Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN I

“UJI KARBOHIDRAT”

NAMA : Aklah harsab wungko

NIM : G30119014

KELAS : Genap (B)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
UJI KARBOHIDRAT

A. Prinsip percobaan
1. Uji molisch
Prinsip uji molisch adalah mengidentifikasi karbohidrat yang dihidrolisis oleh
asam sulfat menjadi monosakarida.
2. Uji iodium
Prinsip uji iodium tersebut yaitu, masing-masing jenis/golongan polisakarida
memberikan hasil senyawa komleks dengan warna yang berbeda.
3. Uji barfoed
Prinsip uji barfoed yaitu, gula pereduksi monosakarida bereaksi dengan reagen
barfoed (campuran kupri asetat dan asam asetat) sehingga menghasilkan
endapan merah kuprooksida.
4. Uji benedict
Prinsipnya yaitu gula pereduksi mengalami reaksi redoks dengan reagen
benedict (campuran kuprisulfat, natrium sitrat, dan natrium karbonat)
menghasilkan endapan merah dari kuprooksida.
5. Uji seliwalnoff
Prinsip uji seliwalnoff yaitu terjadinya reaksi dehidrasi monosakarida ketosa
menjadi furfural lebih cepat dibandingkan dehidrasi monosakarida aldosa.
6. Prinsip osazon
Prinsip uji osazon yaitu kedalam larutan aldosa/ketosa ditambah dengan larutan
fenilhidrazin lalu dipanaskan, maka akan terbentuk hidrazon (osazon) yang
berupa kristal berwarna kuning.

B. Tujuan percobaan
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi karbohidrat di dalam
sampel.

C. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu gelas beaker, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, penangas air, penjepit, dan pipet tetes.

2. Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu larutan sampel (larutan amilum
1%, maltosa 1%, laktosa 1%, sukrosa 1%, glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa
1%, arabinose 1%, dan aquadest (pembanding)), larutan barfoed, larutan
benedict, larutan seliwalnoff, pereaksi molisch, pereaksi iodium, kapas dan
pereaksi osazon.
D. Prosedur kerja
1. Uji molisch
Dimasukan masing-masing 1 mL larutan sampel kedalam masing-masing tabung
reaksi lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi molisch dan dicampur sampai larutan
homogen dan dilanjutkan dengan penambahan 0,5 mL H2SO4 pekat kedalam
masing-masing tabung dengan cara dimiringkan melalui dinding tanpa dikocok.
2. Uji iodium
Dimasukan masing-masing 1 mL larutan sampel kedalam masing-masing tabung
reaksi lalu ditambahkan 2 sampai 3 tetes larutan iodium dicampur hingga
homogen dan diamati pembentukan warna yang terjadi.
3. Uji barfoed
Dimasukan larutan barfoed sebanyak 2 mL kedalam masing-masing tabung
reaksi lalu ditambahkan 0,5 mL atau 10 tetes larutan sampel dan dicampur
sampai homogen. Selanjutnya tutup tabung reaksi dengan kapas dan panaskan
kedalam penangas air mendidih selama 5 menit lalu perhatika endapan yang
terbentuk.
4. Uji benedict
Dimasukan larutan benedict sebanyak 2,5 mL kedalam masing-masing tabung
reaksi lalu ditambahkan 4 tetes sampel yang berbeda kedalam masing-masing
tabung reaksi dan dihomogenkan. Berikutnya tabung reaksi ditutup dan
dipanaskan dalam penangas air medidih selama 5 menit, lalu amati endapan
yang terbentuk.
5. Uji seliwanoff
Dimasukan larutan seliwanoff sebanyak 1 mL kedalam masing-masing tabung
reaksi lalu ditambahkan 3 tetes sampel yang berbeda kedalam masing-masing
tabung reaksi dan dihomogenkan. Selanjutnya tabung ditutup dan dimasukan
kedalam penangas air mendidih selama 3 menit, lalu amati perubahan warna
yang terbentuk.
6. Uji osazon
Dimasukan 100 mg pereaksi osazon kedalam masing-masing tabung reaksi lalu
ditambahkan 1 mL sampel yang berbeda kedalam masing-masing tabung reaksi
lalu dihomogenkan. Selanjutnya tabung ditutup dan dipanaskan dalam penangas
air sampai terbentuk kristal.

E. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
a. Uji molisch
No. Sampel Hasil Uji Molisch Karbohidrat (+/-)
1. Amilum 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +
diantara kedua lapisan cairan.
2. Laktosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +
diantara kedua lapisan cairan.
3. Maltosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +
diantara kedua lapisan cairan.
4. Sukrosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +
diantara kedua lapisan cairan.
5. Glukosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +
diantara kedua lapisan cairan.
6. Fruktosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +

7. Galaktosa 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +

8. Arabinose 1% Terbentuk cincin berwarna ungu +


9. Aquadest Tidak terbentuk cincin berwarna
(pembanding) ungu diantara kedua lapisan
cairan. -

b. Uji iodium
No. Sampel Hasil Uji Iodium Karbohidrat (+/-)
1. Amilum 1% Berwarna biru +
2. Laktosa 1% Tidak berwarna. -
3. Maltosa 1% Tidak berwarna. -
4. Sukrosa 1% Tidak berwarna. -
5. Glukosa 1% Tidak berwarna. -
6. Fruktosa 1% Tidak berwarna. -
7. Galaktosa 1% Tidak berwarna. -
8. Arabinose 1% Tidak berwarna. -
9. Aquadest Tidak berwarna. -
(pembanding)

c. Uji barfoed
No. Sampel Hasil Uji Barfoed Karbohidrat (+/-)
1. Amilum 1% Tidak terbentuk endapan -
2. Laktosa 1% Tidak terbentuk endapan -
3. Maltosa 1% Tidak terbentuk endapan -
4. Sukrosa 1% Tidak terbentuk endapan -
5. Glukosa 1% Terbentuk endapan merah bata +
6. Fruktosa 1% Terbentuk endapan merah bata +
7. Galaktosa 1% Terbentuk endapan merah bata +
8. Arabinose 1% Terbentuk endapan merah bata +
9. Aquadest Tidak terbentuk endapan -
(pembanding)

d. Uji benedict
No. Sampel Hasil Uji Benedict Karbohidrat (+/-)
1. Amilum 1% Tidak terbentuk endapan -
2. Laktosa 1% Terbentuk endapan merah +
3. Maltosa 1% Terbentuk endapan merah +
4. Sukrosa 1% Tidak terbentuk endapan -
5. Glukosa 1% Terbentuk endapan merah +
6. Fruktosa 1% Terbentuk endapan merah +
7. Galaktosa 1% Terbentuk endapan merah +
8. Arabinose 1% Terbentuk endapan merah +
9. Aquadest Tidak terbentuk endapan -
(pembanding)

e. Uji seliwanoff
No. Sampel Hasil Uji Seliwalnoff Karbohidrat (+/-)
1. Amilum 1% Tidak berubah -
2. Laktosa 1% Tidak berubah -
3. Maltosa 1% Tidak berubah -
4. Sukrosa 1% Berwarna merah ceri +
5. Glukosa 1% Tidak berubah -
6. Fruktosa 1% Berwarna merah ceri +
7. Galaktosa 1% Tidak berubah -
8. Arabinose 1% Tidak berubah -
9. Aquadest Tidak berubah -
(pembanding)

f. Uji osazon
No. Sampel Hasil Uji Osazon Karbohidrat (+/-)
1. Laktosa 1% Terbentuk kristal +
2. Maltosa 1% Terbentuk Kristal +
3. Sukrosa 1% Tidak terbentuk kristal -
4. Glukosa 1% Terbentuk kristal +
5. Galaktosa 1% Terbentuk kristal +
6. Arabinose 1% Terbentuk Kristal +

2. Pembahasan
Istilah “karbohidrat” atau juga dikenal dengan saccharides, berasal dari
bahasa latin sakcharon yang berarti “gula”. Keterkaitan istilah karbohidrat dengan
gula atau pemanis tidaklah mengherankan karena karbohidrat merupakan
molekul biologis yang paling banyak ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari.
Fungsi biologis utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi dan penyusun
material struktur biologis.
Berdasarkan struktur kimianya, karbohidrat tersusun oleh kombinasi tiga
elemen utama, yaitun karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus
kimia (C-H2O)n dimana n ≥ 3. Karbohidrat secara umum diklasifikasikan ke
dalam empat kategori besar berdasarkan kompleksitas strukturnya, yaitu
monosakarida atau dikenal sebagai karbohidrat sederhana, disakarida,
oigosakarida, dan polisakarida atau dikenal sebagai karbohidrat kompleks.
(Syahrizal dkk. 2020)

a. Uji Molisch
Pada uji molisch dengan mereaksikan masing-masing larutan sampel dengan
pereaksi molisch dan H2SO4 pekat dan menghasilkan cincin berwarna ungu
pada batas antara kedua lapisan cairan tersebut semuanya memiliki reaksi
yang terkecuali aquades. Ini dikarenakan pada pereaksi molisch terdiri dari
alfanaftol 5 % di dalam etanol 95 %, dan alfanaftol tersebut akan beraksi
dengan aldehid siklik untuk membentuk produk kondensasi berwarna ungu
sehingga jika dalam pereaksi terdapat karbohidrat maka akan terbentuk
cincin ungu tersebut. Menurut Harini dkk. (2019), hasil uji positif ditunjukan
dengan terbentuknya warna ungu (artinya mengandung karbohidrat). Hasil uji
negatif ditunjukan dengan tidak terbentuknya warna ungu (artinya tidak
mengandung karbohidrat).

b. Uji Iodium
Pada uji iodium dengan mereaksikan larutan sampel dengan pereaksi iodium
dari pereaksi ini hanya sampel amilum yang terjadi perubahan warna dan
sampel yang lain tidak. Ini dikarenakan amillum merupakan polisakarida yang
terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin dimana molekul
amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul
dari pereaksi iodium. Tetapi pada larutan uji monosakarida dan disakarida
tidak terjadi perubahan warna yang spesifik dikarenakan tidak memiliki
amilosa dan amilopektin. Menurut Rohman (2018), adanya warna spesifik
menunjukan adanya karbohidrat. Adanya warna biru kehitaman menunjukan
adanya amilosa, adanya warna merah lembahyung menunjukan adanya
amilopektin. Dekstran dan juga glikogen dengan pereaksi ini akan
menghasilkan warna merah coklat

c. Uji Barfoed
Pada uji barfoed dengan mereaksikan larutan barfoed dengan larutan
sampel lalu dipanaskan. Hasil yang didapatkan dari uji ini yaitu
terbentuk endapan merah bata pada sampel glukosa, fruktosa, galaktosa dan
arabinose. Sedangkan untuk sampel yang lain tidak terbentuk endapan. Pada
saat proses pemanasan, apabila dalm waktu 5 menit telah menunjukkan
hasil positif berarti sampel tersebut merupakan monosakaridaa
dan yang lebih dari 5 menit berarti disakarida. Hal ini dapat terjadi karena
gula pereduksi atau monosakarida akan lebih cepat bereaksi dengan larutan
barfoed yang merupakan campuran cupriasetat dan asam asetat akan
menghasilkan endapan merah bata.

d. Uji Benedict
Pada uji benedict dengan mereaksikan larutan benedict dengan larutan
sampel, lalu dipanaskan. Hasil yang didapatkan dari uji ini yaitu terbentuk
endapan merah pada sampel kecuali pada amilum dan sukrosa. Hal ini
disebakan karena disakarida non pereduksi seperti sukrosa dan
polisakarida bereaksi dengan larutan benedict, akibatnya amilum dan
sukrosa tidak menunjukkan hasil positif. Salah satu faktor yang
mempengaruhi yaitu bahan pereaksi yang digunakan telah rusak akibat
penyimpanan yang terlalu lama atau kurang baik, sehingga tidak terjadi
perubahan apapun.

e. Uji seliwanoff
Pada uji seliwalnoff dilakukan dengan mereaksikan larutan seliwalnoff
dengan larutan sampel lalu dipanaskan. Hasil yang didapatkan dari uji ini
yaitu terbentuk warna merah ceri pada sampel sukrosa dan fruktosa. HCl
dalam seliwalnoff akan mendehidrasi gula menjadi furfural yang akan
bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa berwarna merah ceri.
Pada dasarnya ketosa akan cepat terdehidrasi saat dipanaskan disbanding
aldosa. Sampel yang menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan
adanya perubahan warna berarti sampel itu merupakan gugus keton, jika
tidak maka maka termasuk gugus aldehid.

f. Uji Osazon
Pada uji osazon dilakukan dengan mereaksikan pereaksi osazon dengan
larutan sampel lalu dipanaskan. Hasil yang didapatkan dari uji ini yaitu
terbentuk Kristal pada sampel kecuali pada sampel sukrosa. Karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk
hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Pada
hasil sukrosa yang menunjukkan hasil negatif karena gugus aldehid atau
keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.

F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Karbohidrat dapat ditentukan secara kualitatif dengan terbentuknya cincin
ungu pada semua sampel kecuali aquadest.
2. Polisakarida dibuktikan dengan terbentuknya warna yang khas pada
amilum yang disebabkan karena molekul amilosa dan amilopektin yang
membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan odium.
3. Monosakarida dan disakarida dapat dibedakan dengan terbentuknya endapan
merah bata pada monosakarida sedangkan pada disakarida tidak terbentuk
endapan merah bata pada uji barfoed.
4. Gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan berwarna merah
pada maltosa, laktosa, glukosa, fruktosa, galaktosa dan arabinose. Melalui uji
benedict.
5. Adanya ketosa dibuktikan dengan terbntuknya senyawa kompleks
berwarna merah ceri pada sukrosa dan fruktosa sehingga mengandung ketosa
pada uji seliwalnoff.
6. Osazon yang terjadi pada karbohidrat mempunyai bentuk kristal yang spesifik
sesuai dengan jenis karbohidratnya. Monosakarida membentuk kristal yang
kasar sedangkan disakarida membentuk kristal halus dengan jumlah yang lebih
banyak daripada monosakarida.

DAFTAR PUSTAKA

Dedy syahrizal dkk. 2020. Metabolisme Dan Bioenergetika. Aceh : Syiah Kuala
University press
Prof. Noor harini dkk. 2019. Analisa Pangan. Sidoarjo : Zifatama Jawara
Abdul Rohman dan Sumantri. Analisis Makanan. Yogyakarta : UGM PRESS

Anda mungkin juga menyukai