mampu
memecahkan permasalahan sesuai tema pembelajaran dengan
meningkatnya kemampuan berpikir.
3. SPPKB jika dikembangkan dalam suasana demokratis, terbuka
dan saling menghargai, maka diyakini dapat merangsang dan
membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab
pertanyaan, menjelaskan, membuktikan dengan data dan fakta
serta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagasan serta
menyusun kesimpulan dan mencari hubungan antaraspekaspek
yang dipermasalahkan.
Tabel 2. Kegiatan Pembelajaran Dengan SPPKB Topik Larutan Penyangga
St
ra Pertemuan Materi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Fase
te I 1. Campuran 1. a. Menjelaskan kompensi yang akan dicapai yaitu : (1) Siswa dapat 1. a. Mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan 1. Orientasi
gi larutan Penyangga
menyimpulkan defenisi larutan larutan dan peranan larutan penyangga. (2) Siswa pembelajaran yang akan dicapai pada hari ini.
Pe 2. Sifat – sifat dapat mengukur pH Larutan penyangga dan penyangga setalah ditambahkan
m dan prinsip kerja
larutan penyangga sedikit asam, , maupun dengan tepat dan teliti.
bel b. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan
aj dilakukan siswa. Yaitu sebelum memulai pembelajaran disekolah, setiap siswa b. Mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
ar diwajibkan untuk mencari informasi dari berbagai sumber mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan
an pembelajaran yang akan dipelajari sehingga ketika pembelajaran berlangsung dilakukan siswa.
Pe siswa dapat menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru, dimana
ni pertanyaan akan terjawab setelah dilakukan praktikum yang diperkuat dengan
ng keterangan dari buku dan pengalaman yang mereka miliki.
ka
ta
2. Memberikan pertanyaan awal (apersepsi) untuk memotivasi siswa dalam
n
melakukan proses pembelajaran. Yaitu:
Ke
(a)Sebagian besar reaksi kimia dalam industri maupun dalam tubuh manusia
m
memerlukan apa? (b)Agar kondisi pada reaksi tidak berubah, apa yang digunakan?
a
(c)Kalau begitu apa yang dimaksud dengan larutan penyangga?(d)Komponen- 2. Menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh 2. Penjajakan
m
komponen apa saja yang membentuk larutan penyangga? (e)Bagaimana guru. Yaitu :
pu
pengaruhnya jika dilakukan penambahan asam, , maupun pengenceran? (a)pH yang stabil (b) digunakan larutan penyangga
an
Be (c)……
rp 3. Sebelum melakukan praktikum dilakukan Tanya jawab agar siswa lebih (d)………….(e)……..
r
(S
30
(a)Sekarang perhatikan persamaan reaksi berikut ini :
- +
CH3COOH(aq) + H2O(aq) CH3COO (aq) + H3O (aq)
St CH3COONa(aq) CH3COO-(aq) + Na+ (aq). Ingat kembali pengertian asam
ra Bronsted-Lowry. Dalam reaksi tersebut CH3COOH merupakan apa? dan
te konjugasinya yaitu CHeCOO -
merupakan apa? Dalam pembentukan larutan
gi penyangga ini, ion CHeCOO- dapat berasal dari? coba sebutkan garam apa saja? Jadi 3. Menjawab pertanyaan dari guru setelah dilakukan
3.Konfrontasi
Pe kalau begitu komponen larutan penyangga asam, terdiri atas apa? Sebutkan praktikum. Yaitu :
m contohnya?Bagaimana jika asamnya termasuk asam kuat? Dapatkah terbentuk larutan Campuran asam lemah; Campuran konjugasinya
te (a)Sekarang perhatikan persamaan reaksi berikut ini : dari asam kuat yang akan menyebabkan terjadinya
gi
+ -
NH3(aq) + H2O(aq) NH4 aq) + OH (aq) hidrolisis pada asam kuat tersebut.
ni Pada pembahasan sebelumnya, kalian telah mempelajari bahwa pH larutan Campuran lemah; Campuran asam konjugasinya 6. Transfer
ng penyangga tidak berubah dengan penambahan sedikit asam , maupun pengenceran. (garamnya). Garam NH4CI(aq), NH4Br (aq) dll; Terdiri
atas campuran asam lemah dan konjugasinya atau
ka Hal apa yang meyebabkan ini semua ini?
Jika kedalam larutan penyangga asam ditambahkan sedikit asam, maka asam campuran asam lemah dan garamnya; NH 3(aq) dan
ta
tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat apa? Begitu juga sebaliknya jika NH4+aq), dll ;campuran tidak membentuk larutan
n ditambah sedikit maka akan bereaksi dengan zat yang bersifat apa? penyangga; Tidak; karna terdiri dari kuat yang akan
Ke Perhatikan larutan penyangga yang bersifat asam (CH3COOH(aq) dan CH3COO-(aq) menyebabkan terjadinya hidrolisis pada kuat tersebut.
m ).Jika kedalam larutan tersebut ditambahkan HCI Maka reaksi apa yang terjadi?
a Konsentrasi Zat mana yang akan bertambah dan yang akan berkurang?apakah terjadi
m perubahan pH? kenapa?
pu 5. Mendengarkan kesimpulan dari siswa.
an
Be 4. Menjawab pertanyaan dari guru.
rp
iki
r
(S
32
St
ra 4. Inquiry
te
gi 6. Memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran hari ini:
Pe Jika kedalam larutan penyangga basa ditambahkan sedikit asam, maka asam tersebut Zat yang bersifat basa; zat yang bersifat asam.
m akan bereaksi dengan zat yang bersifat apa? Begitu juga sebaliknya jika ditambah Reaksi yang terjadi adalah :
sedikit basa maka akan bereaksi dengan zat yang bersifat apa? CH3COO-(aq)+ HCL CH3COOH(aq) +
bel + -
Perhatikan larutan penyangga yang bersifat basa NH 3(aq) dan NH4 . Jika kedalam larutan CI
aj tersebut ditambahkan HCI Maka reaksi apa yang terjadi? Konsentrasi Zat mana yang
(aq)
te
+
sebutkan fungsi larutan penyangga dalam dalam berbagai bidang? Na (aq)
Pe larutan penyangga dalam tubuh manusia?Bagaimana hubungan cara kerja larutan pembelajaran yang akan dicapai pada hari ini.
penyangga yang terdapat dalam darah dengan darah?
ni 1. Orientasi
b. Mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
ng 4.Mengawasi siswa melakukan diskusi kelompok langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan
ka dilakukan siswa.
ta
n Mengulang pertanyaan yang belum terjawab oleh siswa, yaitu :
Ke Mengapa diperlukan pH yang stabil dalam tubuh manusia?dan lingkungan yang 2. Menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh
m bagaimana pula yang diperlukan? dan terdapat pada cairan mana saja larutan guru. Yaitu :
a penyangga dalam tubuh makhluk hidup, khususnya manusia?sebutkan contohnya? Reaksi kimia banyak digunakan dalam bidang
m Hal apa yang akan terjadi jika pH dalam tubuh tidak stabil?Bagaimana proses kerja kesehatan, industri makanan dan minuman, Reaksi
larutan penyangga dalam tubuh manusia?Bagaimana hubungan cara kerja larutan kimia pada hewan, tumbuhan, maupun pada tubuh
pu
penyangga yang terdapat dalam darah dengan darah? manusia; pH yang dibutuhkan adalah pH yang
an dibutuhkan adalah pH yang stabil; ……….
Be
rp
iki
r
(S
34
St
ra 3. Menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru,
te Yaitu:
gi Reaksi enzimatis; katalsator; ……………..
2.Penjajakan
Pe ;……………
m
bel
aj
5. Mendengarkan kesimpulan yang diberikan oleh siswa sebagai hasil dari
ar
pembelajaran hari ini.
an
Ki
6. Memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan materi pelajaran hari ini,
yaitu : 3.Konfrontasi
Sebukan letak system larutan penyangga selain yang berada dalam sel dan antar sel?
Sebutkan contoh lain larutan penyangga yang berfungsi dalam bidang kesehatan?
Bagaimana cara kerja larutan penyangga yang berada dalam cairan luar sel? 4. Melakukan diskusi kelompok dalam menjawab
1.(a) Menyebutkan tujuan pembelajaran hari ini yaitu : (a) Siswa dapat menurunkan pertanyaan yang belum terjawab.
persamaan untuk menentukan H+ atau OH- suatu larutan penyangga dengan tepat dan
benar. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, yaitu :
(b) Siswa dapat menghitung pH dan pOH larutan penyangga dengan menggunakan pH yang stabil karena pH yang tidak stabil akan
prinsip kesetimbangan dengan tepat dan benar. menyebabkan khasiat zat aktif tersebutt berkurang atau
(c) Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam, sama sekali hilang; dan lingkungan yang sesuai dengan
basa, atau pengenceran dengan tepat dan benar. cairan didalam tubuh; (1)Sistem larutan penyangga
(b) Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa. dalam sel. Contohnya, (H2PO4 dan HPO42-), (2)system
larutan penyangga dalam cairan antarsel contohnya:
St
ra 2-
te Yaitu sebelum memulai pembelajaran disekolah, setiap siswa diwajibkan untuk (H2CO3 dan HCO3 ) (3) Sistem larutan penyangga
-
gi mencari informasi dari berbagai sumber mengenai pembelajaran yang akan dipelajari dalam darah contohnya (HhBb dan HbO2 ); Sel darah
4. Inquiry
sehingga ketika pembelajaran berlangsung siswa dapat menjawab setiap pertanyaan merah bekerja dalam dua system yang berfungsi untuk
Pe
yang diberikan oleh guru, dimana pertanyaan akan terjawab setelah dilakukan diskusi mengatur pH darah normal (7.35 – 7.45). jika pH darah
m
dengan teman sebangku, yang diperkuat dengan keterangan dari buku dan kurang dari 7.35 maka akan terjadi asidosis, dan bila
bel pengalaman yang mereka miliki dalam mengerjakan soal hitungan. pH darah lebih besar 7.45 maka akan terjadi alkalosis.
aj 2. Memberikan pertanyaan awal (apersepsi) untuk memotivasi siswa dalam Kematian akan terjadi jika pH darah dibawah 7.0 dan
ar melakukan proses pembelajaran. Yaitu: diatas 7.8. Berbagai zat yang masuk kedalam tubuh
an Larutan penyangga merupakan campuran antara asam lemah dengan garamnya atau manusia maupun hasil metabolisme akan diserap
Pe basa lemah dengan garamnya. Sehinggga diketahui bahwa larutan penyangga dapat dalam darah yang sangat mempengaruhi harga pH
ni dibuat antara campuran larutan yang bersifat apa dengan larutan yang bersifat darah. Dengan adanya system larutan penyangga
ng bagaimana?untuk mengetahui apakah suatu larutan penyangga bersifat asam atau penurunan atau kenaikan pH secara drastis dapat
ka bersifat basa maka kita bisa ketahui dalam hal apanya?bagaimana kriterianya? dicegah.
ta Bagaimana rumus yang digunakan? Dan bagaimana bila dilakukan penambahan 5. Membuat kesimpulan hasil dari pembelajaran hari
n sedikit asam, basa, ataupun pengenceran apakah pH nya akan berpengaruh? ini, yaitu:
m 3.Memberi pertanyaan kepada siswa, yaitu: terdapat dalam cairan sel, antar sel dan luar
Sebutkan contoh larutan penyangga asam, terdiri dari komponen apa saja? Ion sel (cairan darah).
a
CH3COO- berasal dari mana?dan reaksi apa yang terjadi? Tuliskan reaksinya?Dalam Salah satu contoh larutan penyangga yang
m
penentuan ion [H+], mengapa ion [H+] berasal dari ion yang digunakan?bagaimana berpengaruh dalam bidang kesehatan adalah
pu reaksi yang terjadi?tentukan bagaimana persamaan tetapan kesetimbangan (Ka) obat tetes mata, cairan impus. Yang mana pH
an +
sehingga didapat persamaan penentuan [H ], tuliskan? Kedalam 1L air ditambahkan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan
Be CH3COOH (aq) dan CH3COONa (aq) sehingga konsentrasi CH3COOH 0.1 M dan tubuh sehingga tidak menyebabkan alkalosis,
rp konsentrasi CH3COONa 0.2 M. Tentukan pH campuran larutan penyangga tersebut ? dan asidosispada darah.
5.Akomodasi
iki 6. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
r
(S
36
m Dalam penentuan ion [H+], mengapa ion [H+] berasal dari ion yang digunakan? terlarut H2CO3 dan HCO3- . reaksi-reaksi metabolisme
bagaimana reaksi yang terjadi?tentukan bagaimana persamaan tetapan dalam tubuh banyak menghasilkan gas CO2. Sebagian
bel III 4. Perhitungan pH +
kesetimbangan (Ka) sehingga didapat persamaan penentuan [H ], tuliskan? Kedalam besar gas CO2 dibuang keatmosfer dan sebagian lagi
aj larutan penyangga.
1L air ditambahkan CH3COOH dan CH3COONa sehingga konsentrasi larut dalam plasma darah dan cairan tubuh.
(aq) (aq)
ar CH3COOH 0.1 M dan konsentrasi CH3COONa 0.2 M. Tentukan pH campuran Konsentrasi ion HCO3- sepuluh kali lebih besar dari
an larutan penyangga tersebut ? ion H2CO3. demikianlah berkat adanya larutan 6. Transfer
Ki penyangga ini , cairan tubuh kita memiliki pH yang
konstan.
1.(a)Mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada hari ini.
1. Orientasi
2. Menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Yaitu :
Yang bersifat asam dengan larutan yang bersifat basa;
6. . Memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan materi pelajaran hari ini, kita bisa lihat melalui pH, dimana untuk mengetahui
berasal dari mana?dan reaksi apa yang terjadi? Tuliskan reaksinya?Dalam penentuan ………………. ;…………..
te
ion [OH-], mengapa ion [OH-] berasal dari ion yang digunakan?bagaimana reaksi yang
gi terjadi?tentukan bagaimana persamaan tetapan kesetimbangan (Kb) sehingga didapat
Pe persamaan penentuan [OH-], tuliskan?
m Terdapat larutan NH4OH dan (NH4)2SO4 yang masing masing berkonsentrasi
bel 0.1mol/L. Jika volume larutan NH 4OH dan (NH4)2SO4 yang dicampurkan masing –
ar
3. Menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru,
an Yaitu
Pe CH3COOH (asam lemah) dan ion CH3COO- (basa
ni konjugasi); ion CH3COO- berasal dari garam yang
ng mengandung assetat seperti CH3COOH,
2.Penjajakan
ka CH3COOK,dll. ; garam tersebut didalam air terionisasi
sempurna sesuai dengan persamaan : CH3COONa
ta
CH3COO- + Na+
n ;………………..;……………..
Ke
m
a
m
pu
an
Be
rp
iki
r
(S
38
St
ra 4. Melakukan diskusi dengan teman sebangku.
te
gi Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, yaitu :
Pe Ion CH3COO- akan menggeser kesetimbangan asetat
bel
- +
CH3COO (aq) + H3O (aq. .
3.Konfrontasi
4. Inquiry
5. Membuat kesimpulan hasil pembelajaran hari ini,
yaitu :
Rumus [H+] = Ka x [a] pH = - Log [H+]
[g]
Dimana :
St
ra 4. Melakukan diskusi dengan teman sebangku.
te
gi Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, yaitu :
Be
rp
iki
r
(S
40 [H+] = konsentrasi asam
5.Akomodasi
[a] = Mol asam
[g] = Mol garam 6. Transfer
St 6. Menjawab pertanyaan yang diberkan oleh guru yang
ra berkaitan dengan materi pelajaran har ini, yaitu :
te Ion CH3COO- akan menggeser kesetimbangan asetat
gi kekiri
+ -
Pe NH3(aq) + H2O(aq) NH4 aq) + OH (aq)
m
dengan reaksi: [OH-] = Kb x [b] pH = - Log
bel [OH-]
aj [g]
ar
an Jumlah mmol NH4OH (aq) = jumlah mmol b = V x M
Ki = 40 mL x 0.1M =4
mmol
Jumlah mmol (NH4)2SO4(aq) = Jumlah mmol g = V x
M
= 80mL x 0.1M =8
mmol
[OH-] = Kb x Jumlah mol b = 1.8 x 10-5 x 4mmol
2 x jlah mol g 2 x 8 mmol
= 0.45 x 10-5 = 4.5 x 10-6 M
pOH = - log [OH-] = 6 – log 4.5
pH = 14 – pOH = 14 – (6-log 4.5)
= 8 + log 4.5 = 8 + 0.65 = 8.65
Jadi pH campuran tersebut adalah = 8.65
oo0oo
BAB IV
STRATEGI PEMBELAJARAN
INKUIRI
S
alah satu permasalahan dalam dunia pendidikan adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, siswa didorong untuk mengembangkan kemampuan
berpikir. Kenyataan yang terjadi bahwa dalam proses
pembelajaran di kelas, siswa diarahkan kepada kemampuan untuk
menghafal informasi. Siswa dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami
informasi dan mengaplikasikan informasi tersebut dalam kehidupan
seharihari. Hal ini mengakibatkan ketika anak lulus sekolah,
mereka hanya pintar secara teoretis tetapi sangat
miskin aplikasi.
Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab
keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung
pada guru. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan
seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu
kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang
suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau
kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua tujuan dapat
tercapai hanya
dengan satu strategi tertentu. Kemajuan teknologi informasi di era
globalisasi saat ini menuntut guru untuk mengubah paradigma
tentang mengajar yaitu dari sekedar menyampaikan materi
pelajaran menjadi aktivitas menyampaikan materi pelajaran
menjadi aktivitas mengatur lingkungan agar siswa belajar.
Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus
diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia
merupakan salah satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga
banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa
cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari
untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep
kimia (Pandley dkk, www.depdiknas. go.id). Ada juga sebagian
siswa yang sangat paham pada konsepkonsep kimia, namun tidak
mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Untuk menjadikan materi kimia menjadi lebih menarik, maka
guru harus mampu mengambil suatu kebijakan yaitu dengan
perbaikan metode mengajar sehingga kompetensi belajar yang
diharapkan akan tercapai dengan baik, sebab dengan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran di kelas.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran kimia adalah strategi pembelajaran inkuiri. Strategi
pembelajaran inkuiri cocok digunakan pada materimateri yang
dekat dengan kehidupan seharihari misalnya pokok bahasan
larutan asam basa. Strategi pembelajaran inkuiri berarti suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri
(Gulo, 2002:80). Metode inkuiri dapat membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan seharihari sehingga
42 Strategi Pembelajaran Kimia
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan materi
A. Pengertian Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan
sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap
pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah
pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan
terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu
proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban
atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan
masalah dengan bertanya dan mencari tahu.
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan
meliputi kegiatankegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan
yang relevan, mengevaluasi buku dan sumbersumber informasi lain
secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi,
mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau
eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data,
menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi
dan mengko munikasikan hasilnya (Depdikbud, 1997). Menurut
Hacket, (1998) di dalam Standar Nasional Pendidikan Sains di
Amerika Serikat, inkuiri digunakan dalam dua terminologi yaitu
sebagai pendekatan pembelajaran (scientific inquiri) oleh guru dan
sebagai materi pelajaran sains (science as inquiry) yang harus
dipahami dan mampu dilakukan oleh siswa (www.kpicenter.com).
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru
untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis pada siswa adalah
dengan mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan
jawaban dari suatu permasalahan.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses
pengumpulan data membutuhkan motivasi yang kuat dalam
belajar, ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Tugas guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data sehingga guru dapat
mengembangkan kemampuan berpikir rasional siswa. Artinya,
kebenaran jawaban bukan hanya berdasarkan argumentasi tetapi
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Untuk memperoleh kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa mana data yang relevan.
D. Tingkatan-tingkatan Inkuiri
Berdasarkan komponenkomponen dalam proses inkuiri yang
meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan,
prosedur atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data
serta pengambilan kesimpulan Bonnstetter (2000) membedakan
inkuiri menjadi lima tingkat yaitu praktikum (tradisional hands-
on), pengalaman sains terstruktur (structured science experiences
), inkuiri terbimbing (guided inkuiri), inkuiri siswa mandiri
(student directed inquiry), dan penelitian siswa (student research).
Klasifikasi inkuiri menurut Bonnstetter (2000) didasarkan pada
tingkat kesederhanaan kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya
penerapan inkuiri merupakan suatu kontinum yaitu dimulai dari
yang paling sederhana terlebih dahulu.
a. Traditional hands-on Praktikum (tradisional hands-on) adalah
tipe inkuiri yang paling sederhana. Dalam praktikum guru
menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampai
kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku
petunjuk yang lengkap.
b. Pengalaman sains yang terstruktur. Tipe inkuiri berikutnya
ialah pengalaman sains terstruktur (structured science
experiences), yaitu kegiatan inkuiri di mana guru menentukan
topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil
dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Jenis yang ke tiga ialah
inkuiri terbimbing (guided inquiry), di mana siswa diberikan
kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur,
menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri,
sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan
bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
c. Inkuiri Siswa Mandiri. Inkuiri siswa mandiri (student directed
inquiry), dapat dikatakan sebagai inkuiri penuh karena pada
tingkatan ini siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap
proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan
terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan.
Tipe inkuiri yang paling kompleks ialah penelitian siswa (
student research ). Dalam inkuiri tipe ini, guru hanya berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau
pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh komponen
inkuiri menjadi tangungjawab siswa.
1. Orientasi
Pokok Bahasan: Perubahan Fisis dan Kimia
Kompetensi Dasar: Mengamati, mengklasifikasi, dan
meng analisis hasil percobaan tentang perubahan fisis dan
kimia yang terdapat di sekitarnya.
Indikator:
1. Mengamati gejalagejala yang terjadi pada perubahan fisis
dan perubahan kimia.
2. Membandingkan hasil pengamatan perubahan fisis dan
perubahan kimia.
3. Mengklasifikasi perubahan fisis dan perubahan kimia yang
terdapat pada gambar.
2. Merumuskan Masalah
Dalam langkah ini guru memberikan sejumlah gambar yang
dapat menantang siswa untuk berpikir, kirakira apa permasalahan
yang muncul di dalam sejumlah gambar yang diberikan sebagai
berikut:
Kelompok I
3. Merumuskan Hipotesis
Untuk memudahkan siswa dalam merumuskan hipotesis atau
yang merupakan jawaban sementara atas rumusan permasalahan
yang telah diperoleh sebelumnya, maka guru memberikan
pertanyaan sebagai berikut:
1. Coba perhatikan gambargambar tersebut kirakira perubahan apa
yang kamu amati dari masingmasing gambar di atas?
2. Perubahan apa yang terjadi?
3. Apa yang menyebabkan terjadi perubahan?
4. Mengumpulkan Data
Tahap berikutnya adalah mengumpulkan data. Dalam hal ini
siswa diminta mengumpulkan sejumlah informasi atau hal yang
dapat diamatinya berdasarkan gambargambar yang telah diberikan
yang akan berguna dalam hal menguji hipotesis.
Dalam tahap ini kiranya data yang dapat dikumpulkan masing
masing siswa yang diharapkan adalah:
Kelompok I
Gambar 4.1 Pakaian yang dijemur di bawah terik matahari
menyebabkan terjadinya perubahan wujud air dari
cairan menjadi gas yang tidak menghasilkan zat yang
baru.
Gambar 4.2 Ketika air mendidih maka uap air keluar dari lubang
ketel, ketika memanaskan margarin terjadi
perubahan wujud dari padatan menjadi cairan.
Gambar 4.3 Kertas yang berukuran besar diubah menjadi
potongan potongan kecil kertas.
Gambar 4.4 Emas batangan menjadi perhiasan emas.
Gambar 4.5 Gula dalam air kopi menghasilkan kopi rasa manis.
Kelompok II
Gambar 4.6 Pada proses fotosintesis, air dan karbon diubah
menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar
matahari.
Gambar 4.7 Telur matang memiliki warna dan wujud yang berbeda
dengan telur mentah. Telur yang semula berwujud
cair berubah menjadi padat ketika sudah matang.
Gambar 4.8 Kembang api yang dibakar menghasilkan warna nyala
dan suara ledakan.
Gambar 4.9 Api membakar korek api menjadi arang yang berwarna
kehitaman.
Gambar 410 Besi yang semula berwarna abuabu kehitaman setelah
dibiarka diudara terbuka dan terkena air hujan
menjadi berkarat dan berwarna coklat orange.
5. Menguji Hipotesis
Rumusan Permasalahan: Apa yang dimaksud dengan perubahan
fisis dan kimia? Apa ciriciri perubahan
fisis dan kimia?
Hipotesa: Perubahan Fisis adalah perubahan yang tidak
menghasilkan zat yang baru sedangkan perubahan
kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat
yang baru.
Maka siswa dapat menyatakan bahwa tepatlah gambar 4.1–4.5
kelompok I tepat dikelompokkan pada perubahan fisis. Karena tidak
menghasilkan zat yang baru akan tetapi hanya terjadi: perubahan
wujud, bentuk, ukuran dan terjadinya pelarutan serta gambar 1–5
pada perubahan kimia.
Sedangkan gambar 4.6–4.10 pada gambar kelompok II tepat
dikelompokkan sebagai perubaan kimia karena menghasilkan zat
yang baru yang ditandai dengan adanya: Perubahan Warna,
penyerapan atau pelepasan energi yang intinya adalah
menghasilkan zat yang baru.
6. Merumuskan Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan oleh
siswa dari data yang telah dikumpulkan maka, kesimpulan yang
diharapkan diperoleh siswa adalah:
1. Perubahan Fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan
zat yang baru yang ditandai dengan terjadinya perubahan
wujud, bentuk, ukuran, dan pelarutan serta guru menambahkan
terjadinya perubahan volume serta bentuk energi.
2. Perubahan Kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat
yang baru yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna,
penyerapan atau pelepasan energi.
STRATEGI PEMBELAJARAN
EKSPOSITORI
S
trategi ini bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku siswa
dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh
guru atau pengajar. Hakikat mengajar menurut pandangan
ini adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang
sebagai objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru. Dalam
pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat
informasi yang telah diberikan oleh guru, serta mengungkapkan
kembali apa yang dimilikinya melalui respons yang ia berikan pada
saat diberikan pertanyaan oleh guru.
Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan
siswa, menggunakan komunikasi searah atau komunikasi sebagai
aksi. Guru yang kreatif biasanya dalam memberikan informasi dan
penjelasan kepada siswa menggunakan alat bantu seperti gambar,
bagan, grafik dan lainlain di samping memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pertanyaan.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa guru berperan aktif, lebih
bayak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya, karena guru
telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajaran secara tuntas,
sedangkan siswanya berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan
pengolahan bahan, karena menerima bahan ajaran yang
disampaikan guru. Strategi
ekspositori disebut juga mengajar secara konvensional seperti
metode ceramah maupun demonstrasi. Makmun (2003:233),
mengemukakan bahwa guru menyajikan bahan dalam bentuk yang
telah disiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga siswa
tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib.
Secara garis besar prosedurnya ialah: (1) persiapan
(preperation) yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara
sitematik dan rapi;
(2) pertautan (aperception) bahan terdahulu yaitu guru bertanya
atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa
kepada materi yang telah diajarkan; (3) penyajian (presentation)
terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan
memberikan ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang
telah dipersiapkan diambil dari buku teks tertentu atau ditulis oleh
guru; dan (4)evaluasi (resitation) yaitu guru bertanya dan siswa
menjawab sesuai dengan bahan.
Rangkuman
Strategi ekspositori bertolak dari pandangan bahwa tingkah
laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan
oleh guru atau pengajar.
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori,
yaitu:
(1) Persiapan (preparation) yaitu guru menyiapkan bahan
selengkapnya secara sistematik dan rapi.
(2) Pertautan (aperception) bahan terdahulu yaitu guru bertanya
atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian
siswa kepada materi yang telah diajarkan.
(3) Penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu
guru menyajikan dengan memberi ceramah atau menyuruh
siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari
buku teks tertentu atau ditulis oleh guru.
(4) Evaluasi (resitation), termasuk di dalamnya menyimpulkan
(generalization) dan mengaplikasikan (aplication) yaitu guru
bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang
dipelajari, atau siswa menyatakan kembali katakata sendiri
pokokpokok yang telah dipelajari atau tulisan.
Standar Kompetensi:
- Mendeskripsikan kemungkinan terjadinya Ikatan
Kimia Indikator:
- Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai
kestabilan dengan cara berikatan dengan unsur lain.
- Menggambarkan susunan elektron valensi
- Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap
dua dan rangkap tiga.
- Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa
- Mendeskripsikan proses terjadinya ikatan kimia
- Memprediksikan ikatan kimia yang terjadi
Alokasi Waktu : 10 x 45 menit (2 kali pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran:
- Siswa dapat mendeskripsikan kecenderungan suatu unsur
untuk mencapai kestabilannya.
- Siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi
- Siswa dapat mendeskripsikan proses terjadinya ikatan
kovalen, ikatan logam dan ikatan koordinasi
B. Materi Standar:
1. Ikatan Kimia
2. Susunan elektron valensi
3. Senyawa polar dan non polar
4. Ikatan kovalen
5. Ikatan logam
C. Metode Pembelajaran:
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Eksperimen
4. Resitasi
5. Ekspositori
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pembelajaran Awal:
a. Pre test: peserta didik menjawab beberapa pertanyaan
tentang ikatan kimia.
b. Menghubungkan materi/ pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik dengan bahan yang akan dipelajari.
Inti:
a. Pengorganisasian: membentuk kelompok kecil
b. Prosedur Pembelajaran:
- Tanya jawab mengenai ikatan kovalen, logam dan
koordinasi.
- Mengamati bagaimana proses terjadinya ikatan
kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga serta
ikatan koordinasi dan logam melalui teori yang ada
dalam buku.
- Melakukan kegiatan menemukan ikatan kimia pada
percobaan yang telah disiapkan oleh guru.
- Melaporkan hasil pengamatan dan kegiatan discovery.
- Diskusi informasi antarsesama siswa dan menyimak
uraian singkat yang telah diberikan.
- Menyimpulkan hasil pengamatan dan hasil diskusi.
- Membuat laporan percobaan dan menjawab
pertanyaan yang telah disediakan guru.
c. Pembentukan Kompetensi
Pertemuan I:
- Mendeskripsikan kecenderungan suatu unsur untuk
stabil dengan cara berikatan dengan unsur lain.
Pertemuan II:
Mengidentifikasikan ikatan kovalen tunggal, rangkap dua
dan rangkap tiga.
Akhir:
a. Refleksi mengenai materi pelajaran
b. Tanya jawab tentang materi pelajaran
c. Postes secara lisan dan tulisan
E. Sumber Belajar:
Hari Sutrisno, 2005, Panduan Pembelajaran Kimia Kelas X,
Mediatama, Surakarta.
f. Media Belajar:
1. Statip dan klemp
2. beker glass
3. buret
4. penggaris
5. corong
6. kain planel
7. air
8. aseton
9. etanol
10. CCl
4
G. Penilaian:
1. Penilaian proses dilakukan melalui pengamatan pada saat
peserta didik melakukan kegiatan penemuan
2. Tes lisan dilakukan melalui tanya jawab tentang kegiatan
yang baru dilakukan siswa
3. Tugas kelompok berupa LKS
4. Tes objektif.
Lampiran soal pertemuan I
1. Mengapa terjadi ikatan kimia ?
2. Sebutkan beberapa contoh unsurunsur bebas yang
terdapat dalam tanah !
3. Sebutkan jenisjenis ikatan kimia!
4. Sebutkan pengertian dari ikatan ion, kovalen, logam!
5. Gambarkanlah proses terjadinya ikatan antara atomatom
berikut: NaCl dan NaO
Lampiran soal pertemuan II
1. Berapa elektron yang dapat dilepaskan atau diterima
unsur unsur berikut:
Na, Mg, Cl, dan F
2. Diantara pasangan berikut yang semuanya mempunyai
ikatan kovalen ialah:
KCl dan HCl
NH3 dan KBr
MgCl2 dan CaCl2
3. Unsur X dengan nomor atom 6 dan Y dengan nomor atom 1
akan membentuk senyawa dengan ikatan ...........
a. ion
b. kovalen tunggal
c. kovalen rangkap dua
3. Diketahui unsur X dengan nomor atom 15 dan Y dengan
nomor atom 9 senyawa antara X dan Y yang mempunyai
rumus:
a. XY
b. X2Y
oo0oo
BAB VI
METODE DAN
MEDIA
PEMBELAJARAN
B
erdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Bab I
Pasal 1 Ayat 6, Standar Proses Pendidikan (SPP) adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan. Dari pengertian ini, ada beberapa hal
yang perlu
digaris bawahi, yaitu:
1. Standar proses pendidikan adalah standar nasional
pendidikan, yang berarti standar proses pendidikan dimaksud
berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang
pendidikan tertentu dimanapun lembaga pendidikan itu berada
secara nasional. Dengan demikian, seluruh sekolah seharusnya
melaksanakan proses pembelajaran seperti yang dirumuskan
dalam standar proses pendidikan.
2. Standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran, yang berarti dalam standar proses pendidikan
berisi tentang bagaimana seharusnya proses pembelajaran
berlangsung.
Dengan demikian, standar proses pendidikan dimaksud dapat
dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolaan
pembelajaran.
3. Standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Dengan demikian, standar kompetensi
lulusan merupakan sumber atau rujukan utama dalam
menentukan standar proses pendidikan.
A. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan
pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung
kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode
yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau
instruktor. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan
tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun
siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses
pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian
juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang
memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru
yng berceramah berarti ada prses belajar dan tidak ada guru
berarti tidak ada belajar.
Ada beberapa yang merupakan keunggulan metode ceramah,
yaitu:
1. Ceramah merupakan metode yang murah (tidak memerlukan
peralatan yang lengkap) dan mudah (hanya mengandalkan
suara guru) untuk dilakukan.
2. Ceramah dapat menyajikan materi yang luas dalam waktu
yang singkat.
3. Ceramah dapat memberi pokokpokok materi yang perlu
ditonjolkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin
dicapai.
4. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh
karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru
yang memberikan ceramah.
5. Dengan menggunakan ceramah organisasi kelas dapat diatur
menjadi lebih sederhana. Asal siswa dapat menempati tempat
duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat
dilakukan.
B. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya
maupun sekedar tiruan. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi
dapt digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspostori dan inkuiri.
Metode demonstrasi mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki
beberapa keunggulan diantaranya:
1. Menghindari verbalisme
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik
3. Siswa dapat membandingkan antara teori dan
kenyataan. Dan kelemahannnya, adalah:
1. Memerlukan persiapan yang matang
2. Memerlukan pembiayaan yang besar
3. Guru memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus.
C. Metode Diskusi
Metode Diskusi adalah metode pembelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama
metode ini ialah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab
pertanyaan, menembah dan memahami pengetahuan siswa, serta
untuk membuat suatu keputusan. Karena itu, diskusi bukanlah
debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat
bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu
secara bersamasama.
Metode diskusi mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Beberapa keunggulannya adalah:
1. Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif dalam
memberikan gagasan dan ideide.
2. Melatih membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi
permasalahan.
3. Melatih mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal
dan melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
D. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpurapura atau
berbuat seakanakan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat
diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode
mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat
dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Demikian
juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan
terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat
bermanfaat.
Sebagai metode mengajar, terdapat beberapa keunggulan dan
kelemahan metode simulasi di antaranya:
a. Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
b. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
c. Dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diperlu kan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang
problematis.
e. Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan
pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam proses penyusunan perencanaan program
pembelajaran, guru perlu menetapkan sumber apa yang dapat
digunakan oleh siswa agar mereka dapat mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Dalam pengajaran tradisional, guru sering hanya menetapkan
buku sebagai sumber belajar. Itu pun biasanya terbatas hanya dari
salah satu buku tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang
dianggap modern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya teknologi informasi, maka sebaiknya guru
memanfaatkan sumbersumber lain selain buku. Hal ini penting,
sebab penggunaan salah satu sumber tertentu saja, akan membuat
pengetahuan siswa terbatas dari satu sumber yang ditetapkan itu.
Beberapa sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru
khususnya dalam setting proses pembelajaran di dalam kelas di
antaranya.
a. Manusia Sumber
Manusia merupakan sumber utama dalam proses
pembelajaran. Dalam usaha pencapaian tujuan
pembelajaran, guru dapat memanfaatkannya
dalam setting proses belajar mengajar.
Misalkan untuk mempelajari undangundang lalu lintas, guru
bisa menggunakan polisi lalu lintas sebagai sumber belajar
utama siswa. Demikian juga untuk mempelajari topiktopik
yang berhubungan dengan kesehatan, guru dapat
memanfaatkan tenaga medis seperti dokter atau perawat
kesehatan.
b. Alat dan Bahan Pengajaran
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
membantu guru; sedangkan bahan pengajaran adalah segala
sesuatu yang mengandung pesan yang akan disampaikan
kepada siswa. Alat dan bahan biasanya menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan.
c. Berbagai Aktivitas dan Kegiatan
Yang dimaksud aktivitas adalah segala perbuatan yang sengaja
dirancang oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar
siswa seperti kegiatan diskusi, demonstrasi, simulasi,
melakukan percobaan, dan lain sebagainya.
d. Lingkungan atau Setting
Adalah segala sesuatu yang dapat memungkinkan siswa
belajar. Misalnya, gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, taman, kantin sekolah, dan lain sebagainya.
Rangkuman
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat
tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran,
karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat
diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Ada beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, yaitu: Metode
Ceramah, Metode Demonstrasi, Metode Diskusi, dan Metode
Simulasi. Dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan
komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang
disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal,
atau tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik
oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah
menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua
itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan
media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media
digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam
upaya memahami materi pelajaran. Dalam pengajaran tradisional,
guru sering hanya menetapkan buku sebagai sumber belajar. Itu
pun biasanya terbatas hanya dari salah satu buku tertentu saja. Dalam
proses pembelajaran yang dianggap modern sesuai tuntutan
standar proses pendidikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, maka
sebaiknya guru memanfaatkan sumbersumber lain selain buku.
oo0oo
BAB VII
STRATEGI PEMBELAJARAN
KOOPERATIf
D
alam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai
daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
mengajar agar tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil
guna. Karena itu seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan
untuk mengatur secara umum komponenkomponen pembelajaran,
sehingga terjadi keterkaitan fungsi antarkomponen pembelajaran
dimaksud. Strategi berarti pola kegiatan belajar mengajar yang
diambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan
tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap
tentang kemungkinankemungkinan strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam
arti efek instruksional, tujuan belajar yang dirumuskan secara
eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun dalam arti efek
pengiring misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap
terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam
proses belajarnya.
Menurut Newman dan Logan sebagaimana dikutip Abu Ahmadi,
strategi meliputi empat masalah yaitu:
1. Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didik sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan
aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga
dapat dijadikan pegangan dalam kegiatan pembelajaran.
4. Menetapkan normanorma dan batas minimal keberhasilan atau
kriteria dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan
pembelajaran.
d. Keterampilan Bekerjasama
Kemampuan untuk bekerjasama itu kemudian dipraktikkan
melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan
bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau
dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam
berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat
menyampaikan ide, mengemukakan pendapat dan memberi
kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Jhonson mengatakan bahwa tidak semua
kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning. Untuk
mencapai hasil yang maksimal, lima unsur/prinsip model
pembelajaran kooperatif harus diterapkan.
a. Prinsip Ketergantungan positif (Positive Interdependence)
b. Tanggungjawab Perseorangan (Individual Accountability)
c. Interaksi Tatap Muka (Face to face Promotion Interaction)
d. Partisipasi dan Komunikasi antar anggota (Participation
Communication)
e. Evaluasi Proses Kelompok
(3) Penilaian
Penilaian dalam strategi pembelajaran kooperatif bisa
dilakukan dengan tes atau kuis dilakukan baik secara individual
maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan
memberikan informasi kemampuan tiap siswa; dan tes kelompok
akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil
akhir setiap siswa adalah
penggabungan ke duanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok
memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai
kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang
merupakan hasil kerjasama setiap anggota kelompok.
b. Kegiatan inti
a. Pengorganisasian Materi/ Kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, sesuai
dengan jumlah siswa. Jumlah siswa sebanyak 40
orang, siswa
dibagi menjadi 5 kelompok, dengan jumlah siswa tiap
kelompok adalah 8 orang.
Setiap kelompok diberi bahan yang akan didiskusikan
yaitu sifatsifat koloid.
b. Prosedur Pembelajaran
Dalam satu kelompok, bahan yang telah diberikan
dibagi lagi sesuai dengan jumlah anggota kelompok.
Setiap siswa dalam kelompok mendapatkan satu
bagian dari masalah yang akan didiskusikan (siswa
pertama mendapatkan bahan tentang sifat koloid efek
tyndal, siswa ke dua mendapatkan bahan tentang sifat
gerak brown pada koloid, dan seterusnya hingga
seluruh sifatsifat koloid tersebut terbagibagi dalam
tiap anggota kelompok).
Kemudian, setiap siswa mengerjakan bagian mereka
masingmasing.
Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bahan
yang telah dibaca/dikerjakannya. Dalam kegiatan ini,
siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara
satu dengan yang lainnya.
Kegiatan diakhiri dengan diskusi mengenai topik
yang dibahas pada hari itu dengan metode diskusi
antarkelompok.
Dalam diskusi antarkelompok, pertanyaanpertanyaan
yang muncul dari satu kelompok dilemparkan pada
kelompok lain.
c. Pembentukan kompetensi
Mengetahui sifatsifat koloid (efek Tyndall, gerak
Brown, dialisis, adsorpsi, koagulasi, koloid liofil dan liofob,
koloid pelindung, dan sistem koloid dalam pengolahan air).
c. Kegiatan penutup
Guru melakukan umpan balik terhadap kompetensi yang
telah dipelajari siswa dengan memberikan kuis pada siswa.
Hasil pekerjaan siswa kemudian dikumpulkan untuk dinilai
sebagai nilai kelompok.
Menetapkan tim terbaik untuk kemudian diberikan
penghargaan.
Nilai akhir siswa merupakan gabungan dari nilai kuis siswa
dan nilai kelompok.
oo0oo
BAB VIII
STRATEGI PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH (SPBM)
S
trategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) merupakan
salah satu pembelajaran yang didasarkan kepada psikologi kognitif
yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan
sematamata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses
interaksi secara sadar antara individu dan lingkungannya. Melalui
proses ini siswa akan berkembang secara utuh. Artinya
perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif,
tetapi juga aspek apektif dan psikomotor
melalui penghayatan secara internal akan problema yang dihadapi.
Dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena
atau wadah untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di
masyarakat, maka SPBM merupakan strategi yang memungkinkan
dan sangat penting dikembangkan. Hal ini sebabkan pada kenyata
annya setiap manusia akan selalu dihadapkan kepada masalah.
Dari mulai masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang
kom pleks, dari masalah yang pribadi sampai kepada masalah
keluarga, masalah sosial kemasyarakatan, masalah negara sampai
kepada masalah dunia. SPBM inilah diharapkan dapat memberikan
latihan
dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM
merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan
untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Kita menyadari selama
ini kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang
diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya, manakala siswa
menghadapi masalah, walaupun masalah itu dianggap sepele,
banyak siswa tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
Tidak sedikit siswa yang mengambil jalan pintas, misalnya dengan
mengonsumsi obat obatan terlarang atau bahkan bunuh diri hanya
garagara tidak sanggup memecahkan masalah.
Kegiatan kelompok
1. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari
peristiwa tertentu yang mengadung isu konflik, hingga siswa
menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kehidupan
ini guru bisa meminta pendapat dan menjelaskan siswa
tentang isuisu hangat yang menarik untuk dipecahkan.
2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebabsebab terjadinya
masalah, serta menganalisa berbagai faktor yang dapat
mendukung dalam menyelesaikan masalah. Kegiatan ini dapat
dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya
siswa dapat mengurutkan tindakantindakan prioritas yang
dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghamba yang
diperkirakan.
3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan
yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini
setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat
dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang
dapat dilakukan.
4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu
pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat
dilakukan.
5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi
akhir. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh
kegiatan pelaksanaan kegiatan, sedangkan evalusi akhir
adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strstegi yang
diterapkan.
Rangkuman
Strategi pembelajaran berbasiskan masalah (SPBM) dapat
diartikan rangkaian aktivitas pembelajaran yang dihadapi secara
ilmiah. Untuk mengimplementasikan SPBM, guru perlu memilih
bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat
dipecahkan.
Strategi pembelajaran berbasiskan masalah (SPBM) merupakan
salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memperbaiki sistem pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran
berbasis masalah (SPBM) mempunyai enam langkah. Langkah
langkahnya yaitu menyadari masalah, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis,
dan menentukan pilihan penyelesaian.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah
di harapkan siswa lebih berpikir kritis. Dengan strategi
pembelajaran berbasis masalah siswa lebih dapat mengembangkan
pengetahuannya tentang masalahmasalah yang ada
dilingkungannya baik itu di lingkungan rumah maupun di
lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.Dalam pembelajaran
berbasis masalah siswa diharapkan lebih dapat kesempatan untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata, sehingga di dalam kehidupannya nanti dapat menyelesaikan
masalahmasalah yang dihadapinya.
PENERAPAN SPBM DALAM PELAJARAN KIMIA
Pokok bahasan : Laju reaksi
Kompetensi dasar : Menyelidiki faktorfaktor yang mempengaruhi
Laju reaksi.
Materi pokok : Faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi.
1. Merumuskan masalah
* kepada siswa diberikan bahanbahan kimia, dan mereka
diminta untuk mereaksikan zatzat kimia tersebut, dan
memperhatikan hasil reaksireaksi kimia yang mereka peroleh,
kemudian mencari masalah dari praktikum yang mereka
lakukan tersebut.
* Kepada siswa itu diberikan:
a. Bahanbahan kimia yang mengandung kalium klorat,
besi, kalsium, stronsium, litium, tembaga barium, dan
kalium yang dicampurkan dalam tabung yang terbuat
dari kertas, kemudian dibakar.
b. Pita magnesium direaksikan dengan larutan asam
klorida (HCL 0,1 M) Pita magnesium direaksikan
dengan larutan asam klorida (HCL 0,5 M).
c. Kristal kalsium karbonat (CaCO3) direaksikan dengan
asam klorida (HCL 0,5 M) Serbuk kalsium karbonat
(CaCO3) direaksikan dengan asam klorida (HCL 0,5 M).
d. Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M dipanaskan
sampai dengan suhu 500C kemudian direaksikankan
dengan larutan asam klorida (HCL 0,1 M). Larutan
natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M suhu kamar kemudian
Direaksikan dengan larutan asam klorida (HCL 0,1 M).
2. Menganalisis masalah
Dari hasil pengamatan di atas siswa dapat mencari masalah
masalah yang ada pada hasil reaksireaksi kimia di atas, contohnya
kenapa reaksireaksi kimia di atas dapat terjadi dalam waktu yang
berbedabeda. Ada yang terjadi dalam waktu yang singkat ada yang
terjadi dalam waktu yang cukup lama.
3. Merumuskan hipotesis
Siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan masalah
dari hasil pengamatannya di atas, hipotesisnya antara lain adalah:
- Siswa memprediksikan bahwa reaksireaksi kimia yang terjadi
pada reaksi pita magnesium dengan larutan asam klorida
karena perbedaan konsentrasi.
- Pada reaksi kristal CaCO3 dan serbuk CaCO3 dengan larutan
asam klorida karena pengaruh konsentrasi dan bentuk
kristalnya.
- Pada reaksi natrium tiosulfat (Na 2S2O3) dengan larutan asam
klorida (HCL) karena pengaruh konsentrasi dan pemanasan.
4. Mengumpulkan data
Siswa mencatat hasil pengamatan praktikum dalam bentuk tabel.
5. Pengujian hipotesis
Siswa mencoba menguji hipotesis yang diperoleh dari
hasil pengamatan di atas dengan kajiankajian teoritis dari buku
teks, kemudian sekaligus melakukan diskusi antara mereka agar
mendapatkan suatu hipotesa yang benarbenar tepat.
Kesimpulan
Faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah: semakin
tinggi konsentrasi maka laju reaksi semakin cepat. Luas bidang
permukaan (ukuran partikel) memperluas bidang permukaan
berarti memperkecil ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel
maka laju reaksi semakin cepat.
Semakin tinggi suhu maka laju semakin cepat. Sifat zat ada
tiga: mudah larut sukar larut dan tidak bisa larut. Pengadukan dan
katalis berpengaruh terhadap laju reaksi.
oo0oo
BAB IX
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
A
da kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada
pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih
bermakna jika anak mengalami
apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran
yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali
anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru
ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa
mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan
dengan
strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas
sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru
datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.
Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan
kontekstual.
3. Siswa terlibat secara aktif dalam Siswa secara pasif menerima informasi
proses pembelajaran
10 Hadiah dari perilaku baik adalah Hadiah dari perilaku baik adalah pujian
kepuasan diri atau nilai (angka) rapor
11 Siswa tidak melakukan hal yang buruk Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk
karena sadar hal tersebut keliru dan karena takut akan hukuman
merugikan
14 Hasil belajar diukur melalui penerapan Hasil belajar diukur melalui kegiatan
penilaian autentik. akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi
apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan
CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya
sebagai berikut ini.
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
2. INQUIRY
a. Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman.
b. Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.
3. QUESTIONING (BERTANYA)
a. Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berpikir siswa.
b. Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam
pembelajaran yang berbasis inquiry.
4. LEARNING COMMUNITY (MASYARAKAT BELAJAR)
a. Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.
b. Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar
sendiri.
c. Tukar pengalaman.
d. Berbagi ide.
5. MODELING (PEMODELAN)
a. Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir,
bekerja dan belajar.
b. Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa
mengerjakannya.
6. REFLECTION ( REfLEKSI)
a. Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari.
b. Mencatat apa yang telah dipelajari.
c. Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok.
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DENGAN CTL
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 4 × 45 menit (2 pertemuan)
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid
serta
penerapannya dalam kehidupan sehari
hari.
Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifatsifat koloid dan
penerapannya dalam kehidupan sehari
hari.
Indikator
1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid
berdasarkan data hasil pengamatan (efek Tyndall, homogen/
heterogen, dan penyaringan)
2. Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan
fase pendispersi.
Materi Pembelajaran
1. Perbedaan larutan sejati, koloid, dan suspensi.
2. Kelompok yang tergolong larutan sejati, koloid, dan suspensi
dalam kehidupan seharihari.
3. Pengelompokkan sistem koloid berdasarkan fase terdispersi
dan medium pendispersi.
Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Ceramah
4. Pemberian tugas
5. Praktikum
Pertemuan 2
Kegiatan Awal
Memberikan motivasi tentang kegunaan percobaan yang akan
dilakukan.
Kegiatan Inti
Melakukan percobaan contoh campuran yang berupa larutan
sejati, koloid, dan suspensi secara kelompok.
Mengamati dan membimbing dalam mencatat hasil
pengamatan dan menjawab pertanyaanpertanyaan dalam LKS.
Mendiskusikan hasil percobaan.
Mempresentasikan hasil diskusi.
Mengadakan tanya jawab.
Membuat rangkuman.
Penilaian kinerja.
Kegiatan Akhir
Memberikan tugas untuk membuat laporan hasil percobaan
secara individu.
Memberikan penghargaan kepada kelompok peserta didik yang
kinerjanya baik.
Keterangan:
Cetak miring : Menemukan (inkuiri)
Cetak tebal : Bertanya
(questioning)
Garis bawah : Penilaian sebenarnya (authentic assesment)
Sumber Belajar
1. Alat : Peralatan laboratorium
2. Sumber :
Buku kimia penerbit Erlangga untuk SMA kelas XI
Buku kimia penerbit Grafindo untuk SMA kelas XI
Buku kimia penerbit Grasindo untuk SMA kelas XI
Buku kerja ilmiah penerbit Erlangga
Tes tertulis
Contoh Instrumen Skor
1) Kelompokkan larutan berikut ke dalam suspensi, larutan 8
dan koloid!
• Gula ditambah air
• Susu
• Campuran kopi dengan air
• Jelly
• Campuran air dengan tanah
• Cuka
• Cat
• Sabun
2) Campuran dapat dibedakan ke dalam larutan, koloid,
dan suspensi (campuran kasar) 4
• Stabil/tidak memisah
• Homogen secara makroskopis
• Homogen secara mikroskopis
• Dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa
3) Sebutkan fase terdispersi dan fase pendispersi karet busa,
asap, kaca berwarna, kabut, dan mentega 5
oo0oo
BAB X
STRATEGI PEMBELAJARAN
AfEKTIf
D
alam Undangundang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Rumusan masalah pendidikan di atas, sarat dengan
pembentukan sikap. Dengan demikian, tidaklah lengkap manakala
dalam strategi pembelajaran yang berhubungan dengan
pembentukan nilai dan sikap.
Ada orang yang beranggapan bahwa sikap bukanlah untuk
diajarkan, seperti halnya matematika, fisika, ilmu sosial, dan lain
sebagainya, akan tetapi untuk dibentuk. Oleh karna itu, yang lebih
tepat dalam bidang afektif bukanlah istilah pengajaran, namun
pendidikan. Namun, oleh karna itu strategi pembelajaran yang
dibicarakan dalam buku ini untuk mencapai tujuan pendidikan
yang bukan hanya dimensi kognitif tetapi juga dimensi lainnya,
yaitu sikap dan keterampilan,
melalui proses pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas
siswa sebagai subjek belajar.
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan
strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif
berhubungan nilai (value), yang sulit diukur, oleh karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Dalam
batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian
behavior, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan
yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk
dilakukan, apalagi menilai perubahan sikap.
Sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru
di sekolah. Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu
baik, misalnya dilihat dari segi kebiasaan berbahasa atau sopan
santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses
pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu termasuk
oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
A. Penilaian Sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang
terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon
sesuatu/ objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilainilai
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat
dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari 3 komponen. Yakni: komponen afektif, komponen
kognitif, komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan
yang dimiliki seseorang atau penilaiannya terhadap satu objek.
Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang
terhadap suatu objek. Komponen konatif adalah kecenderungan
untuk berperilaku atau berbuat dengan caracara tertentu
berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek yang perlu dinilai dalam proses
pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:
140 Strategi Pembelajaran Kimia
Sikap terhadap materi pelajaran.
Sikap terhadap guru mengajar.
Sikap terhadap proses pembelajaran.
Sikap berkaitan dengan nilainilai ataupun normanorma
tertentu berkaitan dengan suatu materi pelajaran.
Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum
yang relevan dengan mata pelajaran.
1. Model Konsiderasi
Model Konsiderasi (the consideration model) dikembangkan
oeh Mc Paul, seorang humanis. Paul menganggap bahwa
pembentukan moral tidak sama dengan pengembangan kognitif
yang rasional.
Pembelajaran moral siswa menurutnya adalah pembentukan
kepribadikan bukan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu,
model ini menekankan kepada strategi pembelajaran yang dapat
membentuk kepribadian. Tujuannya adalah agar siswa menjadi
manusia yang memiliki kepedulian terhadap orang lain.
Guru perlu menciptakan kebersamaan, saling membantu saling
menghargai, dan lain sebagainya.
Implementasi model konsiderasi guru dapat mengikuti tahapan
pembelajaran seperti di bawah ini.
a. Menghadapkan siswa pada suatu masalah yang mengandung
konflik, yang sering terjadi dalam kehidupan seharihari.
Ciptakan situasi “Seandainya siswa ada dalam masalah
tersebut”
b. Menyuruh siswa untuk menganalisa situasi masalah dengan
melihat bukan hanya yang tampak, tapi juga yang tersirat
dalam permasalahan tersebut, misalnya perasaan, kebutuhan,
dan kepentingan orang lain.
c. Menyuruh siswa untuk menuliskan tanggapan terhadap
permasalahan yang dihadapi. Hal ini dimaksudkan agar siswa
dapat menelaah perasaannya sendiri sebelum ia mendengar
respon orang lain untuk dibandingkan.
d. Mengajak siswa untuk menganalisa respons orang lain serta
membuat kategori dari setiap respons yang diberikan siswa.
e. Mendorong untuk merumuskan akibat atau konsekuensi dari
setiap tindakan yang diusulkan siswa.
f. Mengajak siswa untuk memandang permasalahan dari berbagai
sudut pandang untuk menambah wawasan.
g. Mendorong siswa agar merumuskan sendiri tindakan yang
harus dilakukan sesuai dengan pilihannya berdasarkan
pertimbangannya sendiri.
2. Model Pengembangan Kognitif
Menurut Kohlberg, Moral manusia itu berkembang melalui
3 tingkat dan setiap tingkat terdiri dari 2 tahap.
a. Tingkat prakonvensional
Pada tingkat ini terdiri dari 2 tahap yaitu:
Tahap 1: Orientasi hukuman dan kepatuhan
Pada tahap ini perilaku anak didasarkan pada
konsekuensi fisik yang terjadi.
Tahap 2: Orientasi instrumentalrelatif
Pada tahap ini perilaku anak didasarkan kepada
rasa “adil” berdasarkan aturan permainan yang
telah disepakati.
b. Tingkat konvensional
Pada tahap ini anak mendekati masalah didasarkan
pada hubungan individumasyarakat. Pada tingkat ini terdiri
dari 2 tahap yaitu:
Tahap 1: Keselarasan interpersonal
Pada tahap ini ditandai dengan setiap perilaku
yang ditampilkan individu didorong oleh
keinginan untuk memenuhi harapan orang lain.
Tahap 2: Sistem sosial dan kata hati
Pada tahap ini perilaku individu bukan
didasarkan pada dorongan untuk memenuhi
harapan orang lain yang dihormatinya.
c. Tingkat post konvensional
Pada tahap ini didasarkan tentang adanya kesadaran
sesuai dengan nilainilai yang dimiliki secara individu. Pada
tingkat ini terdiri dari 2 tahap yaitu:
Tahap 1: Kontrak sosial
Pada tahap ini perilaku individu didasarkan
pada kebenarankebenaran yang diakui oleh
masyarakat.
Tahap 2: Prinsip etis yang universal
Pada tahap terakhir, perilaku manusia didasarkan
pada prinsipprinsip universal.
oo0oo
BAB XI
A
nalisis konsep dimaksudkan untuk mengidentifikasi konsep
konsep esensial dalam topiktopik yang diajarkan, menyusun
konsep secara hierarki serta mengenali sifat, atribut, kedudukan
konsep, contoh dan non contoh. Konsepkonsep esensial yang sudah
teridentifikasi dalam satu pokok bahasan, dapat dilihat keterkaitannya
melalui peta konsep.
Konsepkonsep kimia dapat dikelompokkan berdasarkan
atribut atribut konsep menjadi 6 kelompok (Herron dalam Liliasari
(1996)). yaitu:
a. Konsep konkrit, yaitu konsep yang contohnya dapat dilihat
misalnya spektrum.
b. Konsep abstrak, yaitu konsep yang contohnya tidak dapat
dilihat, misalnya atom,molekul.
c. Konsep dengan atribut kritis yang abstrak tetapi contohnya
dapat dilihat misalnya unsur, senyawa.
d. Konsep yang berdasarkan prinsip, misalnya mol, campuran,
larutan.
e. Konsep yang melibatkan penggambaran simbol, misalnya
lambang unsur, rumus kimia.
f. Konsep yang menyatakan suatu sifat, misalnya elektropositif,
elektronegatif, dan
g. Konsep yang menunjukkan atribut ukuran meliputi kg, g
(ukuran massa), M, m, pH (ukuran konsentrasi), C (ukuran
muatan listrik).
ANALISIS KONSEP KIMIA SMU KELAS XI
Materi Pokok: Sistem Koloid
Atribut Konsep Kedudukan Konsep
Jenis
No. Label Konsep Definisi Konsep Atribut Kritis Atribut Variabel Sub Ordinat Koordinat Super Contoh Non Contoh
Konsep
Koordinat
1. Sistem Despersi Penyebaran merata Konsep Zat terdispersi, Jenis larutan Koloid Larutan Campuran Gula, pasir, susu NaOH atau HCl
zat terdispersi ke abstrak medium pendispersi bubuk ditambahkan ditambahkan air.
medium pendispersi ke dalam air.
2. Koloid Campuran heterogen Konsep Campuran Jenis fase Pengelompok Suspensi, Campuran Susu, santan, Lumpur.
yang terdiri dari fase abstrak heterogen, Fase pendispersi. an sistem larutan mentega.
pendispersi dan fase dengan pendispersi, fase koloid. sejati.
terdispersi. contoh terdispersi.
konkrit
A
na 3. Pengelompokan Kombinasi campuran Konsep Campuran, fase zat. Jenis pendispersi, Sifatsifat Campuran Sol, aerosol, emulsi, Mentega, hairspray,
sistem koloid fase zat. konkrit. jenis terdispersi koloid Larutan. busa buih
lis
is 4. Sifatsifat koloid Kekhasan yang dimiliki Konsep Sistem koloid Proses Pembuatan Pengelompokan Gerak brown, efek Penggunaan
K sistem koloid abstrak pembuatan, jenis koloid. Penerapan sistem koloid tyndal, adsorpsi arang aktif,
Pe
m 1. Perubahan kimia Pada perubahan kimia Konsep yang − Perubahan kimia Jenis materi Perubahan fisika Perubahan _ Besi berkarat Lilin meleleh
terjadi perubahan materi menyangkut − Perahan materi materi
be yang menghasilkan zat baru prinsip − Zat baru
laj
2. Perubahan fisika Pada perubahan fisika tidak Konsep yang − Perubahan fisika Jenis materi Perubahan Kimia Perubahan _ Es mencair Kayu dibakar
ar menghasilkan zat baru, menyangkut − Tidak materi
an hanya mengubah sifat prinsip menghasilkan zat
Ki fisis zat baru
− Fisis zat
3. Sifat intensif Pada sifat intensif sifat materi Konsep yang − Sifat intensif Sifat materi Sifat ekstensif Perubahan sifat kimia Rasa Panjang
tidak bergantung pada menyangkut − Sifat materi materi sifat fisika
ukuran dan jumlah zat prinsip − Tidak bergantung
ukuran dan jumlah
zat
4. Sifat ekstensif Pada sifat ekstensif Konsep yang − Sifat ekstensif Sifat materi Sifat intensif perubahan sifat kimia Volume Bau
Sifat materi bergantung menyangkut − Sifat materi materi sifat fisika
pada jumlah dan ukuran prinsip − Bergantung pada
jumlah dan ukuran
5 Sifat fisika Pada sifat fisika terkait pada Konsep yang − Sifat fisika Sifat materi Sifat kimia peubahan _ Titik didih Dapat terbakar
keadaan fisika materi menyangkut − Keadaan fisika materi
prinsip
6 Sifat kimia Pada sifat kimia terkait Konsep yang − Sifat kimia Sifat materi Sifat fisika perubahan _ Dapat Titik leleh
pada keadaan kimia menyangkut − Keadaan kimia materi berkarat
prinsip
Pembentukan eat baru
An
ali Lilin meleleh, es mencair
sis
K
O Besi berkarat, kayu dibakar
nS
e
da
n
Pe
ta
K
on
15 Peta
8 Konsep
St ANALISIS KONSEP KELAS X SEMESTER 2
ra
te MATERI POKOK: SENYAWA HIDROKARBON
gi NO LABEL KONSEP DEFINISI KONSEP JENIS ATRIBUT KONSEP KEDUDUKAN KONSEP CONTOH NON
Pe KONSEP CONTOH
2 Senyawa Karbon Senyawa yang Konsep yang Unsur Karbon Jenis senyawa Atom Senyawa Struktur molekul Gula Roti
Organik dan mengandung unsur menyangkut Unsur Hidrogen Organik dan Karbon Karbon Hidrokarbon (C6H12O6) dibakar
Senyawa Karbon An Karbon, Hidrogen proses Unsur Oksigen senyawa An dalam
Organik dan Oksigen Organik keadaan
yang
gosong
3 Struktur molekul Senyawa yang Konsep yang Rantai Jenis rantai senyawa Atom Senyawa Kejenuhan CH2=CH2 C2H5OH
Hidrokarbon terdiri dari rantai menyangkut Karbon hidrokarbon Karbon Karbon ikatan senyawa
Karbon terbuka prinsip terbuka hidrokarbon
dan rantai Karbon Rantai
tertutup Karbon
tertutup
4 Kejenuhan Kejenuhan Konsep yang Ikatan Jenuh Jenis kejenuhan Senyawa Struktur Keisomeran Siklo Butanal
ikatan senyawa ikatan senyawa menyangkut senyawa Hidro ikatan senyawa Karbon Molekul Hidrokarbon Propana
Hidrokarbon Hidrokarbon terdiri prinsip karbon Hidrokarbon senyawa
dari ikatan jenuh Ikatan Tak Hidrokarbon
atau Ikatan tak jenuh senyawa
Jenuh Hidro karbon
5 Keisomeran Keisomeran Konsep yang Isomer Fungsi Jenis senyawa Struktur Ikatan senyawa Reaksi hidrokarbon CH3 C= CH = CH
Hidrokarbon Hidrokarbon menyangkut Isomer Posisi Hidrokarbon molekul Hidrokarbon CCH3 CH3
terdiri dari: isomer prinsip Isomer Geometri senyawa
Fungsi, isomer Isomer rangka Hidrokarbon
posisi, isomer
Geometri, Isomer
rangka
on 2 Penentuan laju Cara fisika dan Konsep yang 1. Konsentrasi Koefisien Pengertian Hukum laju Kesetimbangan Jika pada suhu
reaksi cara kimia menyangkut 2. waktu zat-zat hasil laju reaksi reaksi kimia tertentu, kecepatan
se proses reaksi penguraian N2O5
3. tetapan laju
p reaksi menjadi NO2 dan
da O2 = 2.5 x 10-6
n mol
L-1s-1 maka kecepatan
Pe pembentukan NO2 =
ta …mol L-1 s-1
K
on
se
160 Strategi Pembelajaran Kimia
PETA KONSEP
Materi : Sistem Koloid
Kondensasi Dispersi
Reaksi Penggaraman Cara Peptisasi
KOLOID
Bentuk Campuran
Bermuatan Listrik
Kestabilan
Pengamatan Mikroskop
Jumlah Fase
Sistem Dispersi
Cara Pemisahan
Ukuran Partikel
Sol emas Asap, Aloi Kabut, Susu, Keju, Busa, Karet busa,
agar-agar debu awan santan mentega sabun batu apung
16 ANALISIS KONSEP KIMIA SMU KELAS XII
2
MATERI POKOK: ELEKTROKIMIA
St
ra Atribut Konsep Kedudukan Konsep
te No Label Definisi Konsep Jenis Konsep Contoh
Konsep Atribut Kritis Atribut Variabel Sub Ordinat koordinat Super Ordinat
gi
Pe 1. Reaksi redoks Transfer elektron dari zat Konsep Reaksi oksidasi dan Penyetaraan reaksi, Sel volta Reaksi asam Elektrokimia Korosi Cu/
m pereduksi ke zat pengoksidasi abstrak reaksi reduksi redoks metode basah Cu2+//Ag+/Ag
merupakan reaksi redoks dengan contoh biloks, metode
be
konkrit setengah reaksi
laj
ar 2. Selvolta Sel yang menghasilkan energi Konsep Anode, katode, Kespontanan reaksi Korosi Sel elektrolisis Reaksi redoks Baterai
an listrik dari energi kimia merupa abstrak voltmeter, larutan redoks (deret volta
Ki kan sel volta (sel galvani) dengan contoh elektrolit, jembatan dan potensial sel)
konkrit garam
3. Korosi Reaksi elektro kimia antara Konsep Logam, oksigen air, Faktorfaktor Pencegahan Sel volta Besi berkarat
logam dengan lingkungannya abstrak pengotor, dan mempercepat korosi korosi
merupakan korosi dengan contoh karat.
konkrit
4. Pencegahan Usaha menghambat (mem Konsep konkrit Faktorfaktor Cara mencegah Korosi Sel volta - Besi di cat
Korosi perlambat) terjadinya korosi penyebab korosi korosi: pengecatan, - Pelapisan
merupakan pencegahan korosi pelapisan logam, logam
perlindungan - Isolasi logam
katodik
Sel Elektrolisis Sel yang menghasilkan energi Konsep Katoda Sel elektrolit lelehan Reaksi kimia Reaksi redoks Aplikasi dalam
5 Sel volta
kimia dari energi listrik abstrak Anoda dan sel elektrolit sel pemurnian
dengan contoh Voltmeter larutan logam,
konkrit penyepuhan
Larutan elektrolit
logam, isolasi
logam
Atribut Konsep Kedudukan Konsep
No Label Konsep Definisi Konsep Jenis Konsep Contoh
Atribut Kritis Atribut Variabel Sub Ordinat koordinat Super Ordinat
Zn/Zn2+//Cu 2+/
6. Reaksi kimia Reaksi kimia Konsep abstrak Katoda Ketentuan Hukum Sel elektrolisis
sel yang terjadi di contoh konkrit Anoda reaksi di katoda Faraday Cu
katoda dan anoda Oksidasi dan anoda, jenis
merupakan reaksi Reduksi elektroda
kimia sel
7. Hukum
faraday Hubungan jumlah
listrik yang Konsep abstrak
digunakan pada dengan contoh Massa zat, Hukum Faraday Reaksi kimia Sel elektrolisis
elektrolisis dengan konkrit Arus listrik I dan hukum sel
Menghitung
massa produk yang Berat ekvivalen, Faraday II
massa logam
dihasilkan di elek dan
trode merupakan waktu yang diendap
A hukum Faraday kan, atau orus
na yang mengalir
lis
is
K
on
se
p
da
n
Pe
ta
K
on
se
16 3 Hukum laju Laju reaksi Konsep yang 1. Konsentrasi Konsentrasi, Penentuan Persamaan Kesetimbangan Gambarkanlah kurva Diduga ada dua
4 reaksi menurun dengan menyangkut 2. Waktu Hasil reaksi laju reaksi laju reaksi kimia antara laju reaksi cara yang
Pe 4 faktor- Hal-hal yang Konsep yang Teori tumbukan, Energi aktivasi, – Pengertian Kesetimbangan Katalis sering Tentukanlah orde
m faktor yang mempengaruhi menyangkut konsentrasi, koefisien zat laju reaksi kimia digunakan pada reaksi- reaksi jika diketahui:
be mempengaruhi cepat lambatnya proses luas permukaan hasil reaksi, reaksi a. satuan k = M-
laju reaksi laju reaksi sentuhan, suhu, besar kecilnya kimia yang berlangsung 3s- 1
laj katalisator suatu zat di industri, apa b. satuan k = M-
ar keuntungan penggunaan 1s- 1
an katalis, dan bagaimana
mekanisme kerja
Ki katalis
Peta Konsep Sel Elektrokimia
oo0oo
BAB XII
MISKONSEPSI KIMIA
K
esalahankesalahan dalam pemahaman konsep (miskonsepsi)
kimia akan memberikan penyesatan lebih jauh jika tidak
dilakukan pembenahan. Anehnya miskonsepsi itu sering
sekali
tidak disadari oleh pengajar kimia. Bahasan mengenai miskonsepsi
tentang pelajaran kimia sudah sangat banyak diteliti oleh para
guru, mahasiswa, penelitipeneliti di Indonesia. Namun dari apa
yang mereka hasilkan itu sangat sedikit yang dipublikasikan. Entah
alasannya apa, mungkin takut dijiplak. Padahal jika hasilnya
dipublikasikan tentu akan sangat berguna bagi praktisi pengajar
untuk mata pelajaran yang menjadi fokus penelitiannya.
Penjelajahan dengan search engine dengan menggunakan bahasa
Inggris maka kita bisa jumpai banyak hal terkait miskonsepsi dalam
pelajaran kimia ini. Miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah
pengajaran formal menjadi suatu perhatian utama di antara para
peneliti di Pendidikan Sains karena mereka mempengaruhi
bagaimana siswa mempelajari ilmu pengetahuan baru. Memainkan
sebuah peranan penting pada pembelajaran berikutnya dan
menjadi sebuah halangan dalam memperoleh tubuh yang benar
dari pengetahuan. Pada tulisan ini beberapa miskonsepsi siswa
tentang ikatan kimia diberikan dalam sebuah literatur yang telah
diselidiki dan disajikan. Untuk tujuan ini, suatu literatur yang
diperinci melihat tentang ikatan kimia dari data yang telah
dikumpulkan dan disajikan menurut masa lalu.
Miskonsepsi kimia adalah sebuah hasil dari Royal Society dari
program kimia untuk mendukung pendidikan pada sains kimia.
Keith Taber adalah seorang ahli di sekolah RSC pada tahun 2000
2001. Dia mengembangkan materi ini untuk membantu para guru
dalam menggunakan ’konsep alternatif’ yang membawa siswa
dalam pembelajaran kimia mereka. Dia menyatakan hampir 100
guru pada sekolah tingkat elementry hingga universitas yang
membantu mengembangkan dan menilai pendekatan ini pada
pembelajaran konsep. Dia merekomendasikan pada bagian I bahwa
guru kimia menyelidiki apa yang dipikirkan siswa tentang ideide
sains sama sebelum latihan dimulai dan mengekplorasi persepsi
siswa dari konsep kimia pada sebuah dasar yang berkelanjutan
sebagai sebuah bagian penting dari proses belajar mengajar.
Pada sains, sering ada banyak gagasan yang seringkali
disalahtafsirkan. Hal ini dapat menyebabkan pelajar meniru
dengan membuat pengertian dari konsep abstrak. Juga karena
sains terus menerus mengalami perubahan untuk beradaptasi
dengan penemuan dan metode baru. Beberapa miskonsepsi
mungkin seharusnya pada ideide atau tulisan lama. Karena bentuk
dari konsep baru berdasarkan pada bangunan dasar dari sesuatu
yang telah lama. Berikut ini dimaksudkan untuk menghasilkan
sebuah kesadaran dari beberapa miskonsepsi yang ditemukan pada
kelas 9 Sains. Terutama pada atom dan model molekul.
2. Atom sering dianggap Atom tidak hidup, hanya bisa bergetar jika
sebagai benda hidup diberi energi. Tidak bisa disebut benda
hidup karena ciriciri makhluk hidup seperti
berkembang biak, tumbuh, bernafas dan
sebagainya tidak dimiliki.
3. Molekul adalah bagian Molekul terdiri dari dua atom atau lebih yang
terkecil dari senyawa dapat diuraikan kembali.
yang tidak bisa diuraikan
4. Molekul dari zat padat Molekul zat yang sama tidak berubah
meskipun
keras, sedang molekul zat fisiknya berubah, seperti molekul air dalam
cair dan gas lembut bentuk padat, cair dan gas, yang berbeda
adalah jarak antaratom penyusunnya.
Massa adalah tetap, tetapi Atom tidak dihasilkan atau dihilangkan pada
nomor atau jenis atom tidak reaksi kimia standar. Meskipun begitu nomor dan
tetap jenis atom tidak berubah, dan sebab itu massa
juga tetap.
Reaksi yang prosesnya lebih Ini dibuktikan sebuah ketidak sesuaian antara
cepat juga prosesnya lebih konsep dari kecepatan dan kelengkapan. Sebuah
lanjut (lebih lengkap) reaksi dapat mencapai kesetimbangan sebelum
reaksinya lengkap, tanpa menghiraukan
bagaimana prosesproses reaksinya.
Reaksi kimia akan terus Reaksi dapat mencapai kesetimbangan sebelum
menerus sampai semua reaktan habis. Konstanta kesetimbangan dan prinsip
reaktan terpakai (habis) Le Chatalier’s.
Kesetimbangan kimia adalah Siswa percaya bahwa reaksi tidak terjadi pada
keadaan yang tetap (statis) keadaan setimbang sebab hasil reaksi adalah
tidak ada. Bagaimanapun, bahwa reaksi ke dua-
duanya masih terjadi reaksi masuk dan reaksi
keluar terjadi dengan kecepatan yang sama, dan
tidak ada hasil perubahan yang dilihat.
Kesetimbangan kimia adalah dinamis.
Sebuah lilin yang dibakar Panas diperlukan pada permulaan untuk inisiasi,
adalah proses endotermik, atau aktivasi reaksi. Ketika aktivasi proses reaksi
karena panas diperlukan untuk tanpa pemasukan energi lebih lanjut, dan
memulai reaksi, pembebasan energi dalam bentuk cahaya, oleh
karena itu ini adalah reaksi eksoterm. Contoh
yang lain adalah pemanasan sekeping logam
magnesium pada pembakaran bunsen, yang mana
menyebabkan bergabungnya dengan oksigen di
udara, hubungan sebuah cahaya dan membentuk
magnesium oksida.
Energi digunakan pada reaksi Energi tidak digunakan/dihasilkan pada reaksi
kimia. Energi dihasilkan kimia. Bahkan energi dibebaskan atau disimpan
pada reaksi kimia dalam bentuk ikatan kimia di antara atom.
Miskonsepsi dari Struktur Atom
MISKONSEPSI KONSEP YANG TEPAT
1. Orbital Orbital ditempati oleh elektron maksimal berisi
dianalogikan dua elektron
sebagai kamar yang
terdiri dari kamar Sub kulit mempunyai orbital yang berbedabeda
2. Sub kulit dianalogikan seperti s= 1 orbital, p= 3 orbital, d= 5 orbital,
sebagai rumah f= 7 orbital.
memiliki tipe 21, 36, Kulit merupakan bilangan kuantum utama yaitu
dst. menyatakan tingkat energi utama (kulit) tempat
3. Kulit elektron berada.
dianalogikan Dengan Elektron digambarkan berotasi menurut
sebagai desa. sumbunya pada waktu ia bergerak mengelilingi
4. Spin elektron ada inti. Terdapat dua rotasi elektron yang
yang naik atau dinyatakan dengan s. s dapat mempunyai nilai
berdiri dan ada yang +1/2 dengan tanda panah ke atas dan nilai 1/2
turun dengan tanda panah ke bawah.
oo0oo
BAB XIII
IMPLEMENTASI TEORI-TEORI
BELAJAR PADA SAINS
S
ains merupakan bagian dari kehidupan kita dan kehidupan
kita merupakan bagian dari pembelajaran sains. Kimia
sebagai bagian yang terintegrasi dengan pembelajaran sains
mengembangkan
kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami konsep
konsep kimia secara sistematis melalui pengalaman belajar yang
lebih mendalam. Hal ini sesuai dengan hakikat tujuan pendidikan
sains yaitu untuk mengantarkan siswa menguasai konsepkonsep
sains untuk dapat memecahkan masalahmasalah terkait dengan
kehidupan siswa seharihari.
Kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagi kebanyakan
siswa, karena sebelumnya kimia terintegrasi pada pelajaran sains
di SD. Sebagai mata pelajaran sulit, guru harus berusaha lebih
keras untuk memotivasi siswa mempelajari konsepkonsep kimia.
Tanpa minat dan motivasi belajar yang tinggi, maka konsepkonsep
kimia sulit untuk dipahami oleh siswa dengan baik sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Sehingga guru harus berupaya untuk
mendesain pembelajaran kimia yang menarik melalui teoriteori
yang dikembangkan oleh para ahli, diantaranya: Teori Gagne,
Ausubel, dan teori Piaget.
Dalam pandangan Piaget (1971), pengetahuan datang dari
tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung
kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif
berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru
adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi.
Menurut Gagne(1979) bahwa dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Menurut
Ausubel(dalam Dahar 1989), belajar bermakna merupakan suatu
proses mengkaitkan informasi baru dengan konsepkonsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Dalam kurikulum kimia, siswa kelas XI SMA dituntut untuk
mampu menguasai dan memahami berbagai jenis, sifat suatu
larutan apabila terjadi reaksi terhadap zat lain. Sehingga siswa
mampu mengamati peristiwa yang terjadi, dengan demikian siswa
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari.
Materi larutan merupakan materi yang sulit bagi kebanyakan
siswa, sehingga konsep konsep pada materi ini mutlak harus
dipahami siswa secara menyeluruh karena akan terus
diimplementasikan pada konsep – konsep kimia berikutnya maupun
dalam kehidupan sehari hari. Sehingga peran guru sebagai
indikator harus mampu menganalisis konsep materi kimia sehingga
ketika terjadi proses belajar mengajar guru mengerti dan paham
bagaimana menyampaikan materi yang sulit dipahami dan
dimengerti oleh siswa.
Konsep larutan merupakan konsep yang abstrak, terutama
pada pokok bahasan larutan buffer. Guru harus bisa
memvisualisasikan konsep ini agar bisa dipahami siswa secara
menyeluruh dan tidak sepotong potong sekaligus juga memotivasi
siswa untuk mempelajarinya lebih mendalam. Sehingga guru harus
mampu menganalisis konsep kimia SMU. Di sini penulis, tertarik
membahas mengenai teoriteori belajar yang dikembangkan oleh
Gagne, Ausubel dan Piaget agar mampu mengimplementasikannya
176 Strategi Pembelajaran Kimia
dalam pembelajaran Kimia SMU pada pokok bahasan Larutan
Buffer.
1. Sifatsifat larutan Fase motivasi Siswa memanfaatkan alat dan bahan praktikum
Buffer (harapan) untuk mengetahui dan mengamati sifatsifat
larutan buffer.
I. Standar Kompetensi:
Memahami struktur atom, sifatsifat periodik unsur, dan
ikatan kimia.
III. Indikator:
1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai
kestabilannya.
2. Menggambarkan susunan elektron valensi gas mulia
(duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia
(struktur Lewis).
3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
4. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal,
rangkap dua, dan rangkap tiga.
5. Menjelaskan sifatsifat senyawa ion dan sifat senyawa
kovalen.
6. Menjelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada
beberapa senyawa.
7. Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya
dengan keelektronegatifan melalui percobaan.
8. Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan
hubungannya dengan sifat fisik logam.
9. Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatannya.
IV. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk
mencapai kestabilannya.
2. Siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi gas
mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas
mulia (struktur Lewis).
3. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
4. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.
5. Siswa dapat menjelaskan sifatsifat senyawa ion dan sifat
senyawa kovalen.
6. Siswa dapat menjelaskan terbentuknya ikatan kovalen
koordinasi pada beberapa senyawa.
7. Siswa dapat menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan
hubungannya dengan keelektronegatifan melalui percobaan.
8. Siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan ikatan
logam dan hubungannya dengan sifat fisik logam.
9. Siswa dapat menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis
ikatannya.
V. Materi Standar:
1. Kestabilan Unsur
2. Struktur Lewis
3. Ikatan ion
4. Ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga
5. Kepolaran senyawa kovalen
6. Ikatan logam
1. Pertemuan I:
Kegiatan/ Konsep
Fase Kegiatan Aktivitas kegiatan Belajar Kimia
yang diajarkan
IX. Penilaian:
1. Tes Lisan: tanya jawab sesuai dengan indikator yang akan
dicapai
Soal:
o Mengapa unsur logam melepaskan elektron? Apa
hubungan dengan konfigusari elektron?
o Ikatan apa antara MgCl2, dan N2O5?
o Mengapa minyak tidak larut dalam air?
2. Tes Tertulis: mengerjakan soalsoal latihan
Soal:
o Jika nomor atom unsurunsur A, B, C, D, E, dan F
berturut turut 8, 11, 12, 16, 17, dan 19, pasangan
unsur yang mudah membentuk senyawa ion adalah…..
a. D dan E c. D dan A e. A dan E
b. B dan E d. B dan
C Jawab: b. B dan E
o Berikut ini merupakan pasangan unsur yang dapat
membentuk ikatan kovalen adalah…
a. 7X dan 11Y c. 6R dan 17Q e. 19A dan 35B
b. 12P dan 17Q d. 19M dan
T Jawab: c. 6R dan 17Q
16
o Senyawa yang tidak mengikuti kaidah oktet adalah…
a. CH4 c. NH3 e. H2O
b. CHCl d. BH3
3
Jawab: d. BH3
o Konfigurasi elektron atom unsur X: 2 6 bereaksi
dengan atom unsur Y yang memiliki konfigurasi
elektron 2 7. Rumus senyawa X dan Y serta jenis ikatan
yang terjadi adalah…
a. XY, ikatan ion d. X2Y, ikatan kovalen
b. XY, ikatan kovalen e. XY2, ikatan kovalen
c. XY2, ikatan ion
Jawab: e. XY2, ikatan kovalen
o Senyawa kovalen nonpolar tidak dapat bercampur
dengan air. Senyawa berikut yang merupakan kovalen
nonpolar adalah…
a. alkohol c. HCl e. gula
b. bensin d. H2SO4
3. Kinerja (performan): melalui pengamatan pada saat
peserta didik melakukan kegiatan percobaan.
4. Penugasan/Proyek: Merangkai molekulmolekul dengan
menggunakan molymod.
5. Portofolio: seluruh hasil kegiatan peserta didik yang
dikumpulkan untuk dijadikan bahan penilaian akhir.
oo0oo
DAfTAR PUSTAKA
oo0oo
Retno Dwi Suyanti lahir di Solo, Jateng 26 Januari 1967. Lulus SDN 1
Klodran tahun 1979, lulus SMPN 2 Surakarta 1982, Lulus SMAN 2
Surakarta 1985. Tahun 1985 diterima sebagai mahasiswa IKIP
Yogyakarta (sekarang UNY) melalui jalur PMDK, gelar sarjana
pendidikan kimia diperoleh tahun 1990, sertifikat BSBP(Basic Science
Bridging Program) VII bidang Kimia dan Bahasa Inggris diperoleh tahun
1993 dari ITBIDP Australia. Tahun 1994, dengan beasiswa TMPD
menempuh S2 di Jurusan Kimia ITB dan gelar Magister Sains (MSi) dalam
bidang Kimia FisikaAnorganik diperoleh Januari 1997 dengan Tesis
berjudul ”Sintesa dan Karakterisasi Kompleks Tembaga(II) dengan Ligan-
ligan Bidentat dengan Atom N sebagai Atom Donor”. Dengan beasiswa
BPPS pada tahun 2003 menempuh program S3 pendidikan IPA di Sekolah
Pascasarjana UPI Bandung dan berhasil menyelesaikan program Doktor
dalam waktu 3 tahun dengan disertasi yang berjudul ”Pembekalan
Kemampuan Generik Bagi Calon Guru Melalui Pembelajaran Kimia
Anorganik Berbasis Multimedia”. Pengalaman kerja dimulai sejak tahun
1989 sebagai guru Kimia di SMA, diangkat menjadi PNS tahun 1991
sebagai Dosen di Jurusan Kimia FMIPA UNIMED dan memegang
matakuliah Kimia Anorganik.
Prestasi Akademik antara lain
1. Dosen teladan pengunjung perpustakaan, IKIP Medan, 1992.
2. Pemakalah terbaik hasil penelitian bidang Kimia dengan topik
”Enkapsulasi KompleksZeolit sebagai katalis pada Polimerisasi
styrena, HedsDikti, Bengkulu, 2002.
3. Dosen Berprestasi Jurusan Kimia FMIPA UNIMED 2008.
Kegiatan Ilmiah:
1. Presenter pada Konferensi Internasional Pendidikan UPIUPSI
ke 2, 2006.
2. Anggota Penelitian Tim Hibah Pascasarjana bidang Pendidikan
IPA, SPS UPI, 20042006.
3. Ketua Peneliti Dosen Muda, Dikti, 2002.
4. Dosen Pembimbing Karya Alternatif Mahasiswa, LPM
UNIMED, 2001.
5. Ketua Penelitian Bidang Kimia Dana HedsDikti, Th 2000 dan
2001.
6. Pelatihan dosen Kimia Anorganik Wilayah Barat tentang
Katalis, UNIB Bengkulu, 2000.
Karya Ilmiah:
1. Peran Multimedia pada Pengembangan Kemampuan Generik
Praktikum Kimia Anorganik, Proceeding dalam Konferensi
Internasional Bersama Ke dua UPIUPSI, Gedun Jica FPMIPA
UPI, 89 Agustus 2006.
2. Sintesis dan Karakterisasi Kompleks Tembaga(II) dengan Ligan
Di- 2-piridinketon dan 2,2’dipiridin amin dalam Seminar
Nasional Kimia Fisik dan Anorganik 2006, Aula Barat – ITB, 3
Februari 2006.
3. Peran Praktikum Multimedia dalam Meningkatkan Penguasaan
Konsep Kimia Koordinasi, Makalah Seminar Nasional Kimia
dan Pendidikan Kimia II, Pend.Kimia FPMIPA UPI, 2005.
4. Peran Visualisasi Pembelajaran Kimia dalam Meningkatkan
Penguasaan Konsep Pada Topik Teori Medan Kristal, Proceeding
oo0oo
&Jku ini ditujukan kegada para gizu, mahasiswa, dci pengelda paldidikan I mya umum
malaksanatan aktiriDs pembdajaw ai ‹a«r sebagaimana tuntuDn Kurikdum Berbasis
menekankanperrbelajaransiswa aNif.
Bul‹u i pembelajaian ini pagan salad satu refewisi, wluk baikan
ern8n @ g leblh Ok metek$8nek0n KaJfikulum Berb$4lB KOrrQelenfi, yNg
pada dasamya sekolah diberi keleluasaan dalan mengerrbangkan kuNuJlum dar proses
pembelajaw sebagairmnadialur Kurikulum8erbasisKompaterisi.
an Kimia ITB dan gelar Magister Saas (M.5i) dalan bidang Kills Fisike-An‹rg8nik tehun 1997. Me p4 p
GRAHA ILMU