PENDAHULUAN
Pada penelitian ini saya mengambil studi kasus mengenai salah satu
ekosistem perairan laut yakni padang lamun didesa Teluk Bakau karena banyak
yang belum mengetahui bahkan mengenal padang lamun itu sendiri dan agar
Kabupaten Bintan lebih dapat memanfaatkan, mengelola, dan mengembangkan
padang lamun menjadi seseuatu yang bernilai jual seperti halnya yang telah
diterapkan oleh negara-negara tetangga yang lebih dulu mengembangkan padang
lamun menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi untuk meningkatkan
pendapatan daerah.
Ekosistem lamun merupakan salah satu sumber daya laut yang cukup
potensial untuk dapat dimanfaatkan, dimana secara ekologis lamun mempunyai
beberapa fungsi penting didaerah pesisir. Lamun merupakan produktifitas primer
diperairan dangkal diseluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi
banyak organisme laut. Selain itu lamun juga mempunyai fungsi sebagai komoditi
yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara tradisional maupun
secara modern. Secara tradisional diantaranya lamun telah dimanfaatkan untuk
kompos dan pupuk, dianyam menjadi keranjang, mengisi kasur, dibuat sebagai
jaring ikan. Pada zaman modern ini lamun telah dimanfaatkan untuk penyaring
limbah, stabilizator pantai, bahan umtuk pabrik kertas, sumber bahan kimia, dan
obat-obatan.
1
dapat melestarikannya. Salah satu bentuk implementasi dari upaya pengelolaan
yang dilakukan pada Kawasan Konservasi Laut daerah Bintan adalah
ditetapkannya beberapa daerah menjadi Daerah Perlindungan Lamun yang
merupakan bagian dari Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan
berpedoman pada Rencana Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan sebagaimana di atur
dalam UU No. 23 Tahun 2014 tetang Pemerintahan Daerah.
B. Perumusan Masalah
2
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
2. Kegunaan
1. Kegunaan Teoritis
Dari sudut pandang teoritis, di harapkan agar penelitian ini dapat
membuka cakrawala berfikir akademis dalam memahami, mengerti dan
mendalami permasalahan pemerintahan terutama di bidang Sosial dan Politik,
selain dari pada itu penelitian ini juga di harapkan dapat menjadi bahan referensi
bagi peneliti-peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sama.
Penelitian ini juga berguna sebagai bahan masukan bagi pengembangan
pengetahuan khususnya mengenai analisa potensi mengenai padang lamun dan
sebagai bahan untuk penelitian-penelitian sejenis selanjutnya
2. Kegunaan Praktis
Penelitian diharapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi
pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Bintan terutama Dinas Kelautan
dan Perikanan dalam rangka mengembangkan potensi kelautan khususnya padang
lamun demi tercapai kesejahteraan masyarakatnya. Dan di harapkan agar hasil
dari penelitian mampu memberikan bantuan berupa menyumbangkan pemikiran
bagi pembuat kebijakan, keputusan baik di daerah maupun di pusat.
D. Kerangka Teoritis
1. Strategi
Strategi pada mulanya berawal dari istilah peperangan, yaitu sebagai suatu
siasat untuk mengalahkan musuh. Namun secara etimologi strategi berasal dari
3
bahasa Yunani yaitu stat-egia yang artinya kepemimpinan atas pasukan, seni
memimpin pasukan. Dalam Kamus Besar Bahass Indonesia disebutkan bahwa
istilah strategi adalah suatu ilmu yang menggunakan sumber daya untuk
melaksanakan kebijakan tertentu. Van Clausewitz dalam Andrika (2012:5)
menjelaskan bahwa tujuan strategi bukanlah merupakan kemenangan yang
nampak dipermukaan, melainkan yang terletak dibelakangnya. Sedangkan strategi
menurut Jack Plano dalam Hunger dan Wheelen (2003:245) merupakan rencana
yang menyeluruh atau berjangka panjang yang mencakup serangkaian gerakan
yang langsung diarahkan untuk mencapai tujuan yang menyeluruh. Berdasarkan
konsep yang dikemukakan oleh Jack Plano di atas bahwa dalam strategi terdapat :
2. Strategi Pemerintah
4
bahwa strategi pemerintah merupakan proses pengaturan kegiatan yang
dibutuhkan untuk merealisasikan suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Tujuan tersebut dapat dicapai melalui penggunaan manusia maupun alat-alat
tertentu atau tenaga produksi lainnya. Atau dapat juga dikatakan sebagai cara
melaksanakan pemerintahan dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
3. Pemerintah Daerah
Selain itu menurut Dahuri dalam Saad dan Amirullah (1995:61) “Sumber
daya kelautan meliputi wilayah pesisir dan laut beserta sumber daya alam yang
terdapat di dalamnya”. Dalam pemanfaatan potensi suatu wilayah diperlukan
5
manusia-manusia yang berkualitas karena tanpa didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas yang akan melaksanakannya, maka pelaksanaan
pemanfaatan potensi tersebut akan sia-sia.
6. Konservasi
6
E. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
3. Informan
7
c. Terus-menerus setiap habis wawancara peneliti meminta informan
menunjuk informan lain dapat dwawancarai pada waktu yang lain.
a. Sumber Data
b. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
skunder yakni :
8
F. Teknik Analisa Data
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
Strategi pada mulanya berawal dari istilah peperangan, yaitu sebagai suatu
siasat untuk mengalahkan musuh. Namun secara etimologi strategi berasal dari
bahasa Yunani yaitu stat-egia yang artinya kepemimpinan atas pasukan, seni
memimpin pasukan. Dalam Kamus Besar Bahass Indonesia disebutkan bahwa
istilah strategi adalah suatu ilmu yang menggunakan sumber daya untuk
melaksanakan kebijakan tertentu. Van Clausewitz dalam Andrika (2012:5)
menjelaskan bahwa tujuan strategi bukanlah merupakan kemenangan yang
nampak dipermukaan, melainkan yang terletak dibelakangnya. Sedangkan strategi
menurut Jack Plano dalam Hunger dan Wheelen (2003:245) merupakan rencana
yang menyeluruh atau berjangka panjang yang mencakup serangkaian gerakan
yang langsung diarahkan untuk mencapai tujuan yang menyeluruh. Berdasarkan
konsep yang dikemukakan oleh Jack Plano di atas bahwa dalam strategi terdapat :
10
B. Strategi Pemerintah
C. Pemerintah Daerah
11
“Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dasar negara Republik
Indonesia tahun 1945”.
12
milyar dollar AS. Belum lagi cadangan minyak di lepas pantai dan di laut dalam
yang belum dieksplorasi, berbagai bentuk energi kelautan serta jasa kelautan
(wisata, transportasi) yang belum dikembangkan”.
Kegiatan pemanfaatan potensi sumber daya kelautan selain dipengaruhi
faktor sumber daya alam, juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar
dari faktor sumber daya alam tersebut. Pemanfaatan inii selain bertujuan untuk
menigkatkan taraf hidup masyarakat terutama masyarakat nelayan, juga
dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui sektor kelautan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) perlu dikembangkan untuk mengelola
potensi sumber daya kelautan serta menghadapi tantangan perdagangan global
produk kelautan. Belum digunakannya IPTEK membuat sektor kelautan hanya
mampu menyumbang 12,5 persen darii produk domestik bruto dan kemiskinan di
perkampungan nelayan. Dipenuhinya persyaratan tersebut akan mendorong
kemandirian rakyat di daerah untuk mengembangkan diri untuk menjadi kekutan
ekonomi lokal dalam pengembangan daerah dan secara terintegrasi menjadi
kekutan nasional di seluruh persada. Ini sekaligus menjawab tantangan persaingan
global.
13
laut. Oleh sebab itu adanya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor PER.17/MEN/2008 Tentang Kawasan Konservasi di Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dapat mengubah pandangan Pemerintah Daerah
tentang pentingnya pengelolaan lingkungan khususnya dibidang kelautan. Seperti
yang sudah dijelaskan bahwa masalah lingkungan hidup juga sangat berperan bagi
kelangsungan hidup manusia, sehingga dapat menunjang jalannya pembangunan
khususnya pembangunan di bidang kelautan. Demi tercapainya semua itu maka
perlu adanya kerjasama masyarakat setempat dengan pemerintah daerah
khususnya, dalam hal ini adalah Dinas Kelautan dan Perikanan yang dirasakan
memegang andil yang cukup besar dan memiliki tanggung jawab yang lebih
dalam menangani masalah-masalah ini.
F. Konservasi
Kawasan konservasi merupakan kawasan perairan yang dilindungi,
dikelola melalui sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya dan
lingkungan secara berkelanjutan. Konservasi merupakan pengelolaan sumber daya
alam untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta berkesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya. Kata konservasi dan preservasi yang biasa diterjemahkan
dengan kata pelestarian berasal dari bahasa inggris yaitu concervation dan
preservation. Menurut Echols dan Sadily (2004:140,445) kedua kata ini
mempunyai pengertian yang hampir sama. Konservasi berarti perlindungan,
penjagaan dan pengawetan.
Pengertian dan Definisi dari Konservasi menurut para ahli dapat
dikemukakan bahwa Konservasi adalah upaya untuk menjaga kualitas lingkungan
dan keseimbangan ekosistem. Istilah Konservasi atau conservation dapat diartikan
sebagai suatu usaha pengelolaan yang dilakukan oleh manusia dalam
memanfaatkan sumberdaya alam sehingga dapat menghasilkan keuntungan
sebesar-besarnya secara berkelanjutan untuk generasi manusia saat ini, serta tetap
memelihara potensinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-
aspirasi generasi generasi yang akan datang.
Berdasarkan pengertian tersebut, konservasi mencakup berbagai aspek
positif, yaitu perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan secara berkelanjutan,
restorasi, dan penguatan lingkungan alam (IUCN, 1980). Pengertian tersebut juga
menekankan bahwa konservasi tidak bertentangan dengan pemanfaatan aneka
ragam varietas, jenis dan ekosistem untuk kepentingan manusia secara maksimal
selama pemanfaatan tersebut dilakukan secara berkelanjutan.
Menurut IUCN dalam Supriharyono (2007) ada beberapa tujuan
konservasi atau konservasi laut diantaranya, yaitu :
14
1. Untuk melindungi mengelola sistem laut dan estuaria supaya dapat
dimanfaatkan secara terus menerus dalam jangka panjang dan
mempertahankan keanekaragaman genetik.
2. Untuk melindungi penurunan, tekanan, populasi dan spesies langka,
terutama pengawetan habitat untuk kelangsungan hidup mereka.
3. Untuk mencegah aktivitas luar yang memungkinkan kerusakan kawasan
konservasi.
4. Untuk memberikan kesejahteraan yang terus menerus kepada masyarakat
dengan menciptakan konservasi laut.
5. Menyediakan pengelolaan yang sesuai, dan yang mempunyai spektrum
luas bagi aktivitas manusia dengan tujuan utamanya adalah penataan laut
dan estuaria.
15
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Visi dapat dianggap sebagai petunjuk jalan dan arah yang mengikat abagi
setiap staf dan pimpinan dalam organisasi dalam rangka mencapai maksud dan
tujuan organisasi. Bukan hanya pada tahap memulai tetapi pada seluruh daur
kehidupan organisasi. Oleh karena itu pencapaian Visi akan berhasil didasarkan
pada pengertian seluruh Staf dan Pimpinan serta seluruh lapisan masyarakat
senantiasa bersatu dan bertekad untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
16
b. Misi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bintan
Teluk Bakau merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Gunung
Kijang, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Desa ini banyak memiliki
potensi wisata alam bahari yang sangat menunjang bagi perekonomian daerah.
Lokasinya juga tidak terlalu jauh dari jangkauan hingga wisatawan lokal maupun
mancanegara dapat dengan mudah mengakses wilayah ini.
17
BAB IV
STRATEGI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BINTAN DALAM
PEMANFAATAN HASIL LAUT
(Studi Kasus Konservasi Padang Lamun Di Desa Teluk Bakau)
Karena fungsi lamun tidak banyak dipahami banyak padang lamun yang
rusak oleh berbagai aktifitas manusia itu sendiri. Mengingat ancaman terhadap
padang lamun semakin meningkat, Undang-undang Nomor 1 tahun 2014 tentang
pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil juga telah mengamanatkan perlunya
penyelamatan dan pengenalan sejak dini untuk pemanfaatan padang lamun,
sebagai bagian dari pengelolaan terpadu ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil.
Peran masyarakat akan sangat membantu dalam menjaga dan melestarikan
sumberdaya pesisir dan laut, khusunya padang lamun.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa pemerintah sendiri
masih kurang memperhatikan pelestarian pemanfaatan padang lamun. Pemerintah
18
sebagai pihak yang menyediakan sarana dan prasarana seharusnya bisa
meminimalisir pemahaman masyarakat yang cenderung tidak perduli atau bahkan
merusak habitat lamun dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
tengtang pengolahan lamun. Pelatihan merupakan kegiatan yang dianggap penting
dalam pemanfaatan lamun, karena pelatihan sendiri mempunyai fungsi untuk
menjadikan masyarakat sebagai komponen utama penggerak pelestarian
pemanfaatan padang lamun. Program pelatihan ini juga akan berdampak
keterlibatan langsung masyrakat dalam mengelola lamun hingga dapat bernilai
ekonomis yang nantinya bisa membantu perekonomian masyarakat sekitar.
19
Di dalam sebuah program pasti mempunyai hambatan dalam
pelaksanaanya dan juga sulit untuk dijalankan, pemanfaatan padang lamun tidak
lepas dari peran serta masyarakat sekitar khususnya Desa Teluk Bakau,
masyarakat sangat berperan penting agar dapat menjalankan program-program
yang telah dibuat pemerintah yakni Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Bintan. Menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat merupakan salah satu
tantangan yang harus dilakukan pemerintah demi tercapainya pengelolaan dan
pengembangan pemanfaatan padang lamun disegala program. Masyarakat juga
harus ikut berpartisipasi dengan terlibat langsung dalam program pemanfaatan
tersebut dan masyarakat juga harus bisa bertanggungjawab dengan program yang
telah diberikan pemerintah. Karena secara tidak langsung strategi pengelolaan dan
pengembangan pemanfaatan padang lamun diwilayah-wilayah yang sudah
ditetapkan pemerintah sebagai daerah konservasi akan berdampak juga pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar itu sendiri.
Mengacu pada informasi yang didapat dari informan dan dari pengamatan
langsung, peneliti menyimpulkan bahwa kenyataan pada program indikator ini
adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam
memprioritaskan pengelolaan dan pengembangan dalam pemanfaatan padang
lamun. Kurangnya toleransi dan pola pikir masyarakat yang membuat masyarakat
tidak peduli terhadap rancangan program penyuluhan yang dijalankan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan. Sangat disadari bahwa pembangunan
pasti akan menjadikan lingkungan sebagai tumbal yang harus dikorbankan.
20
Namun demikian juga harus disadari bahwa perlu kearifan yang lebih bijaksana
untuk memberikan kompensasi pada lingkungan sebagai hasil kerja pembangunan
yang terus meningkat. Pelestarian ekosistem padang lamun merupakan suatu
usaha yang sangat kompleks untuk dilaksanakan, karena kegiatan tersebut sangat
membutuhkan sifat akomodatif terhadap segenap pihak baik yang berada disekitar
kawasan itu sendiri maupun diluar kawasan. Dalam konteks ini pula perlu
diperhatikan mengenai karakteristik lokal dari masyarakat diwilayah sekitar itu
sendiri. Sering dikatakan bahwa salah satu faktor penyebab kerusakan
sumberdaya alam pesisir adalah keinginan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu dalam strategi ini seharusnya pemerintah
harus mencari alternatif mata pencarian yang tujuannya adalah untuk mengurangi
tekanan terhadap sumberdaya pesisir termasuk lamun dikawasan tersebut.
Hasil wawancara diatas dapat kita lihat masih minimnya pengelolaan dan
pengembangan dalam pemanfaatan padang lamun, baik itu dari pemerintah
maupun masyarakat. Prioritas utama yang harus diperhatikan adalah pemahaman
mendalam tentang lamun itu sendiri. Pengelolaan yang baik adalah pengelolaan
yang dapat mengintegrasikan kebutuhan-kebutahn dari berbagai kepentingan
termasuk kebutuhan ekologis dari organisme penghuni ekosistem padang lamun
maupun manusianya. Dalam pengelolaan kawasan pesisir dan laut khususnya
padang lamun di Kabupaten Bintan, tantangan yang sangat mendasar adalah
bagaimana mengelola sumberdaya pesisir dan jasa lingkungan bagi manfaat
masyarakat secara optimal dan berkelanjutan. Pengelolaan yang baik semestinya
dilakukan oleh masyarakat bersama dengan pemerintah adanya koordinasi ini
21
diharapkan apa yang dikelola akan mampu untuk meningkatkan perekonomian
daerah maupun masyarakat sekitar.
22
dan pengelolaan. Untuk menjawab tantangan ini dengan baik, maka kita harus
mampu merencanakan dan menerapkan pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya
lamun tersebut. Pemerintah selaku pihak yang sangat berpengaruh khususnya
Dinas Kelautan dan Perikanan telah mengadakan program pembentukan
organisasi pelestarian dan pemanfaatan untuk padang lamun di Desa Teluk Bakau.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan bisa kita lihat bahwa
penghambat dalam menjalahkan organisasi pelestarian dan pemanfaatan adalah
dari segi manusia atau sumber daya manusia yang ada diwilayah Bintan.
Sumberdaya manusi yang ada diwilayah Kabupaten Bintan belum dapat
menjalankan pemanfaatan padang lamun secara bijak. Hal ini merupakan
tanggung jawab yang besar bagi seluruh pihak baik pemerintah maupun
masyarakat disekitar kawasan untuk menjaga dan melestarikan lamun. Menurut
Kamus Besar Bhasa Indonesia (2000) pelestarian ialah proses atau cara
melestarikan, perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan, pengawetan, dan
konservasi, serta pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya
scara bijaksan dan menjamin kesinambungan persediaann dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Peran serta
masyarakat harus seimbang dengan pemanfaatan lamun yang dinikmati untuk
pemenuhan hidup sehari-hari. Permasalahan utama yang mempengaruhi padang
lamun di seluruh wilayah adalah kerusakan padang lamun yang diakibatkan oleh
kegiatan-kegiatan manusia, yang termasuk didalamnya kegiatan pengerukan dan
penimbunan yang terus meluas, pencemaran air termasuk pembuangan limbah dan
fasilitas-fasilitas produksi industri lainnya. Kehilangan padang lamun juga
diindikasikan oleh hilangnya biota laut, terutama diakibatkna oleh kerusakan
habitat.
23
pada saat ini kondisi padang lamun semakin menyusut oleh adanya kerusakan
yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
24
mengelola lamun dengan cara yang berwawasan lingkungan. Pada langkah ini
peran masyarakat lah yang sangat penting, karena yang mampu mengawasi dan
menjaga selama 24 jam hanya mereka yang berada dikawasan ekosistem
tumbuhan lamun tersebut. Peningkatan sumber daya manusia dengan melakukan
pendidikan, baik pendidikan formal dan non formal mengenai pentingnya
pemanfaatan padang lamun akan sangat berguna bagi masyarakat maupun
pemerintah. Adanya pengembangan riset untuk mendapatkan informasi yang
akurat untuk mendasari pengambilan keputusan dalam pengelolaan lingkungan.
Hasil wawancara yang telah dilakukan maka dapat dianalisa bahwa dalam
Program Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam pemanfaatan padang lamun
masih banyak kekurangan. Pemerintah sendiri belum menyadari pentingnya
pemanfaatan padang lamun dalam sektor peningkatan Sumber Daya Manusia,
degan manusia yang intelektual akan mampu menciptakan sesuatu yang berguna
dari lamun itu sendiri dan dapat meningkatkan kehidupan masyarakat di wilayah
Kabupaten Bintan. Peningkatan Sumber Daya Manusia adalah suatu upaya untuk
mengembangkan kualitas atau kemampuan sumber daya manusia melalui proses
perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga untuk mencapai hasil
yang optimal. Menurut Notoadmodjo (2003) pengembangan Sumber Daya
Manusia berkitan dengan tersediannya kesempatan dan pengembangan belajar,
membuat program-program training yang meliputi perencanaan,
penyelenggaraan, dan evaluasi atas program-program tersebut.
Padang lamun memiliki sifat dan karakteristik yang khas, dengan sistem
dinamika ekosistem padang lamun yang khas maka sangat diperlukan berbagai
disiplin ilmu, seperti ilmu fisika, kimia, biologi dan yang lainnya. Pengelolaan
ekosistem padang lamun menuntut keahlian yang lebih umum dan mendalam
diatas keahlian yang perlu dimiliki para perencana dan pengelola, seperti ilmu-
ilmu ekologi, ekonomi, oseanografi, analisis kebijakan dan hukum. Semua
keterpaduan diatas akan berhasil dilaksanakan apabila ditunjang oleh keterpaduan
dari pelaku pemanfaatan dan pengelola sumber daya padang lamun. Pelaku dan
pengelolaan sumber daya padang lamunantara lain terdiri atas pemerintah,
masyarakat pesisir (lokal), swasta/investor, dan juga lembaga Swadaya
masyarakatyang masing-masing memiliki kepentingan terhadap pemanfaatan
sumber daya padang lamun. Oleh karena itu penyusunan perencanaan kebijakan
pemanfaatan padang lamun secara terpadu harus mampu mengakomodir semua
pihak. Pemerintah sebagai pihak yang sangat penting dalam pelaku pemanfaatan
dan pengelolaan padang lamun harus dapat mengupayakan yang terbaik dan
meningkatkan sumber daya manusia diwilayah daerah Kabupaten Bintan agar
dapat meningkatkan perekonomian daerah mapun masyarakat sekitar.
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
5. Sumber Daya Manusia pun yang seharusnya menjadi faktor penggerak yang
sangat penting masih sangat minim, dimana sebagian besar masyarakat Kabupaten
Bintan merupakan masyarakat pesisir, seharusnya pemerintah lebih
memperhatikan lagi untuk meningkatkan kualitas dari Sumber Daya Manusia.
26
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa hal yang dapat penulis
sarankan, yaitu :
27