Anda di halaman 1dari 14

STUDI TENTANG KEHIDUPAN, PENAMAAN DAN SISTEM KLASIFIKASI ORGANISME

Nama: Azizah Nur Rohmah


NPM: E1K020021

A) Pengertian Biologi
Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu pengetahuan.

Dalam istilah sederhana, biologi adalah studi tentang organisme hidup dan interaksinya satu sama lain di dalam
lingkungan mereka.

Biologi juga dapat diartikan sebagai kajian tentang kehidupan, dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi,
pertumbuhan, evolusi, penyebaran, dan taksonominya.

Biologi modern sangat luas dan terdiri dari berbagai macam cabang maupun subdisiplin ilmu. Namun demikian,
meskipun lingkupnya luas, terdapat beberapa konsep umum yang mengaturnya, sehingga menyatukannya
dalam satu bidang.

Biologi umumnya mengakui sel sebagai satuan dasar kehidupan, gen sebagai satuan dasar pewarisan, dan
evolusi sebagai mekanisme yang mendorong terciptanya spesies baru.

Selain itu, organisme diyakini bertahan dengan mengonsumsi, dan mengubah energi serta dengan meregulasi
keadaan dalamnya supaya tetap stabil, dan vital.

B) Ruang Lingkup dan Cabang Studi Biologi


 Bentuk kehidupan pertama di Bumi diperkirakan berupa jasad renik (mikroorganisme) yang sudah ada
di lautan selama miliaran tahun sebelum tumbuhan dan hewan muncul.
 Mamalia, burung, dan bunga yang begitu akrab bagi kita semua relatif baru, berasal dari 130 hingga
200 juta tahun lalu.
 Manusia baru menghuni planet ini selama 2,5 juta tahun terakhir, dan hanya dalam 200.000 tahun
terakhir manusia mulai tampak seperti yang kita lihat hari ini.
 Ruang lingkup biologi sangat luas dan karena itu mengandung banyak cabang dan subdisiplin ilmu,
misalnya genetika, biokimia, Fisiologi, mikrobiologi, Biologi molekuler, dan lain-lain.
 Ahli biologi dapat memperdalam salah satu subdisiplin dan bekerja di bidang yang lebih terfokus.
 Misalnya, Biologi molekuler mempelajari proses biologis pada tingkat molekuler termasuk interaksi
antara molekul seperti DNA, RNA, dan protein, serta cara mereka diatur.
 Pengertian biologi yang paling tepat dijabarkan sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang ada
dan yang pernah ada.
 Ruang lingkup biologi yang makin meluas, menuntut para ahli biologi untuk membuat pengkhususan
kajian sesuai pada objeknya yang lebih mendalam sehingga memberikan manfaat yang semakin besar
bagi kehidupan pada umumnya.
 Pengkhususan kajian yang mendalam ini menghasilkan berbagai cabang ilmu biologi yang semakin hari
semakin banyak.
 Ibarat pohon, biologi merupakan pohon ilmu yang sangat besar memiliki cabang-cabang ilmu dan tiap
cabang menghasilkan anak cabang ilmu baru yang berkembang semakin pesat.
 Beberapa cabang biologi yang tengah berkembang itu antara lain: Zoologi, Botani, Mikrobiologi,
Genetika, Biokimia, Fisiologi, sampai Bioteknologi.
 Cabang biologi terus-menerus bertambah, sesuai dengan perkembangan ilmu biologi itu sendiri.
 Biologi banyak digunakan untuk berbagai bidang kehidupan seperti pertanian, peternakan, perikanan,
kedokteran, dan lain sebagainya.

C) TINGKAT ORGANISASI MAKHLUK HIDUP


 Makhluk hidup sangat terorganisasi dan terstruktur, mengikuti hierarki yang dapat diperiksa dalam skala
dari kecil hingga besar (gambar 1.1).
 Atom adalah satuan materi terkecil dan paling mendasar yang terdiri dari neutron yang dikelilingi oleh
elektron.
 Atom membentuk molekul.
 Molekul adalah struktur kimia yang terdiri dari setidaknya dua atom yang disatukan oleh satu atau lebih
ikatan kimia.
 Banyak molekul yang secara biologis penting adalah makromolekul, molekul besar yang biasanya
dibentuk oleh polimerisasi (polimer adalah molekul besar yang dibuat dengan menggabungkan unit
yang lebih kecil yang disebut monomer, yang lebih sederhana daripada makromolekul).
 Contoh makromolekul adalah asam deoksiribonukleat (DNA), yang megandung petunjuk untuk struktur
dan fungsi semua organisme hidup.
 Objek dari biologi adalah semua makhluk hidup, mulai dari tingkat molekul, sel, jaringan, organ,
individu, populasi, ekosistem, sampai bioma (gambar 1.1).
 Pada tingkat molekul, biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul yang berperan
dalam reaksi penyusunan dan perombakannya.
 Molekul-molekul tersebut membentuk makromolekul yang kemudian membentuk organel-organel yang
saling berhubungan dalam membentuk sel.
 Sel bergabung menyusun jaringan dan beberapa jaringan menyusun organ. Sistem organ bergabung
menyusun tubuh makhluk hidup (individu).
 Setiap individu saling berhubungan membentuk sekumpulan individu sejenis yang disebut populasi.
 Sekumpulan populasi yang saling berhubungan satu dengan yang lain akan membentuk komunitas.
 Komunitas dengan lingkungan abiotik menyusun ekosistem.
 Gabungan berbagai ekosistem akan membentuk bioma.
 Hubungan antarbioma di permukaan bumi akan membentuk biosfer.
 Di tingkat molekul, dipelajari struktur subselular (organel).
 Molekul dapat dibedakan menjadi makromolekul yang lebih sederhana hingga atom-atom (proton,
neutron, dan elektron) yang membangunnya.
 Dalam setiap tubuh makhluk hidup, selalu mengandung atom karbon (C = carbon), hidrogen (H), dan
oksigen (O) dalam tubuhnya.
 Sekumpulan atom-atom akan membentuk molekul-molekul yang disebut molekul organik atau
makromolekul.
 Ada empat golongan molekul organik, yaitu molekul lipid, protein, karbohidrat, dan asam nukleat.
 Interaksi antarmolekul-molekul tersebut akan membentuk organel yang memiliki fungsi fisiologi tertentu.
Selanjutnya, interaksi tersebut membentuk organisasi tingkat sel.
 Sel adalah tingkat organisasi di atas makro-molekul.
 Semua makhluk hidup tersusun oleh sel. Sel sebagai unit fungsional dan struktural terkecil bagi
makhluk hidup yang selalu memperlihatkan ciri-ciri hidup, di antaranya, sebagai berikut:
1)Tumbuh dan berkembang (grow & develop)
2)Dapat berkembangbiak (reproduction) atau menghasilkan keturunan
3)Dapat menghasilkan energi melalui serangkaian proses tertentu,
4)Memberikan respons atau tanggapan terhadap rangsang,
5)Melakukan ekstraksi intraseluler (digestive) dan pengeluaran (ekskresi).

 Sel-sel anak hasil pembelahan sel (mitosis) akan tumbuh hingga mencapai ukuran tertentu, kemudian
mulai berkembang dan berdiferensiasi atau berspesialisasi (berubah bentuk menurut fungsi-fungsi
tertentu).
 Permasalahan biologi dapat muncul pada tingkat sel, antara lain, adanya perbedaan struktur sel hewan
dan struktur sel tumbuhan.
 Pada kenyataannnya, terdapat perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.
 Tingkat organisasi setelah sel adalah jaringan.
 Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang bentuknya sama untuk melaksanakan suatu fungsi tertentu.
 Beberapa jaringan dasar penyusun tubuh hewan, antara lain, jaringan, seperti epitelium, otot, ikat,
tulang, dan saraf.
 Sementara itu, jaringan pada tumbuhan, antara lain, epidermis, parenkima, kolenkima, sklerenkima,
endodermis, xilem, dan floem.
 Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel pipih dan susunannya rapat sehingga jaringan epidermis
memiliki fungsi sebagai pelindung.
 Sekumpulan jaringan bekerja sama dalam membentuk organ.
 Sekumpulan organ yang bekerja sama akan membentuk suatu sistem untuk menjalankan fungsi
tertentu yang disebut dengan system organ.
 Manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki berbagai sistem organ, tetapi mikroorganisme tidak memiliki
sistem organ.
 Organ adalah kumpulan dari jaringan yang berfungsi untuk melaksanakan tugas fisiologi tertentu atau
kelompok jaringan yang bekerja bersama.
 Contoh paru-paru untuk bernafas, akar untuk mengambil hara.
 Banyak ahli berpendapat bahwa tumbuhan tidak membentuk organ, sehingga akar dibahas dalam
Histologi bukan di Organologi. Berbagai sistem organ bersatu hingga membentuk suatu makhluk yang
hidup.
 Satu-satuan makhluk hidup disebut individu.
 Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal.
 Setiap individu tidak dapat hidup sendiri, mereka hidup bersama-sama dengan individu lain yang
sejenis atau tidak sejenis.
 Tingkat selanjutnya adalah populasi.
 Populasi artinya kumpulan dari individu sejenis yang secara bersama menempati suatu habitat.
 Sejenis atau spesiesnya sama biasanya ditandai dengan adanya kemampuan untuk mengadakan
perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil (subur).
 Satu tingkat di atas populasi adalah komunitas.
 Komunitas adalah kumpulan beberapa populasi yang tinggal bersama pada suatu wilayah tertentu.
 Ekosistem-ekosistem tersebut akan membentuk bioma.
 Menurut garis lintang, kita mengenal 6 macam bioma, mulai dari khatulistiwa sampai kutub, yaitu bioma
gurun, padang rumput, hutan gugur, hutan hujan tropis, taiga, dan bioma tundra.
 Pemberian nama bioma didasarkan pada jenis tumbuhan yang dominan. Misalnya bioma padang
rumput didominasi oleh tumbuhan rumput dan hewan mamalia besar, seperti herbivor dan karnivor.
 Beberapa sel mengandung agregat makromolekul yang dikelilingi oleh membran; ini disebut organel.
 Organel adalah struktur kecil yang ada di dalam sel.
 Contoh organel yaitu mitokondria dan kloroplas, yang melakukan fungsi yang sangat diperlukan,
mitokondria menghasilkan energi untuk menggerakkan sel, sementara kloroplas memungkinkan
tanaman hijau memanfaatkan energi sinar matahari untuk membuat gula.
 Semua makhluk hidup terbuat dari sel, sel itu sendiri adalah unit dasar terkecil dari struktur dan fungsi
dalam organisme hidup. (Persyaratan ini menjadi alasan mengapa virus tidak dianggap hidup: mereka
tidak terbuat dari sel.
 Untuk membuat virus baru, mereka harus menyerbu dan membajak mekanisme reproduksi sel hidup;
hanya kemudian mereka dapat memperoleh bahan yang mereka butuhkan untuk bereproduksi.)
 Beberapa organisme terdiri dari satu sel dan yang lainnya adalah multiseluler. Sel dibedakan sebagai
prokariotik atau eukariotik.
 Prokariota adalah organisme bersel tunggal atau kolonial yang tidak memiliki membran nukleus,
sebaliknya, sel-sel eukariota memiliki organel-organel yang terikat-membran dan nukleus yang terikat-
membran.
 Dalam organisme yang lebih besar, sel-sel bergabung untuk membuat jaringan, yang merupakan
kelompok sel serupa yang menjalankan fungsi serupa atau terkait.
 Organ adalah kumpulan jaringan yang dikelompokkan bersama-sama melakukan fungsi umum.
 Organ-organ ada pada hewan, tumbuhan dan manusia
 Sistem organ adalah tingkat organisasi yang lebih tinggi yang terdiri dari organ-organ yang terkait
secara fungsional.
 Mamalia memiliki banyak sistem organ, misalnya, sistem peredaran darah mengangkut darah melalui
tubuh dari dan ke jantung maupun organ lain.
 Organisme adalah entitas individu yang hidup, sebagai contoh, setiap pohon di hutan adalah
organisme.
 Prokariota bersel tunggal dan eukariot bersel tunggal juga dianggap organisme dan biasanya disebut
sebagai mikroorganisme.
 Tingkat organisasi setelah sel adalah jaringan.
 Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang bentuknya sama untuk melaksanakan suatu fungsi tertentu.
 Beberapa jaringan dasar penyusun tubuh hewan, antara lain, jaringan, seperti epitelium, otot, ikat,
tulang, dan saraf.
 Sementara itu, jaringan pada tumbuhan, antara lain, epidermis, parenkima, kolenkima, sklerenkima,
endodermis, xilem, dan floem.
 Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel pipih dan susunannya rapat sehingga jaringan epidermis
memiliki fungsi sebagai pelindung.
 Sekumpulan jaringan bekerja sama dalam membentuk organ. Sekumpulan organ yang bekerja sama
akan membentuk suatu sistem untuk menjalankan fungsi tertentu yang disebut dengan system organ.
 Manusia dan hewan memiliki berbagai sistem organ, tetapi tumbuhan tidak memiliki sistem organ.
 Berbagai sistem organ bersatu hingga membentuk suatu makhluk hidup yang hidup.
 Semua individu dari suatu spesies yang hidup dalam area tertentu secara kolektif disebut sebagai
populasi.
 Misalnya, hutan mungkin termasuk banyak pohon pinus, sehingga semua pohon pinus tersebut
mewakili populasi pohon pinus di hutan tersebut.
 Populasi yang berbeda dapat hidup di area spesifik yang sama, misalnya, hutan pinus di dalamnya
terdapat populasi serangga dan populasi mikroorganisme.
 Komunitas adalah jumlah populasi yang menghuni area tertentu, misalnya, semua populasi pohon,
semua populasi serangga, dan populasi lain di hutan membentuk komunitas hutan.
 Hutan itu sendiri adalah ekosistem.
 Sebuah ekosistem terdiri dari semua makhluk hidup di areal tertentu bersama-sama dengan faktor
abiotik, yaitu bagian yang tidak hidup dari lingkungan seperti nitrogen di tanah, sinar matahari atau air
hujan.
 Pada tingkat organisasi tertinggi, disebut biosfer yaitu kumpulan semua ekosistem, dan mewakili zona
kehidupan di bumi yang meliputi tanah, air, dan bahkan atmosfer.

D) TEMA DAN KONSEP BIOLOGI


1. Properti Kehidupan

 Semua organisme hidup terbagi menjadi beberapa karakter atau fungsi utama, yaitu kepekaan atau
respons terhadap lingkungan, reproduksi, adaptasi, pertumbuhan dan pengembangan, regulasi,
homeostasis, pemrosesan energi, dan evolusi.
 Jika dilihat bersama, karakter-karakter tersebut berfungsi untuk mendefinisikan kehidupan.
 Organisme adalah struktur yang sangat terorganisasi dan terkoordinasi yang terdiri dari satu atau lebih
sel.
 Bahkan organisme bersel satu yang sangat sederhana sangat kompleks: di dalam setiap sel, atom
membentuk molekul, yang kemudian membentuk organel sel dan inklusi seluler lainnya.
 Pada organisme multiseluler, sel serupa membentuk jaringan. Jaringan, pada gilirannya, berkolaborasi
untuk membuat organ (struktur tubuh dengan fungsi yang berbeda).
 Organ bekerja sama untuk membentuk sistem organ.
 Organisme menanggapi rangsangan yang beragam.
 Misalnya, tanaman dapat membelok ke arah sumber cahaya, memanjat atau merespons sentuhan,
bahkan bakteri kecil dapat bergerak ke arah atau menjauh dari bahan kimia (proses yang disebut
chemotaxis) atau cahaya (phototaxis).
 Pergerakan menuju stimulus dianggap sebagai respon positif, sementara gerakan menjauh dari
stimulus dianggap sebagai respon negatif.

2. Pertumbuhan dan Perkembangbiakan (Reproduksi)


 Organisme tumbuh dan berkembang mengikuti instruksi spesifik yang dikodekan oleh gen mereka.
 Gen-gen ini memberikan instruksi yang akan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan sel,
memastikan bahwa spesies muda akan tumbuh hingga menunjukkan banyak karakteristik yang sama
dengan orang tuanya.
 Organisme bersel tunggal berreproduksi dengan terlebih dahulu menduplikasi DNA mereka, dan
kemudian membaginya sama seperti sel bersiap untuk membagi membentuk dua sel baru.
 Organisme multisel sering menghasilkan sel germline reproduksi khusus yang akan membentuk
individu baru.
 Ketika reproduksi terjadi, gen yang mengandung DNA diwariskan ke keturunannya.
 Gen-gen ini memastikan bahwa keturunannya akan menjadi milik spesies yang sama dan akan memiliki
karakter serupa, misalnya ukuran dan bentuk.

3. Regulasi Kehidupan

 Semua organisme dan mikroorganisme terkecilpun bersifat kompleks dan memerlukan banyak
mekanisme pengaturan untuk mengkoordinasikan fungsi internal, menanggapi rangsangan, dan
mengatasi tekanan lingkungan.
 Dua contoh fungsi internal yang diatur dalam suatu organisme adalah transportasi nutrisi (tumbuhan)
dan aliran darah (manusia,hewan).
 Organ (kelompok jaringan yang bekerja bersama) melakukan fungsi tertentu, seperti membawa oksigen
ke seluruh tubuh, membuang limbah, mengirimkan nutrisi ke setiap sel, dan mendinginkan tubuh.

4. Homeostasis

 Homeostasis adalah kemampuan organisme untuk memelihara kondisi internal tetap konstan.
 Agar kemampuan tersebut berfungsi dengan baik, sel harus memiliki kondisi yang tepat seperti suhu
yang tepat, pH, dan konsentrasi yang tepat dari berbagai bahan kimia.
 Namun demikian, kondisi tersebut dapat berubah dari satu momen ke momen berikutnya.
 Organisme mampu mempertahankan kondisi internal dalam kisaran sempit hampir secara konstan,
meskipun ada perubahan lingkungan, tetapi kemampuan suatu organisme dapat mempertahankan
kondisi internal yang konstan.
 Sebagai contoh, suatu organisme perlu mengatur suhu tubuh melalui suatu proses yang dikenal
sebagai termoregulasi.
 Organisme yang hidup di iklim dingin, seperti beruang kutub, memiliki struktur tubuh yang membantu
mereka menahan suhu rendah dan menghemat panas tubuh. Struktur yang membantu dalam jenis
isolasi termasuk bulu, dan lemak.
 Dalam iklim panas, organisme memiliki metode yang membantu mereka untuk melepaskan kelebihan
panas tubuh, misalnya keringat pada manusia atau terengah-engah pada anjing.
5. Pemrosesan Energi
 Semua organisme menggunakan sumber energi untuk aktivitas metaboliknya.
 Beberapa organisme menangkap energi dari matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia dan
yang lain menggunakan energi kimia dalam molekul yang mereka ambil untuk aktivitas metabolik.

6. Keanekaragaman Kehidupan

 Fakta bahwa biologi sebagai ilmu, memiliki lingkup yang luas termasuk yang berkaitan dengan
keanekaragaman kehidupan di bumi.
 Sumber keragaman ini adalah evolusi, proses perubahan bertahap di mana spesies baru muncul dari
spesies yang lebih tua.
 Ahli biologi evolusi mempelajari evolusi makhluk hidup dalam segala hal mulai dari dunia mikroskopis
hingga ekosistem.
 Evolusi berbagai bentuk kehidupan di Bumi dapat diringkas dalam pohon filogenetik.
 Pohon filogenetik adalah diagram yang menunjukkan hubungan evolusi di antara spesies biologis
berdasarkan persamaan dan perbedaan dalam sifat genetik atau fisik atau keduanya.

E) SISTEM PENAMAAN ORGANISME


 Nama yang diberikan kepada kelompok individu hewan atau tumbuhan atau mikroorganisme sering
berbeda meskipun individu yang dimaksud sama.
 Hal tersebut disebabkan karena setiap daerah memberi nama yang berlainan, misalnya, tanaman
“terung” (Solanum melongena) ada yang memberi nama Trueng (Aceh), Trong (Gayo), Reteng (Batak),
Toru (Nias), Tiung (Lampung), Terong, Cokrom (Sunda), Terong, Encong (Jawa), Cung (Bali), Ledi
(Sasak), Kaduwi (Bima), Kenduru (Sumba), Turung (Ambon), Kaumenu (Timor), Antibu (Gorontalo),
Bodong-bodong (Makasar), Cucumu (Halmahera), Fofoki (Ternate).
 Nama yang bermacam-macam untuk kelompok individu yang sama tersebut jelas membingungkan.
 Untuk mengatasi pemberian nama yang bermacam-macam tersebut, Carolus Linnaeus, seorang ahli
biologi berkebangsaan Swedia, dalam bukunya “Species of Plantarum” (1753) dan “Systema Nature”
(1758), mengemukakan aturan-aturan atau pedoman penamaan bagi kelompok organisme maupun
individu organisme
 Oleh karena itu Carolus Linnaeus yang memiliki nama asli Carl von Linne dikenal sebagai Bapak
Taksonomi Moderen.
 Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus menemukan sebuah sistem penamaan organisme/ makhluk hidup
(organisme), sistem ini dikenal dengan nama Binominal Nomenclature.
 Setiap nama organisme terdiri dari dua nama dalam bahasa latin, karena bahasa Latin atau Yunani
merupakan bahasa yang banyak dipakai di lembaga akademik pada saat itu.
 Nama yang pertama disebut sebagai nama Genus dan nama yang kedua sebagai nama spesies dari
organisme tersebut.
 Genus dan spesies ditulis dengan memberikan garis bawah terpisah atau dengan huruf miring, dan
tidak ditulis dengan huruf kapital, kecuali inisial genusnya saja.
 Sebagai contoh, Oryza sativa atau Oryza sativa untuk padi atau Solanum melongena atau Solanum
melongena, Staphylococcus aureus atau Staphylococcus aureus untuk bakteri bulat menggerombol.
Oryza adalah genus dari padi dan sativa adalah nama spesiesnya.
 Dalam Kasus ini, genus menggambarkan keadaan nyata atau keadaan yang nampak dari organisme
tersebut. Misalnya, Oryza adalah dewa pertanian atau rajanya tanaman, sativa artinya dibudidayakan.
 Dengan kata lain bahwa Oryza sativa adalah tanaman pertanian yang dibudidayakan, meskipun di
masa sekarang tanaman yang dibudidayakan tidak hanya Oryza sativa tetapi nama tersebut sudah
melekat padanya.
 Staphylococcus dari kata Staphylo artinya susunannya bergerombol kecil seperti buah anggur dan
coccus artinya bulat.
 Dengan kata lain, Staphylococcus berarti segerombolan sel yang berbentuk bulat-bulat. Aureus artinya
emas (bhs latin), sehingga Staphylococcus aureus berarti segerombolan sel yang berbentuk bulatbulat
dan memiliki corak emas.
 Aturan penulisan dalam tatanama binomial berikut ini selalu menempatkan nama genus di awal dan
nama spesies mengikutinya.
 a) Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase) dan nama spesies selalu
diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
 b) Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya, artinya, suatu teks yang semuanya
menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama
ilmiah menjadi huruf kapital semua. Perhatikan hal berikut:
 o Pada teks dengan huruf tegak, nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), contoh: Glycine
soja, Pavo muticus.
 o Pada teks tulisan tangan atau huruf miring, maka nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk
nama genus dan nama spesies, contoh: Glycine soja.
 o Perlu diperhatikan bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad
ke-20.
 c) Nama dari autoritas (pemberi nama) boleh diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan
huruf tegak atau tanpa garis bawah meskipun tulisan tangan. Jika suatu spesies digolongkan dalam
genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang, nama autoritas pertama ditulis dalam tanda kurung.
 o Glycine max (L) Merr., semula dimasukkan dalam Fringilla domesticus oleh Linnaeus, 1758, sehingga
diberi tanda kurung (parentesis L), kemudian oleh E.D. Merrill dimasukkan ke genus Glycine . o
Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku untuk "Linnaeus". o Hyacinthoides italica (L.)
Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler
memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
 d) Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum, nama ilmiah biasanya menyusul dan diletakkan
dalam tanda kurung. Contoh pada suatu judul: "Pengujian Daya Tahan Kedelai (Glycine max (L) Merr.)
Terhadap Beberapa Penyebab Penyakit". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas yaitu E.D.
Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan
dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut kedelai.
 e) Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan
mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh:
Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai
padma raksasa yaitu Rafflesia arnoldii, tetapi di Pulau Jawa ditemukan pula kerabat R. arnoldii, yang
dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil.
 f) Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak
perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak dari sp. Contoh: Canis
sp., berarti satu jenis dari genus Canis; Rafflesia spp., berarti beberapa jenis Rafflesia.
 g) Singkatan "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum
diidentifikasi.
 Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp." atau "subspp.“
 h) Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti.
 Contoh: Corvus cf. splendens berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tetapi
belum dipastikan sama dengan spesies gagak.
F) SISTEM KLASIFIKASI ORGANISME
 Klasifikasi adalah pengelompokan organisme dalam takson melalui pencarian keseragaman atau
persamaan dalam keanekaragaman.
 Organisme yang diklasifikasikan dalam satu kelompok atau takson tertentu memiliki persamaan-
persamaan sifat dan/atau ciri-ciri.
 Demikian pula sebaliknya, organisme dalam kelompok atau takson yang berbeda akan memiliki
perbedaan-perbedaan sifat dan/atau ciri-ciri.
 Bisa dibayangkan jika organisme di alam ini tidak diklasifikasikan, maka kita akan sulit atau bahkan
tidak dapat membedakan kelompok-kelompok organisme satu dengan lainnya.
 Perbedaan dan persamaan ciri-ciri organisme menimbulkan adanya keanekaragaman organisme.
 Setiap organisme mempunyai keanekaragaman bentuk, ukuran, warna, kebiasaan hidup, tempat hidup,
dan tingkah laku yang berbeda-beda. Dengan adanya banyak keanekaragaman organisme, perlu dicari
cara yang tepat untuk mempelajarinya.
 Caranya adalah dengan pengelompokan organisme atau klasifikasi organisme. Dapat dikatakan bahwa
klasifikasi organisme bertujuan untuk menyederhanakan objek studi.
 Penyederhanaan objek studi sangat membantu dalam mengenali atau mempelajari organisme yang
begitu banyak dan beraneka ragam sifat serta ciri-cirinya.
 Manfaat klasifikasi adalah untuk mengetahui jenis-jenis organisme dan hubungan antar organisme
sehingga menjadi lebih mudah diketahui kekerabatan antar organisme yang beraneka ragam.

1. Proses Klasifikasi Organisme


 Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis organisme ke dalam kelompokkelompok tertentu.
 Kelompok-kelompok ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari
yang lebih kecil atau rendah tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar atau lebih tinggi.
 Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan organisme ke dalam kelompoknya disebut
taksonomi atau sistematik.
 Prinsip dan cara mengelompokkan organisme menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk
takson.
 Takson dibentuk dengan jalan mencandra organisme yang diteliti dengan mencari persamaan ciri
maupun perbedaan yang dapat diamati.
 Mencandra berarti mengidentifikasi, membuat deskripsi, dan memberi nama.
 Selanjutnya, organisme yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang
disebut “takson”. Dengan cara demikian dapat dibentuk banyak takson.
 Takson adalah kelompok organisme yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Kemudian, tiap-
tiap takson tersebut ditempatkan pada tempatnya (posisinya) sesuai dengan tingkatannya.
 Langkah-langkah pembentukan takson mengikuti sistem tertentu. Itulah sebabnya taksonomi disebut
pula sistematik.
 Apakah yang menjadi dasar dalam klasifikasi organisme?
 Organisme dikelompokkan ke dalam suatu sistem klasifikasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
 Organisme dikelompokkan atas dasar hubungan yang jelas dari sifat atau ciri yang ada.
 Metode ini dibedakan menjadi empat sistem sebagai berikut.
 a. Sistem praktis, yaitu organisme berdasarkan persamaan ciri yang berguna. Misalnya, persamaan ciri
dapat dimakan atau tidak, dapat digunakan untuk obat atau tidak, menghasilkan buah atau tidak, dan
lain-lain. Penganut sistem ini antara lain St. Augustine digunakan pada abad ke-4 SM. Misalnya,
tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman obat.
 b. Sistem artifisial, yaitu sistem yang mengelompokkan organisme berdasarkan persamaan ciri yang
ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat organisme. Penganut sistem ini,
di antaranya, Aristoteles dan Theophratus (370 SM). Misalnya, hewan dikelompokkan menjadi tiga
kelompok berdasarkan persamaan ciri habitat, yaitu, hewan air, hewan darat, dan hewan udara.
Tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ciri ukuran tubuhnya, yaitu pohon, perdu, dan semak.
 c. Sistem natural, yaitu sistem yang mengelompokkan organisme berdasarkan persamaan ciri struktur
tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi).
 Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18).
 Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe organisme mempunyai bentuk spesies yang berbeda.
 Oleh karena itu, jika sejumlah organisme memiliki sejumlah ciri yang sama, berarti organisme tersebut
sama spesiesnya.
 Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.
 d. Sistem modern, yaitu sistem mengklasifikasikan organisme pada taksonomi modern berdasarkan
pendapat Linnaeus, tetapi lebih dikembangkan sehingga mempunyai ciriciri sebagai berikut:
 1) Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal
 2). Menggunakan perbandingan biokimia. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke
dalam kelompok rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya
secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini,
Limulus polyphemus dimasukkan ke dalam kelompok laba-laba
 3). Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan untuk melakukan klasifikasi organisme. Adanya
persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.

 Dengan cara tersebut di atas terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi organisme.
 Sistem taksonomi modern dikembangkan oleh ahli botani Swedia Carolus Linneaeus (Carl Linn 1707-
1788).
 Urutan klasifikasi secara umum dari takson tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai
berikut: 1. Kingdom (kerajaan); 2. Divisio (Tumbuhan, Mikroorganisme) atau Filum (Hewan); 3. Kelas; 4.
Ordo /bangsa ; 5. Famili /suku ; 6. Genus /marga; 7. Spesies /jenis.
 Takson adalah tingkatan taksonomi organisme yang memiliki persamaan ciri. Pada tahun 1990, Carl
Woese memperkenalkan tokson baru disebut domain yang merupakan kategori terluas, ditempatkan di
atas kingdom.
 Mengingat keperluannya, kadang-kadang di antara dua tingkatan terdapat sub-sub, seperti
subkingdom, subfilum, subordo, dan subspesies.
 Demikian pula di bawah kelompok spesies masih ditempatkan kelompok “varietas” dan di bawah
varietas terdapat “strain”.
 Semakin ke atas (7 ke 1) urutan tingkatan klasifikasi, hubungan kekerabatan organisme semakin
kurang jelas, sedangkan semakin ke bawah (1 ke 7) hubungan kekerabatannya semakin dekat.
 Untuk kelompok atau takson tertentu, aturan penamaannya secara umum dapat dilihat pada tabel 2.1.
Seiring berjalannya waktu pula, klasifikasi sekarang ini sering
 tidak lagi menggunakan aturan penamaan takson seperti dijelaskan di atas dan pada tabel 2.1,
mengingat banyak pertimbangan dan penemuan ciri-ciri baru (tabel 2.2).

2. Macam-macam Sistem Klasifikasi Organisme


 Taksonomi modern didasarkan pada banyak hipotesis 'tentang sejarah evolusi organisme, dikenal
sebagai filogeni.
 Klasifikasi berdasarkan keturunan dan hubungan kekerabatan (filogenik) dapat mengalami beberapa
perkembangan.
 Klasifikasi ini digunakan dan diakui secara internasional.
 Dalam sejarah telah dilakukan beberapa kali perubahan sistem klasifikasi yang oleh ahli taksonomi
disesuaikan dengan penemuanpenemuan baru.
 Sepanjang sejarah terdapat lima perubahan pokok dalam sistem klasifikasi organisme yaitu dari sistem
dua kingdom sampai sistem enam kingdom yang dianut sekarang.

a. Sistem Dua Kingdom


 Sistem dua kingdom ini berlaku sampai sekitar 2.000 tahun lebih, dinyatakan oleh seorang ahli dari
Yunani yang bernama Aristoteles (370 SM) dan Carl Linn (1736 M).
 Dua kingdom yang dimaksud adalah Animalia dan Vegetabilia.
 1) Kingdom Animalia (Hewan).
 Kingdom Animalia memiliki ciri tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat bergerak bebas.
Kingdom ini terdiri atas Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan
Chordata.
 2) Kingdom Vegetabilia (Vegetasi, Tumbuhan). Kingdom Vegetabilia terdiri atas berbagai macam
Bakteri, Ganggang atau Alga, Jamur, Lumut, Paku, sampai Tumbuhan berbiji. Kingdom Vegetabilia
memiliki ciri berdinding sel, berklorofil, serta mampu melakukan fotosintesis, kecuali bakteri dan jamur.
b. Sistem Tiga Kingdom
 Pada tahun 1866 seorang ahli dari Jerman bernama Ernest Haekel mengklasifikasikan organisme
menjadi tiga kingdom, yaitu :
 1) Kingdom Animalia (Hewan). Kingdom hewan terdiri atas Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
 2) Kingdom Plantae (Tumbuhan) Kingdom tumbuhan terdiri atas bakteri, ganggang, jamur, tumbuhan
lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
 3) Kingdom Protista. Kingdom Protista terdiri atas organisme-organisme yang tidak mempunyai ciri
Animalia dan Plantae atau mempunyai ciri-ciri keduanya. Misalnya jamur tidak berklorofil dan tidak
dapat bergerak, Volvox dapat bergerak dan berklorofil.

c. Sistem Empat Kingdom


 Pada tahun 1928 Copeland mengklasifikasikan organisme menjadi empat kingdom.
 Klasifikasi ini didasarkan pada klasifikasi Haekel dan penemuan Chatton (1925) bahwa ada dua tipe
organisasi sel organisme yaitu organisme yang organelnya bermembran (eukariotik) misalnya, jamur,
ganggang, tumbuhan dan hewan, dan organisme yang organelnya tidak bermembran (prokariotik)
misalnya, bakteri dan ganggang hijau.
 Empat kingdom tersebut adalah sebagai berikut :
 1) Kingdom Animalia (Hewan). Kingdom hewan terdiri atas Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
 2) Kingdom Plantae (Tumbuhan) Kingdom tumbuhan terdiri atas bakteri, ganggang, jamur, tumbuhan
lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
 3) Kingdom Protoctista. Kingdom Protoctista terdiri atas organisme-organisme yang organisasi selnya
eukariotik (organelnya bermembran), tidak mempunyai ciri Animalia dan Plantae atau mempunyai ciri-
ciri keduanya.
 4) Kingdom Monera. Kingdom Monera mempunyai ciri mirip dengan protoctista tetapi organisasi selnya
prokariotik (organelnya tidak bermembran)

d. Sistem Lima Kingdom


 Pengelompokan organisme seperti Haeckel (tiga kingdom) dan Copeland (empat kingdom) berlaku
sekitar satu setengah abad. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong R.H. Whittaker
(1969) menyusun klasifikasi baru. Klasifikasi Whittaker disebut juga klasifikasi lima kingdom. Pada
klasifikasi lima kingdom terjadi perubahan-perubahan yang besar dalam penataan devisio/filum. Dasar
klasifikasi yang digunakan oleh Whittaker yaitu sebagai berikut :
 (1) Cara mendapatkan nutrisi, terutama sumber karbon, yaitu : fotosintesis, absorbsi (serab), dan
fagosit-ingesti (makan-cerna),
 (2) Pembentukan organ. Organ adalah kumpulan beberapa jaringan yang membentuk suatu fungsi
tertentu.
 (3) Jumlah sel setiap individu, yaitu dalam satu individu terdiri dari banyak sel (multiseluler) atau dalam
satu individu hanya terdiri dari satu sel saja (uniseluler).
 (4) Tipe organisasi selnya, yaitu : organisme yang organelnya bermembran (eukariotik) dan organisme
yang organelnya tidak bermembran (prokariotik).

 Secara lengkap klasifikasi lima kingdom oleh Whittaker (1969) adalah sebagai berikut :
 1) Kingdom Animalia. Kingdom Animalia terdiri atas semua hewan termasuk manusia. Ciri kingdom
Animalia yaitu : (1) mendapatkan nutrisi, terutama sumber karbon, dengan cara fagosit-ingesti (makan-
cerna); (2) membentuk organ (mulut untuk fagosit, kaki untuk berjgerak, dll); (3) Jumlah sel setiap
individu banyak (multiseluler); dan (4) Tipe organisasi selnya eukariotik. Kingdom Animalia terdiri atas
beberapa filum, yaitu Porifera, Coelenterata, Plathymelmintes, Nemathelmintes, Rotifera, Bryzoa,
Mollusca, Annelida, Anthropoda, Echinodermata, dan Chordata.

 2) Kingdom Plantae. Kingdom Plantae terdiri atas semua tumbuhan. Ciri kingdom Plantae yaitu : (1)
mendapatkan nutrisi, terutama sumber karbon, dengan cara fotosintetik (karena berklorofil); (2)
membentuk organ (akar untuk menyerap hara, daun untuk fotosintesis, dll); (3) Jumlah sel setiap
individu banyak (multiseluler); dan (4) Tipe organisasi selnya eukariotik. Kingdom Plantae terdiri atas
beberapa divisio, yaitu Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku), dan
Spermatophyta (tumbuhan berbiji).

 3) Kingdom Fungi. Kingdom Fungi terdiri atas semua jamur.


 Ciri kingdom Fungi yaitu :
 (1) mendapatkan nutrisi, terutama sumber karbon, dengan cara absorbsi (diserab tubuh);
 (2) tidak membentuk organ khusus (seluruh bagian tubuh multifungsi) ;
 (3) Jumlah sel dalam satu individu bisa banyak (multiseluler), contoh: jamur benang atau satu individu
dapat juga hanya satu sel (uniseluler), contoh : khamir ; dan
 (4) Tipe organisasi selnya eukariotik. Divisio yang termasuk dalam kingdom Fungi adalah Zygomycota,
Ascomycota, Basidiumycota, dan Deuteromycota.

 4) Kingdom Protista. Kingdom protista terdiri atas semua organisme yang mempunyai ciri bercabang.
Ciri kingdom Protista yaitu : (1) mendapatkan nutrisi, terutama sumber karbon, dengan lebih dari satu
cara, yaitu absorbsi dan fagosit (contoh: protozoa) atau absorbsi dan fotosintetik (contoh: Algae) ; (2)
tidak membentuk organ khusus (seluruh bagian tubuh multifungsi) ; (3) Jumlah sel dalam satu individu
bisa banyak (multiseluler) ; dan (4) Tipe organisasi selnya eukariotik. Filum atau divisio yang masuk
dalam kingdom Protista adalah Euglena, Rhizopoda, Flagelata, Ciliata, Sporozoa, Cryzophyta,
Chlorophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, dan Pyrrophyta.

 5) Kingdom Monera. Kingdom ini terdiri atas semua organisme prokariotik. Ciri kingdom Monera yaitu :
(1) mendapatkan nutrisi, terutama sumber karbon, dengan cara fotosintetik dan atau absorbsi (diserab
tubuh); (2) tidak membentuk organ khusus (seluruh bagian tubuh multifungsi) ; (3) Jumlah sel dalam
satu individu bisa banyak (multiseluler), contoh: ganggang biru atau satu individu dapat juga hanya satu
sel (uniseluler), contoh : bakteri ; dan (4) Tipe organisasi selnya prokariotik. Organisme yang termasuk
dalam kingdom monera adalah Cyanobacteria dan Eubacteria. Cyanobacteria merupakan ganggang
dan bakteri yang berklorofil atau dapat melakukan fotosintesis..
 Menurut Biological Science Curriculum Study, biologi memiliki objek berupa kingdom (kerajaan), yaitu
Animalia (hewan), Plantae (tumbuhan), dan Protista (makhluk hidup mirip hewan atau mirip tumbuhan).
 Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, objek biologi yang semula hanya dibagi menjadi 3
kingdom berkembang menjadi 5 kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Fungi, Protista, dan Monera. Bahkan
saat ini, makhluk hidup dikelompokkan menjadi 6 kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Fungi, Protista,
Archaebacteria, dan Eubacteria.

e. Sistem Enam Kingdom


 Sistem enam kingdom merupakan pengembangan dari sistem lima kingdom ditambah satu kingdom
Virus.
 Dasar klasifikasi sama dengan sistem Whittaker ditambah virus yang belum dimasukkan karena belum
merupakan sel tetapi tubuhnya tersusun dari asam nukleat yang dapat mengendalikan reproduksi
dirinya, yang ini menurut ahli biologi juga merupakan ciri organisme hidup.
 Oleh karena klasifikasi ini kingdomnya menjadi enam, yaitu: Animalia, Plantae, Fungi, Protista, Monera
dan Virus.
 Virus adalah agen submikroskopis yang hanya terdiri dari satu jenis asam nukleat (DNA atau RNA).
Asam nukleat dikelilingi oleh mantel yang terdiri dari satu atau lebih jenis molekul protein.
 Virus adalah nukleoprotein yang dapat bertambah banyak di sel-sel hidup. Semua virus merupakan
parasit di dalam sel dan menyebabkan banyak penyakit di semua bentuk organisme hidup, baik pada
Animalia, Plantae, Fungi, Protista, maupun Monera.

Anda mungkin juga menyukai