Anda di halaman 1dari 2

Senyawa fenol merupkanan senyawa organik yang umumnya memiliki cincin

benzene yang mengikat satu atau lebih gugus hidroksil. Senyawa fenol cenderung larut dalam
air dan biasanya terdapat dalam rongga sel. Beberapa jenis senyawa fenil adalah flavonoid,
lignin, melamin dan antosianin. Fenol berbentuk kristal, tidak berwarna dan memiliki bau
khas. Senyawa fenol dapat mengalami oksidasi sehingga dapat berperan sebagai reduktor.
Fenol bersifat lebih asam dibandingkan dengan alkohol tapi lebih basa dari asam karbonat
karena dapat melepas ion H+. menurut Burri et al. (2017), senyawa fenol dapat mengalami
oksidasi sehingga dapat berperan sebagai reduktor. Senyawa fenil dapat mengalami
fotooksidasi menjadi hidrokuinon, benzokuinon, katekol dan asam karboksilat apabila
fotodegradasi berlangsung sempurna yang menghasilkan CO2 dan H2O.
Daftar Pustaka

Burria, S.C.M., A. Ekholm, Å. Håkansson, E. Tornberga and K. Rumpunen. 2017.


Antioxidant capacity and major phenol compounds of horticultural plant materials
not usually used. Journal of Functional Foods. 38(2017) : 119 – 127.

Komposisi asam lemak terdiri dari asam lemak jenuh (SFA), asam lemak tak jenuh
tunggal (MUFA), dan asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) dengan komposisi yang berbeda.
Komposisi asam lemak pada minyak kelapa secara berurutan adalah SFA>PUFA>MUFA.
Analisis hasil pengujian asam lemak jenuh dari minyak kelapa didapatkan hasil pengujian
SPA=90,46%, hasil pengujian MUFA= 2,01% dan hasil pengujian PUFA= 7,44%. Hasil
pengujian asam lemak dari minyak chorella sp. didapatkan hasil pengujian SPA=88,16% ;
hasil pengujian MUFA=9,26% dan hasil pengujian PUFA=2,45%. Hasil pengujian asam
lemak dari minyak nanocloripsis didapatkan hasil pengujian SPA=89,89% ; hasil pengujian
MUFA=7,89% dan hasil pengujian PUFA=10,04%. Sedangkan hasil pengujian asam lemak
dari minyak skeletonema didapatkan hasil pengujian SPA=90,38% ; hasil pengujian
MUFA=7,50% dan hasil pengujian PUFA=9,55%. Hasil pengujian omega 6 minyak kelapa
adalah 2,45% dan omega 9 mendapatkan hasil 9,26%, minyak Chorella sp mendapatkan hasil
omega 6 = 2,4% dan omega 9 = 9,26%, minyak nanocloripsis mendapatkan hasil omega 6 =
2,14% dan omega 9 = 7,89%, minyak skeletonema mendapatkan hasil omega 6 = 11,04% dan
omega 9 = 7,50%. Menurut Sopianti et al. (2017), Kadar asam lemak bebas yang
terkandung dalam minyak nabati dapat menjadi salah satu parameter penentu kualitas
minyak tersebut. Besarnya asam lemak bebas dalam minyak ditunjukan dengan nilai angka
asam. Angka asam yang tinggi mengindikasikan bahwa asam lemak bebas yang ada di
dalam minyak nabati juga tinggi sehingga kualitas minyak justru semakin rendah. Asam
lemak bebas dalam minyak merupakan asam lemak jenuh yang mengandung kolestrol.
Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum identifikasi senyawa fungsional uji asam
lemak yaitu:
1. Sebaiknya dijelaskan cara membaca hasil pada pengujian menggunakan GCMS
2. Sebaiknya diberi penjelasan mengenai kerusakan asam lemak pada bahan pangan
3. Sebaiknya dijelaskan mengenai cara mengoperasikan alat GCMS

Daftar Pustaka

Sopianti, D.S., Herlina dan H. T. Saputra. 2017. Penetapan kadar asam lemak bebas pada
minyak goreng. Jurnal Katalisator. 2(2) : 100 – 105.

Anda mungkin juga menyukai