PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Adapun kasus pelanggaran yang berkaitan dengan etika dalam bisnis khususnya dalam
hal etika periklanan, yaitu kasus pelanggaran yang dilakukan oleh PT Gudang Garam
(Tbk) sebagai berikut :
Dalam perjalanannya, PT Gudang Garam pernah tersandung satu kasus pelanggaran kode
etik bisnis. Pada waktu itu, PT. Gudang Garam melakukan pelanggaran Etika Bisnis pada
program siaran iklan Niaga rokok “Gudang Garam” yang ditayangkan oleh stasiun TV One pada
tanggal 10 Mei 2014 pada pukul 19.43 WIB. Program tersebut menampilkan iklan rokok di
bawah pukul 21.30. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap
perlindungan kepada anak-anak dan remaja serta larangan dan pembatasan muatan rokok.
1. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat berdasarkan tugas dan kewajiban yang diatur
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran), pengaduan
masyarakat, pemantauan dan hasil analisis telah menemukan pelanggaran Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012.
KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan penayangan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku
Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 43 serta Standar Program
Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1), Pasal 58 ayat (1) dan Pasal 59
ayat (1). Menurut catatan KPI Pusat, program ini telah menerima Surat Teguran Tertulis Pertama
No.953/K/KPI/05/14 tertanggal 5 Mei 2014.
Status Teguran
Stasiun TV TV One
Deskripsi Pelanggaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat berdasarkan tugas dan
kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun
2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran), pengaduan
masyarakat, pemantauan dan hasil analisis telah menemukan
pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012
pada Program Iklan “Rokok Gudang Garam” yang ditayangkan
oleh stasiun TV One pada tanggal 7 April 2014 pada pukul 20.43
WIB.
Program tersebut menampilkan iklan rokok di bawah pukul
21.30. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran
terhadap perlindungan kepada anak-anak dan remaja serta
ketentuan tentang jam tayang rokok.
Gambar 3.1
Surat Teguran KPI
Sumber : www.kpi.go.id
Stasiun TV TV One
Gambar 3.2
Surat Teguran KPI
Sumber : www.kpi.go.id
3. Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) berdasarkan kewenangan menurut
Undang-Undang No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran), pengaduan
masyarakat, pemantauan, dan hasil analisis telah menemukan pelanggaran Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran
Indonesia Tahun 2012 pada Siaran Iklan “Gudang Garam Signature” yang ditayangkan
oleh stasiun Trans TV pada tanggal 30 Oktober 2015 pukul 21.11WIB. Iklan rokok
tersebut harus mematuhi ketentuan jam tayang yakni pada rentang waktu pukul 21.30 -
05.00 waktu setempat. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran atas
perlindungan terhadap remaja dan ketentuan siaran iklan rokok. KPI Pusat
memutuskan bahwa tindakan penayangan iklan tersebut telah melanggar Pedoman
Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 43 serta
Standar Program Siaran Pasal 15 ayat (1), Pasal 58 ayat (1), dan Pasal 59 ayat (1).
Berdasarkan pelanggaran tersebut, KPI Pusat memberikan sanksi administratif Teguran
Tertulis. Berdasarkan Pasal 43 Pedoman Perilaku Penyiaran dan Pasal 58 ayat (1)
Standar Program Siaran KPI Tahun 2012 maka ketentuan siaran iklan harus tunduk
pada Etika Pariwara Indonesia (EPI). Pada ketentuan EPI Tahun 2014 Bab III huruf A
poin 2.29.2 disebutkan bahwa iklan tersisip (build-in), terlebur (build-in content),
sesuai pesanan (tailor-made), dan sejenisnya berupa produk-produk tertentu seperti
obat-obatan, rokok, alat kesehatan, produk-produk khusus konsumen dewasa, dan
sejenisnya, harus memenuhi ketentuan hukum tentang periklanan atau promosi bagi
kategori produk terkait.
Tgl Surat 11 November 2015
Stasiun TV Trans TV
Deskripsi Pelanggaran
Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) berdasarkan
kewenangan menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2002
tentang Penyiaran (UU Penyiaran), pengaduan masyarakat,
pemantauan, dan hasil analisis telah menemukan
pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar
Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia
Tahun 2012 pada Siaran Iklan “Gudang Garam Signature”
yang ditayangkan oleh stasiun Trans TV pada tanggal 30
Oktober 2015 pukul 21.11WIB.
Iklan rokok tersebut harus mematuhi ketentuan jam tayang
yakni pada rentang waktu pukul 21.30 - 05.00 waktu
setempat. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai
pelanggaran atas perlindungan terhadap remaja dan
ketentuan siaran iklan rokok.
Gambar 3.3
Surat Teguran KPI
Sumber : www.kpi.go.id
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan inti uraian pembahasan, yaitu mengenai kasus pelanggaran etika dalam
bisnis khususnya dalam hal etika periklanan yang telah dilakukan oleh PT Gudang Garam (Tbk)
terkait tindakan penayangan tersebut yang telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi
Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 43 serta Standar Program Siaran Komisi
Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1), Pasal 58 ayat (1) dan Pasal 59 ayat (1).
Sehingga pihak KPI Pusat melayangkan Surat Teguran Tertulis Pertama No.953/K/KPI/05/14
tertanggal 5 Mei 2014, Teguran Tertulis Kedua1337/K/KPI/06/14 tertanggal 9 Juni 2014, dan
Teguran Tertulis Ketiga 1667/K/KPI/11/15tertanggal 11 November 2015. Yang mana apabila
pelaku iklan (PT Gudang Garam (Tbk) tidak mengindahkan atau mengabaikannya maka KPI
Pusat akan memutuskan menjatuhkan sanksi administratif Teguran Tertulis Kedua. Atas
pelanggaran ini KPI Pusat akan terus melakukan pemantauan dan meningkatkan sanksi yang
lebih berat jika tetap melanggar ketentuan jam tayang iklan rokok.
SARAN
Akan lebih baik jika PT GUDANG GARAM dapat mementingkan orang banyak dengan
cara tidak menayangkan iklan dibawah jam yang sudah ditentukan. Karena jam atau waktu untuk
orang dewasa adalah pukul 21.30 – 05.00. Peran Negara/Pemerintah juga sangat penting karena
dianggap penyeimbang antara pasar dan masyarakat. Di sisi lain negara mempunyai wewenang
untuk menjaga efektifnya sebuah regulasi. Secara ideal hubungan antara negara, pasar, dan
masyarakat seharusnya berjalan seimbang. Jangan sampai salah satu pihak mendominasi dan
masyarakat hanya bisa menerima informasi apa yang diberikan media.
http://ekojoniristanto1ea33.blogspot.com/2019/07/makalah-etika-bisnis.html