Anda di halaman 1dari 18

1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA TOKO EMAS DALAM


JUAL BELI EMAS TANPA SURAT RESMI DI SEPUTIH RAMAN

Pande Putu Agustin

Magister Hukum Universitas Bandar Lampung


Jl. Z.A. Pagar Alam No. 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142

ABSTRAK
Tujuan pembuatan jurnal ini adalah untuk memaparkan mengenai data, informasi dan
kejelasan yang telah diperoleh melalui survei untuk pengkajian lebih lanjut tentang
perlindungan hukum bagi pemilik toko emas yang menerima penjualan emas tanpa surat
resmi di Seputih Raman, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pemilik toko emas
menerima penjualan emas tanpa surat resmi di Seputih Raman dan mengkaji akibat hukum
bagi pemilik toko emas yang menerima penjualan emas tanpa surat resmi di Seputih Raman.
Hasil survei menunjukkan bahwa (1) Perlindungan hukum terhadap transaksi jual beli emas
bagi konsumen dan penjual di toko emas di Seputih Raman, belum terlihat secara nyata, hal
ini dapat terlihat bahwa masih banyak konsumen pembeli emas maupun pemilik toko emas
yang terkadang mengalami kekecewaan atas pembelian emas kembali dari konsumen, karena
masalah harga dibawah standar dan kurangnya informasi tentang produk emas yang
ditawarkan kepada konsumen menjadi alasan perjanjian jual beli itu tidak berlaku. (2) Faktor
yang menjadi penyebab dilakukannya pembelian emas tanpa surat resmi dari masyarakat
adalah dikarenakan pemilik toko emas tidak merasa curiga emas tersebut merupakan hasil
kejahatan dan menganggap bahwa tidak adanya surat resmi tentang barang tersebut
dikarenakan hilangnya surat tersebut. Selain itu karena menganggap barang emas yang dijual
itu juga memiliki nilai dan kualitas yang baik dan harga atas barang yang tidak memiliki surat
resmi dapat dibeli dengan harga lebih murah jika dibandingkan dengan barang yang memiliki
surat secara resmi. (3) Upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengalami kerugian
dalam transaksi perdagangan emas lebih kepada jalan musyawarah atau melalui negosiasi
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terkecuali terhadap barang yang
merupakan hasil tindak kejahatan, biasanya proses untuk mendapatkan kembali barang emas
tersebut oleh pemilik barang yang sebenarnya harus melalui proses pengadilan terlebih
dahulu.

Kata kunci : Perlindungan hukum, perjanjian jual beli emas, jual beli emas tanpa surat resmi.

PENDAHULUAN investasi emas karena sifatnya yang


Latar Belakang
mudah diuangkan kembali jika sewaktu-
Sebagian masyarakat yang ingin
waktu diperlukan meskipun ada yang
berinvestasi jangka panjang, emas
mengatakan investasi emas masih kurang
merupakan salah satu pilihan yang cukup
menggairahkan dibandingkan investasi
menjanjikan karena harga emas akhir-
properti atau saham. Namun pada
akhir ini terus mengalami kenaikan. Salah
kenyataannya, investasi saham dan
satu alasan utama masyarakat melakukan
properti juga memiliki risiko yang sangat
2

tinggi terutama jika tidak memahami diperhatikan adalah cara penyimpanan


karakter bisnis ini. emas dan cara mengelolanya sehingga

Perdagangan emas permata dapat dijadikan sarana investasi yang

sebagaimana yang terjadi di dalam aman dan menguntungkan setiap saat.

masyarakat tidak terbatas melalui toko Emas yang sering dijadikan sarana

sebagai media, saat ini investasi emas investasi biasanya berbentuk batangan,

menjadi suatu peluang bagi masyarakat menyerupai lempengan emas persegi

yang menginginkan untung besar. dengan kadar 22 karat (95%) atau 24

Namun, bagi masyarakat atau toko yang karat (99%). Emas dalam bentuk

bergerak di bidang jual beli emas, perhiasan kurang tepat dijadikan sarana

menentukan waktu pembelian dan investasi karena ada biaya pembuatan,

penentuan harga penjualan sangatlah tetapi dapat dijadikan aset yang nilainya

penting karena akan mempengaruhi terus meningkat setiap waktu terutama

keuntungan yang akan diperoleh. Untuk bagi para wanita.

mendapatkan keuntungan yang optimal, Perkembangan usaha

para pedagang pasti berharap perdagangan emas yang menjanjikan

mendapatkan harga yang rendah saat membuat pemilik modal memilih

pembelian dan harga yang mahal saat kegiatan ini sebagai satu bentuk usaha

penjualan. Sayangnya, para pedagang dan yang dilakukan baik secara sendiri

individu yang bergerak di bidang maupun bersama-sama. Menjamurnya

perdagangan emas ini tidak bisa toko-toko emas di Seputih Raman

menentukan sendiri harga emas yang menandakan bahwa peluang usaha ini

diperdagangkan karena terdapat patokan memberikan keuntungan yang sangat

harga emas berdasarkan harga pasaran besar bagi pelaku usaha, selain itu dengan

dunia. banyaknya toko-toko emas yang

Beberapa literatur beroperasi memberikan pilihan bagi

mengungkapkan kelebihan berinvestasi konsumen untuk membeli emas.

emas, baik dalam bentuk emas batangan, Jual beli emas yang terjadi dalam

koin, maupun emas perhiasan karena masyarakat selama ini selalu berdasarkan

nilainya yang cenderung stabil. Sudah pada ketentuan perdagangan emas yang

menjadi rahasia umum bahwa harga emas mengacu pada harga pasaran. Namun

setiap tahun selalu naik dan jarang sekali konsumen dapat memilih emas dengan

harga emas turun. Hal lain yang perlu kadar tertentu sesuai dengan kondisi
keuangan yang dimilikinya. Secara
3

umum dapat diketahui bahwa jual beli tersebut. Kejadian- kejadian seperti ini
emas yang telah disepakati terutama saat pernah dialami oleh penulis beserta
konsumen membeli selalu disertai dengan beberapa pelaku usaha lainnya yang
bukti kwitansi pembelian emas yang telah memiliki bidang usaha yang sama
tertera gambar atau model emas yang sebagai pemilik toko emas yang
dibeli dengan berat serta kadar emas beroperasi di Seputih Raman.
tersebut. Tujuan
Perjanjian jual beli emas yang Adapun tujuan dari pembuatan jurnal ini
berlangsung antara konsumen dengan adalah:
pelaku usaha dalam hal ini pemilik toko 1. Memaparkan data, informasi dan
emas harus memberikan keuntungan bagi kejelasan yang telah diperoleh
kedua belah pihak, jika segala melalui survei untuk pengkajian lebih
persyaratan dalam transaksi penjualan lanjut tentang perlindungan hukum
dilakukan dengan baik. Kegiatan jual beli bagi pemilik toko emas yang
emas yang dilakukan diantara konsumen menerima penjualan emas tanpa surat
dan pelaku usaha tidak jarang terjadi resmi di Seputih Raman
diluar kebiasaan. Ada saat tertentu pelaku 2. Mengetahui faktor-faktor yang
usaha membeli emas yang di jual oleh menyebabkan pemilik toko emas
konsumen dengan tidak meminta bukti menerima penjualan emas tanpa surat
surat emas tersebut, dengan dasar hanya resmi di Seputih Raman
kepercayaan saja. Kenyataan seperti ini 3. Mengkaji akibat hukum bagi pemilik
sering terjadi di dalam kegiatan toko emas yang menerima penjualan
perdagangan emas di Seputih Raman. emas tanpa surat resmi di Seputih
Kadangkala karena keyakinan terhadap Raman.
konsumen pelaku usaha percaya bahwa
METODE
emas yang dijual adalah milik konsumen,
Pemaparan dalam jurnal ini hendak
namun ternyata emas yang dijual tidak
mengkaji masalah perlindungan hukum
jarang merupakan barang hasil tindak
terhadap pelaku usaha toko emas maupun
kejahatan baik pencurian maupun
konsumen toko emas dalam hal jual beli
penjambretan.
emas tanpa surat resmi yang terjadi di toko
Kenyataan ini seringkali membuat
emas Seputih Raman sebagai tempat usaha
pelaku usaha harus berurusan dengan
jual beli emas yang melayani jual beli
pihak yang berwajib, yang menyebabkan
emas perhiasan atau batangan dari
timbulnya kerugian pada pelaku usaha
4

konsumen sebagai pelanggan atau lain. Hal tersebut digunakan sebagai bahan
konsumen bebas. referensi dalam penyusunan jurnal.
Dalam jurnal ini, masalah yang Metode selanjutnya adalah metode
akan dikaji berhubungan dengan deskripsi verifikatif secara explanatory
perlindungan hukum terhadap pelaku survey, yaitu pemaparan yang bertujuan
usaha toko emas Seputih Raman dalam untuk menafsirkan hubungan antara
jual beli emas tanpa surat resmi secara variabel dengan cara menginterpretasikan
yuridis normatif. Dikatakan yuridis, karena terlebih dahulu kesimpulan yang diperoleh
mengungkap aspek yuridis dari melalui hipotesis (Nazir, 2005:54). Metode
Perlindungan hukum terhadap pelaku deskriptif menggambarkan atau
usaha toko emas maupun konsumen toko melukiskan atas setiap data aktual serta
emas dalam hal jual beli emas tanpa surat fenomena yang ada. Menurut Cooper and
resmi dan permasalahannya. Dikatakan Shindler (2003:10), pengertian metode
normatif, karena orientasi pengkajiannya deskriptif sebagai berikut:
juga melihat mempertimbangkan “A descriptive study try to discover
ketentuan hukum dalam perjanjian jual answer to the question who, what, when,
beli emas pada kenyataan-kenyataan yang and where sometimes how to describe or
ada dari obyek penelitian/survei. define a subject, often by creating a
Analisis data merupakan bagian profile of a group of problems, people or
menentukan dalam metode ilmiah karena event.”
dengan analisis data tersebut dapat diberi Tujuan dari metode deskriptif ini
arti dan makna yang berguna dalam adalah untuk membuat deskripsi,
memecahkan masalah penelitian. Unit gambaran atau lukisan secara sistematis,
analisis dalam jurnal ini adalah kasus- aktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
kasus mengenai perlindungan hukum sifat-sifat serta hubungan antara fenomena
terhadap pelaku usaha toko emas dalam yang diselidiki. Selanjutnya, definisi dari
jual beli emas tanpa surat resmi. Model metode verifikatif menurut Rasyad
analisis ini, terdiri atas dua metode yaitu (2003:6) adalah “Metode verifikatif
studi pustaka, dimana metode ini adalah metode yang digunakan untuk
digunakan untuk mempelajari dan melakukan perkiraan (estimate) dan
mengumpulkan data-data yang sesuai pengujian hipotesis.” Tujuan dari metode
dengan permasalahan yang dihadapi ini adalah untuk menjawab permasalahan
dengan membaca beberapa jurnal, skripsi yang ada pada data kasus yang akan diolah
dengan penelitian terkait, dan referensi
5

dengan menguji hipotesis dari data dan “Perjanjian /verbintenis adalah hubungan
fakta yang ada. hukum/rechtsbetrekking yang oleh hukum
itu sendiri diatur dan disahkan cara
PEMBAHASAN
perhubungannya. Oleh karena itu
Pengertian Umum Perjanjian Jual Beli
Perjanjian merupakan suatu perjanjian yang mengatur hukum antara
hubungan hukum antara dua pihak atau perorangan/persoon adalah hal-hal yang
lebih untuk melaksanakan suatu hal, terletak dan berada dalam lingkungan
sehingga menimbulkan suatu hak dan hukum”
kewajiban dari masing-masing pihak
Pengertian Umum Pelaku Usaha dan
dimana dalam perjanjian tersebut terdapat
Konsumen Serta Transaksi Perdagangan
suatu konsensus antara pihak-pihak, Emas
Pengertian pelaku usaha menurut
sehingga dari hubungan hukum tersebut
UUPK Nomor 8 Tahun 1999 Pasal 1
akan melahirkan suatu perikatan, yang
angka 3 adalah :
menurut H.M.N. Purwossutjipto
“setiap orang perorangan atau
mengartikan bahwa :
badan usaha; berbentuk badan hukum
“Hukum Perikatan ialah hukum
maupun bukan badan hukum yang
yang mengatur akibat hukum yang disebut
didirikan dan berkedudukan atau
perikatan, yakni suatu hubungan hukum
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
yang terletak dalam bidang harta
negara Republik Indonesia, baik sendiri
kekayaan, antara dua pihak yang masing-
maupun bersama-sama melalui perjanjian
masing berdiri sendiri (Zelfstabdige
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
Rechyssubjectea) yang menyebabkan
berbagai bidang ekonomi”.
pihak yang satu terhadap pihak yang
Dengan penjelasan bahwa “pelaku
lainnya berhak atas suatu prestasi”.
usaha yang termasuk di dalam pengertian
Sedangkan Abdulkadir Muhammad
ini adalah perusahaan, korporasi, BUMN,
mengemukakan pendapatnya sebagai
koperasi, importir, pedagang, distributor,
berikut:
dan lain-lain.”
“Perjanjian merupakan suatu
Pelaku usaha memiliki hak dan
perjanjian dengan mana dua orang atau
kewajiban sebagaimana konsumen, di
lebih saling mengikat diri untuk
dalam Pasal 6 UUPK Nomor 8 Tahun
melaksanakan suatu hal dalam lapangan
1999. Hak pelaku usaha adalah:
harta kekayaan”.
1. Hak untuk menerima pembayaran yang
Sedangkan M. Yahya Harahap
sesuai dengan kesepakatan mengenai
berpendapat bahwa perjanjian itu adalah :
6

kondisi dan nilai tukar barang dan/atau garansi atas barang yang dibuat
jasa yang diperdagangkan dan/atau yang diperdagangkan
2. Hak untuk mendapat perlindungan 6. Memberi kompensasi, ganti rugi
hukum dari tindakan konsumen yang dan/atau penggantian atas kerugian
beritikad tidak baik akibat penggunaan, pemakaian dan
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
sepatutnya didalam penyelesaian diperdagangkan
hukum sengketa konsumen 7. Memberi kompensasi, ganti rugi
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik dan/atau penggantian apabila barang
apabila terbukti secara hukum bahwa dan/atau jasa yang diterima atau
kerugian konsumen tidak diakibatkan dimanfaatkan tidak sesuai dengan
oleh barang dan/atau jasa yang perjanjian.
diperdagangkan. Diatas telah disebutkan dengan
Sedangkan kewajiban pelaku usaha sangat jelas bahwa hak dan kewajiban dari
adalah : pelaku usaha yang dimana tidak hanya
1. Beritikad baik dalam melakukan menguntungkan pihak konsumen saja
kegiatan usahanya tetapi pihak pelaku usaha juga. Tetapi
2. Memberikan informasi yang benar, pelaku usaha harus melakukan
jelas dan jujur mengenai kondisi dan kewajibannya sebagaimana mestinya
jaminan barang dan/atau jasa serta sehingga tidak merugikan konsumen yang
memberi penjelasan penggunaan, telah menaruh kepercayaan mereka dengan
perbaikan dan pemeliharaan memakai atau menggunakan barang atau
3. Memperlakukan atau melayani jasa mereka.
konsumen secara benar dan jujur serta Pengertian konsumen yang
tidak diskriminatif dirumuskan dalam Undang-Undang
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa Nomor 8 Tahun 1999 tentang
yang diproduksi dan/atau Perlindungan Konsumen (UUPK) pada
diperdagangkan berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 2 adalah “Setiap orang
standar mutu barang dan/atau jasa yang pemakai barang dan/atau jasa yang
berlaku tersedia dalam masyarakat, baik bagi
5. Memberi kesempatan kepada kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
konsumen untuk menguji, dan/atau lain, maupun makhluk hidup lain dan
mencoba barang dan/atau jasa tertentu tidak untuk diperdagangkan”. Konsumen
serta memberi jaminan dan/atau menurut undang-undang ini terbatas pada
7

pemakai atau pengguna barang dan/atau dapat di kategorikan sebagai “konsumen“


jasa untuk keperluannya dan tidak untuk menurut UUPK.
diperdagangkan. Mengenai pengertian konsumen
Pasal 1 angka (4) Undang-Undang ini, beberapa dari penulis maupun
Perlindungan Konsumen (UUPK) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
mengartikan barang sebagai “Setiap benda (YLKI) mempunyai pendapat yang sama
baik berwujud maupun tidak berwujud, dengan pengertian konsumen yang
baik bergerak maupun tidak bergerak, terdapat pada Pasal 1 angka 2 Undang-
dapat dihabiskan maupun tidak dapat Undang Perlindungan Konsumen (UUPK).
dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, Sedangkan konsumen dapat juga
dipakai, dipergunakan, atau disebut sebagai pemakai atau pengguna
dimanfaatkan oleh konsumen”. Undang- yang dapat diartikan dengan hanya satu
Undang Perlindungan Konsumen tidak orang atau suatu badan hukum. Definisi
menjelaskan perbedaan istilah “dipakai, konsumen di dalam UUPK Nomor 8
dipergunakan, atau dimanfaatkan”. Tahun 1999 Pasal 1 Angka 2 adalah :
Sementara itu dalam Pasal 1 angka “setiap orang pemakai barang dan/atau
(5) UUPK, jasa diartikan sebagai “Setiap jasa yang tersedia dalam masyarakat,
layanan yang berbentuk pekerjaan atau baik bagi kepentingan diri sendiri,
prestasi yang disediakan bagi masyarakat keluarga, orang lain, maupun makhluk
untuk dimanfaatkan oleh konsumen”. hidup lain dan tidak untuk
Pengertian disediakan bagi diperdagangkan”. Tetapi penggunaan
masyarakat menunjukkan jasa itu harus istilah kata “pemakai” menimbulkan kesan
ditawarkan kepada masyarakat, artinya barang tersebut bukan milik sendiri,
harus lebih dari satu orang. Jika demikian walaupun sebelumnya telah terjadi
halnya, layanan yang bersifat khusus transaksi jual beli.
(tertutup) dan individual tidak tercakup Berkaitan dengan hak-hak
dalam pengertian tersebut. Kata-kata konsumen yang telah disebutkan pada
“ditawarkan kepada masyarakat“ harus Pasal 4 UUPK ternyata lebih luas daripada
ditafsirkan sebagai bagian dari suatu hak-hak dasar konsumen sebagai mana
transaksi konsumen. Artinya, seseorang pertama kali dikemukakan oleh mantan
yang karena kebutuhan mendadak lalu Presiden Amerika Serikat, John F.
menjual rumahnya kepada orang lain tidak Kennedy di depan kongres pada tanggal 15
dapat dikatakan perbuatannya itu sebagai Maret 1962, yaitu :
transaksi konsumen. Si pembeli tidak 1. Hak untuk memperoleh keamanan
8

2. Hak memilih kehidupan kita. Dalam hal jual beli, dalam


3. Hak untuk mendapat informasi hal sewa-menyewa dalam hal penyelesaian
4. Hak untuk didengar .11 sengketa, namum tidak setiap perjanjian
Selain hak dan kewajiban pelaku dibuat berdasarkan itikad baik dalam
usaha, kita juga harus mengetahui pula prakteknya. Bisa dilihat pada banyaknya
hak dan kewajiban konsumen yang perkara wanprestasi atau tidak tepat janji
bersangkutan. Hak konsumen yang bahkan bukan hanya keterlambatan
disebutkan dalam pasal 5 UUPK Nomor 8 pemenuhan utang tetapi bisa terjadi gagal
Tahun 1999 adalah: dalam hal pemenuhan hal jual prestasi.
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan Misalnya dalam hal jual beli emas
keselamatan dalam mengkonsumsi yang diperjanjikan diketahui beberapa
barang dan/atau jasa lama emas itu ternyata bukan milik penjual
2. Hak untuk memilih barang dan/atau yang kemudian meminta emas itu
jasa serta mendapatkan barang dikembalikan kepada pemiliknya yang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan sesungguhnya. Ternyata diketahui bahwa
nilai tukar dan kondisi serta jaminan benar orang yang mengaku pemilik emas
yang dijanjikan tersebut bisa membuktikan bahwa emas
3. Hak atas informasi yang benar, jelas tersebut ternyata miliknya dan dia
dan jujur mengenai kondisi dan menyatakan bahwa tidak pernah berniat
jaminan barang dan/atau jasa menjual emas tersebut. Diatas
4. Hak untuk didengar pendapat dan membuktikan sebuah perjanjian perlu
keluhannya atas barang dan/atau jasa dilakukannya sebuah itikad baik dari
yang digunakan masing-masing pihak.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, Dalam transaksi perdagangan,
perlindungan dan upaya penyelesaian tidak terkecuali dalam transaksi
sengketa perlindungan konsumen perdagangan emas ini maka pembeli dalam
secara patut hal ini konsumen atau pemilik took emas
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan wajib meneliti berkaitan dengan objek
pendidikan konsumen. yang diperjanjikan. Di sisi lain, penjual
memiliki kewajiban untuk menjelaskan
Perlindungan Hukum Terhadap
semua informasi yang dia ketahui penting
Transaksi Perdagangan Emas Bagi
Konsumen Dan Penjual di Toko Emas bagi pembeli. Asas itikad baik merupakan
Dalam kehidupan sehari-hari
salah satu asas yang dikenal dalam hukum
perjanjian tidak dapat dilepaskan dari
perjanjian.
9

Ketentuan tentang itikad baik ini keliru. Dan bisa juga dikategorikan
diatur dalam Pasal 1338 ayat (3) bahwa sebagai Penipuan karena terjadi jika salah
perjanjian harus dilaksanakan dengan satu pihak secara aktif mempengaruhi
itikad baik. Sementara itu, Arrest H.R. di pihak lain sehingga pihak lain sehingga
Negeri Belanda memberikan peranan pihak yang dipengaruhi menyerahkan
tertinggi terhadap itikad baik dalam tahap sesuatu atau melepaskan sesuatu.
praperjanjian bahkan kesesatan Dalam hal tersebut barang yang
ditempatkan di bawah asas itikad baik, dijual kepada pembeli dari penjual
bukan lagi pada teori kehendak. Begitu bukanlah barang miliknya sendiri dan
pentingnya itikad baik tersebut sehingga tanpa ada perjanjian dengan pihak pemilik
dalam perundingan- perundingan atau sesungguhnya dan mengaku sebagai
perjanjian antara para pihak, kedua belah pemilik sehingga patut diduga ada
pihak akan berhadapan dalam suatu kekhilafan atau kesesatan. Sedangkan
hubungan hukum khusus yang dikuasai dilihat dari sudut pandang tindakannya di
oleh itikad baik dan hubungan khusus ini mana penjual mengaku barang tersebut
membawa akibat lebih lanjut bahwa kedua merupakan milik penjual yang kemudian
belah pihak itu harus bertindak dengan menjualnya pada pihak pembeli maka
mengingat kepentingan-kepentingan yang terjadi penipuan. Secara jelas hal tersebut
wajar dari pihak lain. yaitu kesesatan atau kekhilafan merupakan
Bagi masing-masing calon pihak penyebab cacat kehendak yang terdapat
dalam perjanjian terdapat suatu kewajiban dalam KUH Perdata Pasal 1321 dan 1449
untuk mengadakan penyelidikan dalam KUH Perdata yang masing-masing
batas-batas yang wajar terhadap pihak menentukan sebagai berikut. Pasal 1321
lawan sebelum menandatangani kontrak KUH Perdata: ”Tiada kesepakatan yang
atau masing-masing pihak harus menaruh sah apabila sepakat itu diberikan karena
perhatian yang cukup dalam menutup kekhilafan, atau diperolehnya dengan
kontrak yang berkaitan dengan itikad baik. paksaan atau penipuan”. Pasal 1449 KUH
Berkenaan dengan kesepakatan, Perdata: “Perikatan yang dibuat dengan
kesepakatan yang terjadi tergolong cacat paksaan, kekhilafan atau penipuan,
kehendak atau cacat kesepakatan karena menerbitkan suatu tuntutan untuk
mengandung kekhilafan di mana terjadi membatalkannya”.
jika salah satu pihak keliru tentang apa Setiap pihak yang membuat dan
yang diperjanjikan, namun pihak lain melaksanakan perjanjian harus
membiarkan pihak tersebut dalam keadaan melandasinya dengan itikad baik. Pasal
10

1338 ayat 3 KUH Perdata menyatakan apakah ia, jika hal itu masih dapat
bahwa semua perjanjian harus dilakukan, akan memaksa pihak yang lain
dilaksanakan dengan itikad baik. Artinya, untuk memenuhi persetujuan, ataukah ia
dalam pembuatan dan pelaksanaan akan menuntut pembatalan persetujuan,
perjanjian harus mengindahkan substansi disertai penggantian biaya, kerugian dan
perjanjian/kontrak berdasarkan bunga.”
kepercayaan atau keyakinan yang teguh Berdasarkan survei yang dilakukan
atau kemauan baik dari para pihak. Jika terhadap pelaku usaha emas di Seputih
kemudian ditemukan adanya itikad tidak Raman, dapat diketahui bahwa pelaku
baik dari salah satu pihak yang membuat usaha emas secara keseluruhan tidak
perjanjian, baik dalam pembuatan maupun pernah menjual atau membeli barang-
dalam pelaksanaan perjanjian maka pihak barang yang bermasalah dalam hal objek
yang beritikad baik akan mendapat emas yang dijual merupakan barang yang
perlindungan hukum. memang layak untuk dibeli dan dipakai.
Dalam hal pembeli beritikad baik Namun tidak tertutup kemungkinan
maka dalam perlindungannya KUH pemilik toko emas membeli emas dari
Perdata dalam pasal 1491 memberikan masyarakat yang merupakan barang yang
perlindungan berupa penanggungan pasal bukan milik pribadi orang yang menjual
tersebut menyebutkan: “Penanggungan melainkan barang hasil tindak kejahatan.
yang menjadi kewajiban penjual terhadap Kasus ini dilihat dari objeknya
pembeli, adalah untuk menjamin dua hal, maka juga terjadi kesesatan (kekeliruan) di
yaitu: pertama, penguasaan barang yang mana salah satu atau para pihak
dijual itu secara aman dan tenteram; mempunyai gambaran yang keliru atas
kedua, terhadap adanya cacat-cacat objek. Dikarenakan objek yang dijual oleh
barang tersebut yang tersembunyi, atau penjual sebenarnya bukanlah objek milik
yang sedemikian rupa hingga menerbitkan penjual sehingga terbentuk gambaran yang
alasan untuk pembatalan pembeliannya.” keliru mengenai kepemilikan objek jual
Kemudian terhadap pembeli yang beli. Di sini memang ada kesepakatan, si
beritikad baik atau karena salah satu pihak sini memang lahir suatu perjanjian dan
tidak memenuhi prestasi dalam perjanjian perjanjian itu justru lahir karena ada yang
jual-beli maka bisa mendapatkan ganti sesat.
kerugian sesuai ketentuan Pasal 1267 Sehubungan dengan Pasal 1320, di
KUH Perdata: “Pihak terhadap siapa mana ditentukan bahwa untuk sahnya
perikatan tidak dipenuhi, dapat memilih suatu perjanjian harus ada kata sepakat dan
11

ini berkaitan dengan masalah “kehendak” perlindungan konsumen perlu dijamin


dan “pernyataan kehendak” maka dalam dengan peraturan-peraturan perundang-
peristiwa kesesatan, memang ada undangan yang mengatur kepentingan
kehendak dan ada pernyataan yang konsumen perlu secara tegas menyatakan
didasarkan atas dan karenanya sama “Bagaimana perlindungan anak
dengan kehendaknya. Dalam hal ada dilaksanakan secara konkret dan apa akibat
kesesatan/kekeliruan, maka ada kehendak jika tidak ada perlindungan terhadap
dan pernyataan yang sama dengan konsumen”. Untuk itu, perlu dibuat
kehendak. Seandainya yang bersangkutan undang-undang yang mengatur secara
tak tersesat/keliru, pasti tak muncul tegas tentang perlindungan konsumen dan
keinginan/kehendak untuk menutup diikuti dengan penyuluhan yang meratakan
perjanjian yang bersangkutan dan dan memberi kejelasan mengenai hak dan
karenanya tidak ada pernyataan kehendak kewajiban pihak-pihak yang terlibat dalam
seperti itu. pelaksanaan perlindungan konsumen.
Berdasarkan survei yang telah Adanya peraturan bagi pelaku
dilakukan baik secara langsung maupun usaha untuk mencantumkan label emas
tidak langsung dapat diketahui bahwa yang dijual, mengenai beratnya dan
praktek perdagangan emas yang terjadi kualitasnya serta dimensi kadar emasnya
atau yang dilakukan di Seputih Raman yang peruntukannya bagi konsumen.
secara umum masih belum memberikan Meskipun para konsumen tidak
perlindungan hukum baik terhadap pelaku memperhatikan label produk tersebut.
usaha atau pemilik took emas maupun Pelaku usaha cenderung mengabaikan
kepada konsumen. Hal ini dapat terlihat peraturan pemerintah, karena pemasangan
seringnya konsumen merasa dirugikan label tidak mempengaruhi hasil penjualan.
akibat praktek penjualan emas yang secara Kesadaran konsumen untuk
khusus tidak diketahui konsumen memakai emas yang sesuai dengan
sebenarnya harga yang ditetapkan oleh labelnya benar- benar dibutuhkan,
pemilik toko emas dan terhadap mutu serta diperlukan pengetahuan dan pengalaman,
kualitas emas itu sendiri mana yang baik namun dukungan dari pihak pemerintah
konsumen tidak dapat mengetahui secara atau lembaga masyarakat dan lembaga
langsung hanya melalui penjelasan si perlindungan konsumen untuk
pemilik toko emas. menciptakan kejujuran terhadap kualitas
Masalah perlindungan hukum emas yang diperjualbelikan yang benar
adalah faktor penentu di mana pelaksanaan dan tepat. Dilain fihak, pelaku usaha took
12

emas perlu dipaksa untuk mematuhi Sebagaimana yang diketahui oleh


peraturan yang memberikan perlindungan penulis bahwa berdasarkan hasil
terhadap hak-hak konsumen dan wawancara dengan beberapa pemilik toko
kebenaran kualitas emas yang dijualnya emas yang ada di Seputih Raman di
demi kepentingan terbaik bagi konsumen peroleh informasi bahwa pernah terjadi
untuk tidak merasa dirugikan ketika kasus pembelian emas dari masyarakat
menjual kembali emas tersebut. oleh pemilik toko emas yang tidak
Hak-hak atas keselamatan, dilengkapi dengan surat resmi, ternyata
keamanan dan informasi yang benar merupakan barang hasil kejahatan. Tentu
menjadi indikator kegiatan pemasaran saja hal ini sangat merugikan pihak
emas yang dijualbelikan, sehingga dapat pemilik toko emas. Selain dirugikan secara
memberi jaminan mutu produk emas yang materiil juga secara moril dikarenakan
dijual. Jadi norma hukum harus mampu harus berhadapan dengan pihak yang
mewujudkan kepentingan sosial dengan bewajib untuk menjelaskan segala sesuatu
kepastian hukum. tentang barang yang telah berada di tangan
pemilik toko emas.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Secara teori yang diketahui oleh
Pemilik Toko Emas Menerima Penjualan
penulis bahwa pada Pasal 480 ayat (1)
Emas Tanpa Surat Resmi
Transaksi yang dilakukan oleh para KUHP yang menyebutkan bahwa:
pihak dalam perdagangan emas, memang “Diancam dengan pidana penjara paling
mengandung resiko yang harus selalu lama empat tahun atau pidana denda
diwaspadai oleh masing-masing pihak, paling banyak sembilan ratus rupiah:
tidak saja pembeli tetapi juga penjual “barang siapa membeli, menyewa,
ataupun sebaliknya. Sebagaimana yang menukar, menerima gadai, menerima
pernah dialami oleh penulis selaku hadiah, atau untuk menarik keuntungan,
pedagang emas bahwa pernah terjadi kasus menjual, menyewakan, menukarkan,
pembelian emas yang dilakukan oleh menggadaikan, mengangkut, menyimpan
pemilik toko mas dari konsumen atau menyembunyikan sesuatu benda,
menimbulkan permasalahan, dikarenakan yang diketahui atau sepatutnya harus
emas yang dijual tidak memiliki surat diduga bahwa diperoleh dari kejahatan
resmi yang mungkin saja merupakan hasil penadahan;”
dari tindak kejahatan yang dilakukan oleh R. Soesilo (1987: 147) dalam
si konsumen. bukunya yang berjudul Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta
13

Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal hilangnya surat tersebut. Selain itu karena


Demi Pasal mengatakan bahwa perbuatan menganggap barang emas yang dijual itu
penadahan sebagaimana terdapat dalam juga memiliki nilai dan kualitas yang baik
Pasal 480 ayat 1 KUHP, dibagi atas dua dan harga atas barang yang tidak memiliki
bagian, yaitu: surat resmi dapat dibeli dengan harga lebih
1. Membeli, menyewa dan sebagainya murah jika dibandingkan dengan barang
(tidak perlu dengan maksud hendak yang memiliki surat secara resmi.
mendapat untung) barang yang Wawancara dengan salah satu
diketahuinya atau patut dapat pemilik toko emas di Seputih Raman
disangkanya diperoleh karena menyatakan bahwa pemilik toko telah
kejahatan; misalnya A membeli sebuah curiga atas keabsahan barang tersebut,
cincin emas dari B yang diketahuinya namun pemilik toko yakin bahwa jika
bahwa barang itu berasal dari curian. ternyata pemilik toko emas tetap membeli
Di sini tidak perlu dibuktikan, bahwa emas yang merupakan hasil kejahatan
A dengan membeli cincin itu hendak dapat dituntut dengan Pasal 480 ayat (1)
mencari untung. KUHP jika pada saat membeli pemilik
2. Menjual, menukarkan, menggadaikan toko emas telah dapat menduga bahwa
dan sebagainya, dengan maksud emas tersebut adalah hasil kejahatan. Akan
hendak mendapat untung dari barang tetapi, jika misalnya pemilik toko emas
yang diketahuinya atau patut membeli emas tersebut dengan harga pasar
disangkanya diperoleh karena dan si penjual menunjukkan bukti
kejahatan; misalnya A yang kepemilikan yang cukup meyakinkan
mengetahui bahwa cincin emas berasal pemilik toko emas sebagai pembeli,
dari curian, disuruh oleh B (pemegang sehingga pemilik toko emas tidak dapat
cincin emas itu) menjual cincin emas menyangka bahwa barang tersebut
itu ke toko emas dengan menerima diperoleh dari tindak pidana. Dengan tidak
upah. terpenuhinya unsur-unsur Pasal 480 ayat
Faktor yang menjadi penyebab (1) KUHP maka pemilik toko emas tidak
dilakukannya pembelian emas tanpa surat dapat dituntut atas tindak pidana
resmi dari masyarakat adalah dikarenakan penadahan (tidak terpenuhinya unsur
pemilik toko emas tidak merasa curiga mengetahui atau sepatutnya mengetahui
emas tersebut merupakan hasil kejahatan bahwa barang tersebut dari kejahatan).
dan menganggap bahwa tidak adanya surat Namun, sesuai ketentuan Pasal 8
resmi tentang barang tersebut dikarenakan ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 tentang
14

Kekuasaan Kehakiman, setiap orang wajib pemilik barang tersebut) (Pasal 1471
dianggap tidak bersalah sebelum ada KUHPer dan Pasa 1977 ayat (2)
putusan pengadilan yang berkekuatan KUHPerdata).
hukum tetap yang menyatakan bahwa
orang tersebut bersalah. Sebagai informasi, Upaya Hukum Bagi Pemilik Toko Emas
Yang Menerima Penjualan Emas Tanpa
secara perdata, berdasarkan Pasal 1977
Surat Resmi.
ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Tindakan yang dilakukan oleh
Perdata menyatakan bahwa, pemilik asli pihak-pihak yang merugikan baik itu oleh
dari barang tersebut dapat meminta pelaku usaha maupun konsumen dapat
pemilik toko emas untuk mengembalikan mengganggu pembangunan perekonomian
barangnya (dalam jangka waktu 3 (tiga) secara umum. Berbagai upaya dapat
tahun sejak pencurian tersebut). dilakukan oleh salah satu pihak jika
Pasal 1977 ayat (2) KUHPerdata mengalami kerugian.
menyebutkan: Secara teoritis upaya yang dapat
“Walaupun demikian, barangsiapa dilakukan oleh pihak yang merasa
kehilangan atau kecurian suatu barang, dirugikan hak-haknya sebagai akibat
dalam jangka waktu tiga tahun, terhitung wanprestasi atau perbuatan melawan
sejak hari barang itu hilang atau dicuri itu hukum dapat dilakukan melalui:
dikembalikan pemegangnya, tanpa 1. Melakukan upaya perlindungan hukum
mengurangi hak orang yang disebut melalui jalur pengadilan (litigasi)
terakhir ini untuk minta ganti rugi kepada Upaya yustisial atau litigasi adalah
orang yang menyerahkan barang itu upaya yang dapat dilakukan untuk
kepadanya, pula tanpa mengurangi memperoleh ganti rugi melalui jalur
ketentuan Pasal 582” hukum dengan mengajukan gugatan ke
Sedangkan, pemilik toko emas pengadilan. Hal ini berkaitan dengan
sendiri dapat meminta ganti rugi (atas asas bahwa “setiap orang yang merasa
kerugian yang diderita karena harus mempunyai hak dan ingin
menyerahkan barang kepada pemilik asli) menuntutnya atau ingin
kepada orang yang menjual barang mempertahankan atau membelanya
tersebut kepada pemilik toko emas berwenang untuk bertindak selaku
berdasarkan kebatalan jual beli akibat yang pihak, baik selaku penggugat maupun
menjual bukanlah orang yang berhak selaku tergugat (legitima persona
(dengan syarat pemilik toko emas tidak standi in judicio)”
mengetahui bahwa penjual bukanlah
15

2. Melakukan upaya hukum dengan cara penyelesaian sengketa, sedapat


musyawarah atau negosiasi, atau mungkin diselesaikan melalui cara-
melalui penyelesaian sengketa cara yang dapat menjaga hubungan
alternatif (Alternatif Dispute antara para pihak agar tetap harmonis.
Resolution) Dibanding upaya hukum 4. Kerahasiaan (confidentiality) bagi
melalui pengadilan yang memakan siapapun, terlebih bagi pihak-pihak
waktu yang lama serta akan yang bergerak dalam aktivitas bisnis,
menghabiskan biaya yang tidak sedikit. merupakan hal yang sangat vital.
Penyelesaian diluar pengadilan lebih 5. Penyelesaian sengketa melalui
sering dilakukan oleh pelaku usaha. lembaga Penyelesaian Sengketa
Ada beberapa penyebab yang Alternatif dilakukan oleh para ahli
menyebabkan lebih dipilihnya (expert) di bidangnya, sehingga hal ini
penyelesaian melalui Lembaga berdampak pada kualitas putusan.
Penyelesaian Sengketa Alternatif dalam 6. Tidak berpihak (impartiality), untuk
dunia bisnis, yaitu: memperoleh suatu proses penyelesaian
1. Murah, transaksi yang dilakukan oleh sengketa yang menjunjung tinggi
para pihak tujuannya tidak lain adalah prinsip fairrness, maka dalam setiap
memperoleh uang (investasi), sehingga bentuk penyelesaian sengketa baik
dalam penentuan cara penyelesaian melalui lembaga pengadilan (litigasi)
sengketa pun faktor ekonomi dalam hal maupun lembaga diluar pengadilan
ini murahnya biaya yang dikeluarkan, (non-litigasi), diperlukan adanya
menjadi bahan pertimbangan yang jaminan bahwa pihak ketiga yang akan
utama. memutus atau menengahi sengketa
2. Cepat, dibandingkan dengan adalah mereka yang berkedudukan
penyelesaian melalui jalur pengadilan bebas dan tidak berpihak pada pihak
(litigasi) tentunya penyelesaian manapun.
Sengketa Alternatif lebih cepat dan Berdasarkan simpulan hasil
tidak bertele-tele. wawancara dengan narasumber dan
3. Dalam dunia bisnis, hubungan baik pemilik toko emas Seputih Raman
(good relationship) di antara para pihak diperoleh informasi bahwa konsumen yang
merupakan hal yang paling utama mengalami kerugian dari transaksi
sekaligus pondasi (dasar) bagi perdagangan emas secara keseluruhan
berkembangnya suatu hubungan menyatakan bahwa penyelesaian yang
kerjasama. Begitu pula halnya dalam dilakukan atas kerugian yang terjadi
16

dilakukan dengan mengajukan klaim dengan menunjukkan bukti-bukti


kepada pemilik toko emas jika ternyata kepemilikan.
emas yang dibeli mengalami perubahan
KESIMPULAN
warna yang sangat tidak sesuai seperti
Hasil dari survei yang telah
yang diharapkan oleh konsumen.
dilakukan dan pemaparannya dalam jurnal
Penyelesaian biasanya dilakukan
ini menunjukkan bahwa:
dengan cara negosiasi antara pemilik toko
1. Perlindungan hukum terhadap
emas dengan konsumen yang
transaksi jual beli emas bagi konsumen
memungkinkan untuk diberikannya
dan penjual di toko emas di Seputih
penggantian kembali emas yang telah
Raman, belum terlihat secara nyata, hal
dibeli oleh konsumen. Pada dasarnya
ini dapat terlihat bahwa masih banyak
permasalahan diselesaikan dengan cara
konsumen pembeli emas maupun
musyawarah untuk mufakat.
pemilik toko emas yang terkadang
Terhadap pembelian barang yang
mengalami kekecewaan atas pembelian
dilakukan oleh pemilik toko emas,
emas kembali dari konsumen, karena
berdasarkan hasil wawancara bahwa
masalah harga dibawah standard an
pemilik toko emas harus menjelaskan
lainnya terutama kurang kejelasan
kepada pihak yang berwajib tentang proses
dalam perjanjian jual beli emas.
pembelian emas tersebut, sehingga dapat
Kurangnya informasi tentang produk
dibuktikan bahwa pembeli tidak
emas yang ditawarkan kepada
mengetahui bahwa barang yang dibeli
konsumen menjadi alasan perjanjian
hasil kejahatan. Namun jika ternyata dapat
jual beli itu tidak berlaku.
dibuktikan sebaliknya bahwa pemilik toko
2. Faktor yang menjadi penyebab
emas mengetahui bahwa barang yang
dilakukannya pembelian emas tanpa
dijual adalah hasil kejahatan namun tetap
surat resmi dari masyarakat adalah
dibeli maka akan dikenakan sanksi sesuai
dikarenakan pemilik toko emas tidak
dengan peraturan perundang-undangan
merasa curiga emas tersebut
yang berlaku.
merupakan hasil kejahatan dan
Dalam hal ini pemilik barang yang
menganggap bahwa tidak adanya surat
sah harus menunggu proses peradilan
resmi tentang barang tersebut
berlangsung untuk dapat memiliki kembali
dikarenakan hilangnya surat tersebut.
barang-barang yang telah diambil oleh
Selain itu karena menganggap barang
pelaku, setelah proses berlangsung dan
emas yang dijual itu juga memiliki
selesai barulah barang dikembalikan
17

nilai dan kualitas yang baik dan harga 1. Bahwa pemilik toko emas dan
atas barang yang tidak memiliki surat konsumen harus bersama-sama
resmi dapat dibeli dengan harga lebih menjaga itikad baik dalam melakukan
murah jika dibandingkan dengan transaksi perdagangan emas yang
barang yang memiliki surat secara dilakukan, sehingga konflik yang akan
resmi. muncul dapat dihindari.
3. Upaya yang dilakukan oleh pihak- 2. Bahwa konsumen harus cerdas dalam
pihak yang mengalami kerugian dalam mempelajari mutu barang serta kualitas
transaksi perdagangan emas lebih emas yang ditawarkan kepada mereka,
kepada jalan musyawarah atau melalui agar tidak terjadi kerugian dikemudian
negosiasi yang dilakukan oleh pihak- hari yang dapat menimbulkan konflik
pihak yang berkepentingan, terkecuali antara pemilik toko emas dengan
terhadap barang yang merupakan hasil konsumen.
tindak kejahatan, biasanya proses 3. Para pihak hendaknya selalu
untuk mendapatkan kembali barang meningkatkan kehati-hatian dalam
emas tersebut oleh pemilik barang setiap proses transaksi yang dilakukan
yang sebenarnya harus melalui proses terlebih dalam transaksi perdagangan
pengadilan terlebih dahulu. emas yang membutuhkan kehati-hatian
karena menyangkut dana yang tidak
SARAN
sedikit.
Berdasarkan kesimpulan tersebut di
atas maka penulis dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir, M. 1990. Hukum Perjanjian. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Ahmadi, M., dan Sutarman, Y. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Barkatullah, A.H. 2010. Hak-Hak Konsumen. Bandung: Nusamedia.
Cooper, D.R., and Schindler, P.S. 2003. Business Research Methods 8th Edition. USA:
McGraw-Hill.
Menteri Keuangan RI. 2002. Keputusan Menteri Keuangan RI: Pajak Pertambahan Nilai
Atas Penyerahan Emas Perhiasan Oleh Pengusaha Toko Emas Perhiasan.
18

Menteri Keuangan RI. 2014. Peraturan Menteri Keuangan RI: Pajak Pertambahan Nilai
Atas Penyerahan Emas Perhiasan.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rahardjo, H. 2009. Hukum Perjanjian di Indonesia. Jakarta: Pustaka Yustisia.
Ratnasari, A. 2014. Perlindungan Hukum Terhadap Penjual Emas Madina Klodran Dalam
Transaksi Emas. Skripsi.
Subekti, R., dan Tjitrosudibio, R. 2007. Terjemahan: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(Burgerlijik Wetbock). Jakarta: PT. Intermasa.

Anda mungkin juga menyukai