Anda di halaman 1dari 3

PERMASALAHAN BIOLOGI PADA TINGKAT ORGANISASI KEHIDUPAN

Masalah biologi dalam kehidupan dapat terjadi mulai dari molekul, sel, jaringan, organ,
INSIGHT sistem organ, yang kesemuanya itu dapat dijumpai pada tingkat organisasi kehidupan
individu. Selain individu, tingkat permasalahan biologi dalam kehidupan juga dapat terjadi
pada tingkat organisasi kehidupan populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Contoh masalah biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, antara lain :
1. Pada tingkat molekul, seperti mutasi gen yang menimbulkan adanya gen mutan (gen
albino, gen buta warna, gen hemofilia, gen botak, gen imbisil, gen sickle cell anemia,
gen kecenderungan TBC, gen non-taster, gen polidaktili), cara kerja enzim, sintesa
protein.
2. Pada tingkat sel, seperti Plasmolisis, transportasi zat lintas membran, endositosis,
penggadaan sel, perkembang biakan virus/bakteri.
3. Pada tingkat jaringan, seperti leukemia, HIV/AIDS, CVPD tanaman jeruk.
4. Pada tingkat organ, seperti kanker kulit, kanker/tumor payu dara, kanker paru-paru, kista
pada rahim, patah tulang, gagal ginjal, jantung koroner, katarak, mozaik.
5. Pada tingkat populasi, seperti : penyebaran flu burung pada masyarakat manusia/unggas,
penyebaran HIV/AIDS.
6. Pada tingkat komunitas, seperti rusaknya tanaman padi oleh tikus/hama wereng,
rusaknya tanaman kelapa oleh hama, demam berarah, leptospirosis, penyebaran flu
burung ke manusia
7. Pada tingkat ekosistem, seperti hampir punahnya badak bercula satu. Kebakaran hutan,
masuknya harimau kepemukiman, pencemaran lingkungan.
8. Pada tingkat biosfer, seperti: dampak kebocoran ozon terhadap biosfer, efek rumah kaca
terhadap biosfer.

Semakin kompleks tingkat organisasi kehidupan, semakin kompleks juga permasalahan


biologi yang terkandung didalamnya. Dalam proses pemecahan semua masalah biologi,
biologi tidak dapat berdiri sendiri, biologi memerlukan disiplin ilmu-ilmu lain, misal dengan
ilmu fisika, ilmu kimia, atau geologi.
Contoh :
a. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu fisika antara lain :
transportasi zat secara difusi, osmosis, absorbsi, kapilaritas xylem, ritme harian
plankton.
b. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu kimia antara lain :
proses pencemaran makanan oleh enzim, analisa bahan penyusunan zat makanan
(seperti karbohidrat, protein, lemak), bagaimana produksi dan fungsi hormon
bekerja, peranan senyawa buffer dalam sel, respirasi sel, fermentasi, peranan bakteri
kemolitotrop pada permisahan logam dari bijihnya.
c. Permasalahan biologi yang terkait dengan prinsip-prinsip ilmu geologi antara lain :
pencemaran lingkungan, dampak kebocoran ozon terhadap biosfer

Dengan belajar biologi sebagai sains, kita semua dapat memiliki ketrampilan kerja ilmiah
dan bersikap ilmiah, serta sadar terhadap hidup dan kehidupan dalam lingkungan;. Ilmu
pengetahuan yang terkandung dalam biologi telah banyak menolong manusia dari berbagai
masalah seperti wabah penyakit, kelaparan. Karena dengan biologi para ilmuan dapat
mengetahui bagaimana suatu penyakit dapat menyebar dan menular sehingga memudahkan
cara menanggulanginya atau mencegahnya berbgai obat-obatan juga telah diketemukan
dapat menyelamatkan banyak manusia dari kematian.
Pengetahuan biologi telah mengajarkan kepada manusia bagaiamana menjaga dan
melestarikan flora dan fauna yang merupakan kekayaan alam sebagai anugerah dari Tuhan
Pencipta Alam Semesta, serta bagaimana menjinakkan dan memelihara hewan dan
tumbuhan liar sehingga dapat dimanfaatkan bagi kehidupan.
Disarikan dari : http://rizky-apriandy.blogspot.com/2009/08/permasalahan-biologi-biologi-pada.html
Dengan Melibatkan Prinsip-Prinsip ilmu lain dalam hal dengan ilmu fisika dan ilmu kimia, biologi,
makin berkembang kearaha tingkat molekuler dan lahirlah biologi molekuler. Babak ini dapat
menyingkap inti permasalahan tentang sifat-sifat menurun sehingga lahirlah ilmu genetika. Seiring
dengan makin banyaknya permasalahan biologi yang dapat dipecahkan maka juga semakin dapar
dirasakan manfaat pengetahuan biologi dalam kehidupan sehari-hari.
Biologi berperan pula sebagai ilmu pengetahuan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan
disiplin ilmu-ilmu yang lain seperti pertanian. Peternakan, kedokteran. Kehutanan, kependudukan,
lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Di tengah-tengah sains yang lain biologi dapat merupakan
motivator bagi berkembang cabang sains lainnya. Selain yang penting dalam ilmu-ilmu sosial-
ekonomi, geografi, dan bahkan ilmu pertahanan semesta.
Untuk memudahkan mempelajari ataupun melandasi suatu penelitian, objek-objek tersebut dipilah-
pilah menurut tingkatan-tingkatan yaitu mulai dari tingkatan molekuler, sel, jaringan, organ,
individu, populasi, komunitas, ekosistem, hingga tingkatan bioma, dimana antar tingkatan tersebut
saling berhubungan. Hal ini menimbulkan terbentuknya cabang-cabang ilmu dalam Biologi. Contoh
cabang-cabang ilmu Biologi adalah genetika, sitologi, histologi, anatomi, fisiologi, morfologi,
taksonomi, zoologi, botani, embriologi, mikrobiologi, patologi, parasitologi, virologi, ekologi, dan
bioteknologi.
Pada tingkat molekul, Biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul yang
melakukan reaksi-reaksi penyusunan dan pembongkaran. Molekul-molekul tersebut kemudian
saling berinteraksi membentuk sebuah struktur terkecil dari organisme yang dinamakan sel. Sel-sel
dengan bentuk dan fungsi yang sama membentuk jaringan, dan beberapa jaringan menyusun organ.
Untuk menjalankan fungsinya, suatu organ akan melibatkan organ-organ lainnya. Hal ini
menimbulkan pengelompokan kerja organ-organ yang memiliki suatu fungsi khusus yang disebut
Sistem Organ. Untuk tingkatan ini, di dalam tubuh hewan tingkat tinggi, terdapat bermacam sistem
organ, diantaranya adalah sistem respirasi, sistem transportasi, sistem pencernaan, sistem saraf,
sistem reproduksi dan sistem ekskresi. Seluruh sistem organ tersebut saling berinteraksi, saling
menunjang atau saling berpengaruh dan membentuk satu tubuh yang disebut individu. Jadi individu
merupakan satu organisme yang tubuhnya tersusun oleh berbagai sistem organ yang saling
berhubungan.
Di lingkungan yang lebih luas, individu diartikan sebagai satuan makhluk hidup tunggal, misalnya
seorang anak, seekor ayam, seekor ikan, sebatang pohon pisang, sebatang tanaman padi, dan
sebagainya. Setiap individu di suatu areal tempat tinggal/habitatnya tentu tidak sendirian. Ia akan
berinteraksi membentuk kumpulan individu sejenis yang dinamakan populasi. Individu-individu
dikatakan sejenis atau satu species jika mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan
yang fertil. Misalnya sekelompok kambing di dalam kandang merupakan contoh populasi kambing;
kambing betina dengan kambing jantan dikatakan satu species karena apabila terjadi perkawinan
akan dihasilkan anak kambing yang juga dapat mempunyai keturunan lagi kelak.
Selanjutnya populasi ini berinteraksi dengan populasi lainnya dan membentuk komunitas. Interaksi
antara beberapa komunitas dengan lingkungan abiotiknya akan menyusun struktur yang dinamakan
ekosistem. Dalam lingkup yang lebih luas, iklim suatu daerah mempengaruhi kehidupan yang ada
di dalamnya sehingga terbentuklah bioma. Contoh bioma adalah: tundra, taiga, hutan decidous,
hutan hujan tropis, padang rumput, savana, dan gurun; dimana setiap bioma memiliki ciri atau
karakter khusus yang ditandai dengan vegetasi (tumbuhan) dan hewan dominan. Selanjutnya
interaksi antarbioma di permukaan bumi membentuk lapisan mahluk hidup di bumi yang
dinamakan biosfer.
Setiap tingkatan dalam organisasi Biologi tersebut saling berkaitan/berhubungan dan saling
mempengaruhi. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada salah satu komponen atau tingkatan
maka akan mempengaruhi keberadaan komponen atau tingkatan yang lainnya. Adapun gangguan
atau kerusakan dalam lingkup ekosistem dapat terjadi akibat bencana alam dan atau akibat
perbuatan manusia. Untuk yang kedua ini, perusakan ekosistem akibat perbuatan manusia biasanya
dikarenakan kurangnya pemahaman yang baik mengenai ekologi dan sikap yang kurang bijaksana
dalam mengeksploitasi sumber daya alam baik yang hayati maupun yang non hayati. Penanganan
terhadap masalah lingkungan atau ekologis ini harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan
biologis, disamping alam sendiri memiliki kemampuan memperbaiki diri (self purification) yaitu
dengan mengadakan suksesi ekologis.
Biologi sebagai ilmu murni yang mendasari ilmu terapan (bidang pertanian, peternakan, perikanan,
dan kedokteran), bersama dengan perkembangan teknologi dan disiplin ilmu lainnya, telah banyak
membawa perubahan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Penemuan-
penemuan di bidang Biologi atau bioteknologi telah berhasil memecahkan berbagai masalah atau
persoalan dalam hidup manusia; misalnya penemuan-penemuan dalam teknik rekayasa genetika
untuk menciptakan hewan dan tanaman transgenik, teknik superovulasi untuk perbanyakan ternak
jenis unggul, teknik penyisipan atau pemisahan gen, teknik fertilisasi in vitro, teknik penyimpanan
dan transfer embrio, inseminasi buatan, teknik kultur jaringan, teknik kloning, teknik mutasi buatan,
teknik transplantasi organ, serta penemuan berbagai jenis obat, antibiotik dan vaksin.

Anda mungkin juga menyukai