Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM IPA DASAR 1

PEMUAIAN GAS (BALON)

OLEH:

GHINA SERVILIYANA HANI WIJAYA ; 1913071028


DEWA KETUT RAMA BERLIAN NANDANA ; 1913071042
I NYOMAN WAHYU SUPARTAMA ; 1913071027
I GUSTI AYU PUTU WICITRADARI ; 1913071043
MUHAMMAD FARHAN ; 1913073002

S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
2019

\
PRAKTIKUM PEMUAIAN GAS (BALON)
I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menunjukkan bahwa gas dapat memuai.
2. Mahasiswa dapat mengetahui perbandingan berapa besar terjadi pemuaian gas antara
balon A dan balon B yang dimasukkan soda berbeda dan air cuka dimasukkan kedalam
botol dengan ukuran sama.
II. Dasar Teori
Zat adalah sesuatu yang menempati ruang/area dan memiliki suatu massa. Secara umum
suatu zat dapat berwujud padat, cair, gas. Keadaan tersebut ditentukan oleh tekanan dan
temperatur absolut [Kelvin] menggambar keadaan suatu gas secara lengkap harus
mempertimbangkan volume dan jumlah zat. Untuk menentukan hubungan antara empat variabel
yaitu, P, V, T dan n. Pengukuran hubungan tekanan volume gas pertama kali dibuat oleh Robert
Boyle tahun 1662. Oleh karena itu hubungan antara P dan V dikenal dengan Hukum Boyle.
Hukum Boyle merupakan hukum yang menghubungkan volume dengan tekanan gas pada suhu
yang konstan, biasa dikatakan bahwa gas walaupun suhunya konstan volume, juga biasa berubah
karena adanya perubahan tekanan. Bunyi Hukum Boyle adalah “Tekanan suatu massa tertentu
gas pada suhu konstan berbanding terbalik dengan volumenya atau Pv = konstan (k) P1.V1 = P2
Dimana P1 dan V1 masing-masing adalah tekanan dan volume mula-mula, serta P2 dan V2
adalah tekanan dan volume akhir ketika temperatur dipertahankan tetap maka volume dari suatu
massa gas ideal akan berubah secara kebalikan dengan tekanan yang diberikan.
Rumus : P1 V1 = P2 V2 (Konstan)
Keterangan :
P1 : Tekanan awal (pa)
P2 : Tekanan akhir (Pa)
V1 : volume awal (m3)
V2 : volume akhir (m3)
T1 : suhu awal (K)
T2 : suhu akhir (K)
Hubungan antara V dan T ini dikenal sebagai Hukum Charles [hukum Gay-Lussac]
Charles Fisikawan Perancis mengemukakan hukum ini pada tahun 1787, dan secara terpisah
Gay-Lussac. Hukum ini dirumuskan sebagai berikut :
V=KT
Gay-Lussac mengukur volume dari gas pada kondisi massa dan tekanan gas konstan,
ditemukan bahwa volume merupakan fungsi linier dari temperatur Gay-Lussac dituliskan sebagai
berikut :
V=a+b
Dimana temperatur dalam C, a dan b merupakan konstanta.
III. Alat dan Bahan
3.1. Alat :
1. Balon (2 buah)
2. Botol berukuran sedang (2 buah)
3. Sendok (1 buah)
3.2. Bahan
1. Cuka [CH3COOH] (secukupnya)
2. Baking soda Na [CO3] (secukupnya)
IV. Prosedur Kerja
1. Disediakan dua buah botol kaca sedang.
2. Pada kedua botol tersebut diisi cuka dengan ukuran yang sama.
3. Kedalam masing-masing balon diisi baking soda, balon A diberi dua sendok baking soda
dan balon B diberi empat sendok baking soda.
4. Mulut kedua balon dipasang kedalam dua botol itu,kemudian tuangkan perlahan-lahan
soda kue dari balon ke dalam asam cuka pada botol.
5. Kemudian ditunggu dan diamati, balon akan mengembung terpompa dengan sendirinya
V. Hasil Pengamatan
NO. Prosedur Kerja Hipotesis Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1. Mulut kedua Soda kue
balon dipasang dituangkan ke
kedalam dua dalam botol
botol akan mengalami
itu,kemudian perubahan, pada Berdasarkan hasil
tuangkan balon A yang Berdasarkan hasil percobaan yang kami
perlahan-lahan diisi 2 percobaan yang kami lakukan , pada balon
soda kue dari sendok baking lakukan , pada balon A yang diisi 2 sendok
balon ke dalam soda akan A yang diisi 2 sendok baking soda,balon
baking soda dan
asam cuka pada mengembang, lebih kecil
balon B yang diisi 4
botol. sedangkan pada sendok baking soda mengembangnya
balon B yang ketika dimasukkan dibandingkan pada
kedalam botol,tidak
diisi empat balon B yang diisi
terjadi
sendok baking perubahan.Kedua empat sendok baking
soda balon tetap pada soda lebih besar
keadaan semula yaitu
akan mengemba mengembangnya.
mengempis.
ng juga. Selain itu, perubahan
yang terjadi adalah
Setelah air cuka
bercampur dengan
baking soda,
terbentuknya
gelembung-gelembung
gas yang banyak dan
menyebabkan balon
menjadi besar dan
tertiup.

VI. Pembahasan
Campuran soda kue dengan cuka menghasilkan gelembung-gelembung gas. Gelembung-
gelembung gas tersebut adalah gas karbondioksida. Cuka merupakan asam sedangkan soda kue
merupakan basa. Setelah kedua larutan inidi campur, pH nya menjadi netral Hasil dari reaksi
cuka dengan soda kue menghasilkan gas karbondioksida yang dapat mendorong gas oksigen
diatasnya sehingga lama kelamaan balon yang tadinya kecil akan berubah menjadi lebih besar.
Reaksi yang terjadi antara cuka dengan soda kue ini merupakan reaksi endoterm, karena setelah
cuka dan soda kue dicampurkan ke dalam botol, permukaan botol terasa dingin. Ini karena terjadi
perpindahan panas atau kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan berkurang dan
menyebabkan suhu pada permukaan botol terasa dingin. .Pada percobaan di atas reaksi kimia
satu zat atau lebih dapat diubah menjadi zat baru. Sesuai dengan percobaan ini asam cuka
(CH3COOH) direaksikan dengan baking soda (NaHCO3) menghasilkan gas CO2, berarti telah
terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan terbentuknya gas dengan cara perubahan kimia, karena
menghasilkan jenis zat baru. Hal ini dibuktikan melalui pengamatan ketika dicampurkan antara
asam cuka dan soda kue terjadinya buih, sehingga balon yang tadinya kecil menjadi besar,
karena disebabkan gas CO2 dari hasil reaksi tersebut.
VII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa dari reaksi
antara cuka dengan soda kue tersebut menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang membuat
balon menjadi membesar karena terisi udara. Dan cairan tersebut menjadi dingin karena turunnya
suhu udara.

Daftar Pustaka
sukarna, i. m. (2003). kimia dasar 1. yogyakarta: jica.
syamsiah, s. (2015, desember 4). lkm-hukum-gas-ideal.html. Retrieved oktober 10, 2019, from
https://dokumen.tips: https://dokumen.tips/documents/lkm-hukum-gas-ideal.html
Lampiran Gambar

Anda mungkin juga menyukai