240210130027
Kelompok 5A
IV. PEMBAHASAN
Asam sianida (HCN) secara alami terdapat pada umbi-umbian, diantaranya
gadung, kluwek, singkong, talas dan bengkuang. HCN dihasilkan jika produk
dihancurkan, dikunyah, diiris atau diolah. Jika dicerna, HCN sangat cepat terserap
oleh alat pencernaan masuk ke dalam saluran darah dan terikat bersama oksigen.
Bahaya HCN terutama pada system pernafasan, dimana oksigen dalam darah
terikat oleh senyawa HCN dan terganggunya system pernafasan (sulit bernafas).
Tergantung jumlah yang dikonsumsi, HCN dapat menyebabkan kematian jika
pada dosis 0,5-3,5 mg HCN/kg berat badan (Winarno, 2002).
Asam sianida dibentuk secara enzimatis dari dua senyawa prekursor
(pembentuk racun) yaitu linamarin dan mertil linamarin. Linamarin dan mertil
linamarin akan bereaksi dengan enzim linamarase dari oksigen dari lingkungan
yang kemudian mengubahnya menjadi glukosa, aseton dan asam sianida. Asam
sianida bersifat cair, tidak berwarna dan larut dalam air. Didalam air, asam sianida
akan terurai menjadi ammonium formiat dan zat- zat amorf yang tak larut dalam
air. Oleh karenanya, salah satu cara untuk mengurangi kadar asam sianida dalam
bahan pangan perlu dilakukan perendaman atau pencucian.
Praktikum kali ini dilakukan pengujian kadar HCN secara kualitatif dan
kuantitatif terhadap sampel biji kluwek dan jengkol. Pengujian secara kualitatif
langkah pertama yang harus dilakukan adalah 30 gram sampel dihaluskan dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan asam tartrat 5%
sebanyak 10 ml hingga sampel terendam. Fungsi dari asam tartrat ini adalah untuk
mengekstrak HCN agar lebih mudah untuk diuji. Kertas saring dimasukkan ke
dalam larutan asam pikrat jenuh, diangin-anginkan hingga kering, dan kemudian
dibasahi dengan larutan Na2CO3 8%. Pencelupan kertas saring ke dalam asam
pikrat jenuh dan Na2CO3 8% ini bertujuan agar kertas saring dapat bereaksi
dengan HCN. Kertas saring terebut kemudian digantungkan pada leher
erlenmeyer (kertas saring tidak menyentuh sampel dan larutan). Selanjutnya
erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil, dipanaskan di atas penangas air pada
suhu 500C selama 15 menit, dan diamati perubahan warna pada kertas saring
(positif jika warna kertas menjadi merah). Pemanasan ini berfungsi untuk
Sampel
Berat
(gram)
V
Titrasi
(ml)
Jengkol
Kluwek
Jengkol
Kluwek
30,0029
30,0200
30.3393
30.0146
1,7
6
0,9
5,7
V
blanko
(ml)
6,7
FP
10
Kadar
HCN
praktikum
(%)
0,09
0,01
1,032
0,0179
Kadar
HCN
literatur
(%)
1-2%
4,402
mg/kg
Vitamin C
Ion besi
Betakaroten
Asam sianida (sifatnya beracun, mudah menguap pada suhu 26 derajat
Celcius, bila terhirup binatang ternak dapat mengakibatkan kematian, aman
5.
6.
7.
AgCNS + KNO3
Putih
Fe(CNS)3- + 3K+
Larutan merah
% =
Berdasarkan standar yang telah ditetapkan FAO, kadar HCN yang aman
3.
4.
5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya disarankan agar lebih teliti dalam melakukan
analisis ini. Terutama saat proses destilasi agar HCN tidak ada yang hilang dan
hasil analisis lebih akurat.
at:
Choeruman,
Sovian.
2012.
Available
at
http://sovianchoeruman.wordpress.com/2012 /05/09/manfaat-dan-bahayabuah-kluwek/ (diakses pada tanggal 19 Mei 2015).
Khopkar, S. M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press
Sudarmadji, Slamet, H.Bambang, Suhardi.2003. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Winarno, F.G. 2002. Kimia pangan dan gizi. Jakarta : Gramedia.