Dosen Pengampu:
Oleh:
Irpan Meisyandi
230110230113
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan dan memberikan rahmat, nikmat, dan
taufik serta hidahyah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Budidaya Udang
Vaname” ini dengan lancer dan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai bagian dari karya akademis untuk
memberikan informasi tentang teknik budidaya udang vaname dan juga manfaatnya bagi masyarakat awam.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, masih mempunyai kekurangan baik dari segi struktur kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, sangat terbuka dan sangat diperlukan sekali atas saran dan kritik
dari para pembaca untuk dapat menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembaca.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Sumedang, 21 Oktober
Penulis,
Irpan Meisyandi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udang vaname saat ini masih tetap menjadi fokus strategis dalam upaya mencapai tujuan
produksi udang nasional. Teknologi budidaya udang vaname super intensif merupakan arah sistem
budidaya udang masa depan dengan konsep volume rendah dan kepadatan tinggi. Teknologi
budidaya ini bercirikan luas permukaan kolam 1.000 m2 sehingga mudah dalam pengendaliannya;
kedalaman air >1,8m; kepadatan penebaran yang tinggi; Produktivitas tinggi; beban limbah
minimum; Dilengkapi dengan tangki air bersih dan tempat pengolahan air limbah dari sisa proses
budidaya. Lingkungan yang terkendali dan bedengan budidaya serta pengelolaan limbah budidaya
yang baik diharapkan dapat menghasilkan sistem budidaya udang vaname yang efisien,
menguntungkan dan berkelanjutan.
Budidaya udang vaname dengan padat tebar tinggi dilakukan dengan sistem raceway (271
m2) dan padat tebar 300 hingga 810 udang/m2 (Venero et al., 2009); 658-1602 ikan/m3 (Lawrence,
2010); Sistem perpipaan berukuran 40 m3 dengan kepadatan penebaran 530 ikan/m3 (Samocha et
al., 2010b); sistem parit berukuran 40-100 m3 dengan kepadatan penebaran 390-500 ikan/m3
(Samocha et al., 2012); sistem bioflok pada parit berukuran 100 m3 dengan kepadatan tebar 500
individu/m3 (Samocha et al., 2013a). Data saat ini menunjukkan budidaya udang vaname dengan
padat tebar tinggi dilakukan dalam wadah kecil.
Kepadatan tebar yang tinggi yang diterapkan pada sistem budidaya super intensif
diharapkan dapat meningkatkan produksi, namun ada batas tertentu bila daya dukung tambak tidak
mampu lagi mendukung udang pada jumlah biomassa tertentu. Oleh karena itu perlu dilakukan
penentuan padat tebar yang optimal untuk mencapai biaya produksi minimal dengan keuntungan
maksimal sehingga produk udang mempunyai daya saing tinggi.
Kepadatan tebar merupakan faktor penentu tingkat teknologi dan input budidaya perikanan
yang dibutuhkan dalam sistem budidaya. Menetapkan kepadatan tebar yang lebih tinggi dari
kemampuan lingkungan dapat mempengaruhi sistem pertumbuhan, yang ditandai dengan buruknya
hasil panen karena banyaknya limbah yang melebihi kapasitas asimilasi lingkungan perairan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi efektivitas budidaya udang
vaname super intensif pada padat tebar yang berbeda sebagai acuan untuk menentukan kepadatan
tebar udang vaname yang optimal menggunakan teknologi super intensif. Penerapan kepadatan
tebar yang optimal diharapkan akan berdampak pada produktivitas dan keuntungan yang maksimal
dengan sistem produksi yang berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
1. Klasifikasi dan morfologi udang vaname?
2. Apa alasan para pebisnis budidaya memilih udang vaname dalam usaha budidaya mereka?
3. Kebiasaan hidup udang vaname?
4. Bagaimana teknik pengelolaan udang vaname?
5. Penyakit apa saja yang bisa menyerah udang vaname?
C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan penulisan makalah tentang budidaya udang vaname ini adalah
sebagai berikut:
1. Menambah wawasan tentang udang vaname
2. Menambah penetahuan tentang pembudidayaan udang vaname
D. Manfaat
Memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang apa itu udang vaname (Litopenaeus vannamei)
dan bagaimana cara membudidayakannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara ilmiah, udang vaname jenis ini disebut litopeneaus vannamei. Udang putih ini
termasuk dalam kelompok krustasea dan tergolong dalam udang laut atau udang penaide
bersama dengan udang lainnya seperti udang macan hitam (Penaeus monodon), udang putih
atau udang jari (Penaeus merguensis, udang jari). udang (Panaeus indicus) dan udang kembang
(Panaeus semisulcatus). Klasifikasi udang vaname secara lengkap berdasarkan zoologi (sistem
pengelompokan hewan berdasarkan bentuk dan ciri tubuh) dijelaskan sebagai berikut.
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famiili : Penaidae
Genus : Litopenaeus
2. Morfologi
Udang vaname memiliki tubuh yang dilapisi kulit keras yang terbuat dari kitin berwarna
kuning-putih dan kaki berwarna putih. Dibandingkan dengan udang windu atau udang jrebung,
udang vaname ini berukuran jauh lebih kecil.
Tubuh udang vaname dibagi menjadi dua bagian besar: bagian cephalothoracic, yang
meliputi kepala dan dada, dan bagian perut, yang meliputi perut dan ekor. Bagian bawah tubuh
dilindungi oleh lapisan tebal kulit kitin yang disebut juga karapas. Cephalothorax terdiri dari
lima ruas kepala dan delapan ruas dada, sedangkan badan (abdomen) terdiri dari enam ruas dan
satu ekor (telson). Proyeksi kepala ke depan adalah cangkir memanjang dengan tepi bergerigi,
atau mimbar. Bagian depannya bergerigi dengan sembilan gigi di bagian atas dan dua gigi di
bagian bawah. Sedangkan di pangkal kepala terdapat sepasang mata.
Ukuran induk betina siap bereproduksi biasanya 35-40 gram/ekor, sedangkan ukuran siap
panen pada kolam umur 100 hari (umur 3,5 bulan) adalah 60-80 (60-80 ekor/kg). ukuran 70
ekor untuk padat tebar. 80 PL (pascalarva)/m2 dengan tingkat kelangsungan hidup sekitar 80°n
fcr (Rasio Konversi Makanan) pakan 1,2. Hidup di kolam yang menjaga salinitas (kandungan
garam) air kolam berkisar antara 5 sampai 35% (/juta).
4. Tahap panen
Panen udang atau tahapan pemanenan udang perlu memperhatikan aspek harga udang, laju
pertumbuhan dan kesehatan udang. Pemanenan dilakukan pada saat udang berumur 100 hingga
110 hari. Pemberian kapur dolomit 8 mg/l dilakukan sebelum panen, dengan tetap menjaga
ketinggian air (tanpa mengganti air) selama 2 sampai 4 hari dengan tujuan mencegah molting
berlebihan pada udang sebelum dan selama panen. Selain itu juga disiapkan peralatan
pemanenan seperti keranjang udang, jaring yang dipasang pada katup, jaring lempar, busa,
ember, pot dan lampu. Teknik pemanenannya adalah dengan mengurangi jumlah air terlebih
dahulu kemudian memompanya keluar, untuk segera menangkap udang dengan jaring.
Biasanya pemanenan dilakukan pada malam hari untuk menjaga dan mengurangi risiko
rusaknya kualitas udang. Udang yang ditangkap kemudian dicuci bersih, direndam dalam es,
kemudian dimasukkan ke dalam cold storage. Dengan menggunakan metode penambahan
tradisional, hasil panen udang vaname dapat mencapai 700-835 kg/ha/panen, tingkat
kelangsungan hidup 60-70%, ukuran panen 55-65 udang/kg dengan lama pemeliharaan 105
hari. Keuntungan per musim tanam sebesar Rp 8.225.500,-.
B. Saran
Selama masa pemeliharaan, perlu adanya pengawasan dari beberapa risiko seperti adanya serangan
hama dan penyakit. Ada beberapa cara yang paling aman untuk mengendalikan hama yaitu secara
spesifiknya seperti menangkap langsung hama atau hewan liar yang sering datang ke tambak udang
atau mencegahnya masuk ke daerah pertambakan. Sedangkan untuk penyakit udang itu sendiri
dapat dicegah dengan pengapuran yang seimbang untuk mempertahankan kualitas air, serta
diupayakan suhu air selalu stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Erfan A, M. H. (2007). Budidaya Udang Vannamei (Litopeneaus Vannamei) Pola Tradisional Plus
di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Media Akuakultur. Bala Riset Perikanan Budidaya
Air Payau. Maros
Markus Mangapa, Hidayat S. (2010). Budidaya Udang Vaname (litopeneaus vannamei) Teknologi
Intensif Menggunakan Benih Tongkolan. Balai Riset Perikanan Budidaya Aor Payau
Rachmat Syah, M. M. (2017). Budidaya Udang Vaname Dengan Padat Penebaran Tinggi. Jurnal
Akuaultur. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
Sunarto, Ali Sadikin. (2018). Teknik Budidaya Udang Vaname , Litopenaeus vannamei Semi
Inntensif di Tambak. Jurnal Teknik Litkayasa Akuakultur. Balai Besar Riset Budidaya Laut
dan Penyuluhan Perikanan.