Dosen Pembimbing:
Rani Rehulina Tarigan, S.Pi., M.P
Drh Irvan Firmansyah, M. Tr.Pi
Dosen Pembimbing:
Rani Rehulina Tarigan, S.Pi., M.P
drh Irvan Firmansyah, M. Tr. Pi
Dosen Pembimbing:
Rani Rehulina Tarigan, S.Pi., M.P
drh Irvan Firmansyah, M. Tr. Pi
NIT : 21.3.08.026
Disetujui oleh,
Diketahui oleh,
Ketua Prodi Budidaya Ikan
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia- Nya
sehingga saya dapat menyusun Proposal Praktik Kerja Lapang II. Sebagai salah
satu syarat untuk dapat megikuti perkuliahan Praktik Kerja Lapang II yang berjudul
“Teknik Pemeliharaan larva Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di PT. Central
Pertiwi Bahari, Rembang, Jawa Tengah”
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Praktik Kerja
lapang ini. Rasa terima kasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Ibu Rani Rehulina Tarigan, S.Pi., M.P selaku Dosen Pembimbing 1.
2. Bapak drh Irvan Firmansyah M.Tr.Pi selaku Dosen Pembimbing 2.
3. Bapak Ega Aditya Prama, S.Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya
Ikan.
4. Bapak Arpan Nasri Siregar, S.Pi., M.S.T.Pi selaku Direktur Politeknik
Kelautan dan Perikanan Pangandaran.
5. Bapak Benny selaku maneger di PT.Central Pertiwi Bahari Rembang.
6. Orangtua yang telah memberikan dukungan melalui apapun untuk
menyelesaikan proses pembuatan proposal ini.
7. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
proses pembuatan proposal ini.
Demikian proposal yang dapat penulis sampaikan dan penulis juga menyadari
dalam penyusunan proposal ini memliki banyak kekurangan, untuk itu maka
penulis harap ada kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 2
2.1. Klasifikasi dan Morfologi ....................................................................... 2
1.2. Daerah penyebaran dan habitat ............................................................... 3
1.3. Siklus Hidup Udang Vaname .................................................................. 4
BAB III METODOLOGI .................................................................................... 7
3.1. Waktu dan tempat ................................................................................... 7
3.2. Alat dan bahan ......................................................................................... 7
3.3. Tahapan kegiatan .................................................................................... 8
3.4. Metode perolehan data ............................................................................ 9
3.4.1. Data primer...................................................................................... 9
3.4.2. Data sekunder ................................................................................ 10
3.5. Metode analisis data .............................................................................. 10
3.5.1. Data populasi dan Panjang larva ................................................... 10
3.5.2. Survival Rate (SR) ......................................................................... 10
3.6. Rencana Kegiatan……………………………………………………..11
DAFTAR PUSAKA 12
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4. Alat 7
Tabel 5. Bahan 8
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui teknik
pemeliharaan larva udang vaname (Litopenaeus vannamei ) di PT.Central Pertiwi
Bahari Rembang, Jawa Tengah.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi
Menurut Rakhfid et al. (2017) klasifikasi udang vannamei sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metozoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacosrtaca
Super Ordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrabranchiata
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
2
Tubuh udang vaname dibentuk oleh dua cabang (biramous), yaitu exopodite
dan endopodite. Udang vaname memiliki tubuh berbuku-buku dan aktivitas
berganti kulit luar atau eksoskeleton secara periodik (moulting). Tubuh udang
vaname dibagi menjadi dua bagian besar yakni bagian cephalothorax dan abdomen.
Habitat yang disukai udang vaname adalah dasar laut. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa,induk udang vaname ditemukan di perairan lepas pantai dengan kedalaman
berkisar antara 70- 72 meter (235 kaki). Udang vaname (Litopenaeus vannamei)
yang dikenal dengan nama udang putih adalah spesies introduksi asal dari perairan
Amerika Tengah dan negara negara di Amerika Tengah dan Selatan seperti
Ekuador, Venezuela, Panama, Brasil yang belum lama dibudidayakan di Indonesia.
3
1.3. Siklus Hidup Udang Vaname
Litopenaeus vannamei, juga dikenal sebagai udang putih Pasifik adalah salah
satu spesies yang paling penting secara ekonomi di antara hewan air yang
dibudidayakan. Ada lima tahap pertumbuhan dalam perkembangan udang penaeid:
telur, larva (nauplius, zoea dan mysis), post larva, juvenile dan dewasa (Zheng et
al, 2016). Perkembangan larva udang vaname pada setiap stadia mulai dari stadia
nauplius sampai stadia larva adalah sebagai berikut :
1. Stadia Nauplius
Stadia ini terbagi menjadi enam tingkatan dan berlangsung antara 35-50
jam.Pada stadia ini belum memerlukan makanan dari luar karena masih memiliki
cadangan makanan dari kuning telur. fase nauplius ini mengalami 6 kali pergantian
bentuk, dapat dilihat pada tabel 1.
4
2. Stadia Zoea
Pada stadia zoea, larva mulai diberi pakan karena pada fase ini larva mulai
nampak aktif mengambil makanan sendiri dari luar, terutama plankton. Fase zoea
berlangsung selama 3-4 hari, dimana larva tersebut sangat peka terhadap perubahan
lingkungan seluruh kebutuhan biologi dan persyaratan media hidupnya harus selalu
dijaga agar tidak terjadi perubahan yang drastis, sehingga dapat menyebabkan stress
atau kematian. Perkembangan larva udang vaname pada stadia zoea dapat dilihat
pada table 2.
Stadia Karakteristik
Zoea I Bentuk badan pipih, karapas dan mata mulai nampak,maxilla
pertama dan kedua mulai berfungsi, alat pencernaanmakanan
nampak jelas
Zoea II Mata mulai bertangkai dan pada karapassudah terlihat rostrum dan
duri supraorbital yang bercabang
Zoea III
Sepasang uropoda yang bercabang dua
mulai berkembang duri pada ruas-ruasperut mulai tumbuh
Setelah stadia zoea selesai, maka stadia selanjutnya adalah stadia mysis yang
berlangsung selam 4-5 hari. Larva pada stadia mysis bersifat planktonis dan
mempunyai ciri-ciri khas yaitu cara bergeraknya mundur dan membengkokkan
badannya. Makanan yang disukai pada stadia ini adalah dari golongan zooplankton
seperti copepod dan rotifer. Pada stadia mysis mengalami 3 kali perubahan yakni
dapat dilihat pada Tabel 3.
Stadia Karakteristik
Mysis I Bentuk badan sudah seperti udang muda
Mysis II Tunas kaki renang mulai nampak nyata, tetapi
belumberuas- ruas
Mysis III Tunas kaki renang bertambah panjang dan beruas-ruas
5
Bentuk paling akhir dan paling sempurna dari seluruh metamorfosa larva
udang adalah post larva. Pada fase ini larva tidak mengalami perubahan bentuk,
karena seluruh bagian anggota tubuh sudah lengkap dan sempurna seperti udang
dewasa, larva hanya mengalami perubahan panjang dan berat. Pada stadia PL
memiliki ciri-ciri yaitu telah mempunyai pleopoda yang berambut (setae) untuk
berenang. Post larva yang sudah mencapai post larva sepuluh (PL 10) dapat dilepas
ditambak untuk dipelihara.bisa dilihat pada gambar 2.
Nauplii Zoea
Mysis
Gambar 2. Nauplii, Zoea, Mysis dan Post Larva
6
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat
Adapun alat dan bahan pada kegiatan pemeliharaan larva udang vaname
antara lain :
7
Adapun bahan untuk pemeliharaan larva udang vaname dapatdilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Bahan
Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan
Probiotik Epicin – D 17 ml / 2 kg Sebagai pengurai
ammonia
Kaporit Klorine 60 % 50 – 60 mg Treatment air dan
/ liter Sterilisasi Bak
Povidone iodine Iodine 97 % Kantong naupli
Formalin Formalin 40 % 5 drum Sterilisasi air
3.3. Tahapan kegiatan
8
4. Pemanenan benur dilakukan pada stadia PL 4 dan stadia PL 7-Syarat agar benur
bisa dipanen adalah lolos uji formalin stress test salinity stress test dan bebas
penyakit yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium, dan bebas
dari luminescent bacteria hasil uji PCR harus bebas dari Systemic Ectodermal
and Mesodermal Baculo Virus (SEMBV), Infectious Hypodermal and
Hematopoietic Necrosis (IHHNV),Taura Syndrome Virus (TSV), dan
Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) yang biasa menyerang udang vaname.
Adapun tahapan kegiatan bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
9
3.4.2. Data sekunder
Data sekunder dalam Praktik Kerja Lapang ini didapatkan memalui studi
pustaka yaitu menelaah litelatur seperti laporan-laporan, jurnal dan pustaka
pemeliharaan indukan dari lembaga-lembaga penelitian maupun instansi-instansi
yang ada kaitanya dengan bidang tesebut.
3.5. Metode analisis data
3.5.1. Data populasi dan Panjang larva
Metode anisis data menurut azizah (2018) data populasi, panjang larva dan
survival rate yang diperoleh dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
a. Populasi
Populasi larva udang vaname dapat dihitung dengan rumus
Populasi = Jumlah total sampel larva × Volume air bak
Volume air sampel
b. Panjang Larva
Panjang rata-rata larva udang vaname dapat dihitung dengan rumus :
Panjang Rata – Rata : Jumlah panjang total
Jumlah sampel
3.5.2. Survival Rate (SR)
Survival rate merupakan tingkat kelangsungan hidup, menggunakan rumus
(Effendi,1997 ) yaitu :
10
3.6. Rencana Kegiatan
Adapun rencana kegiatan praktek kerja lapang II
11
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, S., & Muqsith, A. 2014. Production Management Nauplius Vannamei
Shrimp (Litopenaeus vannamei) Seedling Installation in Shrimp Fisheries
Center Bight Brackish-Water Aquaculture Gelung, Situbondo, East Java.
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan, 5(2), 53–64.
Cinthya, C., Sururi, M.R., Ainun, S. 2019. Efektivitas Proses Ozonisasi Studi
Kasus: IPA dan Miniplant Dago Pakar. Jurnal Institut Teknologi Nasional.
©Teknik Lingkungan Itenas No.2 Volume 7.
Hui. Et.al. 2014. “Joint Effect of Temperature, Salinity and PH on the Percentage
Fertilization and Hatching of Nile Tilapia (Oreochromis Niloticus).”
Aquaculture Research 45.
Zheng, Y. , Yu M., Liu Y., Su Y., Xu T., Yu M., Zhang, X.H. 2016. Comparisonof
Cultivable Bacterial Communities Associated with Pacific White
Shrimp(Litopenaeus Vannamei) Larvae at Different Health Statuses and
Growth 17Stages. College of Marine Life Sciences, Ocean University of
China, Qingdao 266003, China. Aquaculture 451 (2016) 163169.
Rakhfid, A., Baya, N., Bakri, M. dan Fendi. (2017). Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Pada Padat
Tebar Berbeda Growth and Survival Rate of White Shrimp (Litopenaeus
vannamei) at different density. 1(2), 1–6.
12
13