Anda di halaman 1dari 6

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 9

ANALISIS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR


PADA SIMPANG EMPAT JALAN PANGERAN ANTASARI
Oleh: Laufried1)

Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di kota merupakan dampak turunan lain, selain
kemacetan lalu lintas antara lain yaitu terjadinya pencemaran udara yang di akibatkan oleh emisi
gas buang kendaraan bermotor. Pada persimpangan jalan bersinyal terjadi pertemuan arus lalu lintas
kendaraan dari beberapa luas jalan serta terjadi tundaan dan perhentian arus kendaraan dalam waktu
siklus tertentu, hal ini mengakibatkan terkonsentrasinya emisi gas buang kendaraan bermotor yang
berada pada persimpangan tersebut, sehingga akan membahayakan kesehatan kendaraan bermotor
serta orang yang berada di lingkungan sekitar persimpangan.
Dari penelitian ini diharapkan akan mendapatkan besarnya estimasi produksi gas buang
kendaraan bermotor dan konsentrasi emisi tersebut di udara pada tiap ruas jalan pada simpang
bersinyal dan kemudian mencari solusi yang tepat sesuai dengan kondisi di lapangan untuk mencegah
atau mengurangi emisi gas buang kendaraan bermotor pada simpang bersinyal.
Penelitian dilakukan dengan survai terhadap volume lalu lintas yang ada pada simpang empat
untuk estimasi jumlah emisi kendaraan bermotor di gunakan volume jam puncak, nilai faktor emisi
dari IPCC (1996) dan nilai konsumsi energi spesifik dari BPPT(1993), sedangkan untuk mengetahui
volume emisi di udara digunakan model polusi udara Nordic(1984) dengan mengunakan data lintasan
harian rata-rata (LHR), kecepatan rata-rata kendaraan, dan jarak bangunan kegaris tengah jalan.
Analisis produksi emisi dilakukan dengan analisis varian (anova) klasifikasi dua arah untuk
mengetahui sejumlah mana perbedaan emisi yang terjadi terhadap waktu puncak (peak hour) dan
masing-masing ruas jalan pada simpang empat.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan emisi rata-rata antara
waktu puncak pagi, siang, dan sore, tapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada interaksi
antara waktu puncak dan ruas jalan. Polusi udara pada keempat ruas jalan pada simpang empat
diketahui masih dibawah baku mutu udara ambien nasional. Pada waktu puncak pagi terjadi lonjakan
arus lalu lintas yang disebabkan oleh kesamaan aliran lalu lintas dari orang yang berangkat kerja, ke
sekolah, ke pasar. Hal ini tentu saja mengakibatkan tingginya emisi gas buang kendaraan bermotor
pada waktu puncak pagi.
Penerapan perangaturan jam puncak adalah solusi yang tepat disamping penataan parkir on
street tentunya ojek yang mangkal di depan pusat perbelanjaan Antasari, angkot yang berhenti
menunggu penumpang juga di sekitar persimpangan empat jalan Pangeran Antasari.
Kata kunci : Faktor emisi, konsumsi energi spesifik,model polusi udara nordic, analisis variansi

PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor ini


juga mempunyai dampak turunan lain selain
Secara administratif kota Banjarmasin terdiri
kemacetan lalu lintas. Antara lain yaitu
dari 5 kecamatan dengan 52 kelurahan
terjadinya pencemaran udara yang
sebagai kota yang berkembang, pertumbuhan
diakibatkan oleh emisi gas buang kendaraan
penduduk di kota Banjarmasin cukup tinggi
bermotor. Perencanaan pola transportasi yang
yaitu 1.44% dan jumlah penduduknya
tidak memadai dalam hal prasarana maupun
mencapai 656.778 jiwa (2014) sebagai
sistim lalu lintas yang sangat menentukan
ibukota provinsi, kota Banjarmasin menjadi
intensitas pencemaran udara yang terjadi.
pemukiman, pengembangan, dan
Kepadatan lalu lintas yang disertai dengan
pembangunan yang bertitik beratkan pada
kemacetan jalan, kecepatan aliran lalu lintas
bidang Ekonomi dengan sasaran utama
yang sering berhenti, dan seterusnya akan
pertumbuhan yang tinggi di sektor
secara langsung mengakibatkan polusi yang
perdagangan dan industri (Biro statistik
dikeluarkan oleh kend bermotor. Pada
Banjarmasin,2014).
persimpangan jalan bersinyal terjadi
pertemuan arus kendaraan dari beberapa ruas
____________________________
1) Ir. Laufried, M.T., adalah staf pengajar tetap di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangkaraya

Volume 1, Nomor 1, Januari 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 10

jalan serta terjadi juga tundaan dan berdasarkan kelas gangguannya terhadap
perhentian arus kendaraan dalam siklus arus lalu lintas dan sifat pengoperasiannya,
tertentu, hal ini mengakibatkan misalnya: sepeda motor, mobil penumpang
terkonsentrasinya emisi gas buang kendaraan pribadi, angkutan kota (angkot), taksi, dan
bermotor yang berada pada persimpangan truk. Disamping itu hal tersebut memerlukan
tersebut, sehingga akan membahayakan lebih banyak survaior untuk melaksanakan
kesehatan pengendara kendaraan bermotor penelitian. Dari data ini akan diperoleh: Lalu
serta orang yang berada di lingkungan serta Lintas Harian Rata-rata (LHR), volume jam
persimpangan, Melihat keadaan seperti yang puncak dan emisi kendaraan bermotor.
tergambar diatas, maka kita perlu mengambil
Pengambilan Data Jarak Tempuh dan
langkah untuk menganalisis lebih jauh
Waktu Tempuh Kendaraan
besarnya emisi dan kondisi pencemaran udara
yang terjadi akibat gas buang kendaraan Untuk kemudahan dalam perhitungan jarak
bermotor mengingat efek yang ditimbulkan tempuh kendaraan pada simpang empat
oleh emisi kendaraan ini sangat maka diambil jarak tempuh dengan radius
membahayakan bagi manusia. Terutama pada 100 m (0,1 Km) dari persimpangan untuk
simpangan bersinyal yang padat volume lalu masing-masing ruas jalan yang ada.
lintasnya, karena pada kondisi tersebut Sedangkan, untuk pengambilan data waktu
diperkirakan pencemaran udara akibat emisi tempuh dilakukan pada saat jam puncak
gas buang kendaraan bermotor mencapai dengan menggunakan alat stopwatch dan
tingkat maksimum. meteran, dimana waktu tempuh ini diukur
sepanjang jarak tempuh 100 m dengan
PENGAMBILAN DATA mencatat 10 sampel kendaraan bermotor.
Kecepatan akan didapat dengan membagi
Pengambilan Data Primer
jarak tempuh terhadap waktu tempuh.
Pengambilan Data Jarak Bangunan ke
Untuk menghitung kecepatan rata-rata
Garis Tengah Jalan
kendaraan di gunakan persamaan:
Pada simpang bersinyal jalan Pangeran
Antasari - jalan K.S. Tubun - Pangeran …………..…………………………… (1)
Antasari – jalan Kolonel Sugiono mempunyai
empat lengan persimpangan dengan median di mana
jalan. Untuk mengukur jarak antara bangunan : kecepatan rata-ratakendaraan
dan garis tengah jalan dilakukan dengan
menggunakan meteran, yaitu dengan fi : jumlah sampel kendaraan
mengukur jarak bangunan ke tepi jalan dan ui : kecepatan kendaraan untuk masing-
lebar jalan pada beberapa segmen jalan masing sampel
kemudian diambil nilai terdekat. Pengambilan Data Sekunder
Pengambilan Data Volume Lalu-lintas Adapun data sekunder yang diperlukan untuk
Dalam pengambilan data volume lalu lintas, analisis perhitungan pada penelitian ini adalah
dilakukan secara visual dengan pengamatan data konsumsi energi spesifik untuk tiap-tiap
langsung tiap-tiap jenis kendaraan yang jenis kendaraan bermotor yang disajikan pada
masuk/melewati simpang bersinyal tersebut, Tabel 1, kemudian diperlukan juga nilai faktor
kemudian dihitung secara manual jumlah emisi dan IPCC (1996) yang disajikan pada
kendaraan dengan alat pencacah (hand tally Tabel 2.
counter). Pencatatan dilakukan dengan
interval waktu 15 menit, dalam jangka waktu
12 jam (pukul 06.00 - 18.00). Secara ideal
pengkomposisian tipe kendaraan seharusnya
memasukkan variabel cc kendaraan dan tipe
bahan bakar sebagai kriteria
pengkomposisiannya. Namun hal ini akan
menyulitkan karena data arus lalu lintas
umumnya hanya mengelompokkan kendaraan

Volume 1, Nomor 1, Januari 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 11

Tabel 1. Konsumsi Energi Spesifik Kendaraan sore untuk setiap ruas jalan pada simpang
Bermotor bersinyal jalan Pangeran Antasari (depan
pusat perbelanjaan Pangeran Antasari). Pada
waktu puncak pagi emisi karbon monoksida
(CO) paling tinggi terjadi pada ruas jalan
Pangeran Antasari (U) yaitu sebesar
540021,28 gram/jam. Sedangkan emisi
karbon monoksida (CO) paling rendah terjadi
pada ruas jalan K.S. Tubun (T) yakni sebesar
458267,30 gram/jam.
Tingginya emisi karbon monoksida (CO) yang
dihasilkan oleh ruas Pangeran Antasari (U) ini
tidak hanya disebabkan oleh banyaknya
jumlah kendaraan yang melintas pada tiap
Tabel 2. Faktor Emisi dari Sejumlah Tipe jam (kend/jam), akan tetapi disebabkan pula
Bahan Bakar oleh komposisi dan jenis kendaraan yang
melewati ruas jalan tersebut. Hal ini dapat
kita lihat dari tabel produksi emisi pada jam
puncak. Dimana pada puncak pagi volume
kendaraan paling tinggi terjadi pada ruas
jalan Pangeran Antasari(U) yaitu 3611
kend/jam, akan tetapi emisi karbon
monoksida (CO) yang dihasilkan oleh ruas
jalan ini (536876,83 gram/jam) lebih rendah
dibandingkan emisi yang dihasilkan oleh ruas
jalan Pangeran Antasari (S) yang volume
kendaraannya hanya 3279 kend/jam.
Tabel 3. Produksi emisi pada jam puncak
pagi Jl. Pangeran Antasari (U)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Produksi Emisi CO dan Nox

Tabel 4. Produksi emisi pada jam puncak


pagi Jl. Pangeran Antasari (S)

Gambar 1. Grafik Produksi Emisi CO pada


Waktu Puncak

Dari perhitungan produksi emisi yang


dilakukan didapat hasil yang ditampilkan
berupa grafik produksi emisi pada waktu
puncak (Gambar 1), dapat dilihat bahwa
untuk produksi karbon monoksida (CO) pada
puncak pagi menunjukkan jumlah yang lebih
besar jika dibandingkan dengan jumlah emisi Gambar 2. Grafik Produksi Emisi NOx Pada
pada waktu puncak siang maupun puncak Waktu Puncak

Volume 1, Nomor 1, Januari 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 12

Begitu pula dengan produksi emisi NOx, dari tabel dari tabel distribusi F pada tingkat
Gambar 2 terlihat pada waktu puncak pagi kepercayaan/taraf signifikansi 1% (alpha=
hari jumlah emisi NOx lebih besar jika 0,01) yaitu 5,26 (F hitung > F tabel). Berarti
dibandingkan dengan waktu puncak siang dan bahwa hipotesa nol tidak ada perbedaan emisi
sore hari, kecuali pada ruas jalan JI. K.S. NOx pada waktu puncak pagi, siang dan sore)
Tubun (T). Tingginya jumlah emisi NOx pada ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa
waktu puncak pagi disebabkan banyaknya terdapat perbedaan emisi nitrogen oksida
kendaraan yang lewat pada waktu pagi hari (Nox) yang signifikan pada waktu puncak
sehingga emisi yang dilepaskan ke udara pun pagi, siang dan sore hari.
jumlahnya cukup banyak, sedangkan pada
Perhitungan Konsentrasi CO dan NO2
ruas jalan Jl. K.S.Tubun lonjakan emisi NOx
justru terjadi pada waktu puncak sore hari Dari perhitungan konsentrasi CO dan NO2
walaupun arus lalu lintas puncak terjadi pada menggunakan model polusi udara Nordic
pagi hari. Hal ini disebabkan komposisi lalu (Norsk Institut Luftforskning, 1984) diperoleh
lintas pada waktu puncak sore pada Jl.K.S. hasil sebagai berikut
Tubun menghasilkan emisi NOx yang lebih
Tabel 7. Konsentrasi CO dan Nox
banyak.
Uji Statistik dengan Anova Klasifikasi
Dua Arah
Tabel 5. Analisis Variansi Emisi CO
Pada Tabel 7 terlihat Jl.Kol. Sugiono (B)
memiliki konsentrasi emisi yang tertinggi
dibandingkan ruas jalan lainnya, yaitu dengan
konsentrasi CO sebesar 6,60 mg/m3 dan NO2
sebesar 63,00 ug/m3, hal ini disebabkan LHR
yang cukup tinggi pada ruas jalan tersebut
Melihat tabel hasil analisis variansi emisi CO yakni sebesar 9791,55 kendaraan/hari dan
diatas (Tabel 5), F hitung yang didapat pada ditambah dengan kecepatan rata-rata
waktu puncak pagi, siang dan sore (Sample) kendaraan yang lebih rendah yaitu sebesar
yaitu sebesar 21,90 sedangkan nilai F tabel 19,75 km/jam. Disini terlihat kecepatan rata-
yang diperoleh dari interpolasi tabel distribusi rata kendaraan yang cukup rendah akan
F (Lampiran ) pada tingkat kepercayaan/taraf memperparah polusi udara yang ditimbulkan
signifikansi 1% (alpha 0,01) didapat nilai F oleh LHR yang cukup tinggi.
tabel = 5,26 (F hitung > F tabel), ini berarti
Tabel 8. Perbandingan Konsentrasi CO dan
bahwa hipotesa nol (tidak ada perbedaan
Nox dengan Baku Mutu Udara
emisi CO pada waktu puncak pagi, siang dan
Ambien Nasional
sore) ditolak. Sehingga dapat dikatakan
bahwa terdapat perbedaan emisi karbon
monoksida (CO) yang signifikan pada waktu
puncak pagi, siang dan sore hari.
Tabel 6. Analisis Variansi Emisi Nox
Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa
pencemaran udara yang terjadi pada setiap
ruas jalan pada simpang empat bersinyal
Pangeran Antasari masih dibawah Baku Mutu
Udara Ambien Nasional, baik untuk emisi CO
maupun NO2. Sehingga belum diperlukan
Deinikian pula analisis variansi untuk emisi adanya rekayasa transportasi untuk
nitrogen oksida (Nox), analisis ini didasarkan
mengatasi pencemaran udara.
pada perbandingan nilai F hitung dan nilai F
tabel. Pada Tabel 6 dapat kita lihat nilai F
hitung untuk waktu puncak pagi, siang dan
sore (Sample) yaitu 8,35 sedangkan nilai F

Volume 1, Nomor 1, Januari 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 13

KESIMPULAN b. Seharusnya pengkomposisian tipe


kendaraan bermotor dalam survai
Kesimpulan
memasukkan variabel cc kendaraan dan
jenis bahan sehingga data emisi lebih
Dalam Analisis Emisi Gas Buang Kendaraan
akurat, walaupun akan memerlukan lebih
Bermotor pada Simpang Empat Pangeran
banyak survaior untuk melaksanakan
Antasari Banjarmasin, berdasarkan hasil
penelitian.
perhitungan produksi emisi CO dan NOx serta
konsentrasi CO dan NO2, maka dapat ditarik c. Untuk data sekunder faktor emisi dan
kesimpulan sebagai berikut: konsumsi energi spesifik dapat dilakukan
penelitian tersendiri terhadap seluruh
a. Perhitungan produksi emisi pada simpang
faktor-faktor yang berpengaruh sehingga
bersinyal Pangeran Antasari menunjukkan
sesuai dengan karakteristik kota
bahwa emisi karbon monoksida (CO) dan
Banjarmasin.
nitrogen oksida (NOx) maksimum terjadi
pada waktu puncak pagi pada ruas jalan d. Perlunya pengkajian yang lebih
pangeran Antasari (U). Sedangkan untuk komprehensif terhadap transportasi yang
waktu puncak siang dan sore emisi karbon berwawasan lingkungan yang
monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NOx) mempertimbangkan dampak terhadap
maksimum terjadi pada ruas jalan Kol. lingkungan yang mungkin timbul, terutama
Sugiono(B). pencemaran udara dan kebisingan.
b. Dari hasil analisis statistik dengnn
menggunakan anova klasifikasi dua arah
DAFTAR PUSTAKA
dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan Adiningsih, Sri. 1993. Statistik, Edisi Pertama.
emisi CO dan NO yang signifikan antara Yogyakarta: BPFE.
tiap waktu puncak pagi, siang dan sore
hari, akan tetapi pada tiap ruas jalan pada Bapedalda Pemprop DKI Jakarta. Agenda 21
simpang bersinyal Pangeran Antasari tidak BAB VII. Propinsi DKI Jakarta
terdapat perbedaan yang signifikan dan http://www. atmajaya. ac. id.agenda2l.
juga tidak terdapat perbedaan interaksi Biro Pusat Statistik. 2014. Pemerintah Kota
yang signifikan pada antara tiap ruas jalan Banjarmasin.
dan waktu puncak.
Budi Hen Pirngadie. 2001. “Strategi
c. Dengan menggunakan model polusi udara Penanggulangan Pencemaran Udara dan
Nordic (Norsk Institut Luftfotskning, 1984) Sektor Transportasi”. Simposium ke-4
di dapat konsentrasi CO dan NO2 tidak FSTPT, Udayana Bali.
melampaui baku mutu udara ambien
Cincotta, Howard. ___. Seri Makalah Hijau
nasional pada Peraturan Pemerintah No.
Mutu Udara Kota. Malang: Tim
41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Penerjemah IKIP.
Pencemaran Udara.
Hobbs. F.D. 1979. Traffic Planning and
d. Belum perlu diadakan rekayasa sistem Engineering Terjemahan Suprapto TM
transportasi guna mengurangi emisi gas dan Waldijono. Perencanaan dan Teknik
buang kendaraan bermotor pada simpang Lalu lintas. Yogyakarta: Gajah Mada
bersinyal Pangeran Antasari. University Press.
Rekomendasi Isnaeni, Muhamad., Et al. 2001.
“Pengembangan Metodologi Pemodelan
Dari beberapa kesimpulan tersebut dapat
disampaikan beberapa rekomendasi sebagai Untuk Mengestimasi Dampak Lingkungan
dan Dampak Ekonomi Bagi Sistem
berikut:
a. Waktu survai untuk pendataan volume dan Transportasi Kota Yang Berkelanjutan”.
komposisi arus lalu lintas seharusnya
Simposium ke-4 FSPT, Udayana Bali.
dilakukan 24 jam sehari selama satu tahun Karno, Acmad. 1996. Tingkat Polusi Udara
untuk mendapatkan Lalu Lintas Harian Pada Jalan-Jalan Utama di Pusat Kota
Rata-Rata (LHR).

Volume 1, Nomor 1, Januari 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 14

Banjarmasin. Banjarmasin: Universitas Peraturan Pemerintah No. 41. 1999 Tentang


Lambung Mangkurat. Pengendalian Pencemaran Udara.
McShane, Willian R. dan Roger P. Roess.
1990. Traffic Engineering. Prentice Hall
PolyTechnic Series In Transportation.

Volume 1, Nomor 1, Januari 2015


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai