JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Mengesahkan,
A.n. Dekan
PembantuDekan I,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana dengan rahmat, taufik,
hidayah serta inayah-Nya saya dapat menyelesaikan proposal Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dengan judul Teknik Pembesaran Udang Vaname
(Litopenaeusvannamei) Intensif Di Tambak Al-Baroqah.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ 2
KATA PENGANTAR .................................................................................... 3
BAB I .PENDAHULUAN .............................................................................. 5
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 5
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................... 6
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7
2.1 Klasifikasi Udang Vaname......................................................................... 7
2.2 Morfologi Udang Vaname ......................................................................... 8
2.3 Siklus Hidup ............................................................................................... 8
2.4 Persyaratan Lokasi ................................................................................... 10
2.5 Persiapan Tambak .................................................................................... 11
2.6 Persiapan Tambak .................................................................................... 12
2.7 Kualitas Air .............................................................................................. 14
2.8 Penebaran Benur ...................................................................................... 17
2.9 Penanggulangan Hama dan Penyakit ........................................................18
2.10 Panen dan Pasca Pananen ......................................................................... 20
BAB III. METODE PELAKSANAAN ....................................................... 21
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 21
3.2 Materi dan Alat ........................................................................................ 21
3.3 Metode ...................................................................................................... 21
3.4 Teknis Pelaksanaan PKL .......................................................................... 22
3.5 Jadwal Pelaksanaan .................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli perairan
Amerika Latin. Udang ini dibudidayakan mulai dari pantai barat Meksiko ke arah
selatan hingga daerah Peru. Beberapa petambak di Indonesia mulai mencoba
membudidayakan udang vaname, karena hasil yang dicapai sangat luar biasa.
Apalagi produksi udang windu yang saat ini sedang mengalami penurunan karena
serangan penyakit, terutama penyakit bercak putih (white spot syndrome virus)
(Haliman dan Adijaya, 2005).
Udang vanname sebagai varietas unggul untuk budidaya karena dinilai
memiliki beberapa kelebihan antara lain, lebih tahan terhadap serangan penyakit,
tumbuh lebih cepat, tahan terhadap fluktasi lingkungan, waktu pemeliharaan
relative pendek yakni sekitar 90-100 hari per siklus, tingkat survival rate (SR)
atau kehidupan tergolong tinggi dan hemat pakan (Amri dan Kanna, 2008).
Maka dari itu Praktek Kerja Lapang ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempelajari tentang Teknik Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Intensif Di Tambak Al-Baroqah.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menanggulangi atau mencegah penyakit dan bakteri
dalam sistem budidaya pembesaran intensif yang dilakukan oleh tambak
Al- Baroqah?
2. Bagaimana penanganan pembuangan limbah sisa pakan maupun feses dari
udang vaname yang ada di Tambak Al-Baroqah?
3. Kendala apa sajakah yang sering dihadapi selama kegiatan pembesaran
udang vaname (Litopenaeus vannamei.) di Tambak Al – Baraqah ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui cara menanggulangi atau mencegah penyakit dan
bakteri dalam sistem budidaya pembesaran intensif yang dilakukan oleh
tambak Al- Baroqah?
2. Untuk mengetahui penanganan pembuangan limbah sisa pakan maupun
feses dari udang vaname yang ada di Tambak Al-Baroqah?
3. Untuk mengetahui kendala yang sering dihadapi selama kegiatan
pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Al–
Baraqah ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Udang Vaname
Menurut Suryadhi (2011) klasifikasi udang vaname adalah sebagai berikut:
Phylum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub-kelas :Malacostraca
Series : Eumalacostraca
Order : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
1. Lahan mendapat air pasang surut air laut, tinggi pasang surut yang ideal
adalah 1,5-2,5 meter. Pada lokasi yang pasang surut nya dibawah 1 meter
maka membutuhkan pompa, selain itu dalam sekitar areal tersebut harus
ada pasokan air tawar untuk menurunkan salinitas air di musim kemarau.
2. Lokasi yang cocok pada pantai dengan tanah yang memiliki tekstur liat
atau liat berpasir, idealnya terdapat jalur hijau (green belt) yang ditumbuhi
hutan mangrove/bakau dengan panjang minimal 100 meter dari garis
pantai.
3. Keadaan sosial ekonomi mendukung untuk kegiatan budidaya udang,
seperti : keamanan kondusif, asset jalan cukup baik, lokasi mudah
mendapatkan sarana produksi seperti pakan, kapur, obat obatan dan lain –
lain (Suharyadi, 2011).
Pakan tambahan digunakan sebagai nutrisi pelengkap pakan alami dan pakan
buatan. Selain itu, pakan tambahan dapat berfungsi merangsang nafsu makan
udang, mempercepat proses molting, memperkecil konversi rasio pakan dan
sebagai pupuk organik (Haliman dan Adijaya, 2005). Contoh dari pakan tambahan
adalah vitamin, immunostimulan, mineral, HUFA, karotenoid dan astaxanthin.
Frekuensi pemberian pakan pada udang kecil cukup 2-3 kali sehari karena masih
mengandalkan pakan alami. Setelah terbiasa dengan pakan buatan bentuk pellet,
frekuensi pemberian dapat ditambah menjadi 4-6 kali sehari (Topan, 2007).
2.7.1.1 Suhu
Salah satu faktor pembatas yang cukup nyata dalam kehidupan udang
ditambakadalah suhu air media pemeliharaan. Seringkali didapatkan udang
mengalami stresdan bahkan mati disebabkan oleh perubahan suhu dengan rentang
perbedaan yangtinggi. Keadaan seperti ini sering terjadi pada tambak dengan
kedalaman kurangdari satu meter. Sebagai contoh musim kemarau dan
perbedaansuhu yang sangatmencolok antara siang dan malam hari (Suharyadi,
2011). Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari
permukaan laut, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran
serta kedalaman badan air. Suhu sangat berperan mengendalikan kondisi
ekosistem perairan (Putra dkk, 2013).
Bau dari air disebabkan oleh bau senyawa atau materi dan gas-gas yang
terkandung didalamnya. Tambak yang mengandung bahan organik tinggi (sisa
pakan, pupuk organik, dll) akan menimbulkan bau busuk yang disebabkan proses
dekomposisi yang menghasilkan gas sulfida dan fosfin serta amonia.
Nitrat (NO3-) adalah ion – ion organik alami, yang merupakan bagian dari
siklus nitrogen. Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia melalui
proses oksidasi katalistik. Nitrat pada konsentrasi tinggi bersama – sama dengan
phosphor akan menyebabkan algae blooming sehingga menyebabkan air menjadi
berwarna hijau ( green-colored water ) dan penyebab eutrofikasi
(Manampiring, 2009).
2.7.3 Parameter Biologi
Macam macam parameter biologi antara lain macroinvertebrates, bacteria,
phytoplankton, shellfish, tanaman air atau dasar perairan (Poe, 2000). Bakteri
seperti Escherichia coli (E. coli) dan fecal coliform diukur sebagai Indikator bakteri
lebih berbahaya. Tinggi jumlah jenis ini mungkin menunjukkan adanya bakteri lain
yang menyebabkan penyakit. organisme yang berukuran besar (makro) cukup
untuk dilihat dengan mata telanjang dan kurangnya invertebrata bentik mengacu
bagian bawah jalur air (Poe, 2000).
2.8 Penebaran Benur
Benur udang vannamei yang akan ditebar dan dibudidayakan harus dipilih
yang terlihat sehat. Kriteria benur sehat dapat diketahui dengan melakukan
observasi berdasarkan pengujian visual, mikroskopik dan ketahanan benur. Hal
tersebut bisa dilihat dari warna, ukuran panjang dan bobot sesuai umur Post Larva
(PL), kulit dan tubuh bersih dari organisme parasit dan patogen, tidak cacat, tubuh
tidak pucat, gesit, merespon cahaya, bergerak aktif dan menyebar di dalam wadah
(Haliman dan Adijaya, 2005).
Persiapan yang harus dilakukan sebelum penebaran adalah penumbuhan
pakan alami dengan pemupukan. Persiapan lain yang perlu dilakukan yaitu
pengukuran kualitas air, seperti suhu, salinitas, pH, DO, ammonia dan nitrit.
Selain itu, aklimatisasi atau proses adaptasi benur terhadap suhu maupun salinitas
juga merupakan hal yang penting dalam penebaran benur (Haliman dan Adijaya,
2005). Udang vannamei dapat dibudidayakan dengan kepadatan yang relatif tinggi
sampai lebih dari 150 ekor/m2, bahkan dapat ditebarkan sampai 400 ekor/m2
dalam bak kultur dengan sistem resirkulasi. Namun, banyaknya padat tebar
tergantung dari sistem budidaya yang dipakai.
1. Teknik Pembesaran
Teknik pembesaran udang vaname yaitu terdiri dari penebaran benih,
manajemen pakan, manajemen kualitas air, manajemen hama dan penyakit,
pemanenan udang vaname dan pemasaran hasil.
Tabel 1JadwalKegiatan
MINGGU
KEGIATAN
I II III IV
Pemupukan
Pengecekan salinitas
Pengecekan kecerahan
Pengecekan ph
Monitoring pertumbuhan
Sampling
Menghitung ABW (Average Body
Weight)
Menghitung ADG (Average Daily
Gain)
Menghitung SR (Survival rate)
Pengendalian hama dan penyakit
Pengecekan individu udang
Pemberian vitamin terhadap udang
Pemberian probiotik
Pemberian obat-obatan
DAFTAR PUSTAKA
Adiwidjaya, D., Supito, dan I. Sumantri. 2008. Penerapan Teknologi Budidaya
Udang Vanname L. vannamei Semi-Intensif pada Lokasi Tambak
Salinitas Tinggi. Media Budidaya Air Payau Perekayasaan. Jurnal
Departemen Kelautan Perikanan. Vol 7
Amri, K. dan I. Kanna. 2008. Budidaya Udang Vannamei Secara Itensif, Semi
intensif, dan Tradisional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Amri. 2008. Budidaya Udang Vannamei. Lampung : PT Central Pratiwi Bahari.
Fadil, M. S. 2011. Kajian Beberapa Aspek Parameter Fisika Kimia Air dan Aspek
Fisiologis Ikan yang Ditemukan Pada Aliran Buangan Pabrik Karet di
Sungai Batang Arau. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Andalas.
Padang. Hal. 7-17.
Haliman, R.W dan Adiwijaya, D.S. 2005. Udang Vannamei. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Herlina,N. 2004 . Pengendalian Hama dan Penyakit pada Pembesaran
UdangVaname. Departemen pendidikan nasional, Direktorat penddidkan
menengah kejuruan.
Kilawati, Y., dan Y. Maimunah. 2014. Kualitas Lingkungan Tambak Intensif
Litapenaeus vannamei dalam Kaitannya dengan Prevalensi Penyakit White
Spot Syndrome Virus. Research Journal of Life Science. 01 : 02.
Maharani, Gunanti., Sunarti., Triastuti., J. Juniastuti dan Tutik. 2009. Kerusakan
dan Jumlah Hemosit Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) yang
Mengalami Zoothamniosis. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 1 (1):
21- 29.
Mahasri, G., A. S. Mubarak., M. A. Alamsjah dan A. Manan. 2013. Buku Ajar
Manajemen Kualitas Air. Buku Ajar. Surabaya : Fakultas Perikanan dan
Kelautan. Universitas Airlangga.
Manampiring, dr. A. E., M.Kes. 2009. Studi Kandungan Nitrat (NO-3) pada
Sumber Air Minum Masyarakat Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon
Timur Kota Tomohon. Manado : Fakultas Kedokteran Universitas Sam.
Poe, K. F. 2005.Water Quality & Monitoring. Master Watershed Steward.
Connecticut Department of Environmental Protection. Connecticut. pp. 1-
17.
Poernomo, A. 2004. Teknologi Probiotik Untuk Mengatasi Permasalahan
Tambak udang dan Lingkungan Budidaya. Makalah disampaikan pada
Simposium Nasional Pengembangan Ilmu dan Inovasi Teknologi dalam
Budidaya. Semarang , 27-29 Januari. 2004, 24 hlm.
Putra, R. R., Dr. D. Hermon, MP., dan Farida S.Si. 2013. Studi Kualitas Air Payau
Untuk Budidaya Perikanan Di Kawasan Pesisir Kecamatan Linggo Sari
Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Padang : STKIP PGRI Sumatera
Barat.
Ryan, E. 2006. Peluang Ekspor Udang Vaname. Jakarta : AGRINA.
Soetarno, A.K. 2006. Budidaya Udang. Semarang : Penerbit Aneka Ilmu
Suharyadi. 2011. Budidaya Udang Vanname (Litopenaeus vannamei). Kementrian
Kelautan dan Perikanan .Jakarta. hal. 3-6, 32
Topan. 2007. Sukses Beternak Puyuh. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba
Empat
Zed, M. 2008.Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia