5. Kehidupan Budaya Pada masa kehidupan bercocok tanam kebudayaan yang dihasilkan semakin beragam seperti yang terbuat dari tanah liat, batu, dan tulang. Contohnya: 1.Beliung Persegi diduga digunakan untuk upacara. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Semenanjung Melayu dan Asia Tenggara. 2. Kapak Lonjong Kapak ini ditemukan di daerah Maluku, Papua, sebagian Sulawesi Utara, Kepulauan Filipina, Taiwan dan Cina. 3. Mata Panah Digunakan untuk berburu dan menangkap ikan. Ditemukan di daerah Papua. 4. Gerabah Digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda perhiasan dan sebagai alat untuk mencurahkan rasa seni. Ditemukan di seluruh wilayah Indonesia. 6. Perhiasan Pada masa bercocok tanam kebudayan, telah dikenal berbagai bentuk perhiasan. Bahan dasarnya berasal dari lingkungan alam sekitar tempat tinggal mereka yaitu seperti tanah liat, batu kalsedon, yaspur dan agat. Perhiasaan yang dihasilkan seperti kalung, gelang dan lain-lain. Disamping perhiasan tersebut juga ditemukan kebudayaan yang terbuat dari batu besar atau Megalitikum pada masa kehidupan masyarakat bercocok tanam. Kebudayaan megalitikum erat kaitannya dengan kegiatan religius, yaitu kepercayaan terhadap nenek moyang. Bangunan ini dibuat berdasarkan adanya kepercayaan hubungan antara alam fana dan alam baka. Contoh Bangunan Pada Masa Megalitikum * Menhir, adalah tugu batu tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang, ditemukan di daerah Sumatera, Sulawesi Tengah dan Kalimantan. * Waruga, adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat yang dibuat dari batu utuh. Ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. * Dolmen, adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen biasanya sering ditemukan kubur batu. Ditemukan di Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat. C. Perkembangan Teknologi Masyarakat Awal Indonesia 1.Keadaan Alam Lingkungan Kehidupan Manusia Dalam kehidupan menetap manusia sudah dapat menghasilkan kebutuhannya sendiri, meskipun tidak seluruhnya. Pengenalan teknologi pada masa itu terlihat jelas pada teknik pembuatan tempat tinggal atau peralatan-peralatan yang mereka gunakan untuk membantu upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika manusia mulai mengenal logam, manusia telah dapat menggunakan peralatan yang terbuat dari logam, seperti peralatan rumah tangga, pertanian, berburu, berkebun, dll. Tetapi dengan meluasnya penggunaan peralatan yang terbuat dari logam, peralatan tersebut dibuat oleh orang yang ahli dibidangnya yang disebut undagi dan tempat pembuatan alat tersebut disebut perundagian. Dalam perkembangan teknologi awal ini, masyarakat Indonesia juga mulai mengenal benda-benda yang terbuat dari logam dan perunggu. Hal ini terbukti karena ditemukannya benda-benda dari perunggu di beberapa wilayah di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa seiring dengan mulai dikenalnya logam, pola pikir dan teknologi manusia berkembang. 2. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Masa perundagian adalah masa manusia telah mengenal
logam. Masa perundagian sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah Indonesia, karena pada masa ini terjalin hubungan dengan daerah-daerah disekitar Indonesia. Hubungan ini terjadi karena bahan-bahan dari logam yang tersedia menyebar di tempat- tempat tertentu dan untuk mendapatkannya dilakukan sistem barter. Pada masa ini juga menjadi dasar bertumbuh kembangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia peninggalan-peninggalan masa perundagian menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman budaya Indonesia. Kemakmuran masyarakat diketahui melalui perkembangan teknik pertanian. Masyarakat persawahan terus berkembang dengan pesat termasuk pada aktivitas ekonominya. 3. Kepercayaan Bersifat Dinamisme Dinamisme adalah merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memilki kekuatan gaib. Sejak berkembangnya kepercayaan roh nenek moyang pada masa kehidupan masyarakat bercocok tanam, maka berkembang pula kepercayaan yang bersifat dinamisme. Contohnya batu, cincin dipandang mempuyai kekuatan untuk melemahkan lawan. 4. Kepercayaan Bersifat Monoisme Monoisme adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan ini muncul berdasarkan pengalaman-pengalaman dari masyarakat. Melalui pengalaman itu, pola pikir manusia berkembang. manusia percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta beserta isinya. Oleh karena itu, manusia wajib melestarikan alam semesta agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, atau menjaga keseimbangan alam semesta agar dapat menjadi tumpuan hidup manusia. *Punden berundak-undak, adalah bangunan suci tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang dibuat bertingkat-tingkat. Ditemukan di daerah Lebak Si Beduk daerah Banten Selatan. * Sarkofagus, adalah peti jenazah yang terbuat dari batu bulat (batu tunggal). Banyak ditemukan di Bali. * Kubur batu, adalahb peti jenazah terbuat dari batu pipih. Banyak ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat. * Arca, arca dari masa megalitikum menggambarkan kehidupan binatang dan manusia. Banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.