Anda di halaman 1dari 57

 BAB II

Chemistry Program
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Andalas University
1. Konsep Dasar
Kerja
Panas
Energi
2. Hukum Pertama
Termodinamika (Konversi Energi)
Chemistry Program
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Andalas University
SISTEM :
LINGKUNGAN
Bahagian tertentu dari alam
semesta yang merupakan pusat
perhatian yang diteliti
Lingkungan : SISTEM
Segala sesuatu yang berada diluar Materi dan energi
Sistem/tempat melakukan pengamatan

Contoh
1.Reaksi Kimia
Yang diamati kondisinya
Atau dapat diatur
2.Perubahan Fasa
kondisinya
Antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran energi dan
materi
Sistem ada 3 macam :
1. Sistem tersekat/ terisolasi, dengan lingkungan tidak dapat terjadi
pertukaran energi dan materi.
contoh: Termos
Artinya energi nya tetap, tetapi dapat berubah suatu bentuk ke
bentuk lain.
bahan penjekat bersifat Adiabatik
2. Sistem tertutup dengan lingkungan dapat mempertukarkan
energi .
contohnya: air panas dgn gelas tertutup
aki mobil ; E. listrik keluar dari sistem dapat berubah E. cahaya/
mekanik
3. Sistem terbuka, dengan lingkungan nya dapat terjadi pertukaran
energi dan materi
contoh : air dalam gelas terbuka
Materi Tak ada
Energi tapi tidak
energi materi pertukaran energi
dan materi

System terbuka System tertutup System terisolasi


Energi : kapasitas sistem untuk melakukan kerja, energi dari
sistem dapat diubah oleh kerja dan panas
satuan : Joule atau molar energi (kJmol-1)
Kerja (w): suatu bentuk energi bukan kalor, yang dapat
ditransfer ke dan dari sistem yang disimpan dalam gerakan
molekul. Kerja yang dilakukan objek adalah gerakan melawan
gaya yang ada
Panas : suatu bentuk energi yang dapat ditransfer ke dan dari
sistem yang berupa gerakan acak (gerakan termal) dari molekul.
suatu perbedaan energi sistem dihasilkan oleh perbedaan
temperatur antara dia dan lingkungannya, energi ditransfer
berupa panas
Bila energi ditransfer ke lingkungan berupa
panas, transfer distimulasi oleh gerakan
random dari atom-atom dalam lingkungan.
Transfer energi dari lingkungan ke sistem
juga menggunakan gerakan random
(gerakan termal) dalam lingkungan

Bila energi sistem melakukan kerja, ia


distimulasi oleh gerakan biasa dalam
lingkungan.
Eksotermik : proses pelepasan energi sebagai kalor
Endotermik : proses yang menyerap energi sebagai kalor

a. proses endotermik terjadi dalam suatu


sistem adiabatik menghasilkan
penurunan temperatur
b. Jika proses eksotermik, menghasilkan
kenaikan temperatur
c. Bila proses endotermik terjadi pada
wadah diatermik, pada kondisis
isoterm menghasilkan aliran energi
dari lingkungan ke sistem sebagai
kalor
d. Jika proses eksotermik, menghasilkan
pembebasan energi sebagai kalor
kedalam lingkungannya
Diatermik : Dinding pembatas antara sistem dengan Lingkungan
yang dapat memindahkan energi/panas dengan baik
Adiabatik : Penyekat yang tak dapat memindahkan panas/energi

Proses endotermik dalam


kontainer diatermik (c)
menurunkan temperatur
lingkungan
Proses eksotermik dalam
container diatermik (d)
menaikkan temperatur
lingkungan
Wsistem < 0 (-) : bila sistem melakukan kerja
Wsistem > 0 (+): bila sistem dikenai kerja
Q < 0 (-): bila energi dilepas sistem
Q > 0 (+): bila energi diserap sistem
W (+) : pemampatan gas dalam silinder aki mobil dicas
W (-) : gas memuai dalam silinder
lingkungan
kalor (q), energi yang Q (-) Q (+)
dipindahkan melalui
Batas-batas sistem,
sistem
akibat adanya
perbedaan temperatur W (+)
antara sistem W (-)
dengan lingkungan
Energi dalam (U) : energi total sistem yang berasal dari energi
total kinetik dan potensial dari molekul yang ada dalam sistem
Perubahan energi dalam (ΔU) : perubahan energi dalam jika
sistem berubah dari keadaan awal (i) dengan energi dalam Ui
menjadi keadaan akhir f dengan energi dalam Uf
ΔU= Uf – Ui
Energi dalam adalah
 Sifat keadaan : nilai energi dalam bergantung hanya pada
keadaaan awal dan akhir
 Sifat ekstensif : sifat yang bergantung pada ukuran (luas)
sistem.
Sifat ekstensif adalah : sifat yang bergantung
pada ukuran sistem
Contoh : energi dalam 2kg air pada temperatur yang sama
beda dengan energi dalam 1 kg air.
Sifat ekstensif yang lain masa, volume

• Sifat intensif adalah : sifat yang tidak


bergantung pada ukuran sistem misal
temperatur
Contoh : tekanan, temperatur, medan listrik, rapat massa
dan lain-lain.
Energi dalam, kalor dan kerja, diukur dalam
satuan yang sama, joule (J)
1 J = 1 kg m2 S-2
1 cal = 4.184J

Energi dalam sistem terisolasi /tersekat adalah tetap

Energi dalam sistem berubah jika sistem


Melakukan/menerima berupa kerja atau kalor
“ Energi dalam sistem
besarnya tetap kecuali
jika diubah dengan
melakukan kerja atau
pemanasan “
Secara Matematika Hukum Pertama
Termodinamika
Energi dalam suatu sistem dapat berubah bila
a. Kerja yang dilakukan pada sebuah sistem (w)
b. Energi yang dipindahkan sebagai kalorpada sistem (q)

ΔU  q  W

Untuk sistem terisolasi/ tersekat ΔU  0


dw = + kerja dilakukan pada sistem
dq = + panas dimasukan dalam sistem
dq = - panas keluar dari sistem
dw = - sistem melakukan kerja terhadap lingkungan
1. Sistem tersekat (adiabatik)
dilakukan kerja pada sistem yaitu mengubah temperatur 1 kg
air dalam wadah adiabatis dari 20o – 30oC (P=tetap)
Mis: besarnya 42 kj
Kerja dapat berupakan kerja makanik/ pengadukan atau kerja
listrik

ΔU  q  W dan ΔU  Wad  U f - U i maka


q  Wad  W

Ui= energi dalam sistem mula-mula


Uf= energi dalam sistem sesudah dilakukan kerja
2. Sistem tertutup,
dinding sistem bersifat diatermik, panas dapat keluar masuk
sistem, tetapi materi tidak
Untuk sistem ini dibutuhkan 50kj kerja mengubah temperatur
1 kg air dari 20oC ke 30oC, karena 8 kj kerja keluar dari
sistem melalui dinding ke lingkungan
q = Wad – W
q = 42 kj – 50 kj = -8 kj
Karena ΔU = Wad

q  U  W Pernyataan yang Sama dengan Hukum


Pertama Termodinamika
Jika perubahan yang terjadi pada sistem tersebut
kecil maka
 energi dalam diberi notasi dU
 Untuk kerja dw
 Perubahan panas dq
maka persamaan nya :

dU= dq
dU= dq ++ dw
dw
Kerja yang dilakukan untuk menggerakkan objek
sepanjang jarak dz melawan gaya yang menentangnya
F adalah

dW= -F
dW= -F dz
dz
Tanda negatif : sistem menggerakkan objek melawan gaya yang menentangnya

F F

W=-∫F dz = - ( zf –zi ) F
Contoh : gaya mekanik lain yaitu adanya pengaruh grafitasi

masa benda m dipindah kedudukannya dari


ketinggian zi ke zf, maka kerja yang
dilakukan terhadap sistem :
F=mg

dW   Fdz
zf

w    m.gdz  mg ( zf  zi )
zi

w  m.g .h
m = masa(g)
g = gaya gravitasi (m/dt2)
h = jarak/ketinggian benda (m)
Jika penghisap silinder dengan
luas A bergerak keluar dengan
jarak dz, penghisap itu
meninggalkan volume dz= Adz.
Tekanan luar peks sama dengan
beban yg menekan pada
silinder itu dan gaya yg
menentang pemuaian adalah
F=peks A
Kerja pemuaian : kerja yang dilakukan jika sistem memuai
melalui dV melawan tekanan tetap peks adalah

Jika kita ingin mengetahui kerja total pemuaian volume


dari sistem, persamaan diatas diintegralkan

Pemuaian sistem mengalami kekurangan energi dalam jika gas dimampatkan, gas
mendapat kerja dari luar/lingkungan dan dV bertanda negatif (pengurangan
volume) sehingga dw bertanda positif → sistem memperoleh tambahan energi dari
luar
Jenis kerja dw keterangan satuan
Pemuaian - peks dv pex= tek luar Pa
dv = perubahan vol m3

Perluasan γ = tegangan permukaan Nm-1


permukaan γdσ
d= perubahan luas m2
Perpanjangan ƒ dl ƒ = regangan N
dl= perubahan panjang m
Listrik Φdq Φ = potensial listrik V
d q= perubahan muatan c

Konversi satuan 1 Nm = 1J dan 1 VC = 1 J


Terjadi bila peks = 0
Dengan syarat
tidak ada yang menentang
Tak ada beban yang dinaikkan
Sehingga tak ada kerja yang dilakukan dan
dw = 0 untuk setiap pemuaian. maka

dw= -pex dv = 0 w =0
 Tekanan luar (peks) tetap selama pemuaian
Mis : peks = patmosfir
Memuai : sistem melakukan kerja
vf vf

w    p eks dv   p eks  dv   p eks (V f  Vi )


vi vi

Bila Δ V = Vf-Vi maka


w   p eks V
Kerja yang dilakukan oleh gas pada saat memuai
melawan tekanan luar yang tetap sama dengan luas
daerah dibawah garis mendatar pada p=peks yg
terletak antara volume awal dan volume akhir dalam
diagram indikator
Perubahan reversibel : perubahan yang dapat balik, adalah suatu proses yang
berlangsung dimana jika suatu perubahan yang sangat kecil pada kondisi tsb
dengan arah yg berlawanan menghasilkan perubahan yg berlawanan pada
keadaannya
Perubahan tak reversibel : sistem tidak dalam kesetimbangan mekanis dengan
lingkungannya
Proses bolak balik Reversibel
Contoh
satu gas berada dalam silinder pengisap, tekanan luar pengisap p eks besarnya
sama dengan tekanan gas dalam silinder p
peks = p, disebut sistem berada dalam keseimbangan mekanik dengan
lingkungan
jika Peks sedikit turun dari P pemuaian
jika Peks besar sedikit dari P pemampatan
p eks  p  dp pemuaian reversibel
vf
w rev    p  dp dv
vi
vf vf Kecil diabaikan
   pdv   dpdv
vi vi
vf
   pdv
vi

Ini adalah kerja pemuaian reversibel, integral ini menjelaskan


bahwa bagaimana tekanan gas tergantung pada volume (jika
diketahui persamaan keadaan dari gas, p dapat dinyatakan sebagai
bagian dari v)
Pemuaian Rev isotermal ( T= tetap), dengan menjaga agar sistem
tersebut ada dalam kontak termal dengan lingkungannya,
Menurut persamaan gas ideal
Persamaan keadaan adalah PV= nRT
Temperatur T bernilai tetap, sehingga dapat dikeluarkan dari
integral

Bila Vf > Vi, gas memuai dan kerja yang dilakukan untuk pemuaian
gas menyebabkan energi dalam sistem berkurang energi dalam, w<0
Jika temperatur dinaikkan pada suatu perubahan volume tertentu,
lebih banyak kerja dilakukan
 W = - sistem melakukan kerja P > Pex
 W = + sistem menerima kerja dari lingkungan P< Pex (dimampatkan)

W = luas daerah dibawah isoterm p=nRT/V dan


kerja dinyatakan pemuaian reversibel pada T
konstant
Bagian yang kuning : pemuaian ireversibel
melawan tekanan luar yg konstant
Kerja lebih banyak jika pemuaiannya reversibel
karena menambah tekanan luar, walau sangat
kecil akan menghasilkan penyusutan.(jika p>peks)
maka kerja maks yang tersedia dari suatu sistem
terjadi pada keadaan awal dan akhir berjalan
melalui jln tertentu, dan sistem adalah reversibel
Perubahan Energi dalam sistem

dq = kalor : energi yang dipindahkan melalui batas karena perbedaan


T
dweksp : kerja pemuaian
dweV: konstant,
Pada kerja laindw
disamping kerjatidak
=0 (sistem pemuaian (kerja listrik)
bisa memuai)
eksp

Jika ditambahkan kerja (bukan baterai) dwe=0


f
dU = dq
du = dqv, U   dq
i
Pengukuran perubahan energi dalam adalah
 ΔU
Perubahan energi dalam, disebabkan
oleh panas reaksi kimia yaitu panas
pembakaran

Contoh
Pembakaran hidrokarbon dalam bom
kalorimeter
Kalorimeter Bom alat untuk mengukur perubahan energi
dalam.Perubahan keadaan yang dapat berupa reaksi kimia,
berawal didalam wadah bervolume tetap yang disebut Bom
Bom direndam di bak air berpengaduk
dan disebut Kalorimeter.
Kalorimeter juga direndam dalam bak
air luar.
Temperatur air didalam kalorimeter dan
dibak luar diatur sampai nilainya sama
(untuk melihat apakah ada kalor yg
hilang ke lingkungan) sehingga kalor
itu adiabatik
Prinsip kerja kalori meter berdasarkan Azaz Black yaitu panas
yang diterima sama dengan panas yang diberikan
Dalam kalorimeter didapat dari perubahan temperatur ΔT dari
kalorimeter

ΔT qv ΔU

C
q=CXΔT
C= kapasitas kalor kalorimeter
- dapat ditentukan dengan mengalirkan arus listrik
- Penambahan air dgn temperatur
Umum nya reaksi kimia dilakukan pada tekanan
tetap yaitu sama dengan tekanan atmosfir =
Peks = P lingkungan
Jika sebuah sistem mengubah volumenya
terhadap tekanan lar yg tetap, perubahan energi
dalam tak sama lagi dengan energi yg diberikan
sebagai kalor
Energi yang di berikan sebagai kalor diubah
menjadi kerja untuk kembali ke lingkungan
sebagai kerja pemuaian: du<dq karena
dU = dq + dw
Kalor dilepas dari reaksi kimia pada P = tetap
akan sama dengan perubahan dalam sifat
termodinamika yg lain dari sistem yaitu entalpi
Perubahan entalpi dH akan sama dengan energi yang diberikan sebagai
kalor pada tekanan tetap
dH = dq ΔH = qp
Jika pada sistem terjadi perubahan, U ΔU dan pV d(pV)
Sehingga H berubah

dH  dU  d ( pV )  dU  pdV  Vdp
dU  dq  dWe  peks dV
dimana  p eks dV  kerja pemuaian
dW e  kerja lain
maka dH  dq  dWe  peks dV  pdV  Vdp
Jika sistem dalam kesetimban gan mekanis dg
lingkungan pada tekanan p maka
dH  dq  dwe  Vdp
pada tekanan tetap, tak ada kerja tambahan
dH  dq atau dH  dq v
Jika suatu sistem dipanaskan pada tekanan tetap dan
hanya kerja pemuaian yg dapat terjadi, maka besar
perubahan H sama dengan besar energi yg diberikan
sebagai kalor
f

H   dq
i
Pengukuran ΔH dpt dilakukan dengan
1. alat kalorimeter adiabatik, yaitu
mengukur ΔT sebelum dan sesudah
perubahan paada tekanan tetap
kemudian dikonversikan dgn kapasitas
kalor
2. Kalorimeter Bom yaitu mengukur
perubahan energi dalam dan diubah
menjadi ΔH
Kalorimeter api bertekanan terdiri atas unsur-
unsur yg dimasukkan kedalam bak air
perpengaduk. Pembakaran terjadi jika reaktan
yg diketahui jumlahnya mengalir dan
berfungsi menjadi bahan bakar dengan
memantau kenaikan suhu
Untuk reaksi dalam fasa padat/cair, perubahan volume dapat
diabaikan maka pV <<< maka ΔU = ΔH (utk reaksi yg tak
melibatkan gas)
 Untuk reaksi yang melibatkan gas, dianggap bersifat ideal PV=nRT
maka
H = U + pV = U + nRT
Maka ΔH = ΔU + ΔngRT
Δng= perbedaan koefisien reaksi produk dengan reaktan yang
berfasa gas

2 H 2 ( g )  O2 ( g )  2 H 2 O(l ) n g  3

Karena 3 molekul gas digantikan oleh 2 mol cairan


adalah bagian dari termodinamika yang mempelajari perubahan kalor yang dihasilkan atau
dibutuhkan pada suatu reaksi kimia
Dalam termokimia, reaksi kimia dibagi 2 kategori:

1. perubahan menghasilkan panas disebut eksoterm


qreaksi <0, temperatur dari sistem lebih tinggi setelah reaksi, panas harus ditransfer dari sistim ke
lingkungan agar sistim kembali ke temperatur awal,
2. perubahan membutuhkan panas disebut endoterm
qreaksi>0: temperatur sistim lebih rendah setelah reaksi, panas harus di transfer dari lingkungan
ke sistim agar sistim kembali ke temperatur awal

 Δ H ekstoterm = -
 Δ H endoterm = +
 Perubahan H pada sistem adalah pada saat mengalami perubahan fisika
dan perubahan kimia pada keadaan standar
 Perubahan entalpi standar ΔH° : H yang menyertai perubahan fisik pada
kondisi standar

Keadaaan standar suatu zat pada temperatur tertentu adalah


bentuk murni zat tersebut pada tekanan 1 bar
Misal entalpi penguapan standar Δ H°uap:perubahan entalpi
permol jika cairan murni pada tekanan 1 bar menguap
menjadi gas pada tekanan 1 bar
Entalpi reaksi standar Δ H°uap:perubahan entalpi ketika
reaktan yang dalam keadaan standar berubah menjadi
produk dalam keadaan standar.
1
CH 4 (g)  2O 2 (g)  CO 2 (g)  2H 2 O(l) ΔH o (298K)  890kJmol

Reaksi dimana 1 mol molekul CH4 dalam bentuk gas


metana murni pada tekanan 1 bar bereaksi sempurna
dengan 2 mol molekul O2 dalam bentuk gas oksigen
murni, menghasilkan 1 mol molekul CO2 sebagai
karbondioksida murni pada tekanan 1 bar dan 2 mol
molekul H2O sebagai air cair murni pad atekanan 1 bar
dan semuanya pada temperatur 298K
Reaktan tak bercampur produk tak bercampur
Entalpi transisi standar Δ Hotrs : perubahan entalpi standar yg
menyertai perubahan keadaan fisik
Misal :
1. entalpi penguapan, Fasa padat  fasa cair
1
H 2 O(s)  H 2 O(l) ΔH ofus (273K)  6.01kJmol

2. Entalpi peleburan standar Δ Hosub = entalpi standar untuk


proses padatan menguap
Fasa padat  fasa gas
1
C(s, grafit)  C(g) ΔH otrs ()  7.16kJmol
A. Entalpi adalah fungsi keadaan : ttidak tergantung pada jalan
antara keadaaan awal dan keadaan akhir.
Δ Ho berdasakan bagaimana perubahan yang dihasilkan

B. Entalpi adalah fungsi keadaaan, dimana ΔHo berbeda


tanda bila arah reaksinya terbalik
Nilai entalpi standar proses maju nilainya sama tetapi tanda
berlawanan dengan entalpi standar proses sebaliknya

o
ΔH sub (T )  ΔH ofus (T )  ΔH uap
o
(T )
ΔH o ( sebaliknya)  -ΔH o (maju)
Entalpi pelarutan standar ΔHosol: perubahan entalpi standar jika zat
itu melarut di dalam pelarut dengan sejumlah tertentu
Entalpi pembatas pelarutan : perubahan entalpi standar jika zat
melarut dalam pelarut dengan sejulah tak terhingga sehingga
interaksi antara dua ion dapat diabaikan

 jika zat terlarut non ionik, antar molekul interaksi dapat diabaikan
 jika zat terlarut ion interaksi ionik dapat diabaikan
 Misal

HCl(g) HCl (ag) Δ Hosol= -75,14 kj/mol


 Entalpi pengionan Δ Hoi :perubahan entalpi standar
untuk penghilangan satu elektron
 Perubahan entalpi yg menyertai pembentukan kation
dan anion dari atom-atom dan molekul fasa gas
Z(g)  Z+(g) + e-(g) Δ Hoi
Δ n = 2-1 = 1
ΔHoi = Δ Ui0 + RT
Energi pengionan Ei : perubahan energi dalam, untuk
proses yang sama pada T = O K, shg Ei = ΔUi
Maka ; ΔH°i = Ei + RT
 Pada suhu kamar RT = 2,5 kj/mol sedangkan nilai Ei
lebih besar dari 100 x RT maka 2,5 kj dapat
diabaikan.
 Kation juga dapat dionkan, energi dalam pada T=0
disebut energi pengionan kedua, E1,2
 E1,2 >E1

ΔH°i = Ei = ΔU°i. Energi pengionan pertama E1.


Z +(g) Z2+(g) + e (g) E01,2 > E0i,1

Afinitas elektron Eea perubahan energi dalam


pada T = 0, ΔHea, ΔH pembentukan anion/
penangkapan e

X +e X- (g
ΔHO
 Afinitas elektron Pembentukan anion
umumnya eksterm (terutama untuk unsur yang
elektonegatif, tetapi untuk penangkapan
elektron kedua umumnya endoterm,
contohnya pada oksigen.

e + O(g) O- Eea,1= 141 kj/mol


e + O-(g) O=(g) Eea,2= -844 kj/mol

ΔH0ea = - Eea-RT
ΔH0ea = - Eea T =O
Entalpi disosiasi ikatan Δ H°(A-B): pemutusan ikatan dalam molekul
diatomik atau dalam suatu senyawa.
A-B(g)  A(g) + B(g) Δ H °(A-B)
A dan B dapat berupa atom atau kelompok atom
1
CH 3 OH(g)  CH 3 (g)  OH(g) ΔH o (CH 3 - OH)  380kJmol

Entalpi disosiasi ikatan bergantung pada struktur molekul sisanya,


Misalnya untuk H2O
H ( HO  H )   499 kjmol 1
H (O  H )   428 kJmol 1
Penghilangan atom pertama dan kedua menghasilkan perubahan entalpi
yang berbeda, karena sesudah atom pertama dihilangkan struktur
elektronik molekul menyesuaikan diri
Entalpi ikatan rata-rata B(a-B) adalah nilai entalpi disosiasi
ikatan dari ikatan A-b yang dirata-ratakan dari satu sisi
senyawa serumpun
Entalpi ikatan rat-rata berguna untuk meperkirakan
perubahan entalpi reaksi
Entalpi pengatoman
Entalpi penagtoman H2O adalah jumlah entalpi disosiasi
ikatan HO-H dan H-O sebesar +927kJmol-1
1. ΔH pembakaran standar Δ H°c adalah entalpi reaksi
pembakaran/oksidasi zat organik menjadi CO2 dan H2O,
serta N2 untuk senyawa mengandung unsur N.
contoh:
C6H12O6(s)+6O2(g) 6CO2(g)+6H2O(l) ΔH°C = -2808 kj/mol

CH4(g)+2O2(g) CO2(g)+ 2H2O(l) ΔH°C= -890 kj/mol


2. ΔH Hidrogenasi standar yaitu ΔH reduksi dari ikatan ganda
senyawa organik, misal hidrogenasi etena dan benzena

CH2 = CH2(g)+ H2(g) CH3-CH3(g) ΔH° = -137 kjmol-1


“Entalpi reaksi secara keseluruhan adalah jumlah entalpi reaksi dari
reaksi-reaksi individual yang merupakan bagian dari suatu reaksi”

 ΔH suatu reaksi dapat dirubah tanda, jika arah reaksinya juga dirobah.

CO(g)+ SiO2(s) SiO2(g)+ CO2(g) ΔH = +520,9 kj)

8 CO2(g)+ Si3N4(s) 3SiO2(s)+ 2N2O(g) + 8CO(g) ΔH =+461,05 kj


5 CO2(g) + Si3N4(s) 3 SiO2(g)+ 2N2O(g) + 5CO(g) ΔH =2023,75kj
 ΔH°f entalpi pembentukan standart 1 mol
suatu zat dari unsur-unsurnya pada kondisi
standar (2980K , P=1atm)
Contoh :
6C(g) + 3H2(g)  C6H6(l) ΔH°f =+49,0 kj/mol

2Na(s) + 2O2(g)  Na2O(s) ΔH0f(s)=-414 kj/mol


Ca(s) + Br2(l)  CaBr2(s) ΔH0f = -683 kj/mol
Siklus Bron-Haber
Na+(g)+e(g)+ Cl(g)

ΔHi0(Na) = 498,3

Na(g)+Cl(g)
ΔH0sub(Na) = 107,3 Na(g)+ + Cl(g)-

Na(s)+Cl(g)
ΔH0 (Cl-Cl) = 121,68 ΔH0 hid = X

Na(s)+ ½ Cl2 (g)


ΔH0f (NaCl,ag) = -407,27
Sisi kiri = sisi kanan
Sisi kiri = ΔH°f + ΔH°sub(Na) + ΔH°disosiasi+ ΔHi°(Na)
= (411,15 + 121,68 + 107,32 +498,3)
= 1138,4 kj
 Sisi kanan = X + 351,2 = 1138,4 kj

X = 787,2 kj/mol
jadi ΔHohid (NaCl) = + 787,2 kj/mol Endoterm
 Entalpi reaksi berhubungan ΔH pembentukan

ΔH0reaksi = ∑iVi ΔH 0f (i)


ΔH 0f = ΔH0pembentukan standar
Vi= Untuk reaktan – dan produk +

Dari tahapan siklus Bron-haber, tahap 5 diganti


dengan reaksi hidrasi ΔH0hidrasi
Dtentukan dengan pembentukan ion dalam larutan encer yaitu
diturunkan dari ΔH pembentukan molekul yang berasal dari
unsur-unsur murni.

Contoh : ΔH pembentukan ion H + dan OH-

H2(g) + ½ O2(g) H2O(l) ΔH298 = -68,317 kkal


H2O(l) H+(ag) + OH-(ag) ΔH298 = +13,36 kkal

H2(g) + ½ O2(g) H+(ag) + OH-(ag) ΔH298 = -54,96 kkal


ΔH298= -54,96 kkal adalah entalpi pembentukan ion H+ dan ion
OH-, berarti bukan ΔH pembentukan ion secara individu. Untuk
mengatasi ini disepakati oleh ilmuan pembentukan ion H+ dari
unsur murni ΔH298 (Hag+)= 0

½ H2(g) + ag H+(ag)+e ΔH298(H+,ag)=o


Reaksi ini berlaku untuk semua temperatur

½ H2(g) + ½ Cl2(g) + ag H+(ag)+Cl-(ag) ΔH298=-167 kj

ΔH298areaksi =[ΔH(H+,ag) + ΔH(Cl-,ag) ] - [ ½ ΔH(H2 ,ag) + ½ ΔH(Cl2, ag) ] =


-167kj =[O + ΔH(Cl-,ag) ] - [ O + O ]
Jadi ΔH(Cl-,ag) (298oK) = 167 kj/mol
Maka, untuk pembentukan ΔH0ion lain dapat dilakukan secara
berantai, berdasarkan standar ion H+.

Anda mungkin juga menyukai