Oleh:
Farhan Ramadhan
NIM. L1C020017
Oleh:
Farhan Ramadhan
NIM.L1C020017
disetujui tanggal
…………………………………..
pebimbing,
NIP.
Mengetahui
Farhan Ramadhan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRACT
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Balai Budiaya Ikan Air Payau dan Laut Karanganyar terletak di Desa
luas lahan produktif berupa 4 petak tambak untuk budidaya, 2 petak kecil
kegagalan. Pemilihan lokasi untuk lahan tambak yang tidak tepat akan
udang putih yang merupakan jenis udang dari filum arthropoda dan kelas
dan negara- negara di Amerika Tengah dan Selatan. Udang Vaname disebut
sekitar 90 – 100 hari per siklus, tingkat survival rate (SR) atau derajat
tinggi. Selain itu, udang ini juga mampu memanfaatkan seluruh kolom air
Vibrio spp. merupakan salah satu jenis bakteri yang bersifat pathogen.
genetik (Suharni et al. 2008). Bakteri Vibrio spp. merupakan pathogen serius
sebagai berikut:
kemarin?
I.3. Tujuan
vannamei) BBIAPL.
I.4. Manfaat
pertumbuhan bakteri Vibrio spp. yang terdapat di tambak HDPE BIAP Tugu
Semarang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2000):
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Crustacea
Ordo: Decapoda
Famili: Penaidae
Genus: Litopenaeus
penaeid lain ,yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu kepala (cephalothorax)
dibungkus oleh lapisan kitin yang berfungsi sebagai pelindung, terdiri dari
dan lima pasang kaki jalan (peripoda) atau kaki sepuluh (decapoda) (Kitani,
1994).
transparan (bening), berkulit licin dan halus (Kitani, 1994). Jenis kelamin
udang vaname dapat dilihat secara fisik. Pada udang jantan disebut
plaatasma yang terletak diantar kaki jalan ke 5 dan kaki renang pertama,
sedangkan pada udang betina disebut thelicum yang terletak antara kaki
jalan ke 4 dan 5.
(fertilisasi) dan lepas dari induk betina akan mengalami berbagai macam
tahap, yaitu: (Wyban dan Sweeney , 1991)
1. Nauplius
2. Zoea
Stadia zoea memiliki ukuran 1,05 – 3,30 mm yang terbagi atas tiga
stadia ini sangat peka. Zoea mulai membutuhkan makanan fari luar
berupa fitoplankton.
3. Mysis
Stadia Mysis terbagi atas tiga tahapan yang dapat berlangsung selama
membengkokan badannya.
4. Post larva
stadia berdasarkan hari, misalnya PL1 berarti post larva berumur satu
inangnya. Salah satu ciri dari bakteri pathogen yaitu bersifat saprofit. Jenis
koma), gram negatif, hidup anaerob fakultatif di air asin, tidak membentuk
spora, dan uji positif pada oksidase. Bakteri dari genus ini aktif bergerak
(motil) dengan flagel di ujung sel dan memiliki selubung (Soedarto, 2015).
sekitar maupun pada permukaan air di seluruh dunia. Vibrio sp. dapat
benih yang sangat tinggi pada pembenihan udang di wilayah Asia Tenggara
dan Selatan.
2.2.3. Vibriosis
bakteri Vibrio sp. yang berpotensi menjadi penyebab kematian pada udang.
mencapai 100% pada stadia larva hingga juvenil. Beberapa jenis bakteri
merah (red discoloration) pada pleopod dan abdominal serta pada malam
parameter yaitu, fisika, kimia, dan biologi. Pertumbuhan bakteri Vibrio spp.
Dapat dipengaruhi oleh kondisi perairan. Kualitas air yang buruk dapat
mengakibatkan tingginya tingkat kehidupan bakteri Vibrio spp. dan
dan pertumbuhan bagi bakteri Vibrio spp., dan udang vannamei. Apabila
suhu terlalu rendah atau tinggi hal ini tidak baik untuk kelangsungan hidup
suhu air tambak yang baik bagi kehidupan udang vaname adalah berkisar
antara 28oC – 30oC . Sedangkan, suhu optimum dan minimum bagi bakteri
Vibrio sp. dapat tumbuh adalah berkisar antara 5-44 o C, pada suhu 50o C
keatas menyebabkan bakteri itu tidak akan dapat tumbuh sehingga bakteri
Vibrio sp. mengalami lisis karena tidak tahan terhadap panas (Feriandika et
al., 2014).
Suhu air pada bagian dasar dipengaruhi oleh kepadatan partikel yang
dilakukan pada pagi dan sore hari (Amri dan Kanna 2008).
2.3.2. Salinitas
dapat tumbuh dengan baik dan optimal pada kisaran kadar garam 15-25
ppt.
2.3.3. pH
Nilai pH untuk udang vaname, kisaran pH yang optimum adalah 7,5 - 8,5.
Pada pH dibawah 4,5 atau diatas 9,0 atau bersifat terlalu asam dan basa
udang akan mudah sakit dan lemah, kemudian nafsu makan menurun
lebih besar dari 10 akan bersifat lethal bagi ikan maupun udang (Ahmad,
1991). Umumnya, pH air tambak pada Siang hari lebih tinggi daripada
dan Adiwidjaya dkk, 2001) yaitu menggunakan beberapa jenis kapur yang
dianjurkan dengan dosis antara 5-20 ppm (sesuaikan dengan jenis kapur
III.1.1.Alat
Alat yang digunakan pada kerja praktek ini dapat dilihat pada tabel
berikut :
III.1.2.Bahan
Bahan yang digunakan pada kerja praktek ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
III.2. Metode
III.2.1.Parameter Penelitian
pendukung, parameter utama yaitu total bakteri Vibrio spp. dan parameter
bakteri Virio spp. (TVC) dalam samper air tambak yaitu metode hitung
cawan.
III.3.1.Isolasi Bakteri
yang akan digunakan serta larutan Trisalt untuk uji total bakteri Vibrio spp.
dilapisi dengan kertas buram. Setelah alat dan bahan sudah siap, kemudian
berbunyi, maka buka (on) exhaust untuk mengeluarkan uapnya hingga suhu
turun menjadi 0oC, setelah itu penutup autoklaf dapat dibuka dan alat-alat
maupun bahan yanng sudah ter-sterilisasi dikeluarkan.
Alat dan bahan disiapkan untuk media Agar TCBS , bahan yang
Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari NaCl 18,4 g, MgSO 4 6,94 g, KCl
1,5g, TCBS 88g, dan aquades steril 1000 ml. Proses selanjutnya yaitu
plate berisi magnetic stirrer, berguna agar semua bahan dapat homogen atau
masing cawan petri yang telah disiapkan secara aseptik di atas api bunsen
dan bahan yang digunakan, bahan yang digunakan terdiri dari NaCl 23,4 g,
MgSO4 6,99 g, KCl 1,5 g, dan aquadest steril 1000 ml. Proses Selanjutnya
Pengujian total bakteri Vibrio spp. pada sampel air diawali dengan
dalamnya dan juga media Agar TCBS (cawan petri) yang jumlahnya juga
5. Penanaman Bakteri
TCBS sebanyak 0,1 ml dengan metode gores streak plate pada cawan petri
yang sudah steril dari setiap pengenceran yang sudah dilakukan,lalu posisi
cawan petri ditutup dan dibalik, kemudian diberi label untuk memberi
suhu 35oC.
dengan cara manual dan dikelompokan menjadi satu koloni Vibrio yang
sejenis sesuai dengan warnanya. Jumlah koloni bakteri yang dihitung pada
cawan petri berkisar 25 - 250 koloni, dengan catatan apabila bakteri yang
tumbuh <25 koloni maka dinyatakan tidak terdpat bakteri, sedangkan jika
bakteri yang tumbuh >250 maka dinyatakan tidak bisa untuk dihitung
Keterangan :
rutin tiap satu hari sekali. Nilai salinitas yang didapat kemudian dicatat.
2. Suhu
suhu dilakukan secara rutin tiap dua kali sehari. Nilai suhu yang didapat
kemudian dicatat.
3. pH
(WQC) pada sampel air tambak udang vannamei. Penggunaan WQC harus
terlebih dahulu di kalibrasi menggunakan air tawar yang steril, WQC sudah
mengambil sampel air tambak udang lalu WQC di celupkan hingga nilai
nya terlihat dan tidak berubah. Pengukuran pH dilakukan secara rutin tiap
udang vannamei, dengan otomatis nilai Oksigen Terlarut akan terlihat pada
Kerja praktek ini dilaksanakan pada bulan januari 2023. Kerja praktek ini
IV.1. Total Vibrio Count (TVC) yang terdapat pada tambak B1A
Air Payau dan Laut Karanganyar terletak di Desa Tugu Kecamatan Tugu,
Kota Semarang di tanggal 9 febuari 2023 pada tambak B1A telah ditemukan
dua jenis koloni bakteri Vibrio spp. yaitu koloni hijau dan koloni kuning.
sukrosa ditandai dengan bakteri berwarna hijau. Koloni bakteri Vibrio spp.
cawan dan dihitung total vibrio count (TVC). Hasi perhitungan Total Vibrio
Count (TVC) pada tambak B1A yang telah dianalisis menunjukan bahwa
dikarenakan sampel air tambak diambil pada satu stasiun saja. Kelimpahan
Tabel 3.
berbeda sesuai dengan jenis Vibrio sp. yang menyerang pada udang.
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Vibrionales
Family : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
pada sampel air tambak B1A bernilai 1,4 x 103 CFU/ml. Kelimpahan bakteri
pada tambak B1A memiliki kisaran nilai yang tergolong tinggi dpat
Kelimpahan bakteri Vibrio spp. pada tambak B1A tergolong tinggi karena
tersebut dikuatkan oleh Felix et al. (2011) yang menyatakan bahwa habitat
Vibrio adalah air laut. Selain itu, muara juga merupakan saluran air sebagai
populasi Vibrio pun tinggi. Selain itu, Kelimpahan ini terjadi akibat kondisi
udang apabila tidak secara cepat ditanggani. Hal ini mengacu pada
Tabel 4.
Berdasarkan hasil uji bakteri Vibrio spp. pada sampel air tambak B1A
yang ditemukan hanya koloni Vibrio spp. berwarna hijau dengan total 1,3 x
102 CFU/ml. Hasil perhitungan Total Vibrio Count (TVC) pada tambak B1A
kuning. Kelimpahan bakteri Vibrio spp. yang diuji pada bulan febuari 2023
dan bulan april 2022 pada tambak B1A memiliki perbedaan total bakteri
yang ditemukan.
signifikan, pada bulan febuari 2023 ditemukan total bakteri sebanyak 1,4 x
102CFU/ml, dari kedua hasil itu dapat di identifikasi kualtias air tambak
yang baik dan buruk. Total bakteri pada bulan febuari 2023 menunjukan
kelimpahan bakteri yang cukup banyak dan sudah mencapai ambang batas
bakteri Vibrio spp. di suatu kolam / tambak, berbeda halnya dengan total
bakteri Vibrio spp. yang ditemukan pada bulan april 2022 menunjukan
kelimpahan bakteri Vibrio spp. masih dalam kondisi aman dan tidak
membahayakan hewan budidaya. Kelimpahan bakteri Vibrio yang lebih
yang telah ditentukan maka sudah dapat dipastikan akan terjadi kematian
massal pada hewan budidaya dalam hal ini komoditas udang vannamei.
selama kerja praktek, didapati hasil parameter yang dikur berubah setiap
hasil pengukuran parameter kualitas air yang telah dilakukan selama 12 hari
Tabel 4.
Parameter
No Tanggal
suhu salinitas pH
1 22 33 6 8
2 23 31 7 8
3 24 29 7 9
4 25 29.5 6 9
5 26 31 8 8.7
6 27 32 7 8.6
7 28 29 9 8.5
8 29 29 6 8.5
9 30 32 7 8
10 31 33 6 7
11 1 26.7 8 7.9
12 2 26.6 9 8.6
Rata - rata 30.15 7.166667 8.458333
budidaya udang vannamei tidak boleh melebihi 35 ppt, jika lebih dari 35 ppt
maka akan membuat udang mati atau dapat terjadinya blooming bakteri
yaitu berkisar antara 6 – 9 ppt dengan rata-rata sebesar 7,16 ppt. Pengukuran
rata sebesar 8.,45. Menurut Boyd (1991) dalam Fachurizal Rama P dan
air harus secara rutin dilakukan agar dapat mencegah bakteri blooming dan
buruk.
Parameter kualitas air mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
dan kelimpahan bakteri pada tambak budidaya udang vannamei, oleh sebab
itu pada kerja praktek ini dilakukan uji korelasi antara parameter kualitas air
dengan bakteri Vibrio spp., berikut merupakan hasil uji korelasi yang telah
IV.2.1.Suhu
Tabel 5.
Correlations
Suhu bakteri
Spearman's Suhu Correlation 1.000 -.945**
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . <.001
N 12 12
bakteri Correlation -.945** 1.000
Coefficient
Keterangan :
Interval
Tingkat Hubungan
Koefisien
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Cukup
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,00 Sangat Kuat
Berdasarkan tabel hasil uji korelasi menggunakan SPSS didapati hasil
suhu dengan bakteri Vibrio spp. sangat kuat. Hal ini sesuai dengan saat
pengambilan sampel air tambak yang akan diuji total bakteri Vibrio spp. , saat
dan didapatkan hasil suhu bernilai 26.6oC. Suhu ketika pengambilan sampel
sedang hujan. Kondisi hujan dapat mempengaruhi suhu pada air tambak
dengan baik berada pada kisaran suhu 25 – 29C (Salle, 1961). Menurut
Kharisma dan Manan (2013), bakteri akan menjadi lebih pathogen ketika
4.2.1. Salinitas
Tabel 6.
Correlations
Salinitas bakteri
Spearman's Salinitas Correlation 1.000 .451
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . .141
N 12 12
bakteri Correlation .451 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .141 .
N 12 12
Keterangan :
Interval
Tingkat Hubungan
Koefisien
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Cukup
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,00 Sangat Kuat
perhitungan korelasi Salnitas terhadap total bakteri Vibrio spp. yang menunjukan
korelasi positive dan nilai koefisien p<0.451. Korelasi positive menunjukan ketika
salinitas mengalami kenaikan, kelimpahan pada bakteri Vibrio spp. akan naik /
kelimpahan bakteri Vibrio spp. akan semakin sedikit. Nilai korelasi menunjukan
p<0.451. artinya tingkat korelasi antara salinitas dengan bakteri Vibrio spp.
dikategorikan cukup. Korelasi salinitas terhadap total bakteri bakteri Vibrio spp.
pada tambak udang vannamei memiliki kategori cukup, artinya salinitas dapat
mempengaruhi kelimpahan bakteri Vibrio spp. tetapi tidak terlalu berdampak pada
pertumbuhan bakteri Vibrio spp. Arifudin et al (2013), yang menyatakan bahwa
IV.2.2. pH
Tabel 7.
Correlations
pH bakteri
Spearman's pH Correlation 1.000 .253
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . .428
N 12 12
bakteri Correlation .253 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .428 .
N 12 12
Keterangan :
Interval
Tingkat Hubungan
Koefisien
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Cukup
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,00 Sangat Kuat
korelasi positive dan nilai koefisien p<0.263. Korelasi positive menunjukan ketika
p<253 artinya tingkat korelasi antara pH dengan bakteri Vibrio spp. rendah. Derajat
keasaaman (pH) umumnya pada sore hari lebih tinggi daripada pagi hari.
fitoplankton yang menyerap CO2. Sebaliknya ketika pagi hari CO2 meimpah
sebagai hasil pernapasan organisme yang hidup pada tambak udang vannamei
V.1. Kesimpulan
bahwa :
1. Total bakteri Vibrio spp. yang ditemukan pada tambak B1A yaitu
V.2. Saran
sangat diharapkan.