Anda di halaman 1dari 21

PKP Pangandaran

Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA UDANG VANNAME


(Litopenaeus vannamei) DI PT. CENTRAL PERTIWI BAHARI
REMBANG, JAWA TENGAH

Proposal Praktik Kerja Lapang II

Muhammad Ari Musthofa


NIT. 21.3.08.026

Dosen Pembimbing:
Rani Rehulina Tarigan, S.Pi., M.P
Drh Irvan Firmansyah, M. Tr.Pi

PROGRAM STUDI BUDIDAYA IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGANDARAN
2023
PKP Pangandaran
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA UDANG VANNAME


(Litopenaeus Vannamei) DI PT. CENTRAL PERTIWI BAHARI
REMBANG, JAWA TENGAH

Proposal Praktik Kerja Lapang II

Muhammad Ari Musthofa


NIT. 21.3.08.026

Dosen Pembimbing:
Rani Rehulina Tarigan, S.Pi., M.P
drh Irvan Firmansyah, M. Tr. Pi

PROGRAM STUDI BUDIDAYA IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGANDARAN
2023
PKP Pangandaran
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA UDANG VANNAME


(Litopenaeus Vannamei) DI PT. CENTRAL PERTIWI BAHARI
REMBANG, JAWA TENGAH

Proposal Praktik Kerja Lapang II


Sebagai salah satu syarat mengikuti perkuliahan di Program Studi Budidaya Ikan

Muhammad Ari Musthofa


NIT. 21.3.08.026

Dosen Pembimbing:
Rani Rehulina Tarigan, S.Pi., M.P
drh Irvan Firmansyah, M. Tr. Pi

PROGRAM STUDI BUDIDAYA IKAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PANGANDARAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul :Teknik Pemeliharaan larva Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di PT.

Central Pertiwi Bahari Rembang, Jawa Tengah.

Nama : Muhammad Ari Musthofa

NIT : 21.3.08.026

Disetujui oleh,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Rani Rehulina Tarigan, S.Pi.,M.P drh Irvan Firmansyah, M.Tr.Pi


NIP. 19880823 201902 2 003 NIP. 19820214 200801 1 005

Diketahui oleh,
Ketua Prodi Budidaya Ikan

Ega Aditya Prama, S.Pi.,M.Si


NIP. 19880508 2019021 004

Tanggal Pengesahan : September 2023

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia- Nya
sehingga saya dapat menyusun Proposal Praktik Kerja Lapang II. Sebagai salah
satu syarat untuk dapat megikuti perkuliahan Praktik Kerja Lapang II yang berjudul
“Teknik Pemeliharaan larva Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di PT. Central
Pertiwi Bahari, Rembang, Jawa Tengah”
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Praktik Kerja
lapang ini. Rasa terima kasih ini penulis sampaikan kepada :
1. Ibu Rani Rehulina Tarigan, S.Pi., M.P selaku Dosen Pembimbing 1.
2. Bapak drh Irvan Firmansyah M.Tr.Pi selaku Dosen Pembimbing 2.
3. Bapak Ega Aditya Prama, S.Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya
Ikan.
4. Bapak Arpan Nasri Siregar, S.Pi., M.S.T.Pi selaku Direktur Politeknik
Kelautan dan Perikanan Pangandaran.
5. Bapak Benny selaku maneger di PT.Central Pertiwi Bahari Rembang.
6. Orangtua yang telah memberikan dukungan melalui apapun untuk
menyelesaikan proses pembuatan proposal ini.
7. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
proses pembuatan proposal ini.
Demikian proposal yang dapat penulis sampaikan dan penulis juga menyadari
dalam penyusunan proposal ini memliki banyak kekurangan, untuk itu maka
penulis harap ada kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat.

Pangandaran, September 2023

Muhammad Ari Musthopa


NIT 21.3.08.026

iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 2
2.1. Klasifikasi dan Morfologi ....................................................................... 2
1.2. Daerah penyebaran dan habitat ............................................................... 3
1.3. Siklus Hidup Udang Vaname .................................................................. 4
BAB III METODOLOGI .................................................................................... 7
3.1. Waktu dan tempat ................................................................................... 7
3.2. Alat dan bahan ......................................................................................... 7
3.3. Tahapan kegiatan .................................................................................... 8
3.4. Metode perolehan data ............................................................................ 9
3.4.1. Data primer...................................................................................... 9
3.4.2. Data sekunder ................................................................................ 10
3.5. Metode analisis data .............................................................................. 10
3.5.1. Data populasi dan Panjang larva ................................................... 10
3.5.2. Survival Rate (SR) ......................................................................... 10
3.6. Rencana Kegiatan……………………………………………………..11
DAFTAR PUSAKA 12

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perkembangan Larva Udang Vaname 4

Tabel 2. Perkembangan larva udang Vaname pada Stadia Zoea 5

Tabel 3. Stadia Mysis Udang Vaname 5

Tabel 4. Alat 7

Tabel 5. Bahan 8

Tabel 6 Rencana Kegiatan 14

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Morfologi udang vannamei 2


Gambar 2. Nauplii, Zoea, Mysis dan Post Larva 6
Gambar 3. Central Pertiwi Bahari 7
Gambar 4. Tahapan kegiatan 9

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Udang Vaname berkontribusi besar,produksi udang vanname di indonesia


capai 1,21 Juta Ton.Spesies memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih tahan
terhadap serangan penyakit dan perubahan lingkungan, dapat dipelihara dengan
padat tebar yang tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, tahan terhadap stres,usia
pemeliharaan relatif pendek.(Anam et al., 2016).

Udang L.vannamei berasal dari perairan Amerika dan mulai masuk ke


Indonesia pada tahun 2001. Sampai saat ini komoditas vannamei sudah menyebar
ke seluruh wilayah Indonesia dan telah berhasil dikembangkan oleh para
pembudidaya vannamei. Hal di atas didukung oleh regulasi dan program kerja
pemerintah terkait dengan didirikannya hatchery (balai benih) udang diberbagai
daerah untuk memenuhi permintaan pasar. Dengan adanya hatchery (balai benih)
udang dapat membantu kebutuhan para petani tambak karena ketersediaan benur
dari alam sangat terbatas.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penulis ingin mempelajari lebih


lanjut tentang Teknik pemeliharaan larva udang vannamei (Litopenaeus vannamei)
di PT. Central Pertiwi Bahari Desa SumurTawang Kecamatan Kragan Kabupaten
Rembang, Jawa Tengah sehingga ilmu yang diperoleh dapat membantu penulis dan
pembudidaya dalam Teknik pemeliharaan larva udang vannamei.

1.2. Tujuan

Tujuan dari Praktik Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui teknik
pemeliharaan larva udang vaname (Litopenaeus vannamei ) di PT.Central Pertiwi
Bahari Rembang, Jawa Tengah.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi
Menurut Rakhfid et al. (2017) klasifikasi udang vannamei sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metozoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacosrtaca
Super Ordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrabranchiata
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei

Gambar 1. Morfologi udang vannamei


(Sumber: Warsito, 2012)
Nama ilmiah udang vannamei yang pertama kali diberikan oleh Boone pada
tahun 1931 adalah Penaeus vannamei. Namun Litopenaeus diusulkan oleh Isabel
Perez Farfante pada tahun 1997 untuk menggantikan nama genus Penaeus. Nama
lain udang vaname menurut FAO adalah whiteleg shrimp (Inggris), crevette pattes
blanches (Prancis).

2
Tubuh udang vaname dibentuk oleh dua cabang (biramous), yaitu exopodite
dan endopodite. Udang vaname memiliki tubuh berbuku-buku dan aktivitas
berganti kulit luar atau eksoskeleton secara periodik (moulting). Tubuh udang
vaname dibagi menjadi dua bagian besar yakni bagian cephalothorax dan abdomen.

Cephalothorax terdiri dari kepala dan dada, sedangkan bagian abdomen


terdiri dari perut dan ekor. Kepala udang vaname terdiri dari antenula, antena,
mandibula, dan dua pasang maxillae serta rostrum sebagai organ pertahanan diri.
Kepala udang vaname juga dilengkapi dengan tiga pasang maxillipied dan lima
pasang kaki jalan (periopoda) atau kaki sepuluh (decapoda).

Bentuk periopoda beruas-ruas yang berujung dibagian dactylus, dactylus ada


yang berbentuk capit (kaki ke-1, ke-2, dan ke-3) dan tanpa capit (kaki ke-4 dan ke-
5). Diantara cova dan dactylus, terdapat ruang berturut-turut disebut basis, ischium,
merus, carpus,dan cropus. Pada bagian ischium terdapat duri yang bisa digunakan
untuk mengidentifikasi beberapa spesies penaeid dalam taksonomi. Bagian perut
atau abdomen terdiri dari enam ruas.

Ruas yang pertama sampai dengan ruas kelima masing-masing memiliki


sepasang anggota badan yang dinamakan pleopoda. Pleopoda berfungsi sebagai
alat untuk berenang oleh karena itu bentuknya pendek dan kedua ujungnya pipih
dan berbulu (setae) pada ruas yang keenam pleopoda berubah bentuk menjadi pipih
dan melebar yang dinamakan uropoda, pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas
empat lembar dan satu telson yang berbentuk runcing berfungsi sebagai kemudi

1.2. Daerah penyebaran dan habitat

Habitat yang disukai udang vaname adalah dasar laut. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa,induk udang vaname ditemukan di perairan lepas pantai dengan kedalaman
berkisar antara 70- 72 meter (235 kaki). Udang vaname (Litopenaeus vannamei)
yang dikenal dengan nama udang putih adalah spesies introduksi asal dari perairan
Amerika Tengah dan negara negara di Amerika Tengah dan Selatan seperti
Ekuador, Venezuela, Panama, Brasil yang belum lama dibudidayakan di Indonesia.

3
1.3. Siklus Hidup Udang Vaname

Litopenaeus vannamei, juga dikenal sebagai udang putih Pasifik adalah salah
satu spesies yang paling penting secara ekonomi di antara hewan air yang
dibudidayakan. Ada lima tahap pertumbuhan dalam perkembangan udang penaeid:
telur, larva (nauplius, zoea dan mysis), post larva, juvenile dan dewasa (Zheng et
al, 2016). Perkembangan larva udang vaname pada setiap stadia mulai dari stadia
nauplius sampai stadia larva adalah sebagai berikut :

1. Stadia Nauplius

Stadia ini terbagi menjadi enam tingkatan dan berlangsung antara 35-50
jam.Pada stadia ini belum memerlukan makanan dari luar karena masih memiliki
cadangan makanan dari kuning telur. fase nauplius ini mengalami 6 kali pergantian
bentuk, dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan larva udang vaname

Perkembangan larva udang Karakteristik


Nauplius I Badan berbentuk bulat telur dan
memiliki anggota badan tiga pasang
Nauplius II Pada ujung antena pertama terdapat
setai (rambut) yang satu Panjang dan
dua buah yang pendek
Nauplius III Dua buah furcel mulai tampak jelas
dengan masing masing tiga hari(spine),
tunas maxilliped mulai tampak
Nauplius IV Massing masing furcel terdapat empat
buah duri exopoda
Nauplius V Struktur tonjolan pada tubuh pada
pangkal maxilla dan organ sudah mulai
tampak jelas
Nauplius VI Perkembangan bulu bulu semakin
sempurna dan duri pada furcel tumbuk
makin Panjang

4
2. Stadia Zoea

Pada stadia zoea, larva mulai diberi pakan karena pada fase ini larva mulai
nampak aktif mengambil makanan sendiri dari luar, terutama plankton. Fase zoea
berlangsung selama 3-4 hari, dimana larva tersebut sangat peka terhadap perubahan
lingkungan seluruh kebutuhan biologi dan persyaratan media hidupnya harus selalu
dijaga agar tidak terjadi perubahan yang drastis, sehingga dapat menyebabkan stress
atau kematian. Perkembangan larva udang vaname pada stadia zoea dapat dilihat
pada table 2.

Tabel 2. Perkembangan larva udang vaname pada stadia zoea

Stadia Karakteristik
Zoea I Bentuk badan pipih, karapas dan mata mulai nampak,maxilla
pertama dan kedua mulai berfungsi, alat pencernaanmakanan
nampak jelas
Zoea II Mata mulai bertangkai dan pada karapassudah terlihat rostrum dan
duri supraorbital yang bercabang
Zoea III
Sepasang uropoda yang bercabang dua
mulai berkembang duri pada ruas-ruasperut mulai tumbuh

Setelah stadia zoea selesai, maka stadia selanjutnya adalah stadia mysis yang
berlangsung selam 4-5 hari. Larva pada stadia mysis bersifat planktonis dan
mempunyai ciri-ciri khas yaitu cara bergeraknya mundur dan membengkokkan
badannya. Makanan yang disukai pada stadia ini adalah dari golongan zooplankton
seperti copepod dan rotifer. Pada stadia mysis mengalami 3 kali perubahan yakni
dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Stadia mysis udang vaname

Stadia Karakteristik
Mysis I Bentuk badan sudah seperti udang muda
Mysis II Tunas kaki renang mulai nampak nyata, tetapi
belumberuas- ruas
Mysis III Tunas kaki renang bertambah panjang dan beruas-ruas

5
Bentuk paling akhir dan paling sempurna dari seluruh metamorfosa larva
udang adalah post larva. Pada fase ini larva tidak mengalami perubahan bentuk,
karena seluruh bagian anggota tubuh sudah lengkap dan sempurna seperti udang
dewasa, larva hanya mengalami perubahan panjang dan berat. Pada stadia PL
memiliki ciri-ciri yaitu telah mempunyai pleopoda yang berambut (setae) untuk
berenang. Post larva yang sudah mencapai post larva sepuluh (PL 10) dapat dilepas
ditambak untuk dipelihara.bisa dilihat pada gambar 2.

Nauplii Zoea

Mysis
Gambar 2. Nauplii, Zoea, Mysis dan Post Larva

6
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat

Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II dimulai dari tanggal 11


September 2023 Sampai dengan 10 November 2023 Pelaksanaan kegiatan PKL di
PT Central Pertiwi Bahari, yang berlokasi di Jalan Desa Sumur Tawang,
Sumbersari, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, 59273. PT.
Central Pertiwi Bahari Rembang bisa dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Central Pertiwi Bahari

3.2. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan pada kegiatan pemeliharaan larva udang vaname
antara lain :

Tabel 4. Alat pemeliharaan larva

No Alat Spesifikasi Kegunaan


1 Bak Pemeliharaan Bak beton 6 x 4 x Untuk tempat pemeliharaan
1,5 m (36 m)
2 Bak kultur artemia 100 liter Kultur Artemia
3 Timbangan digital 2 angka belakang Untuk menimbang pakan
koma larva udang
4 Tabung oksigen Untuk suplai oksigen

5 Penggaris Mm Mengukur panjang larva

6 Termometer 1 angka belakang Untuk mengukur suhu


koma
7 pH Meter 1 angka belakang Untuk mengetahui asam
koma atau basa pada media
8 Mikroskop Melihat perkembangan larva
9 Refraktometer Untuk mengukur salinitas

7
Adapun bahan untuk pemeliharaan larva udang vaname dapatdilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Bahan
Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan
Probiotik Epicin – D 17 ml / 2 kg Sebagai pengurai
ammonia
Kaporit Klorine 60 % 50 – 60 mg Treatment air dan
/ liter Sterilisasi Bak
Povidone iodine Iodine 97 % Kantong naupli
Formalin Formalin 40 % 5 drum Sterilisasi air
3.3. Tahapan kegiatan

Tahapan kegiatan yang dilaksanakan di PT Central Pertiwi Bahari adalah


sebagai berikut :

1. Persiapan kolam pada kegiatan pemeliharaan larva udang vaname dilakukan


dengan cara sterilisasi wadah pemijahan dan pengisian air untuk media
pemeliharaan larva.
2. Pemeliharaan larva setelah menetas biasanya dilakukan pemberian pakan
Pakan yang diberikan untuk Naupli adalah pakan buatan dan pakan alami.
Pemberian pakan alami berupa alga hijau (Tetraselmis sp.) dan alga diatom
(Thalaasiosira sp.)sebanyak 2 kali pemberian, yaitu pagi dan sore mulai awal
pemeliharaan sampai stadia PL 1. Pemberian artemia (Artemia sp.) sebanyak
5 kali yaitu pukul 08.00,11.00,15.00, 20.00, 23.00 WIB.yang diberikan dari
stadia PL I sampai dengan periode panen. Pakan buatan diberikan sesuai
dengan stadia larva.
3. Pengelolaan kualitas dengan cara pergantian air dan penyiponan wadah induk.
Penyiponan dilakukan setiap hari pada pagi dan sore untuk membuang sisa
pakan dan metabolisme induk dan larva. Pergantian air ditujukan agar
kualitas air tetap dalam kondisi yang baik dan induk tidak mengalami
stres. Pergantian air dilakukan dengan cara membuka pintu saluran outlet dan
membuang air dari volume total kemudian mengisinya kembali dengan air
yang baru. Untuk memastikan kualitas air tetap terjaga, selain dengan melihat
secara visual kotoran pada bak pemeliharaan, dilakukan pula pengukuran
kualitas air.

8
4. Pemanenan benur dilakukan pada stadia PL 4 dan stadia PL 7-Syarat agar benur
bisa dipanen adalah lolos uji formalin stress test salinity stress test dan bebas
penyakit yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium, dan bebas
dari luminescent bacteria hasil uji PCR harus bebas dari Systemic Ectodermal
and Mesodermal Baculo Virus (SEMBV), Infectious Hypodermal and
Hematopoietic Necrosis (IHHNV),Taura Syndrome Virus (TSV), dan
Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) yang biasa menyerang udang vaname.
Adapun tahapan kegiatan bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. Tahapan kegiatan


3.4. Metode perolehan data
Metode perolehan data yang Di gunakan pada Praktik Kerja Lapang di PT.
Central Pertiwi Bahari adalah dengan megunakan metode observasi dengan
mengunakan data primer dan sekunder.
3.4.1. Data primer
Data primer dalam Praktik Kerja Lapang II ini di dapatkan melaui:
1. Obsevasi yaitu mengadakan pengamatan langsung ke lapangan untuk
mengenal dan mengetahui kegiatan dan tahapan pemeliharaan larva yang
ada di lokasi.
2. Wawancara yaitu tanya jawab dengan pembimbing, staf dan pelaksana
lapangan sesuai dengan bidangnya masing-masing

9
3.4.2. Data sekunder
Data sekunder dalam Praktik Kerja Lapang ini didapatkan memalui studi
pustaka yaitu menelaah litelatur seperti laporan-laporan, jurnal dan pustaka
pemeliharaan indukan dari lembaga-lembaga penelitian maupun instansi-instansi
yang ada kaitanya dengan bidang tesebut.
3.5. Metode analisis data
3.5.1. Data populasi dan Panjang larva
Metode anisis data menurut azizah (2018) data populasi, panjang larva dan
survival rate yang diperoleh dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
a. Populasi
Populasi larva udang vaname dapat dihitung dengan rumus
Populasi = Jumlah total sampel larva × Volume air bak
Volume air sampel
b. Panjang Larva
Panjang rata-rata larva udang vaname dapat dihitung dengan rumus :
Panjang Rata – Rata : Jumlah panjang total
Jumlah sampel
3.5.2. Survival Rate (SR)
Survival rate merupakan tingkat kelangsungan hidup, menggunakan rumus
(Effendi,1997 ) yaitu :

𝑆𝑅 = Jumlah Larva yang hidup 𝑥100%


Jumlah awal pemeliharaan

10
3.6. Rencana Kegiatan
Adapun rencana kegiatan praktek kerja lapang II

Kegiatan Septe Okt Nove


No mber ober mber
Minggu ke-
I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penentuan judul dan lokasi Praktik
Kerja Lapang II
2 Penyusunan proposal Praktik Kerja
Lapang II
3 Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja
Lapang II
4 Penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapang II
5 Pelaksanaan Seminar Hasil Praktik
Kerja Lapang II

11
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, S., & Muqsith, A. 2014. Production Management Nauplius Vannamei
Shrimp (Litopenaeus vannamei) Seedling Installation in Shrimp Fisheries
Center Bight Brackish-Water Aquaculture Gelung, Situbondo, East Java.
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan, 5(2), 53–64.

Anam et al., 2016. Manajemen Produksi Naupli Udang Vaname (Litopenaeus


vannamei) di Instalasi Pemeliharaan larva Udang (IPU) Gelung Balai
Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo Jawa Timur. Jurnal Ilmu
Perikanan. Volume 7, No 2. ISSN:2086- 3861. E-ISSN:2503-2283

Azizah, N. 2018. Teknik Pemeliharaan Larva Udang Vaname (Litopenaeus


vannamei) di PT. Central Pertiwi Bahari Takalar Sulawesi Selatan. Tugas
Akhir. Jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene
Kepulauan Pangkep.

Cinthya, C., Sururi, M.R., Ainun, S. 2019. Efektivitas Proses Ozonisasi Studi
Kasus: IPA dan Miniplant Dago Pakar. Jurnal Institut Teknologi Nasional.
©Teknik Lingkungan Itenas No.2 Volume 7.

Hui. Et.al. 2014. “Joint Effect of Temperature, Salinity and PH on the Percentage
Fertilization and Hatching of Nile Tilapia (Oreochromis Niloticus).”
Aquaculture Research 45.

Zheng, Y. , Yu M., Liu Y., Su Y., Xu T., Yu M., Zhang, X.H. 2016. Comparisonof
Cultivable Bacterial Communities Associated with Pacific White
Shrimp(Litopenaeus Vannamei) Larvae at Different Health Statuses and
Growth 17Stages. College of Marine Life Sciences, Ocean University of
China, Qingdao 266003, China. Aquaculture 451 (2016) 163169.

Warsito. 2012. Morfologi Udang Vannamei. Jurnal Perikanan Dan Ilmu


Kelautan. Vol. 1. No. 3, Hal. 6.

Rakhfid, A., Baya, N., Bakri, M. dan Fendi. (2017). Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Pada Padat
Tebar Berbeda Growth and Survival Rate of White Shrimp (Litopenaeus
vannamei) at different density. 1(2), 1–6.

12
13

Anda mungkin juga menyukai